MENGGUNAKAN METODE KLT DENSITOMETRI SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM
®
TABLET NEO RHEUMACYL MENGGUNAKAN METODE KLT
DENSITOMETRISKRIPSI
Oleh: Florentina Sunaryo
NIM : 08 8114 023
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM
®
TABLET NEO RHEUMACYL MENGGUNAKAN METODE KLT
DENSITOMETRI
SKRIPSI
Oleh: Florentina Sunaryo
NIM : 08 8114 023
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Life is just like farming,
You always reap what you sow
Masalah itu sulit,
mengenal masalah lebih sulit,
tetapi menemukan masalah jauh lebih sulit
(Albert Einstein)
Kupersembahkan karyaku ini untuk: Bapak Sunaryo dan Ibu Tina, Mas Eka, dan almamaterku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari diberlakutentukan indikasi plagiarism dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 31 September 2011 Penulis
Florentina Sunaryo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Florentina Sunaryo Nomor mahasiswa : 088114023
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DAN PARASETAMOL DALAM
®
TABLET NEO RHEUMACYL MENGGUNAKAN METODE KLT-
DENSITOMETRIbeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 September 2011 Yang menyatakan (Florentina Sunaryo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perlindungan dan berkat yang telah diberikan sehingga skripsi berjudul
®
“Penetapan Kadar Ibuprofen Dan Parasetamol dalam Tablet Neo Rheumacyl Menggunakan Metode KLT Densitometri
” yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S.Farm.) dapat dikerjakan dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak. Kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan penulis menjalankan pembelajaran selama masa studi.
2. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi dan memberikan saran selama pembuatan tugas akhir ini.
3. Ibu dr. Fenty M. Kes. Sp. PK.. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis selama masa studi di Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Jeffry Julianus, M.Si., selaku dosen penguji yang bersedia memberikan waktu untuk diskusi serta kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
5. Ibu Dra. M. M. Yetty Tjandrawati, M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik selama penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Mas Bimo, Mas Parlan, dan Mas Kunto selaku staff laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam pengerjaan penelitian di laboratorium.
7. Segenap dosen dan karyawan atas ilmu yang diberikan.
8. Susi sebagai sahabat dan rekan kerja yang telah menyediakan waktu untuk memberikan saran dan kritik baik dalam hal penyusunan tugas akhir maupun hal-hal lainnya serta bekerja bersama di laboratorium.
9. Susan sebagai rekan kerja dan sahabat yang telah menyediakan waktu untuk berdiskusi maupun bekerja bersama di laboratorium.
10. Lele, Sari, Cure dan Dina sebagai rekan sesama penetapan kadar yang bersedia selalu berdiskusi.
11. Felice, Sasa, Novi, Citra, Amel, Ayesa, Wiwik dan Tere serta seluruh teman di bawah bimbingan Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. yang telah berjuang bersama penulis dalam menjalankan penelitian di laboratorium Kimia Analisis Instrumen.
12. Sahabat sekaligus pacar, Adhi Krisnawan yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan tugas akhir ini, terutama di saat penulis sedang kehilangan semangat.
13. Teman-teman FST 2008 yang selalu menyemangati penulis dalam pembuatan tugas akhir ini.
14. Aga, Dita, mbak Dju, Nyot, Dimbek, Ipip, Seco, Rio „Curut‟ yang selalu menyemangati penulis dan selalu ada saat penulis sedang galau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Seluruh teman, baik di Fakultas Farmasi maupun teman-teman lain atas dukungannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak.
Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu Farmasi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ................................................... v LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ......... vi PRAKATA .................................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
INTISARI .................................................................................................... xvii ABSTRACT............................................ .................................................... xviii BAB I PENGANTAR .................................................................................
1 A. Latar Belakang .....................................................................................
1 1. Permasalahan ................................................................................
3 2. Keaslian Penelitian........................................................................
3 3. Manfaat Penelitian ........................................................................
4 B. Tujuan Penelitian .................................................................................
5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA..........................................................
6 A. Ibuprofen ..............................................................................................
6 B. Parasetamol ..........................................................................................
8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. Tablet ...................................................................................................
9
® D. Neo Rheumacyl ..................................................................................
12 E. Kromatografi Lapis Tipis Densitometri ...............................................
13 1. Kromatografi Lapis Tipis ..............................................................
13 2. Fase Diam KLT.............................................................................
14 3. Fase Gerak KLT ............................................................................
15 4. Penotolan sampel ..........................................................................
16 5. Pengembangan ..............................................................................
16 6. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif ................................................
17 7. Densitometri ..................................................................................
18 F. Landasan Teori .....................................................................................
19 G. Hipotesis ..............................................................................................
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................
21 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................
21 B. Variabel ................................................................................................
21 1. Variabel bebas ...............................................................................
21 2. Variabel terkendali ........................................................................
21 3. Variabel pengacau terkendali ........................................................
21 C. Definisi Operasional ............................................................................
21 D. Bahan Penelitian ..................................................................................
22 E. Alat Penelitian ......................................................................................
22 F. Tata Cara Penelitian .............................................................................
22 1. Pengambilan sampel .....................................................................
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Uji keseragaman bobot .................................................................
22 3. Pembuatan fase gerak ...................................................................
23 4. Pembuatan larutan baku ibuprofen ...............................................
23 5. Pembuatan larutan baku parasetamol ............................................
24
6. Penentuan panjang gelombang pengamatan ibuprofen dan para- Setamol .........................................................................................
24 7. Pembuatan kurva baku ..................................................................
24 8. Preparasi sampel ...........................................................................
25 9. Penetapan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam sampel .........
25 G. Analisis hasil ........................................................................................
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
27 A. Pengambilan Sampel ............................................................................
27 B. Pembuatan Fase Gerak .........................................................................
29 C. Pembuatan Larutan Baku .....................................................................
30 D. Penentuan Panjang Gelombang Pengamatan Parasetamol dan Ibu- Profen ...................................................................................................
30 E. Pembuatan Kurva Baku Parasetamol dan Ibuprofen ...........................
32 F. Penetapan Kadar Ibuprofen dan Parasetamol dalam Sampel...............
35 1. Analisis Kualitatif ...........................................................................
35 2. Analisis Kuantitatif .........................................................................
39 BAB V KESIMPULAN ..............................................................................
45 Kesimpulan .................................................................................................
45 Saran ............................................................................................................
45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
46 LAMPIRAN ................................................................................................
49 BIOGRAFI PENULIS ...............................................................................
73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Persyaratan keseragaman bobot tablet .................................10 Tabel II. Tata nama lempeng KLT .....................................................
15 Tabel III. Kriteria KV yang dapat diterima .........................................
18 Tabel IV. Keseragaman bobot tablet ...................................................
28 Tabel V. Konsentrasi parasetamol vs AUC ........................................
33 Tabel VI. Konsentrasi ibuprofen vs AUC ...........................................
34 Tabel VII. Data R f baku parasetamol, ibuprofen dan sampel ...............
36 Tabel VIII. Hasil penetapan kadar parasetamol dan ibuprofen dalam Sampel .................................................................................
40 Tabel IX. Data distribusi normal pada analisis statistik antar ka- dar parasetamol pada batch 1, 2, 3, 4, dan 5 .......................
42 Tabel X. Data Test of Homogenity of Variance pada analisis statistik antar batch kadar parasetamol ................................
42 Tabel XI. Data distribusi normal pada analisis statistik antar kadar ibuprofen pada batch 1, 2, 3, 4, dan 5 .................................
43 Tabel XII. Data Test of Homogenity of Variance pada analisis statis- tik antar batch kadar ibuprofen............................................
44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur ibuprofen ...............................................................6 Gambar 2. Struktur parasetamol ............................................................
8 Gambar 3. Tablet Neo Rheumacyl
® ......................................................
12 Gambar 4. Struktur silika gel ................................................................
14 Gambar 5. Interaksi hidrogen antara gugus silanol dengan air membentuk lapisan air multilayer .......................................
15 Gambar 6. Instrumentasi densitometer ..................................................
19 Gambar 7. Profil spektra baku analit .....................................................
31 Gambar 8. Kurva hubungan konsentrasi parasetamol dengan AUC .....
33 Gambar 9. Kurva hubungan konsentrasi ibuprofen dengan AUC .........
34 Gambar 10. Kromatogram baku ibuprofen, parasetamol dan sampel .....
35 Gambar 11. Interaksi antara fase diam dan analit dengan ikatan Hidrogen ..............................................................................
37 Gambar 12. Interaksi analit dengan fase gerak ....................................... 37,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Setifikat analisis parasetamol .........................................50 Lampiran 2. Setifikat analisis ibuprofen .............................................
51 Lampiran 3. Data penimbangan baku .................................................
52 Lampiran 4. Spektra panjang gelombang pengamatan .......................
54 Lampiran 5. Persamaan dan kurva baku parasetamol .........................
54 Lampiran 6. Persamaan dan kurva baku ibuprofen .............................
56 Lampiran 7. Penimbangan bobot tablet ...............................................
59 Lampiran 8. AUC dan kadar parasetamol dan ibuprofen dalam Sampel ............................................................................
60 Lampiran 9. Perhitungan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam Sampel ............................................................................
61 Lampiran 10. Kromatogram sampel ......................................................
62 Lampiran 11. Uji statistik normalitas dan Anova data parasetamol .....
71 Lampiran 12. Uji statistik normalitas dan Anova data ibuprofen .........
71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Saat ini banyak beredar obat analgesik antipiretik dengan bahan aktif yang merupakan kombinasi dari beberapa zat aktif. Salah satu kombinasi yang ada adalah ibuprofen dan parasetamol. Perlu dilakukan analisis untuk mengetahui jumlah parasetamol dan ibuprofen dalam sampel dan kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi IV yakni tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera di etiket. Salah satu merek dagang yang menggunakan kombinasi tersebut adalah tablet
® Neo Rheumacyl yang mengandung 200 mg ibuprofen dan 350 mg parasetamol.
Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental deskriptif, menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis densitometri dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak heksan:etil asetat:asam asetat glasial (4,4:6,4:0,55) pada panjang gelombang 222 nm.
Jumlah parasetamol dan ibuprofen dalam sampel adalah 337,68-367,12 mg parasetamol/tablet dan 184,51-224,00 mg ibuprofen/tablet. Hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan tablet 90-110% dari yang tertera dalam etiket yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi IV.
Kata kunci: KLT-densitometri, ibuprofen, parasetamol, tablet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Today there are many outstanding antipyretic analgesic drug with the active ingredient which is a combination of several active substances. One of combination that can found is ibuprofen and paracetamol. It is necessary to analysed to determine the amount of paracetamol and ibuprofen in the sample and in accordance with the requirements established by the FI IV that is no less than 90,0% and no more than 110,0% of the amount listed on the label. One of the
®
trademarks that use combinations of these is Neo Rheumacyl tablets containing 200 mg of ibuprofen and 350 mg of paracetamol.
This study is a non experimental descriptive research, using the method of Thin Layer Chromatography densitometry with GF 254 silica gel as the stationery phase and mobile phase hexane : ethyl acetate : glacial acetic acid (4,4:6,4:0,55) at wavelength of 222 nm.
The amount of paracetamol and ibuprofen in the sample is at a range of 337,68-367,12 mg paracetamol/tablet and 184,51-224,00 mg ibuprofen/tablet. The result obtained meet the requirements set by FI IV, which is that the amount of paracetamol and ibuprofen is at a range of 90-110% from the quatity mentioned on the label.
Keyword: TLC densitometry, ibuprofen, paracetamol, tablet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Seiring berkembangnya jaman, semakin banyak industri yang berlomba-
lomba memproduksi obat-obatan untuk mengobati penyakit yang kerap terjadi dalam masyarakat, seperti nyeri. Nyeri ini dapat berupa nyeri akibat sakit kepala, nyeri haid, nyeri otot ataupun nyeri akibat sakit gigi. Nyeri merupakan suatu gejala di mana tubuh mengalami peradangan, infeksi ataupun kejang otot (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan, 2006). Rasa sakit yang ditimbulkan oleh nyeri bersifat subjektif tetapi pada dasarnya disebabkan karena tubuh merasakan adanya perubahan dengan salah satu bagian tubuh. Pertolongan pertama yang sering dilakukan adalah dengan pengobatan mandiri menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Banyaknya varian komposisi membuat masyarakat harus lebih teliti dan selektif dalam pemilihan obat yang akan digunakan. Para produsen mengkombinasi dua zat aktif atau lebih dimaksudkan untuk meningkatkan efek terapi. Salah satu kombinasi yang ada dalam obat nyeri adalah ibuprofen dan parasetamol.
Ibuprofen tergolong dalam kelompok obat antiperadangan non-steroid yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Ibuprofen juga tergolong dalam kelompok analgesik dan antipiretik (Zulkifli, 2009). Ibuprofen tidak larut dalam air, sangat mudah larut dengan etanol, metanol, aseton dan kloro form tetapi sukar larut dalam etil asetat (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Makanan RI, 1995).
Parasetamol atau asetaminofen merupakan antipiretik dan analgesik yang digunakan untuk melegakan sakit kepala dan demam. Merupakan obat yang aman jika dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan dalam etiket tetapi overdosis baik disengaja maupun tidak disengaja sering terjadi karena mudah didapat (Zulkifli, 2009). Parasetamol mudah larut dalam etanol, larut dalam air mendidih dan NaOH 1 N (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
®
Tablet Neo Rheumacyl merupakan salah satu sediaan yang mengandung
®
kombinasi parasetamol dan ibuprofen . Neo Rheumacyl adalah obat pereda nyeri dengan bentuk sediaan tablet dengan komposisi ibuprofen 200 mg dan parasetamol 350 mg.
Salah satu syarat penjaminan mutu adalah kadar yang terkandung harus memenuhi persyaratan kadar yang tercantum dalam Farmakope Indonesia atau buku resmi lainnya. Syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi IV untuk sediaan tablet yang mengandung ibuprofen parasetamol adalah mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kadar yang tertera pada etiket. Perlu dilakukan penetapan kadar parasetamol dan ibuprofen
®
dalam sediaan tablet Neo Rheumacyl untuk mengetahui jumlah ibuprofen dan parasetamol tiap tablet dan kesesuaian dengan syarat yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi IV.
Metode yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah Kromatografi Lapis Tipis densitometri. Metode KLT densitometri dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Metode KLT densitometri dapat
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan untuk menganalisis senyawa tunggal maupun senyawa multi- komponen serta efisien dalam hal waktu.
Penelitian ini merupakan rangkaian terakhir dari penelitian yang telah dilakukan oleh Agnes Susianti (2011) dengan judul Optimasi Metode KLT- Densitometri pada Penetapan Kadar Ibuprofen dan Parasetamol dalam Tablet
®
merek Neo Rheumacyl . Pada penelitian tersebut pemisahan parasetamol dan ibuprofen yang optimum diperoleh dengan menggunakan fase gerak heksan:etil asetat:asam asetat glasial (4,4:5,6:0,55) dan fase diam silika gel GF 254 . Nilai resolusi yang diperoleh sebesar 5,89; nilai 5,89 menunjukan bahwa ibuprofen dan parasetamol dapat terpisah dengan sempurna. Metode KLT densitometri tersebut juga telah memenuhi parameter-parameter validasi yakni selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, range dan akurasi pengukuran baku dalam sampel matriks berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Sandra Ruby (2011).
1. Permasalahan
Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang tersebut adalah berapa jumlah ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet Neo
®
Rheumacyl dan apakah jumlah tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia edisi IV yakni tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% ? 2.
Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian mengenai ibuprofen dan parasetamol telah dilakukan, namun penelitian mengenai ibuprofen dan parasetamol dalam tablet Neo
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
® Rheumacyl menggunakan metode KLT densitometri ini belumpernah dilakukan.
Penelitian terdahulu terkait penelitian ini yaitu Determination of Ibuprofen and
Paracetamol in Binary Mixture using Chemometrics-Assited Spectrophotometric
Methods yang dilakukan oleh Hassan (2008) serta Development and Validation if
Spectrophotometric Methods for Simultaneous Estimation of Ibuprofen and
Paracetamol in Soft Gelatin capsule by Simulatenous Equation Method yang
dilakukan oleh Gondalia, Mashru dan Savaliya (2010). Penelitian tersebut dilakukan untuk memvalidasi metode penetapan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam sedian kapsul lunak.
Penelitian berikutnya adalah Penetapan Kadar Campuran Parasetamol
dan Ibuprofen dalam Tablet Merek “x” dengan Metode KCKT Fase Terbalik oleh
Kumalasari A (2010) dan penelitian yang dilakukan oleh Adi S (2010) yang berjudul Penetapan Kadar Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dalam Tablet
Merek “x” secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang
Gelombang Berganda yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Namun metode Kromatografi Lapis Tipis densitometri menggunakan fase gerak heksan:etil asetat:asam asetat glasial (4,4:6,4:0,55) belum pernah dilakukan untuk menetapkan kadar ibuprofen dan parasetamol dalam Tablet merek Neo Rheumacyl.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis. Memberikan informasi tentang penetapan kadar
®
ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet Neo Rheumacyl menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Manfaat Praktis. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan dan jumlah ibuprofen dan parasetamol dalam tablet merek Neo
®
Rheumacyl , sehingga didapatkan informasi bagi masyarakat mengenai penjaminan mutu tablet yang mengandung ibuprofen dan parasetamol.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah
®
ibuprofen dan parasetamol dalam tablet merek Neo Rheumacyl , mengetahui
®
kesesuaian kadar ibuprofen dan parasetamol dalam tablet merek Neo Rheumacyl memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV yakni tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kadar yang tertera dalam etiket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Ibuprofen Ibuprofen memiliki nama IUPAC (R,S)-2-(p-Isofenil) asam propionat,
memiliki bobot molekul 206,28 g/mol dengan rumus molekul C
13 H
18 O
6 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). CH 3 H CH 3 CH 3 H C 3 O
Gambar 1. Struktur ibuprofen (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
RI,1995)
Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C H O , dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian dari ibuprofen berupa
13
18
6 serbuk hablur, memiliki warna putih hingga hampir putih, dan berbau khas lemah.
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam kloroform. Ibuprofen sukar larut dalam etil asetat. Ibuprofen memiliki serapan maksimum pada λ 221 nm (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Nilai log P dari ibuprofen adalah 3,6.
1%
Nilai dalam metanol untuk ibuprofen adalah 14,5 dan memiliki pKa sebesar
1 4,4 (DrugLib, 2011).
Ibuprofen adalah obat yang tergolong dalam kelompok antiperadangan non-steroid yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Ibuprofen juga tergolong dalam kelompok analgesik dan antipiretik. Hanya ibuprofen dengan bentuk enantiomer S saja yang digunakan sebagai penahan rasa sakit,
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktivitas analgesik bekerja dengan cara menghentikan enzim siklooksigenase yang mengakibatkan terhambatnya sintesis prostaglandin. Prostaglandin adalah suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung syaraf yang sakit (Tim redaksi Vitahealth, 2008).
Penetapan kadar ibuprofen menurut Farmakope Indonesia edisi IV ditentukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan fase gerak campuran asam kloroasetat : asetonotril : amonium hidroksida dengan laju alir 2,0 mL per menit menggunakan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm.
Larutan baku internal yang digunakan adalah valerofenon. Nilai resolusi yang diperoleh tidak kurang dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0 %. Waktu retensi relatif baku internal dan ibuprofen berturut-turut adalah 1,4 dan 1,0 menit (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
Tablet ibuprofen mengandung ibuprofen tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Penetapan kadar ibuprofen dalam tablet dilakukan dengan menggerus tidak kurang dari 20 tablet dan menetapkan kadar menggunakan sistem kromatografi yang tertera pada penetapan kadar untuk ibuprofen bahan baku (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B.
Parasetamol
Parasetamol dengan nama
IUPAC asetaminofen atau 4‟- hidroksiasetalnilida dengan bobot molekul 151,16 g/mol (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). O OH H N
Gambar 2. Struktur parasetamol (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,
1995)
Parasetamol mengandung tidak kurang 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C
8 H
9 NO 2 , dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian dari parasetamol berupa serbuk hablur putih dan tidak berbau tetapi memiliki rasa sedikit pahit.
Parasetamol larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N dan mudah larut dalam etanol (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995). Menurut Farmakope Indonesia III, parasetamol larut dalam 70 bagian air, dan 7 bagian etanol (95%) P, agak sukar larut dalam kloroform dan praktis tidak larut dalam eter. Panjang gelombang serapan maksimum parasetamol adalah 244 nm dalam akuades (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI,
1%
1995). Nilai log P dari parasetamol adalah 0,28. Nilai dalam metanol untuk
1 parasetamol adalah 850 dan memiliki pKa sebesar 9,5 (DrugLib, 2011).
Khasiat dan penggunaan sebagai analgesik dan antipiretik ((Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979). Parasetamol tidak memiliki khasiat antiradang sehingga tidak tergolong obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gumpalan darah, sehingga dapat digunakan sebagai analgesik pada penderita penggumpalan darah (Zulkifli, 2009).
Penetapan kadar parasetamol menurut Farmakope Indonesia edisi IV ditentukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan fase gerak campuran air : metanol (3:1) dengan detektor 243 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm dengan laju alir 1,5 mL per menit. Efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, dan simpangan baku relatif pada penyuntikan berulang tidak lebih dari 2.0% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
Tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Penetapan kadar ibuprofen dalam tablet dilakukan dengan menggerus tidak kurang dari 20 tablet dan menetapkan kadar dengan menggunakan sistem kromatografi yang tertera pada penetapan kadar untuk parasetamol bahan baku (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
C. Tablet
Menurut Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI (1995), tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan cara pembuatannya, tablet dibagi menjadi dua macam yakni tablet cetak dan tablet kempa. Kualitas tablet dapat diperhatikan dari evaluasi sifat fisik tablet (Aulton dan Summer, 1994) meliputi:
1. Penampilan tablet. Dalam penampilan tablet, identitas visual sangat penting karena dapat memengaruhi penerimaan konsumen mengenai mutu suatu obat.
Untuk mengontrol penampilan tablet maka perlu melibatkan pengukuran
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keseragaman ukuran, bentuk, permukaan, warna, ada tidaknya bau, rasa dan cacat fisik dari tablet (Lachman, 1979).
2. Keseragaman bobot. Salah satu syarat obat adalah memiliki dosis yang sama tiap takarannya. Oleh karena itu sediaan tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot untuk menggambarkan keseragaman dosis zat aktif yang terkandung tiap tablet. Menurut Farmakope Indonesia edisi III, untuk tablet tidak bersalut adalah menimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya, kemudian tablet ditimbang satu persatu lalu dbandingkan dengan bobot rata- rata pertablet. Tablet memenuhi syarat apabila tidak lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari kolom A dan tidak satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata- ratanya lebih besar dari kolom B (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979).
Tabel I. Persyaratan keseragaman bobot tablet (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan RI, 1979)
Penyimpangan bobot rata-rata dalam % Bobot rata-rataA B 25 mg atau kurang 15% 30% 26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20% 151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15% lebih dari 300 mg 5% 10%
Tablet dapat terdiri dari beberapa bahan tambahan yang memiliki fungsinya masing-masing. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur, bahan pelicin, pemberi rasa dan warna. Bahan pengisi diperlukan jika zat aktif tidak cukup memenuhi massa tablet dan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat
memacu aliran saat proses kempa langsung. Bahan pengisi harus memenuhi
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
persyaratan yaitu : tidak toksik, tersedia dalam jumlah yang cukup, harganya
cukup murah, tidak terkontraindikasi dengan komponen yang lain, harus inert
secara fisiologi, stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan
berbagai obat atau komponen tablet yang lain, bebas dari mikroba, mudah
bercampur dengan warna, tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat. Bahan
pengisi yang biasa digunakan antara lain: sukrosa, laktosa, kalsium karbonat,
dekstrosa, manitol, sorbitol dan lain-lain (Voigt, 1995).Bahan pengikat berfungsi untuk memberikan daya adhesi pada massa
serbuk pada saat granulasi dan kempa langsung serta menambah daya kohesi yang
telah ada pada bahan pengisi sehingga menghasilkan tablet yang kompak dan
tidak mudah pecah (Voigt, 1995). Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam
bentuk kering dan dalam bentuk larutan. Bahan pengikat yang umum digunakan
adalah cairan amilum, gelatin, gom arab, tragakan, dan derivat selulosa (Lachman,
1976).Bahan penghancur dimaksudkan untuk memudahkan pecah atau
hancurnya tablet dalam medium air atau cairan lambung sehingga menjadi granul
atau partikel penyusunnya dan dapat memberikan efek terapetik yang diharapkan.
Contoh bahan penghancur adalah amilum, avicel (mikrokristalin selulosa), solka
floc, CMC, HPMC (Lachman, 1976).Bahan pelicin digunakan untuk mengurangi gesekan diantara granul dan dinding ruang cetak selama proses pembuatan tablet (Ansel, 1995). Beberapa bahan pelicin yang biasa digunakan antara lain talk, magnesium stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat (Banker and Anderson, 1986).
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bahan pewarna berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk dan meningkatkan estetika produk. Syarat bahan pewarna adalah tidak mempunyai aktifitas terapetik, tidak meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk. Beberapa contoh pewarna yang dbiasa digunakan adalah tartrazine, fast grees, sunset yellow, indigotine (Voigt, 1995). Bahan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet kunyah, hisap, bucal, sublingual, effervescent, dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut. Beberapa contoh pemanis alami yang sering digunakan adalah mannitol, laktosa, sukrosa, dan dekstrosa (Voigt, 1995).
® D.
Neo Rheumacyl
®
Gambar 3. Tablet Neo Rheumacyl (Anonim, 2011)
®Neo Rheumacyl merupakan obat bebas terbatas yang diproduksi oleh P.T. Tempo Scan Pacific/Bode dengan bentuk sediaan tablet dengan nomor registrasi DKL7222702410A1. Tiap tablet mengandung 200 mg ibuprofen dan
®
350 mg parasetamol. Neo Rheumacyl digunakan sebagai penghilang nyeri yang berhubungan dengan proses peradangan. Kontraindikasi pasien dengan ulkus peptikum aktif, gagal jantung kongestif, gangguan hati & ginjal, kehamilan (khususnya trimester pertama & terakhir) (UBM Medica, 2011).
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indeks keamanan pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya resiko pada janin dan tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan). Tetapi tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi resiko pada wanita hamil semester pertama ( dan tidak ada bukti risiko pada trisemester
®
selanjutnya). Neo Rheumacyl digunakan tiga sampai empat kali sehari sebanyak satu tablet (UBM Medica, 2011).
E. Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri 1. Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan pergerakan antara fase gerak dan fase diam (Sastrohamidjojo, 2005).
Menurut Gandjar dan Rohman (2007) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik pemisahan campuran dengan menggunakan suatu plat fase diam di mana fase diam secara seragam tersebar di atas permukaan plat tersebut kemudian fase gerak akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan menaik (ascending), atau karena gaya gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending).
Keuntungan KLT jika dibandingkan dengan kromatografi kolom menurut Sastrohamidjojo (2005). adalah proses pada kromatografi kolom lebih lama, cuplikan yang digunakan besar sedangkan pada KLT cuplikan yang digunakan relatif kecil dan prosesnya relatif lebih cepat. Sedangkan jika dibandingkan dengan kromatografi kertas menurut Sastrohamidjojo (2005) waktu yang dibutuhkan relatif cepat, pemisahan lebih baik dan dapat dilakukan analisis kuantitatif, di samping itu jika dilakukan uji lanjutan dengan reaksi semprot bisa
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan senyawa-senyawa yang lebih reaktif seperti asam dengan catatan fase diam yang digunakan tidak bereaksi dengan senyawa tersebut.
2. Fase Diam KLT
Dua sifat yang harus diperhatikan menurut Sastrohamidjojo (2005) adalah besar partikel dan homogenitasnya, karena besarnya interaksi tergantung terhadap fase diam. Partikel dengan butiran yang sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, semakin kecil ukuran partikel yang digunakan maka aliran pelarut atau pengembang akan lebih cepat. Beberapa contoh fase diam adalah silika, alumina, bubuk selulosa, pati dan lainnya.