PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PASCA PENUTUPAN DOLLY SURABAYA

PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PASCA PENUTUPAN DOLLY SURABAYA

  Barrotut Taqiyah Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga

  ABSTRACT

  This study discusses the development of UKM in Dolly. The theory used in this research is a functional theory of Talcott Parsons describes the changes from about social changes that occurred in the community of Dolly. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Informants were selected using purposive methods, researchers deliberately made an election to informants who were able to provide answers in accordance with the questions. Data collection techniques were carried out in this study by observation, interview, literature study and documentation. The location of the study was conducted in Putat Jaya Village which was formerly known as the largest localization of prostitution in Southeast Asia. In the process of development that occurred in the community be active in designing and designing the form of the development itself. Development UKM based on the creative economy needs to get great attention from both the government or related agencies and the community in order to develop more competitively with other economic actors. It is expected that business development UKM from time to time experience a steady increase. Key words : Development, UKM, Dolly

  ABSTRAK

  Penelitian ini membahas mengenai pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Dolly. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsional tentang perubahan dari Talcott Parsons menjelaskan tentang perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Dolly. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan yang dipilih dengan menggunakan cara purposive yaitu peneliti dengan sengaja melakukan pemilihan pada informan yang mampu memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, studi pustaka serta dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Putat Jaya yang dahulu terkenal sebagai tempat lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Dalam proses pengembangan yang terjadi pada masyarakat berperan secara aktif didalam mendesain dan merancang bentuk pengembangan itu sendiri. Pengembangan UKM berbasis ekonomi kreatif perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah atau dinas terkait maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Diharapkan perkembangan bisnis UKM dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang stabil.

  Kata kunci : Pengembangan, Usaha Kecil dan Menengah, Dolly

  PENDAHULUAN

  Penutupan lokalisasi Dolly merupakan salah satu program pembangunan Kota Surabaya dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Surabaya. Serta untuk memajukan langkah serius Negara Indonesia yang diwakili oleh pemerintah Kota Surabaya untuk memperbaiki generasi muda menyongsong moralitas bagi Indonesia yang lebih bermartabat. Pada saat penutupan di kawasan lokalisasi Dolly tidak dilakukan secara langsung, namun ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya. Cara yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam merenovasi atau menjadikan kawasan lokalisasi tersebut jauh lebih baik dari sebelumnya.

  Penutupan lokalisasi Dolly masih meninggalkan banyak persoalan pada masyarakat sekitar. Selain itu ada juga dampak dari penutupan tersebut dalam persoalan ekonomi yang semakin melilit para warga sekitar. Persoalan ekonomi pada masyarakat yang tinggal di sekitar Dolly sangat terasa, mengingat banyak usaha warga yang sangat bergantung pada keberadaan prostitusi Dolly. Masyarakat yang tinggal disekitar tidak dapat terlepas dari keterlibatannya dengan adanya lokalisasi prostitusi Dolly. Hal tersebut mempengaruhi perkembangan, kehidupan sosial,dan perekonomian pada masyarakat sekitar.

  Dengan adanya lokalisasi di kawasan tersebut maka masyarakat sekitar mendapat pengaruh langsung dengan keberadaan lokalisasi tersebut. Maka masyarakat sekitar secara tidak langsung berhubungan dengan wisma-wisma yang ada disana untuk menggantungkan hidupnya. Semua itu dikarenakan pola kehidupan yang sudah mereka jalani sudah berjalan selama bertahun-tahun lamanya.

  Program pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya yaitu dengan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan di eks lokalisasi Dolly. Pembinaan tersebut dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya dangan bantuan pendamping yang berasal dari beberapa Organisasi Masyarakat (ORMAS) yang ditunjuk langsung oleh Dinas Sosial Surabaya. Selanjutnya pada proses pemberdayaan masyarakat yang terdampak pasca penutupan lokalisasi Dolly, pemerintah memberikan beragam pelatihan kepada masyarakat disana seperti pembuatan makanan dan minuman, kerajinan tangan (batik dan sepatu), jahit pakaian, dan kewirausahaan. (Website Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya)

  Peran pada sektor industri dalam pembangunana ekonomi di berbagai Negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan pada sektor industri tersebut diantaranya memberikan kerja sama bagi tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dari pada berbagai produk yang dihasilkan.

  Salah satu pemegang peran penting dalam perekonomian Indonesia adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dengan adanya UKM mampu untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Di Indonesia, tidak dapat diingkari betapa pentingnya peranan UKM terhadap penciptaan kesempatan kerja dan sumber pendapatan masyarakat. Data terakhir dari Kementerian Negara Koperasi dan UKM menujukkan bahwa sampai pada pertengahan tahun ini, banyaknya UKM di Indonesia mencapai 99,99 persen dari jumlah seluruh unit usaha. Peranan UKM dalam penyerapan tenaga kerja juga sangat besar, yaitu menampung 99,44 persen dari seluruh angkatan kerja yang ada. Selain itu dari sisi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), kontribusi UKM terhadap

  PDB mencapai 63,11 persen, sementara usaha besar yang merupakan 0,01 persen dari seluruh unit usaha memberikan andil sebesar 36,89 persen terhadap PDB. Pentingnya UKM dikaitkan dengan upaya pemerintah Kota Surabaya untuk mengatasi permasalahan ekonomi maupun sosial. Dengan cara menyediakan lapangan pekerjaan, pemberantasan kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. UKM di Indonesia digambarkan sebagai kegiatan usaha kecil di sektor tradisional sampai modern.

  Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UKM berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. UKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan sektor Usaha Kecil dan Menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas ekonomi. Hal ini dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM. Penelitian terdahulu yang membahas mengenai pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dilakukan oleh Sulistyo (2010) di Kabupaten Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara umum permasalahan UKM di Kabupaten Malang terkait dengan Permodalan, Pemasaran, Manajemen dan Sumber Daya Manusia Yang Lemah. Model pengembangan UKM yang bias ditempuh dengan Merubah Model Piramide Menjadi Model Belah Ketupat yang bercirikan ekonomi kerakyatan. Berbagai upaya yang efektif dalam pengemngan UKM antara lain : penciptaan iklim usaha yang kondusif, bantuan permodalan, perlindungan usaha, pengembangan kemitraan, adanya pelatihan, membentuk lembaga khusus, pemnatapan aosiasi, pengembangan promosi, pengembangan kerjasama setara

  Penelitian berikutnya masih terkait mengenai pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dilakukan oleh Eka Defri (2011) di Desa Segodorejo Kabupaten Jombang. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa peran pemerintah daerah yang dalam hal ini Disperindag dalam pengembangan UMKM untuk memperkuat tetahanan ekonomi masyarakat Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang adalah dengan mengidentifikasi kualitas SDM pada sektor

  UMKM dengan melakukan pemembinaan SDM masyarakat yaitu mengadakan pelatihanpelatihan bagi pengurus koperasi wanita dan UMKM Jombang yang jumlahnya sangat banyak dengan menyusun sistem pemasaran, salah satunya adalah menempati lokasi di areal wisata religi makam Gus Dur dan jalur transportasi di Bandarkedungmulyo. Walaupun pembinaan terhadap UMKM untuk saat ini belum terlalu spisifik memberikan pembinaan secara umum. Pemerintah daerah yang dalam hal ini Disperindag sebagai fasilitator, seperti menfasilitasi bantuan modal kerja atau mendekatkan pelaku usaha pada bank dengan bunga ringan.

  Menurut A. Supardi (1987 : 24-27) bahwa pengembangan masyarakat adalah suatu proses dimana anggota masyarakat pertama-tama mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka kemudian merencanakannya dan mengerjakan bersama-sama untuk memenuhi keinginan mereka tersebut. Pengembangan masyarakat juga merupakan suatu gerakan untuk menciptakan sesuatu kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan berpartisipasi aktif dan inisiatif masyarakat itu sendiri. Dari definisi tersebut bahwa pengembangan masyarakat itu adalah usaha pembangunan masyarakat yang dilakukan sendiri oleh masyarakat, masyarakat berkumpul memusyawarahkan tentang kebutuhan tersebut, menginvestasikan sesuai dengan tingkat atau derajat kebutuhan itu baik dari segi kepentingan umum maupun dari segi lainya. Setelah memusyawarahkan identifikasi kebutuhan serta menginventarisasikannya, maka dilanjutkan untuk membuat perencanaan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Setelah perencanaan dan program selesai disusun maka barulah kemudian sampai kepada pelaksanaan, mengerjakan bersama dengan menggunakan teknis gotong royong.

  Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsional tentang perubahan dari Talcott Parsons menjelaskan tentang perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Dari uraian diatas maka penulis berlandaskan Teori fungsional tentang perubahan dari Talcott Parsons, maka teori ini mengarah pada kesatuan yang harus dimiliki oleh kelompok (Dwi Susilo, 2008:107). Agar kelompok ini disebut berkarya maka harus memiliki sekumpulan masa atau orang. Apabila dalam kelompok tersebut memiliki masa yang banyak dan mampu untuk bertahan serta berkembang menjadi lebih besar lagi maka kelompok tersebut dapat dikatakan berdaya. Pemberdayaan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah maupun dibantu oleh lembaga swadaya masyarakat memberikan manfaat yang positif. Bisa dilihat dari kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang sebelum dan sesudah mangikuti pemberdayaan tersebut.

  METODE

  Sesuai dengan judul dari penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam melakukan penelitian kualitatif juga dapat mendeskripsikan dan menggambarkan pengembangan Usaha Kecil dan Menegah pasca penutupan lokalisasi prostitusi di Dolly. Metodologi penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Alamiah yang dimaksudkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan dalam lingkungan yang alami tanpa adanya intervensi atau perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Sangat tidak dibenarkan untuk memanipulasi atau mengubah latar penelitian (Moleong, 2000). Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini berada di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Lokasi ini dipilih lantaran pada lokasi tersebut terdapat beberapa ukm yang berdiri disana. Tidak hanya ukm batik saja yang terkenal ada pula ukm minuman dan makanan, alas kaki (sepatu dan sandal), minyak rambut (pomade), dan masih banyak lagi. Wilayah Putat Jaya sekarang ini menjadi daya tarik seperti kampung mural tiga dimensi, kampung batik, kampung Orumi, dan kampung Samijali. Pada kampung tersebut dulunya banyak digunakan sebagai wisma- wisma tempat prostitusi. Hal tersebut menyebabkan peneliti tergugah untuk melihat bagaimana kehidupan masyarakat pasca ditutupnya lokalisasi Dolly.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik pemilihan informan menurut Spradley. Terdapat beberapa persyaratan untuk menentukan informan yang baik (a) enkulturasi penuh, (b) keterlibatan langsung, (c) suasana budaya yang tidak dikenal, (d) cukup waktu, dan non analitik (Spradley, 2007: 35). Cara yang dilakukan dengan mendata secara umum informasi pada seluruh anggota kelompok ukm dengan tujuan untuk mempermudah memilih dan berhubungan secara langsung dengan informan yang terkait. Pada penelitian ini juga memiliki persyaratan penting dalam menentukan informan yang sesuai dengan penelitihan ini yaitu informan yang aktif dan memiliki keterkaitan langsung dalam sebuah proses pemberdayaan tersebut. Penelitian ini juga menggunakan pedoman wawancara yang sudah dirancang oleh peneliti yang kemudian akan ditanyakan langsung kepada beberapa informan yang terkait. Informan yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang yaitu pembina ukm dan anggota ukm.

  Pengembangan dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dinilai pemerintah telah mampu mengubah wajah Kelurahan Putat Jaya yang dulu lebih dikenal sebagai lokalisasi prostitusi Dolly dan Jarak. Tugas bagi pemerintah Kota surabaya yang harus segera dilaksanakan yaitu dengan merubah stigma masyarakat tentang Dolly. Bahwa Dolly sekarang lebih berwarna dan berbeda dengan Dolly yang dulu. Sehingga masyarakat umum yang ingin jalan-jalan ke kawasan Dolly tidak dipersepsikan secara negatif lagi. Kini pelaku UKM telah terbentuk di Kelurahan Putat Jaya secara kualitas dan kuantitas sudah mengalami peningkatan dalam dua tahun ini. Beberapa UKM yang telah berdiri di kawasan tersebut antara lain: keripik tempe, samiler, telur asin, orumy (minuman dari rumput laut), sepatu dan sendal, kerajinan, batik jumput, batik tulis, dan aneka makanan dan minuman.

  Dengan cukup banyak warga yang memiliki UKM maka, pemerintah telah membeli satu rumah yang dulunya dipakai wisma tempat para pelacur bekerja, dialihfungsikan sebagai ruang pamer yang disebut dengan “Dolly Saiki Point”. Tempat tersebut digunakan sebagai tempat memamerkan hasil karya dari beberapa UKM yang berdiri disana. Walikota Surabaya Ibu Tri Rhismaharini tepat pada hari Sabtu 13 mei 2017 telah meresmikan Dolly Saiki Point. UKM yang ingin memamerkan produk-produk mereka di Dolly Saiki Point tidak dipungut biaya. Semua itu bertujuan agar para masyarakat yang terkena dampak penutupan agar terus berinovasi dan membuat usaha (TRIBUNnews.com).

  Pengembangan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu penggerak yang krusial bagi pembangunan ekonomi di banyak negara. Berdasarkan pengalaman di negara-negara maju menunjukkan bahwa UKM adalah sumber dari inovasi produksi dan teknologi, pertumbuhan jumlah wirausahawan yang kreatif dan inovatif dan penciptaan tenaga kerja terampil dan fleksibel dalam proses produksi untuk menghadapi perubahan permintaan pasar yang cepat (Tambunan, 2002). Berdasarkan pasal

  14 UU No. 9/1995 upaya pengembangan usaha kecil tentang usaha kecil menyebutan bahwa pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, dan teknologi.

  Pengembangan UKM berbasis ekonomi kreatif perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah atau dinas terkait maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM berbasis ekonomi kreatif karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, UKM kreatif memiliki peranan yang penting dalam pengembangan ekonomi negara dan daerah. Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan. Perkembangan usaha di lakukan oleh usaha yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi. Menurut Purdi Chandra (2000: 121) Perkembangan usaha merupakan suatu keadaan tejadinya peningkatan omset penjualan.

  Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti keterbatasan modal kerja dan / atau modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau, keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik (manajemen dan teknik produksi), informasi pasar, dan kesulitan dalam pemasaran. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah- masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antarlokasi/antarwilayah, antarsentra, antarsektor/antarsubsektor atau jenis kegiatan, dan antarunit usaha dalam kegiatan/sektor yang sama (Tambunan, 2002).

  Keberadaan para pelaku bisnis UKM memberikan andil yang cukup signifikan bagi pembangunan perekonomian. Dalam hal ini usaha yang mereka bangun menyerap tenaga kerja di derahnya masing-masing. Hal tersebut sangat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Namun, di dalam perjalananya untuk berkembang lebih maju, para pelaku bisnis UKM tidak lepas dari kendala-kendala. Sehingga diperlukan campur tangan dari pemerintah maupun swasta untuk mendorong perkembangan yang diharapakan bersama.

  Pengembangan keterampilan kepada para pelaku UKM Putat Jaya dalam berwirausaha didampingi langsung oleh GMH dengan cara mengadakan sosialisasi. Seperti halnya keterampilan berbicara yang dimiliki oleh para pelaku UKM yang didapat dengan cara by accident saat pemberian sambutan dalam acara sosialisasi maupun workshop kemudian dilanjutkan dengan menemani pengunjung yang datang dan akhirnya sebagian ibu-ibu menjadi terbiasa menjelaskan bagaimana sejarah terbentuknya UKM Putat Jaya.

  Selain itu UKM Putat Jaya mengikuti pameran seperti di Balai Kota, Pahlawan Ekonomi, Pelindo yang mana dalam pameran tersebut tidak jarang stan UKM Putat Jaya disandingkan dengan UKM yang sudah senior sehingga banyak menjadi aspek yang sangat penting bagi pelajaran yang didapat secara tidak sengaja suatu usaha, sebab dengan adanya suatu yaitu bahwa penjaga stan bazar harus modal usaha dapat melakukan mampu menjemput bola (pelanggan) bukan pengembangan usaha dan memperbaiki hanya menunggunya. Serta diikutkan juga kinerja pada produksi mereka. Menurut ke pelatihan kewirausahaan baik oleh GMH Lestari (2009: 118) untuk memenuhi maupun pemerintah setempat, misalnya kebutuhan permodalan tersebut, UMK pelatihan di Pahlawan Ekonomi dan paling tidak menghadapi empat masalah, Lembaga Manajemen Infaq (LMI). Bu yaitu: Yayuk juga menjelasakan hal yang sama

  a) Masih rendahnya atau terbatasnya yakni pernah mengikuti pameran-pameran akses UMK terhadap berbagai dan juga pelatihan kewirausahaan dari informasi, layanan, fasilitas Pahlawan Ekonomi dan LMI. keuangan yang disediakan oleh keuangan formal, baik bank, maupun

  Selain mendapatkan pengalaman dan non bank misalnya dana BUMN, ilmu pengetahuan baru, dengan mengikuti ventura. pameran-pameran juga merupakan salah

  b) Prosedur dan persyaratan perbankan satu cara mempromosikan produk UKM yang terlalu rumit sehingga pinjaman

  Putat Jaya ke khalayak umum. Dengan cara yang diperoleh tidak sesuai ini cukup banyak pihak yang awalnya tidak kebutuhan baik dalam hal jumlah tahu menjadi tahu dengan adanya berbagai maupun waktu, kebanyakan UKM bermunculan di Putat Jaya. Begitupun perbankan masih menempatkan dengan Pemerintah Kota Surabaya yang agunan material sebagai salah satu mengenalkan UKM yang ada di Putat Jaya persyaratan dan cenderung saat pengikuti pameran. mengesampingkan kelayakan usaha.

  Hambatan yang Dihadapi UKM Putat

  c) Tingkat bunga yang dibebankan

  Jaya

  dirasakan masih tinggi. Kurangnya a.

   Hambatan Modal

  pembinaan, khususnya dalam Berdasarkan dari hasil penelitian manajemen keuangan, seperti diperoleh bahwa hambatan yang dirasakan perencanaan keuangan, penyusunan yaitu dari aspek permodalan. Permodalan proposal dan lain sebagainya. Para pelaku usaha keripik Samijali dan minuman Orumy mengaku bahwa hanya mendapakan modal awal yang diberikan oleh Gerakan Melukis Harapan sangat minim. Hasil dari penjualan tersebut kemudian digunakan sebagai modal untuk membeli bahan dasar dan sisanya baru di bagi untuk upah. Para pelaku usaha tidak mau untuk mengajukan permintaan bantuan modal disebabkan oleh tidak adanya keinginan mereka untuk mengembangkan usaha. Mereka cenderung mengikuti alur dan menghindari resiko.

  Hambatan dalam pemasaran ini berkaitan dengan permodalan, karena jika pelaku hendak meningkatkan pemasaran produk maka mereka akan membutuhkan tambahan modal untuk merealisasikan hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pelaku usaha mengalami kesulitan dalam pemasaran. Hal tersebut dikarenakan adanya persaingan, tempat usaha yang kurang strategis dan kurangnya promosi yang bisa dilakukan karena terbatasnya modal yang dimiliki serta keterbatas menggunakan media pemasaran lain yang efektif seperti media internet. Kurangnya pengetahuan pemasaran, yang disebabkan oleb terbatasnya informasi yang dapat dijangkau oleh UKM mengenai pasar, selain karena keterbatasan kemampuan

  UKM untuk menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan pasar.

  Hal tersebut menjadikan hambatan dalam hal pemasaran, sebab dengan terbatasnya akses informasi mengakibatkan lemahnya daya saing di tingkat global. Minimnya informasi mengenai promosi, menjadikan KUB Alas Kaki yang khususnya di sepatu kulit pengembangannya bisa dikatakan stagnan. Hal ini dikarena mereka cenderung stagnan terhadap kondisi usaha mereka yang dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga mengakibatkan kurangnya keinginan untuk memperoleh tambahan modal untuk usaha mereka yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk memperluas jaringan usaha mereka.

b. Hambatan Pemasaran

  Sesuai dengan hasil penelitian pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam mengembangkan UKM. Pelatihan pemasaran yang berorientasi kepada masyarakat untuk memasarkan produknya dengan baik melalui inovasi kemasan produk, pameran produk, dan pelatihan kewirausahaan. Dalam rangka pengembangan kapasitas dan kualitas produk UKM maka dilakukan studi banding ke daerah-daerah dalam rangka memberikan pelatihan kepada masyarakat terhadap produk yang dihasilkan. Namun demikian jenis pelatihan yang secara umum dilakukan oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya adalah meliputi pendidikan dan pelatihan, workshop, dan sosialisasi. Workshop merupakan forum diskusi yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku UKM dalam mengembangkan produk-produk. Sedangkan sosialisasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyampaikan program-program dan kebijakan terkait pengembangan UKM oleh Dinas-Dinas terkait. Pada dasarnya dengan adanya pelatihan UKM di Putat jaya memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat yang dulunya menggantungkan hidupnya kepada bisnis prostitusi. Mengingat peran yang sangat besar bagi penyerapan tenaga kerja dengan sasaran untuk meningkatkan sumber daya manusia pada pelaku Usaha Kecil dan Menengah.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mendapatkan hasil bahwa ada beberapa kelompok UKM Putat Jaya memiliki hambatan dengan kondisi sumber daya manusia yang berpengalaman. Sumber daya manusia memegang peran penting dalam keberlangsungan pada UKM.

  Hal ini berarti bahwa di dalam proses pengembangan yang terjadi, masyarakat berperan secara aktif didalam mendesain dan merancang bentuk pengembangan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal dan nonformal perlu mendapat prioritas. Keduanya sangat berpengaruh terhadap management pengelolaan usaha sehingga dalam produksi tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Dengan keterbatasan sumber daya manusia usaha tersebut relatif sulit untuk menerima perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing bagi produk yang dihasilkan.

  Seperti ada beberapa UKM di Putat Jaya ditemukan tidak berproduksi lagi dengan kendala sedikitnya sumber daya manusia. Pemanfaatan sumber daya manusia mampu menjadikan manusia yang berkualitas sehingga dapat memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Maksud dari sumber daya manusia berupa tenaga kerja yaitu masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan produksi. Seperti UKM Batik di Putat Jaya yang kesulitan dalam mencari pengrajin batik. Dikarenakan pengrajin batik itu membutuhkan ketelatenan dalam mengerjakan. Dengan adanya hambatan yang dihadapi oleh beberapa ukm yang ada

c. Hambatan Produksi

  di Putat Jaya, seharusnya pemerintah Kota Surabaya lebih peduli terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Sebab jika hambatan terus berada di sumber daya manusia maka ukm di Putat jaya tidak bisa berkembang. Disamping itu dengan keterbatasan sumber daya manusia, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.

  Hambatannya antara lain sikap kurang disiplin yang dimiliki oleh tenaga kerja, kurang pendidikan dan keahlian serta lamanya pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga kerja. Keterbatasan sumber daya manusia dalam Usaha Kecil dan Menengah dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Kurangnya pengetahuan teknologi produksi dan quality control yang disebabkan oleh minimnya kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi serta kurangnya pendidikan dan pelatihan. Produk yang mereka hasilkan cenderung mengikuti pasaran sehingga perubahan- perubahan dalam produk mereka dirasa sangat minim. Berdasarkan penelitian para pelaku UKM mengalami kesulitan dalam menemukan inovasi baru dalam usaha mereka.

  SIMPULAN

  Di Dolly terdapat beberapa Usaha Kecil dan Menengah yang berdiri setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pengembangan usaha di Dolly memiliki tujuan untuk memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung. Pengembangan keterampilan kepada para pelaku UKM Putat Jaya dalam berwirausaha didampingi langsung oleh dinas-dinas terkait dan GMH dengan cara mengadakan sosialisasi. Diharapkan perkembangan bisnis UKM dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang stabil.

  Hambatan yang dihadapi UKM untuk berkembang adalah berasal dari aspek permodalan. Karena semua aspek usaha akan berkaitan dengan modal. Berdasarkan hasil penelitian hambatan yang membuat UKM sulit untuk berkembang adalah pola pikir dari pemilik yang cenderung mengikuti alur dan menghindari resiko. Pemilik usaha cenderung tidak mau untuk menambah modal karena mereka sudah merasa puas, dan hal ini yang membuat kondisi usaha Susilo, Dwi. 2008. 20 Tokoh

  Sosiologi Modern . Yogyakarta : Ar

  mereka menjadi stagnan. Dengan demikian Ruzz Media. akan dicapai satu hasil pengembangan usaha

  Tulus, Tambunan. 2002. Usaha Kecil dalam bentuk masyarakat yang mandiri,

  dan Menengah di Indonesia:

  berswadaya, mampu mengadopsi inovasi, Beberapa Isu Penting. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan.

  Website Resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

  2015. Pasca Penutupan Dolly, Tak A Supardi. Dakwah Islam Dengan semanis janji pemkot. Diakses pada

  Pengembangan Masyarakat Desa,

  tanggal 29 November 2017. Pukul (Bandung: Madar Maju, 1987). 19.23 dari https://dprd.surabaya

  .go.id/?pages=beritadetail&id=45

  Chandra, Purdi. 2000. Trik Sukses Menuju Sukses. Yogyakarta: Grafika Indah. Defri, Eka. 2011. Pengembangan UMKM

  untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat desa. Skripsi

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. Lestari, Sri. 2009. Perkembangan dan

  Strategi Pengembangan Pembiayaan Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jurnal Pengkajian

  Koperasi dan UKM. Volume 4 Agustus. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi

  Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

  Spradley, J.P. 2007. Metode Etnografi.

  Yogyakarta: Tiara Wacana. Sulistyo. 2010. Pengembangan Usaha Kecil

  dan Menengah dengan Basis Ekonomi Kerakyatan di Kabupaten

  Jurnal Ekonomi Malang. MODERNISASI Fakultas Ekonomi. http://ejournal.ukanjuruhan.ac.id