PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository
PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ners
Disusun Oleh:
SURIPAH, S.Kep
NIM. A31600972
KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu´alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobil´alamin. Ungkapan rasa syukur yang tiada terkira penulis
persembahkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan kehendakNya
setelah melalui perjalanan yang panjang penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
AKhir ini. Lantunan shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan teruntuk
Rasul Mulia Suri tauladan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabat-sahabatNya serta para pengikut yang selalu Istiqomah di jalanNya.
Tugas Akhir yang berjudul ” PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI
NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE
OPERASI BPH DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
”ini diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program
Profesi Ners Reguler B di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Muhammadiyah Gombong Angkatan ke XI Tahun 2016/2017.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang tak terhingga
yang telah diberikan kepada penulis.
2. Ibu. Hj. Herniyatun, M. Kep, Sp Mat, Selaku Ketua Stikes Muhammadiyah
Gombong
3. Ibu. Isma Yuniar, M. Kep, Selaku Ketu Prodi S1 Keperawatan. Yang telah
memberikan kesempatan kepada kami mahasiswa B11 untuk belajar.
4. Bapak Dadi Santoso,S.Kep.Ns, Selaku penanggung jawab Program Ners.
Yang telah memberikan kesempatan kepada kami mahasiswa B11 untuk
belajar.
5. Ibu Ike Mardiati.A, M.Kep, Sp.Kep.J, Selaku pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan pelajaran berharga untuk kemajuan penulis.
v
6. Rekan-rekan Mahasiswa STIKES Program Studi Profesi Ners Reguler B
Angkatan XI. Terimakasih atas persaudaraan, persahabatan, canda dan tawa.
Subhanallah, kalian adalah sahabat terbaik.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Karya Tulis
Akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Akhir ini masih banyak
kekurangan, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kritik, saran dan masukan sangat
penulis harapka nuntuk lebih menyempurnakan penelitian ini. Semoga Karya
Tulis Akhir ini dapat bermanfaat bagi bidang keperawatan khususnya dan kita
semua pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu´alaikum.Wr. Wb.
Gombong, Agustus 2017
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama
: Suripah, S.Kep
NIM
: A31600972
Program studi
: Ners Reguler B
Jenis karya
: Karya Ilmiah Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonekseklusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMANKEBUMEN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gombong, Kebumen
Pada Tanggal : 16 Agustus 2017
Yang menyatakan
(Suripah)
vii
PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
Suripah1), Ike Mardiati2)
Program Studi SI Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
ABSTRAK
Latar belakang : Pasien dengan BPH Dalam penanganannya membutuhkan
operasi, operasi atau pembedahan merupakan tindakan yang penting dalam
pelayanan kesehatan, yang bertujuan menyelamatkan nyawa, mencegah
kecacatan, dan komplikasi. Beberapa respon dari tindakan operasi pembedahan,
pasien bisa mengalami rasa panik, takut dan gelisah, takut sendirian/keramaian,
gangguan tidur/insomnia, keluarnya keringat dingin pada tangan dan kaki, pasien
tidak bisa tenang, gangguan konsentrasi dan daya ingat, mati rasa atau kesemutan
pada tangan dan kaki, tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih kencang,
pernafasan meningkat, kepala pusing, mual dan muntah atau bahkan mengalami
gangguan pencernaan. Tanda dan gejala yang muncul di atas adalah bentuk respon
psikologi dari kecemasan.
Tujuan umum : Menguraikan hasil penerapkan kombinasi terapi relaksasi nafas
dalam dan terapi musik pada kecemasan pasien pre operasi BPH di Ruang Teratai
RSUD DR.Soedirman Kebumen.
Metodelogi : Dalam karya iliah ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan
studi kasus pada 5 orang pasien pre operasi BPH di Ruang Teratai RSUD
DR.Soedirman Kebumen.
Hasil asuhan keperawatan : Peningkatan kemampuan relaksasi nafas dalam dan
terapi musik pada semua pasien sebanyak 50%. Terjadi penurunan tanda dan
gejala kecemasan pada kelima pasien, dari kecemasan sedang menjadi ringan,
penurunan kecemasan tertinggi dialami oleh pasien P1 dari skor 26 menjadi 8.
Rekomendasi : Terapi musik bisa diterapkan di Ruang Teratai RSUD
Dr.Soedirman Kebumen pada kecemasan pasien pre operasi.
Kata Kunci:Kecemasan, Terapi Musik, Terapi relaksasi nafas dalam, Pre operasi
viii
Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Nurse Final Scientific Paper, August 2017
Suripah1), Ike Mardiati2)
ABSTRACT
APPLICATION OF THERAPY COMBINATION RELAXATION OF
DEEP BREATH AND MUSIC THERAPY ON PATIENTS
PREOPERATION PATIENTS BPH IN THE TERATAI
WARD ROOM RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
xiii + 47 pages + 2 figures + 4 tables + 7 appendices
Background: Patients with BPH In their treatment requires surgery, surgery or
surgery is an important step in health care, which aims to save lives, prevent
disabilities, and complications. Several responses from surgery, the patient may
experience panic, fear and anxiety, fear alone / crowd, sleep disturbance /
insomnia, cold sweat release on hands and feet, patient can not calm,
concentration and memory disorders, numbness or tingling On the hands and feet,
blood pressure increases, the heart beats faster, increased breathing, headache,
nausea and vomiting or even indigestion. The signs and symptoms that appear
above are the psychological response of anxiety.
Objectives: Describe the results of a combination of deep breath relaxation
therapy and music therapy in preoperative anesthesia of BPH in Teratai Room
RSUD DR.SoedirmanKebumen.
Method: Case study of five cases using descriptive method.
Results of nursing care: Increased ability of deep breathing relaxation and music
therapy in all patients as much as 50%. There was a decrease in signs and
symptoms of anxiety in the five patients, from mild anxiety, the highest decrease
in anxiety experienced by patients P1 from score 26 to 8.
Recommendation: Music therapy can be applied in Teratai room RSUD
Dr.SoedirmanKebumen on preoperative patient anxiety.
Keywords: Anxiety, Music Therapy, deep breathing relaxation therapy, BPH
preoperative
References: 40 (2008-2016)
---------------------------------------------------------------------Bachelor nursing profession student
1
2
The research consultant
ix
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………....... ..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………….................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... .. ..
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR...
v
ABSTRAK ………………………………………………………………………..
vi
ABSTRACT ………………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...
x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG .........................................................................
1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................
4
C. TUJUAN PENELITIAN .....................................................................
4
D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
6
A. KONSEP DASAR KECEMASAN …………………………………...
6
B. ASUHAN KEPERAWATAN ………………………….....................
10
C. TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM ……………………………
13
D. TERAPI MUSIK ……………………………………………………...
15
BAB III LAPORAN MENEJEMEN KASUS KELOLAAN …………………….
17
A. PROFIL LAHAN PRAKTEK ……………………………………….
17
B. RINGKASAN PROSES ASUHAN KEPERAWATAN …………….
20
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………….
36
A. ANALISIS ……………………………………………………………
36
B. PEMBAHASAN ……………………………………………………..
43
C. INOVASI TINDAKAN KEPERAWATAN …………………………
46
x
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………......
48
A. SIMPULAN ……………………………………………………………
48
B. SARAN ………………………………………………………………..
48
C. KETERBATASAN PENELITIAN ……………………………………
49
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ……………………………………………………………………
36
Tabel 4.2 ……………………………………………………………………
37
Tabel 4.3 ……………………………………………………………………
41
Tabel 4.4 ………………………………………………………………........
42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Asuhan Keperawatan
Resume I
Resume II
Resume III
Resume IV
Quisoner
Lembar Konsul
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benigna Prostat Hipertropi adalah pertumbuhan yang progresif dari
kelenjar prostat sebagai akibat dari proses penuaan kelenjar prostat,
pembesaran prostat ini dapat
mengakibatkan obstruksi saluran kemih
(Thomson, 1997). BPH adalah pembesaran prostat yang mengenai uretra dan
menyebabkan gejala urtikaria (Nursalam & Fransisca, 2008).
Menurut WHO (2013) memperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degenerative salah satunya adalah BPH, dengan insiden di negara maju
sebanyak 19 %, di Negara berkembang 5,35 %, yang ditemukan pada pria
berusia lebih dari 65 tahun dan dilakukan pembedahan setiap tahunnya.
Tingginya kejadian BPH di Indonesia telah menempatkan BPH sebagai
penyebab angak kesakitan nomer 2 setelah penyakit batu saluran kemih. Pada
tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH. Di Ngawi jumlah klien
yang ada di ruang bedah pada tahun 2014 BPH sebanyak 70 kasus, pada
tahun 2014 sebanyak 45 kasus BPH. Di RSUD DR.Soedirman jumlah pasien
BPH tahun 2016 ada 81 kasus dengan operasi pembedahan yaitu
Prostatektomy, dan di Ruang Teratai RSUD DR.Soedirman kasus BPH
menempati urutan ke-8 dalam 10 besar penyakit di ruangan tersebut.
Pasien dengan BPH Dalam penanganannya membutuhkan operasi,
operasi atau pembedahan merupakan tindakan yang penting dalam pelayanan
kesehatan, yang bertujuan menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan, dan
komplikasi (Hasri, 2012).
Beberapa respon dari tindakan operasi pembedahan, pasien bisa
mengalami rasa panic, takut dan gelisah, takut sendirian/keramaian, gangguan
tidur/insomnia, keluarnya keringat dingin pada tangan dan kaki, pasien tidak
bisa tenang, gangguan konsentrasi dan daya ingat, mati rasa atau kesemutan
pada tangan dan kaki, tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih
2
kencang, pernafasan meningkat, kepala pusing, mual dan muntah atau bahkan
mengalami gangguan pencernaan (Hawari, 2008).
Tanda dan gejala di atas timbul sebagai respon dari masa pre operasi
karena tidak adanya kesiapan terhadap proses pembedahan, khawatir terhadap
nyeri setelah pembedahan, perubahan fisik (menjadi buruk rupa atau tidak
normal), keganasan (bila diagnose yang ditegakan belum pasti), operasi akan
gagal, mati saat dilakukan anastesi, mengalami kondisi seperti orang lain
yang mempunyai penyakit sama, menghadapi ruang operasi, peralatan bedah
dan petugas (Perry & Potter, 2010).
Tanda dan gejala yang muncul di atas adalah bentuk respon psikologi
yaitu
kecemasan.
Kecemasan
adalah
perasaan
tidak
nyaman
atau
kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak dikeyahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Beberapa orang terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku psikologis.
Kecemasan yang berlebihan serta syok dapat mengakibatakan system
kardiovaskuler tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan
jumlah yang memadai, hal ini dapat mengakibatkan hal buruk karena apabila
tidak segera ditangani akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan,
sehingga intervensi keperawatan yang tepat sangat dianjurkan untuk
mempersiapkan pasien baik secara fisik maupun psikologis sebelum tindakan
operatif (Efendy, 2008).
Tindakan pre operasi menjadi penyebab pasien menghadapi berbagai
stressor
yang
menyebabkan
kecemasan,
menurut
Capernito
(2002)
menyatakan bahwa 90 % pasien pre operasi berpotensi mengalami
kecemasan. Menurut Yulanda dan Efendi (2008) menyebutkan bahwa 91,43
% pasien mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan Aprianto (2013)
menunjukan semua pasien pre operasi mengalami kecemasan, penelitian pada
3
60 responden menunjukan 3 orang (5,0%) cemas ringan, cemas sedang 28
orang (46,7%), dan cemas berat 29 orang (48,3%). Oleh karena itu diperlukan
interfensi keperawatan mandiri guna menurunkan kecemasan.
Berbagai macam terapi keperawatan untuk mengatasi kecemasan,
seperti relaksasi nafas dalam terpimpin, imajinasi terbimbing, pernafasan
diafragma, terapi musik, terapi lima jari, terapi benzon, relaksasi otot
pogresif, masase, yoga dan lainnya. Salah satu cara penatalaksanaan
keperawatan mandiri dalam menangani kecemasan berdasarkan Nursing
Intervention Clasification (NIC) adalah dengan relaksasi nafas dalam, yaitu
suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas dalam secara
perlahan, tehnik ini dapat menurunkan intensitas nyeri, menurunkan
kecemasan dan meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare, 2002), Sedangkan menurut Aizid (2011) tentang
terapi musik, yaitu musik yang diterapkan menjadi sebuah terapi maka ia
dapat meningkatkan, memulihkan, serta memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual setiap individu.
Penelitian yang dilakukan oleh Niken Adi Puspita, Yunie Armiyati,
Syamsul Arif (2014) tentang Efektifitas waktu penerapan teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi bedah
mayor abdomen di RSUD Tugurejo memperoleh hasil bahwa penerapan
waktu pemberian tehnik nafas dalam 1 jam sebelum masuk ruang operasi
lebih efektif menurunkan kecemasan dibanding 4 jam sebelum masuk ruang
operasi. Penelitian yang dilakukan oleh P omarida Simbolon (2015) tentang
pengaruh terapi musik terhadap tingakat kecemasan pada pasien pre operasi
di ruang rawat bedah RS Santa Elisabet Medan tahun 2015 diperoleh hasil
terjadi penurunan setelah dilakukan terapi musik, dari 20 responden sebelum
diterapi 13 orang mengalami kecemasan berat, 7 orang mengalami kecemasan
sedang, setelah diterapi Musik dari 20 responden 18 orang mengalami
kecemasan sedang dan 2 orang mengalami kecemasan ringan. Penelitian yang
4
dilakukan oleh Savitri W, Fidayanti N, Subiyanto P (2016) tentang pengaruh
pemberian terapi musik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di
Bangsal Bedah Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul,
didapatkan hasil adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingak
kecemasan pasien pre operasi (t=3,373, df=48, p
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ners
Disusun Oleh:
SURIPAH, S.Kep
NIM. A31600972
KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu´alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobil´alamin. Ungkapan rasa syukur yang tiada terkira penulis
persembahkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan kehendakNya
setelah melalui perjalanan yang panjang penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
AKhir ini. Lantunan shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan teruntuk
Rasul Mulia Suri tauladan kita, Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabat-sahabatNya serta para pengikut yang selalu Istiqomah di jalanNya.
Tugas Akhir yang berjudul ” PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI
NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE
OPERASI BPH DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
”ini diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program
Profesi Ners Reguler B di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Muhammadiyah Gombong Angkatan ke XI Tahun 2016/2017.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang
setulusnya kepada:
1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang tak terhingga
yang telah diberikan kepada penulis.
2. Ibu. Hj. Herniyatun, M. Kep, Sp Mat, Selaku Ketua Stikes Muhammadiyah
Gombong
3. Ibu. Isma Yuniar, M. Kep, Selaku Ketu Prodi S1 Keperawatan. Yang telah
memberikan kesempatan kepada kami mahasiswa B11 untuk belajar.
4. Bapak Dadi Santoso,S.Kep.Ns, Selaku penanggung jawab Program Ners.
Yang telah memberikan kesempatan kepada kami mahasiswa B11 untuk
belajar.
5. Ibu Ike Mardiati.A, M.Kep, Sp.Kep.J, Selaku pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan pelajaran berharga untuk kemajuan penulis.
v
6. Rekan-rekan Mahasiswa STIKES Program Studi Profesi Ners Reguler B
Angkatan XI. Terimakasih atas persaudaraan, persahabatan, canda dan tawa.
Subhanallah, kalian adalah sahabat terbaik.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Karya Tulis
Akhir ini, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Akhir ini masih banyak
kekurangan, “Tiada Gading Yang Tak Retak”, kritik, saran dan masukan sangat
penulis harapka nuntuk lebih menyempurnakan penelitian ini. Semoga Karya
Tulis Akhir ini dapat bermanfaat bagi bidang keperawatan khususnya dan kita
semua pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu´alaikum.Wr. Wb.
Gombong, Agustus 2017
Penulis
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama
: Suripah, S.Kep
NIM
: A31600972
Program studi
: Ners Reguler B
Jenis karya
: Karya Ilmiah Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonekseklusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMANKEBUMEN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gombong, Kebumen
Pada Tanggal : 16 Agustus 2017
Yang menyatakan
(Suripah)
vii
PENERAPAN KOMBINASI TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM DAN
TERAPI MUSIK PADA KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BPH
DI RUANG TERATAI RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
Suripah1), Ike Mardiati2)
Program Studi SI Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
ABSTRAK
Latar belakang : Pasien dengan BPH Dalam penanganannya membutuhkan
operasi, operasi atau pembedahan merupakan tindakan yang penting dalam
pelayanan kesehatan, yang bertujuan menyelamatkan nyawa, mencegah
kecacatan, dan komplikasi. Beberapa respon dari tindakan operasi pembedahan,
pasien bisa mengalami rasa panik, takut dan gelisah, takut sendirian/keramaian,
gangguan tidur/insomnia, keluarnya keringat dingin pada tangan dan kaki, pasien
tidak bisa tenang, gangguan konsentrasi dan daya ingat, mati rasa atau kesemutan
pada tangan dan kaki, tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih kencang,
pernafasan meningkat, kepala pusing, mual dan muntah atau bahkan mengalami
gangguan pencernaan. Tanda dan gejala yang muncul di atas adalah bentuk respon
psikologi dari kecemasan.
Tujuan umum : Menguraikan hasil penerapkan kombinasi terapi relaksasi nafas
dalam dan terapi musik pada kecemasan pasien pre operasi BPH di Ruang Teratai
RSUD DR.Soedirman Kebumen.
Metodelogi : Dalam karya iliah ini adalah Deskriptif Analitik dengan pendekatan
studi kasus pada 5 orang pasien pre operasi BPH di Ruang Teratai RSUD
DR.Soedirman Kebumen.
Hasil asuhan keperawatan : Peningkatan kemampuan relaksasi nafas dalam dan
terapi musik pada semua pasien sebanyak 50%. Terjadi penurunan tanda dan
gejala kecemasan pada kelima pasien, dari kecemasan sedang menjadi ringan,
penurunan kecemasan tertinggi dialami oleh pasien P1 dari skor 26 menjadi 8.
Rekomendasi : Terapi musik bisa diterapkan di Ruang Teratai RSUD
Dr.Soedirman Kebumen pada kecemasan pasien pre operasi.
Kata Kunci:Kecemasan, Terapi Musik, Terapi relaksasi nafas dalam, Pre operasi
viii
Bachelor of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Nurse Final Scientific Paper, August 2017
Suripah1), Ike Mardiati2)
ABSTRACT
APPLICATION OF THERAPY COMBINATION RELAXATION OF
DEEP BREATH AND MUSIC THERAPY ON PATIENTS
PREOPERATION PATIENTS BPH IN THE TERATAI
WARD ROOM RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN
xiii + 47 pages + 2 figures + 4 tables + 7 appendices
Background: Patients with BPH In their treatment requires surgery, surgery or
surgery is an important step in health care, which aims to save lives, prevent
disabilities, and complications. Several responses from surgery, the patient may
experience panic, fear and anxiety, fear alone / crowd, sleep disturbance /
insomnia, cold sweat release on hands and feet, patient can not calm,
concentration and memory disorders, numbness or tingling On the hands and feet,
blood pressure increases, the heart beats faster, increased breathing, headache,
nausea and vomiting or even indigestion. The signs and symptoms that appear
above are the psychological response of anxiety.
Objectives: Describe the results of a combination of deep breath relaxation
therapy and music therapy in preoperative anesthesia of BPH in Teratai Room
RSUD DR.SoedirmanKebumen.
Method: Case study of five cases using descriptive method.
Results of nursing care: Increased ability of deep breathing relaxation and music
therapy in all patients as much as 50%. There was a decrease in signs and
symptoms of anxiety in the five patients, from mild anxiety, the highest decrease
in anxiety experienced by patients P1 from score 26 to 8.
Recommendation: Music therapy can be applied in Teratai room RSUD
Dr.SoedirmanKebumen on preoperative patient anxiety.
Keywords: Anxiety, Music Therapy, deep breathing relaxation therapy, BPH
preoperative
References: 40 (2008-2016)
---------------------------------------------------------------------Bachelor nursing profession student
1
2
The research consultant
ix
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………....... ..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………….................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... .. ..
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR...
v
ABSTRAK ………………………………………………………………………..
vi
ABSTRACT ………………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...
x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG .........................................................................
1
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................
4
C. TUJUAN PENELITIAN .....................................................................
4
D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
6
A. KONSEP DASAR KECEMASAN …………………………………...
6
B. ASUHAN KEPERAWATAN ………………………….....................
10
C. TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM ……………………………
13
D. TERAPI MUSIK ……………………………………………………...
15
BAB III LAPORAN MENEJEMEN KASUS KELOLAAN …………………….
17
A. PROFIL LAHAN PRAKTEK ……………………………………….
17
B. RINGKASAN PROSES ASUHAN KEPERAWATAN …………….
20
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN …………………………….
36
A. ANALISIS ……………………………………………………………
36
B. PEMBAHASAN ……………………………………………………..
43
C. INOVASI TINDAKAN KEPERAWATAN …………………………
46
x
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………......
48
A. SIMPULAN ……………………………………………………………
48
B. SARAN ………………………………………………………………..
48
C. KETERBATASAN PENELITIAN ……………………………………
49
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 ……………………………………………………………………
36
Tabel 4.2 ……………………………………………………………………
37
Tabel 4.3 ……………………………………………………………………
41
Tabel 4.4 ………………………………………………………………........
42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Asuhan Keperawatan
Resume I
Resume II
Resume III
Resume IV
Quisoner
Lembar Konsul
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Benigna Prostat Hipertropi adalah pertumbuhan yang progresif dari
kelenjar prostat sebagai akibat dari proses penuaan kelenjar prostat,
pembesaran prostat ini dapat
mengakibatkan obstruksi saluran kemih
(Thomson, 1997). BPH adalah pembesaran prostat yang mengenai uretra dan
menyebabkan gejala urtikaria (Nursalam & Fransisca, 2008).
Menurut WHO (2013) memperkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degenerative salah satunya adalah BPH, dengan insiden di negara maju
sebanyak 19 %, di Negara berkembang 5,35 %, yang ditemukan pada pria
berusia lebih dari 65 tahun dan dilakukan pembedahan setiap tahunnya.
Tingginya kejadian BPH di Indonesia telah menempatkan BPH sebagai
penyebab angak kesakitan nomer 2 setelah penyakit batu saluran kemih. Pada
tahun 2013 di Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH. Di Ngawi jumlah klien
yang ada di ruang bedah pada tahun 2014 BPH sebanyak 70 kasus, pada
tahun 2014 sebanyak 45 kasus BPH. Di RSUD DR.Soedirman jumlah pasien
BPH tahun 2016 ada 81 kasus dengan operasi pembedahan yaitu
Prostatektomy, dan di Ruang Teratai RSUD DR.Soedirman kasus BPH
menempati urutan ke-8 dalam 10 besar penyakit di ruangan tersebut.
Pasien dengan BPH Dalam penanganannya membutuhkan operasi,
operasi atau pembedahan merupakan tindakan yang penting dalam pelayanan
kesehatan, yang bertujuan menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan, dan
komplikasi (Hasri, 2012).
Beberapa respon dari tindakan operasi pembedahan, pasien bisa
mengalami rasa panic, takut dan gelisah, takut sendirian/keramaian, gangguan
tidur/insomnia, keluarnya keringat dingin pada tangan dan kaki, pasien tidak
bisa tenang, gangguan konsentrasi dan daya ingat, mati rasa atau kesemutan
pada tangan dan kaki, tekanan darah meningkat, jantung berdetak lebih
2
kencang, pernafasan meningkat, kepala pusing, mual dan muntah atau bahkan
mengalami gangguan pencernaan (Hawari, 2008).
Tanda dan gejala di atas timbul sebagai respon dari masa pre operasi
karena tidak adanya kesiapan terhadap proses pembedahan, khawatir terhadap
nyeri setelah pembedahan, perubahan fisik (menjadi buruk rupa atau tidak
normal), keganasan (bila diagnose yang ditegakan belum pasti), operasi akan
gagal, mati saat dilakukan anastesi, mengalami kondisi seperti orang lain
yang mempunyai penyakit sama, menghadapi ruang operasi, peralatan bedah
dan petugas (Perry & Potter, 2010).
Tanda dan gejala yang muncul di atas adalah bentuk respon psikologi
yaitu
kecemasan.
Kecemasan
adalah
perasaan
tidak
nyaman
atau
kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber seringkali tidak
spesifik atau tidak dikeyahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu
untuk bertindak menghadapi ancaman (Herdman & Kamitsuru, 2015).
Beberapa orang terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku psikologis.
Kecemasan yang berlebihan serta syok dapat mengakibatakan system
kardiovaskuler tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan
jumlah yang memadai, hal ini dapat mengakibatkan hal buruk karena apabila
tidak segera ditangani akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan,
sehingga intervensi keperawatan yang tepat sangat dianjurkan untuk
mempersiapkan pasien baik secara fisik maupun psikologis sebelum tindakan
operatif (Efendy, 2008).
Tindakan pre operasi menjadi penyebab pasien menghadapi berbagai
stressor
yang
menyebabkan
kecemasan,
menurut
Capernito
(2002)
menyatakan bahwa 90 % pasien pre operasi berpotensi mengalami
kecemasan. Menurut Yulanda dan Efendi (2008) menyebutkan bahwa 91,43
% pasien mengalami kecemasan. Penelitian yang dilakukan Aprianto (2013)
menunjukan semua pasien pre operasi mengalami kecemasan, penelitian pada
3
60 responden menunjukan 3 orang (5,0%) cemas ringan, cemas sedang 28
orang (46,7%), dan cemas berat 29 orang (48,3%). Oleh karena itu diperlukan
interfensi keperawatan mandiri guna menurunkan kecemasan.
Berbagai macam terapi keperawatan untuk mengatasi kecemasan,
seperti relaksasi nafas dalam terpimpin, imajinasi terbimbing, pernafasan
diafragma, terapi musik, terapi lima jari, terapi benzon, relaksasi otot
pogresif, masase, yoga dan lainnya. Salah satu cara penatalaksanaan
keperawatan mandiri dalam menangani kecemasan berdasarkan Nursing
Intervention Clasification (NIC) adalah dengan relaksasi nafas dalam, yaitu
suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas dalam secara
perlahan, tehnik ini dapat menurunkan intensitas nyeri, menurunkan
kecemasan dan meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare, 2002), Sedangkan menurut Aizid (2011) tentang
terapi musik, yaitu musik yang diterapkan menjadi sebuah terapi maka ia
dapat meningkatkan, memulihkan, serta memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual setiap individu.
Penelitian yang dilakukan oleh Niken Adi Puspita, Yunie Armiyati,
Syamsul Arif (2014) tentang Efektifitas waktu penerapan teknik relaksasi
nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi bedah
mayor abdomen di RSUD Tugurejo memperoleh hasil bahwa penerapan
waktu pemberian tehnik nafas dalam 1 jam sebelum masuk ruang operasi
lebih efektif menurunkan kecemasan dibanding 4 jam sebelum masuk ruang
operasi. Penelitian yang dilakukan oleh P omarida Simbolon (2015) tentang
pengaruh terapi musik terhadap tingakat kecemasan pada pasien pre operasi
di ruang rawat bedah RS Santa Elisabet Medan tahun 2015 diperoleh hasil
terjadi penurunan setelah dilakukan terapi musik, dari 20 responden sebelum
diterapi 13 orang mengalami kecemasan berat, 7 orang mengalami kecemasan
sedang, setelah diterapi Musik dari 20 responden 18 orang mengalami
kecemasan sedang dan 2 orang mengalami kecemasan ringan. Penelitian yang
4
dilakukan oleh Savitri W, Fidayanti N, Subiyanto P (2016) tentang pengaruh
pemberian terapi musik terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi di
Bangsal Bedah Ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul,
didapatkan hasil adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingak
kecemasan pasien pre operasi (t=3,373, df=48, p