BAB 1 PENDAHULUAN - Didik Arifin BAB I

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang, seperti indonesia. Hampir satu milyar orang di seluruh dunia menderita hipertensi. Penyakit ini

  disebut “The silent killer karena terjadi tanpa tanda dan gejala sehingga penderita tidak mengetahui jika dirinya terkena hipertensi (Anggraini, 2009).

  Menurut Worid Health Organization (WHO) 2011, ada satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi hipertensi diperkirakan akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi.

  Menurut American Heart Association (AHA) 2011, di Amerika tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya 1 sampai 3 mencapai target darah yang optimal/normal.

  Sebanyak satu milyar orang di dunia menderita hipertensi diperkirakan akan menjadi 1,6 milyar ditahun 2025 (Wahdah, 2011).

  Di Indonesia, penderita hipertensi diperkirakan ada 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari terkena hipertensi, akan cenderung menjadi hipertensi berat dan 90% sebagai hipertensi esensial (Marliana, 2007).

  Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011), Menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 32,2% dan meningkat menjadi 34,1% ditahun 2012. Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 0,15% dan prevalensi hipertensi pada lansia mencapai 0,37% (Depkes RI, 2010).

  Sedangkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, lebih dari 25% orang di Indonesia yang berusia diatas 18 tahun menderita hipertensi.

  Namun yang mengkhawatirkan, dari jumlah tersebut yang menyadari (melalui diagnosis tenaga kesehatan/meminum obat) tidak sampai 10%.

  Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2012, penderita hipertensi tercatat 6.538 orang ( 21,3% ) dari jumlah lansia 32.152. jiwa. Hasil pengambilan data awal di Puskesmas Wangon diperoleh kasus hipertensi yang cukup tinggi dan terdapat data pada bulan Oktober sampai Desember 2012 terdapat 245 orang penderita hipertensi, pada bulan Oktober sampai Desember 2013 terdapat 305 orang penderita hipertensi sedangkan pada bulan Januari sampai Maret 2014 terdapat 371 orang dari jumlah lansia 3.121 jiwa.

  Menua merupakan proses yang alamiah, hilangnya secara perlahan- lahan kemampuan jaringan organ tubuh. Seiring dengan bertambahnya usia, timbul perubahan-perubahan sebagai akibat proses menua meliputi perubahan fisik, mental, spiritual, psikososial (Sudoyo, 2011).

  Penyakit hipertensi terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering muncul dari perubahan gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi garam, makanan yang berlemak dan kolesterol, kebiasaan merokok dan minuman beralkohol, beraktivitas yang berat bahkan sampai menimbulkan stress, kurangnya berolahraga akan memicu timbulnya hipertensi (Maryono, 2010).

  Gaya hidup merupakan faktor resiko penting timbulnya hipertensi pada seseorang. Gaya hidup modern dengan pola makan tertentu cenderung mengakibatkan timbulnya hipertensi. Beberapa diantaranya adalah konsumsi lemak dan garam tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, stress, obesitas (Susilo, 2011).

  Di Kecamatan Wangon jumlah hipertensi cukup tinggi. Dari hasil informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan, rata-rata para lansia di Wangon yang menderita hipertensi, di rumah mereka tidak terlalu banyak melakukan pekerjaan rumahnya karena malas dan beranggapan jika dibawa untuk banyak bergerak akan meningkatkan tensinya atau menjadi tidak stabil tekanan darahnya. Faktor pola makan yang salah dan tidak teratur juga menyebabkan seseorang terkena hipertensi. Kebiasaan para orang tua dan lansia di desa lebih menyukai makanan seperti gorengan, bersantan kental, banyak menggunakan garam dalam masakanya dan senang mengkonsumsi ikan asin karena mudah didapat. Jika pola makan yang seperti itu dilakukan terus- menerus dan tidak segera dirubah maka akan menambah jumlah hipertensi di Kecamatan Wangon.

  Dari latar belakang diatas menunjukkan bahwa kasus hipertensi terjadi peningkatan yang pesat setiap tahunnya di wilayah kerja Puskesmas Wangon.

  Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian agar dapat diperoleh hasil yang akurat dan nyata tentang “faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon”.

  B. Rumusan Masalah

  Pengambilan data awal di Puskesmas I Wangon menunjukkan bahwa jumlah kasus hipertensi setiap bulannya meningkat dan jumlah dari tahun 2012 sampai 2013 sebanyak 2.641 penderita hipertensi.

  Kebanyakan penderita hipertensi berusia diatas 50 tahun. Pada usia tersebut biasanya kurang memperhatikan kesehatan dan pola hidupnya, lebih bersikap acuh terhadap dirinya sendiri sehingga memicu timbulnya berbagai penyakit salah satunya adalah hipertensi. Dengan seperti itu maka akan menambah jumlah orang yang terkena hipertensi di wilayah kerja Puskesmas I Wangon. Dari pernyataan diatas dapat dirumuskan suatu masalah penelitian yaitu: ”Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon”.

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ”faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon”.

  2. Tujuan Khusus

  a. Diketahuinya distribusi umur, aktifitas fisik, dan diet (pola makan) responden yang berobat di Puskesmas I Wangon.

  b. Diketahuinya hubungan antara umur dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon.

  c. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon.

  d. Diketahuinya hubungan antara diet (pola makan) dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi.

  2. Bagi Puskesmas I Wangon Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Wangon dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

  3. Bagi Fakultas ilmu kesehatan Bagi dunia pendidikan keperawatan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi untuk pengembangan keperawatan dan acuan atau sumber data untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat hipertensi pada pasien yang berobat di Puskesmas I Wangon.

E. Penelitian Terkait

  1. Vendyik (2012) Judul : Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.

  Latar belakang : Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu. Aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya memenuhi kriteria FIFF (frequency, intensity, time, type).

  Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu. Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan.

  Biasanya diklasifikasikanya menjadi intensitas rendah, sedang, tinggi. Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu pertemuan. Sedangkan jenis aktivitas adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang dilakukan.

  Metode : Desain penelitian ini adalah Korelasi, tujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. dengan populasi sejumlah 365 responden dari seluruh lansia dengan hipertensi di Desa Pomahan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Alat berupa kuesioner, dan teknik analisa data menggunakan tes uji Chi-Square dengan Signifikansi 0,05.

  Hasil : Penelitian dari 30 responden didapatkan 13 orang (43,33%) mempunyai aktivitas fisik berat dengan hipertensi ringan. 6 orang (20%) mempunyai aktivitas fisik ringan dengan hipertensi ringan. 3 orang (10%) mempunyai aktivitas fisik berat dengan hipertensi berat. 8 orang (26,6%) mempunyai aktivitas fisik ringan dengan hipertensi ringan. Hasil hitung Chi-Square hitung 4,6 dan tabel 3,84.

  Simpulan : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

  Perbedaan dan persaman dengan penelitian ini yaitu pada penelitian sebelumnya sama-sama penelitian jenis Deskriptif Korelatif, namun variabelnya hanya aktivitas fisik sedangkan dalam penelitian ini ada umur, aktivitas fisik, diet (pola makan). Teknik pengambilan sampel dengan

  

Purposive Sampling sedangkan pada penelitian ini menggunakan Sistematic

Random Sampling.

  2. Herke J.O (2006) Judul: Karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan Hipertensi di desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten kebumen, Jawa tengah, tahun 2006.

  Latar belakang: Hipertensi ditegakkan pada tekanan sistolik 140 mmHg / lebih saat beristirahat, tekanan diastolik 90 mmHg / lebih saat beristirahat atau keduanya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif cross

  

sectional . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan faktor

  berhubungan dengan hipertensi pada masyarakat Desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Populasi yang diteliti adalah seluruh masyarakat di desa Bocor yang menderita hipertensi. Cara pengambilan sampel menggunakan cara non random accidental sampling, dimana pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner serta pengukuran tekanan darah. Hasil: Penelitian menunjukkan hipertensi terbanyak yang diderita masyarakat Desa Bocor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah adalah hipertensi grade I (53,93%). Faktor yang berhubungan yaitu: umur (28,43 %), jenis kelamin (30,39%), tingkat penghasilan (51,95%), tingkat pendidikan (35,29%), pekerjaan (44,11%), dan jumlah anak (42,15%), serta faktor makanan (29,41%).

  Simpulan: Perlunya membekali masyarakat dengan pengetahuan mengenai hipertensi, agar hipertensi dapat dicegah sejak dini dan agar masyarakat dapat menjalankan pola hidup sehat dan mengurangi asupan garam dalam makanan sehari-hari.

  Perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini yaitu Sama-sama menggunakan metode desain Deskriptif Cross Sectional. Pada penelitian sebelumnya ingin mengetahui karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan hipertensi sedangkan pada penelitian ini lebih pada faktor yang berhubungan dengan hipertensi saja. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cara Non Random Accidental Sampling sedangkan pada penelitian ini dengan Sistematic Random Sampling.