ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN BUTON

TAHUN 2015-2019 ASPEK BAB PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

9 DI KABUPATEN BUTON

9.1. PROFIL APBD KABUPATEN BUTON

  Perkembangan kinerja keuangan pemerintah derah tidak terlepas dari batasan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana diatur dalam: (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 juncto Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Kabupaten Buton Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Buton.

TAHUN 2015-2019

  Profil APBD Kabupaten Buton berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut : a.

  Belanja Daerah yang meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung b.

  Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  c.

  Pembiayaan Daerah meliputi : Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran A.

   Pendapatan Daerah

  Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Berdasarkan data tahun 2011, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Buton dalam realisasinya hanya mampu menyumbangkan sebesar 2,5% dari total realisasi pendapatan daerah, sementara porsi terbesar berasal dari Dana Perimbangan sebesar 72,3% dari total pendapatan daerah, sedangkan sisanya merupakan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar 25,2%. Proporsi Dana Perimbangan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2007- 2011. Pada tahun 2007, proporsi Dana Perimbangan mencapai 94,3% dan pada tahun 2011 turun menjadi 72,3%. Penurunan proporsi dana perimbangan ini belum menunjukkan kemandirian daerah. Bila mendasarkan pemikiran pada konsepsi yang ada maka kinerja PAD sangatlah menentukan kemandirian suatu daerah. Semangat kearah kemandirian sejujurnya juga sudah bisa dilakukan dengan pola optimis di Kabupaten Buton, hal tersebut dapat diamati dan dapat dilihat pada pola perolehan PAD Kabupaten Buton dalam rekam jejak kinerjanya selama 5 (lima) tahun sejak 2007 s/d 2011 yang berfluktuasi pada kisaran 2,4% s/d 3,5% dalam Pendapatan daerah. Pada pos Dana perimbangan cukup jelas penurunannya yang bergerak sejak tahun 2007 dimana dominasi tersebut ditunjukkan dalam Pendapatan Daerah sebesar 94,3% secara bertahap menurun, dan tercatat pada penutupan APBD tahun 2011 Dana Perimbangan hanya mampu memainkan perannya pada angka 72,3%.

TAHUN 2015-2019

  Untuk Pendapatan Daerah Kabupaten Buton mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selama tahun 2007-2011, yang rata-rata pertumbuhannya mencapai 4,98% per tahun. Sebagai amatan bersama pada tabel dibawah, dapat disimpulkan bahwa perubahan perilaku struktur APBD Kabupaten Buton ditunjukkan oleh peningkatan pertumbuhan yang tertinggi adalah Lain-lain Pendapatan Yang Sah, yang rata-rata pertumbuhannya tertinggi tetap didominasi oleh pos Dana Perimbangan akan tetapi mengalami penurunan porsi dalam struktur APBD, sementara Lain-lain Pendapatan Yang Sah mengalami pertumbuhan rata-rata yang kecil di bandingkan dengan Pos PAD sebesar 0,47%, namun kinerja Lain-lain Pendapatan Yang Sah dalam struktur APBD mengalami pertumbuhan yang signifikan, dimana pada awal RPJMD (tahun 2007) hanya mampu mencatatkan kinerja dalam struktur APBD sebesar 3,4% dari Pendapatan Daerah, pada pelaporan 2011 sudah mampu meningkatkan kinerja dalam struktur Pendapatan Daerah pada APBD sebesar 25,2%. Secara rinci Tabel 9.1 tentang Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Buton tahun 2007 s/d 2011 pada lembar berikut ini, akan menghantarkan ruang berpikir dalam mengingat kembali tentang fenomena yang telah terjadi pada APBD Kabupaten Buton, yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah.

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel 9.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 s/d 2011 Kabupaten Buton (Dalam Ribuan Rupiah)

   2011 Rata-rata 2007 2008 2009 2010 Uraian Pertumbuhan(%) % % % % %

PENDAPATAN ASLI DAERAH 9.315.010 2,40% 16.454.455 3,50% 13.982.856 3,10% 17.631.380 3,40% 16.048.695 2,50% 0,15

  

1. Pajak 865.341 0,20% 1.485.412 0,30% 1.738.614 0,40% 1.375.794 0,30% 2.007.776 0,30% 0,02

  

2. Retribusi 3.124.686 0,80% 2.610.423 0,60% 3.394.031 0,70% 7.020.288 1,40% 6.606.758 1,00% 0,04

  

3. Pendapatan Hasil Pengelolaan 1.246.808 0,30% 2.457.086 0,50% 980.493 0,20% 2.592.856 0,50% 2.238.240 0,40% 0,02

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

  

4. Lain-Lain PAD 4.078.174 1,00% 9.901.534 2,10% 7.869.718 1,70% 6.642.441 1,30% 5.195.920 0,80% 0,07

DANA PERIMBANGAN 371.551.771 94,30% 437.174.987 93,60% 418.915.628 92,40% 443.304.191 85,40% 461.978.903 72,30% 4,38

  

1. Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan 22.809.771 5,80% 24.519.312 5,30% 23.973.278 5,30% 32.461.891 6,30% 32.203.792 5,00% 0,28

Pajak

  

2. Dana Alokasi Umum (DAU) 290.634.000 73,70% 343.248.375 73,50% 330.359.350 72,90% 360.126.200 69,40% 382.188.011 59,80% 3,49

  

3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 58.108.000 14,70% 69.407.300 14,90% 64.583.000 14,20% 50.716.100 9,80% 47.587.100 7,40% 0,61

LAIN - LAIN PENDAPATAN YANG 13.215.328 3,40% 13.303.909 2,80% 20.556.892 4,50% 58.009.855 11,20% 161.208.318 25,20% 0,47

SAH

  1. Pendapatan Hibah 0,00% 0,00% 0,00% 469.596 0,10% 0,00%

  

2. Dana Darurat 0,00% 3.000.000 0,60% 0,00% 0,00% 0,00% 0,01

  

3. Dana Bagi Hasil Pajak dari 2.555.059 0,60% 3.810.354 0,80% 4.122.565 0,90% 5.841.128 1,10% 4.557.920 0,70% 0,04

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Lainnya

  

4. Dana Penyesuaiandan Otonomi 8.000.000 2,00% 6.493.555 1,40% 13.544.327 3,00% 49.175.526 9,50% 146.980.353 23,00% 0,39

Khusus

  

5. Bantuan Keuangan dari 2.660.270 0,70% 0,00% 2.890.000 0,60% 2.523.606 0,50% 3.010.796 0,50% 0,02

Prov/Pemda Lainnya

  

6. Pendapatan Lainnya-Sumbangan 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 6.659.248 1,00% 0,01

PihakKetiga

PENDAPATAN DAERAH 394.082.109 100,00% 466.933.350 100,00% 453.455.376 100,00% 518.945.427 100,00% 639.235.916 97,80% 4,98

  Sumber : RPJMD Kabupaten Buton 2013-2017

Bab IX -

  4 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

Gambar 9.1 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Buton Tahun 2007-2011

  Secara umum kondisi keuangan daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir jika dilihat dari komponen pendapatan daerah, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan walaupun peningkatan itu tidak secara signifikan akan dapat membiayai seluruh pembangunan yang ada di Kabupaten Buton, apalagi terkait dengan pembangunan infrastruktur. Dengan melihat komponen pendapatan daerah, yang masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) maka arah kebijakan belanja daerah lebih diprioritas pada hal-hal bersifat prioritas dan mendesak. Untuk memenuhi kebutuhan investasi program Ke-PU an/Cipta Karya, Selain dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Buton, juga didukung sumber-sumber pendanaan yang bersumber dari APBD Propinsi dan APBN, sebab untuk membiayai program dibidang keciptakaryaan tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan adanya sharing pendanaan antara Pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pusat.

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 B. Belanja Daerah

  Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok belanja aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri Nomor

  59 Tahun 2007. Belanja daerah terdiri dari: 1.

  Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja Tidak Terduga.

  2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja pegawai, (b) Belanja barang dan jasa, dan (c) Belanja modal.

  Pada tahun 2011, belanja Kabupaten Buton mencapai Rp. 678.685.364.468. Besaran belanja ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 573.721.212.939 dengan rata-rata pertumbuhan 0,66%/tahun.

  Pertumbuhan Belanja Tidak Langsung merupakan yang terbesar, yaitu 0,90%, sedangkan pertumbuhan Belanja Langsung hanya 0,33%. Dari pos Belanja Tidak Langsung, pengeluaran Belanja Pegawai merupakan yang terbesar pertumbuhannya terhadap Belanja, yaitu mencapai 0,99%. Belanja pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri di Lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Buton. Tingginya pertumbuhan belanja untuk pegawai ini perlu diperhatikan, apakah imbal balik kepada masyarakat berupa pelayanan publik sudah sepadan. Besaran belanja langsung yang terkait langsung dengan program dan kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 0,33%/tahun. Proporsi belanja barang dan jasa merupakan yang terbesar, yaitu sebesar 0,50%, sedangkan belanja pegawai merupakan yang terkecil, yaitu sebesar 0,21%, selengkapnya dapat dilihat pada tabel (lihat tabel 9.2).

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  Pada tahun 2011, realisasi belanja Kabupaten Buton mencapai 90,57% atau sebesar Rp. 614.678.450.527,00. Realisasi belanja ini berfluktuatif dari tahun ke tahun, namun masih selalu di bawah 100%. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan pemerintah dalam menyerap anggaran dan merealisasikannya untuk pelayanan publik. Realisasi untuk Belanja Tidak Langsung pada tahun 2011 adalah sebesar 93,04% dan untuk Belanja Langsung adalah sebesar 86,80%. Realisasi belanja yang paling baik adalah untuk Belanja Pegawai dalam pos Belanja Tidak Langsung. Realisasi belanja pegawai merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja lainnya karena sifatnya rutin.(lihat tabel 9.3) Bila dilihat berdasarkan urusan, maka belanja dapat dibagi menjadi belanja untuk Urusan Wajib dan belanja untuk Urusan Pilihan. Proporsi yang terbesar adalah untuk Urusan Wajib karena terkait dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Belanja urusan Otonomi daerah, Pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian mencapai 0,221% dari total belanja, sedangkan belanja urusan pendidikan mencapai 0,487% dari total belanja. (lihat tabel 9.4.)

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

Tabel 9.2.

Struktur dan Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Buton Tahun 2007 – 2011 Struktur (%) Pertumbuhan (%) Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2010 - 2011 2007 – 2008 2008 – 2009 2009 - 2010 – 2011 Belanja Tidak

  0,50 0,49 0,52 0,58 0,58 0,20 0,09 0,23 0,18 0,90

  1. Langsung 0,90 0,94 0,98 0,98 0,95 0,25 0,14 0,23 0,14 0,99

  • Pegawai 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
  • Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
  • Subsidi 0,00 0,00 0,01 0,00 0,04 (0,61) 20,58
  • Hibah 0,05 0,02 0,01 0,01 0,01 (0,50) (0,60) 1,18 (0,38) (0,73)
  • Bantuan Sosial * Bantuan 0,04 0,04 0,00 0,01 0,01 0,14 (0,90) 0,93 0,13 (0,76) Keuangan * Belanja Tidak 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 (0,67) (0,98) 7,67 (0,84) (0,99) Terduga

  Belanja 0,50 0,51 0,45 0,39 0,40 0,28 (0,10) (0,02) 0,08 0,33

  2. Langsung 0,08 0,09 0,07 0,07 0,07 0,36 (0,25) 0,01 0,08 0,21

  • Pegawai * Barang dan 0,27 0,25 0,36 0,33 0,29 0,24 0,29 (0,10) 0,50 Jasa 0,65 0,66 0,57 0,59 0,63 0,28 (0,23) 0,02 0,18 0,27
  • Modal

  BELANJA 371.056.104.464 511.820.461.521 505.382.207.164 573.721.212.939 678.685.364.468 0,24 0,02 0,12 0,18 0,66 Sumber : RPJMD Kabupaten Buton 2013-2017 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

Bab IX -

  8

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

Tabel 9.3 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

  

Kabupaten Buton

2009 2010 2011 Uraian Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

  1. Belanja Tidak Langsung 259.942.978.000 244.527.287.237 94 311.614.335.260 301.832.515.519 97 381.439.611.000 354.894.129.896

  93

  • Pegawai 253.853.378.000 240.323.500.071 95 303.482.614.000 295.890.883.823

  97 351.578.419.000 336.423.845.221

  96

  • Bunga * Subsidi * Hibah 2.102.500.000 1.721.420.000

  82 885.000.000 667.280.000 75 24.344.192.000 14.397.795.400

  59

  • Bantuan Sosial 2.577.500.000 1.597.967.166 62 5.117.721.260 3.481.060.514

  68 3.168.000.000 2.146.281.348

  68

  • Bantuan Keuangan 909.600.000 871.800.000 96 1.779.000.000 1.683.997.182

  95 1.999.000.000 1.909.007.927

  95

  • Belanja Tidak Terduga 500.000.000 12.600.000 3 350.000.000 109.294.000

  31 350.000.000 17.200.000

  5

  2. Belanja Langsung 234.359.429.164 210.819.943.682 90 247.448.877.679 205.640.165.805 83 280.996.753.468 243.910.820.631

  87

  • Pegawai 16.192.611.567 15.027.892.083 93 15.867.358.200 15.179.909.648

  96 18.694.424.650 17.889.670.400

  96

  • Barang dan Jasa 86.901.049.295 76.416.645.437 88 76.399.749.428 68.641.101.018

  90 77.928.177.895 71.667.452.389

  92

  • Modal 131.265.768.302 119.375.406.162 91 155.181.770.051 121.819.155.139

  79 184.374.150.923 154.353.697.842

  84 Sumber : RPJMD Kabupaten Buton 2013-2017 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

Bab IX -

  9

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

Tabel 9.4.

Realisasi Belanja Menurut Urusan Kabupaten Buton Tahun 2007 Uraian Capaian Struktur Capaian Struktur Capaian Struktur Capaian Struktur Capaian Struktur Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) 2007 2008 2009 2010 2011 (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) – 2011

  

I URUSAN WAJIB 340.823.363.223,00 90,66 0,919 423.382.071.712,00 89,40 0,921 435.967.519.285,00 92,05 0,935 493.312.045.816,00 90,60 0,945 585.320.689.147,00 90,26 0,952

2. Ur. Kesehatan 28.144.356.286,00 91,25 0,083 37.346.964.155,00 96,62 0,088 38.876.655.638,00 96,62 0,089 41.994.732.267,00 98,49 0,085 41.304.664.061,00 95,27 0,071 1. Ur. Pendidikan 125.253.958.479,00 94,37 0,368 159.481.086.195,00 94,79 0,377 174.028.967.670,00 95,97 0,399 201.668.213.085,00 88,68 0,409 285.272.771.437,00 90,78 0,487 4. Ruang 3. Umum Ur. Pekerjaan Ur. Penataan 64.369.304.819,00 94,49 0,189 73.001.425.683,00 91,88 0,172 50.927.220.357,00 95,93 0,117 64.663.317.006,00 94,14 0,131 75.698.583.428,00 93,83 0,129 1.745.903.408,00 96,52 0,005 1.401.550.259,00 98,97 0,003 1.584.458.843,00 93,58 0,004 1.568.648.254,00 84,36 0,003 2.245.604.004,00 98,78 0,004 7. Hidup 6. Ur. Perhubungan 3.552.893.625,00 85,85 0,010 4.600.517.518,00 97,14 0,011 7.670.553.034,00 96,31 0,018 9.062.943.010,00 71,11 0,018 9.195.463.655,00 98,80 0,016 5. Pembangunan Ur. Ur. Lingkungan Ur. Perencanaan Kependudukan & 0,00 0,00 0,000 560.806.887,00 71,87 0,001 1.113.398.133,00 91,63 0,003 1.038.560.740,00 98,95 0,002 1.332.834.141,00 94,39 0,002 3.396.314.083,00 61,18 0,010 6.115.196.811,00 79,31 0,014 5.421.866.277,00 96,99 0,012 4.163.200.103,00 97,80 0,008 3.595.555.876,00 95,85 0,006 2.064.200.344,00 70,87 0,006 4.082.084.231,00 95,35 0,010 4.330.835.828,00 97,67 0,010 3.745.497.863,00 98,84 0,008 3.998.852.512,00 90,51 0,007 11. Ur. Tenaga Kerja 2.047.379.091,00 95,91 0,006 2.104.200.358,00 96,35 0,005 1.919.753.766,00 94,45 0,004 2.047.440.806,00 98,22 0,004 0,00 0,00 0,000 10. Ur. Sosial 0,00 0,00 0,000 5.333.081.959,00 66,57 0,013 13.325.035.177,00 92,59 0,031 17.571.574.294,00 90,14 0,036 2.342.828.721,00 107,93 0,004 9. Sejahtera

  8. Catatan Sipil Keluarga Berencana & Ur. Keluarga 2.567.278.296,00 94,47 0,008 3.808.854.278,00 97,01 0,009 4.732.964.546,00 96,77 0,011 4.408.663.620,00 99,42 0,009 4.333.352.530,00 98,17 0,007 13. Ur. Kebudayaan 0,00 0,00 0,000 972.531.950,00 76,07 0,002 1.667.682.017,00 96,45 0,004 2.110.420.516,00 99,73 0,004 2.058.997.088,00 94,46 0,004 14. Dalam Negeri 12. Menengah Bangsa & Politik 4.090.877.450,00 96,27 0,012 6.114.153.265,00 97,13 0,014 5.430.869.195,00 96,19 0,012 6.708.179.878,00 96,20 0,014 7.796.092.689,00 97,03 0,013 Ur. Kesatuan Usaha Kecil 4.092.158.300,00 68,93 0,012 4.207.257.222,00 95,28 0,010 1.901.740.426,00 97,13 0,004 1.772.666.606,00 99,14 0,004 1.685.658.506,00 93,08 0,003 Ur. Koperasi & 16. Ur. Kepegawaian 9.464.592.560,00 92,36 0,028 11.400.238.520,00 54,98 0,027 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,000 17. Pangan 15. umum Ur. Ketahanan Ur. Otonomi Pemerintahan Daerah, 85.962.080.072,00 85,76 0,252 102.155.699.696,00 84,88 0,241 116.243.551.606,00 82,76 0,267 123.987.445.685,00 89,61 0,251 129.117.478.624,00 84,08 0,221 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,000 4.833.759.075,00 98,29 0,011 4.817.578.306,00 99,25 0,010 5.424.186.257,00 97,51 0,009 18. Informatika 19. Masyarakat Desa Ur. Pemberdayaan 4.072.066.410,00 94,25 0,012 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,000 0,00 0,00 0,000 7.974.234.642,00 85,18 0,014 Ur. Komunikasi & 0,00 0,00 0,000 696.422.725,00 63,76 0,002 1.958.207.697,00 95,94 0,004 1.982.963.777,00 99,68 0,004 1.943.530.976,00 98,54 0,003 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

Bab IX -

  10

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  2007 2008 2009 2010 2011 II URUSAN PILIHAN .241,00 92,62 0,081 69,00 94,42 0,079 95,82 0,065 ,00 98,63 0,055 97,28 0,048 1. Ur. Pertanian 251,00 90,8 0,441 7,00 95,46 0,401 7.849.728.403,00 92,7 0,258 9.819.295.980,00 98,76 0,341 10.439.398.596,00 97,62 0,356 Uraian Realisasi Capaia Struktur Realisasi Capaian Strukt Capaia Strukt Capaia Struktur Capaian Strukt 30.232.741 36.111.430.1 30.429.511.634,0 28.796.635.508 29.357.761.380,0 13.343.145. 14.498.532.29 (Rp.) n (%) (%) (Rp.) (%) ur (%) n (%) ur (%) n (%) (%) (%) ur (%) Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) Realisasi (Rp.) 2. Ur. Kehutanan 46,00 93,14 0,183 3. Mineral 47,00 84,22 0,05 Ur. Kelautan & 9.846.001.8 10.024.750.25 Sumber Daya 1.518.078.1 2.570.524.924, Ur. Energi & 5.525.515.9 8.029.246.932, 00 88,16 0,071 2.669.366.789,00 95,81 0,088 1.558.266.657,00 96,93 0,054 2.397.469.920,00 97,07 0,082 00 97,28 0,222 8.028.510.311,00 97,25 0,264 7.863.731.073,00 98,96 0,273 8.117.984.801,00 97,15 0,277 3. Ur. Perindustrian 72,49 0,027 3.357.406.578,00 98,02 0,11 1.946.448.869,00 98,66 0,068 3.174.221.542,00 97,16 0,108

  4. Perikanan 97,00 96,43 0,326 6,00 95,25 0,278 8.524.499.553,00 96,64 0,28 7.608.892.929,00 98,46 0,264 5.228.686.521,00 96,99 0,178 JUMLAH 4.464,00 90,82 881,00 371.056.10 459.493.501. 466.397.030.919, 522.108.681.32 614.678.450.527, 988.375.760,0 00 92,29 4,00 91 00 90,57 Sumber : RPJMD Kabupaten Buton 2013-2017 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

Bab IX -

  11

  TAHUN 2015-2019

Gambar 9.2.

  

Realisasi Belanja menurut Urusan Kabupaten Buton

Tahun 2007-2011

Gambar 9.3.

Belanja menurut Urusan Kabupaten Buton

Tahun 2007-2011

A. Urusan Wajib

  TAHUN 2015-2019 B. Urusan Pilihan C. Analisis Pembiayaan

  Selama kurun waktu 2007-2011, APBD Kabupaten Buton mengalami tiga kali defisit anggaran dan dua kali surplus anggaran. Pada tahun pertama pelaksanaan RPJMD 2007-2011, APBD Kabupaten Buton mengalami deficit anggaran dan tahun kedua yaitu tahun 2008 terjadi surplus anggaran, yaitu mencapai Rp. 7.432.094.621,13. Kemudian dua tahun bertikutnya mengalami deficit kembali, yaitu pada tahun 2009 Rp. 12.941.655.355,00, dan deficit pada tahun 2010 turun menjadi Rp.3.163.254.522,00. Penurunan surplus anggaran dan terjadinya defisit anggaran disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Peningkatan belanja daerah didominasi oleh peningkatan belanja aparatur. Hal ini mengindikasikan bahwa belanja daerah lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rutin birokrasi dibandingkan untuk memberikan pelayanan publik. Defisit anggaran juga merupakan indikasi adanya pemborosan APBD.

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel 9.5. Defisit dan Surplus Riil APBD Kab. Buton 2007-2010 Tahun 2007 - 2011 No 2007 2008 2009 2010 2011 Pendapatan 394.082.109.431,72 466.933.350.269,68 453.455.375.564,00 518.945.426.802,00 639.235.915.555,00 1. Dikurangi

  2. Belanja 371.056.104.464,00 459.493.501.881,00 466.397.030.919,00 522.108.681.324,00 614.678.450.527,00 Pengeluaran

  3. Pembiayaan Daerah 31.325.361.384,00 7.753.767,55 0,00 0,00 755.655.538,00

  4 Surplus (defisit) Rill (8.299.356.416,28) 7.432.094.621,13 (12.941.655.355,00) (3.163.254.522,00) 23.801.809.490,00 Sumber : RPJMD Kabupaten Buton 2013-2017

Bab IX -

  14 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

  TAHUN 2015-2019

Gambar 9.4.

  

Defisit dan Surplus APBD Kabupaten Buton Tahun 2007-2011

  9.2. PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

  9.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN Dalam 5 Tahun Terakhir

  Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Buton dalam 3 tahun terakhir (Tahun 2010 sampai dengan tahun 2012) melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan. Total alokasi dana APBN untuk bidang Cipta Karya tahun 2010 sebesar Rp 6.721.605.000 dan meningkat di tahun 2011 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 8.385.027.000 dan Rp. 10.250.750.000. atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 23,49 %. Jika dilihat berdasarkan sector maka sector pengembangan air minum mendapatkan alokasi dana yang terbesar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan sector bangkim dan PBL.

TAHUN 2015-2019

  Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel - 9.6 berikut :

  

Tabel.9.6.

Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya

di Kabupaten Buton Tahun 2010

  • – 2012 Alokasi ( x Rp. 1.000) SEKTOR 2010 2011 2012

  Pengembangan Air Minum 5,446,320,000 6,000,043,000 4,990,750,000

  • Pengembangan PLP - Pengembangn Permukiman 744,362,000 1,095,820,000 1,760,000,000

  Penataan Bangunan dan Lingkungan 530,923,000 1,289,164,000 3,500,000,000

  Total 6,721,605,000 8,385,027,000 10,250,750,000

  Di samping dana APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional. Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Perkembangan DAK untuk air minum dan Sanitasi Kabupaten Buton selama 4 tahun terakhir terlihat pada tabel

  • – 9.7. berikut :

  TAHUN 2015-2019

Tabel 9.7.

  

Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Buton

Tahun 2008

  • – 2012 JENIS DAK 2008 2009 2010 2011 2012

  3,374,999,999 761,300,000 - DAK Air Minum 839,700,000 1,061,840,000

DAK Sanitasi 934,600,000 - - 89,850,000 1,077,730,000

  Total 3,374,999,999 1,695,900,000 929,550,000 2,139,570,000

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan DAK tahun 2008-2012 untuk kedua sektor (Air minum dan sanitasi) mengalami perkembangan yang sangat fluktuatif. Pada tahun 2009 total DAK bidang Cipta Karya di Kabupaten Buton sebesar Rp 3.374.999.999 dan mengalami penurunan di tahun 2010 dan 2011 masing

  • –masing sebesar Rp. 1,695,900,000 dan Rp. 929,550,000. Pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan sebesar Rp 2.139.570.000.

  9.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari dana APBD dalam 5 tahun Terakhir

  Pemerintah Kabupaten Buton memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Dana APBD tersebut yang dialokasikan kepemerintah Kabupaten Buton selama 5 Tahun terakhir mengalami kenaikan, yaitu untuk tahun 2008 sebesar Rp. 445.322.553.000’- atau 1,99% sedangkan tahun 2012 sebesar Rp. 728.636.561.251,- atau 1,10% atau rata-rata 4,37%. Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Pegembangan Air minum rata-rata sebesar 2,22% dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya dan yang terkecil adalah sektor Pengembangan Permukiman atau rata-rata sebesar 2,16% dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi dana APBD bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir disajikan pada tabel 9.8 berikut :

  BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019 Tabel. 9.8. Perkembangan Alokasi APBD untuk pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton Tahun 2008-2012 Rata-Rata 2008 2009 2010 2011 2012 SEKTOR Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % Alokasi % APBD APBD APBD APBD APBD Pengembangan 6,665,957,000

  

1.50 4,027,676,000 0.86 2,894,861,750 0.505 1,282,288,600

0.19 2,678,369,000

  0.37

  2.22 Air Minum Pengembangan

  • PLP Pengembangan 2,177,259,000

  0.5 1,891,100,000 0.40 4,186,553,750 0.73 1,338,883,000 0.20 5,316,813,000

  0.73

  2.16 Permukiman Penataan Bangunan

  • dan Lingkungan

  445,322,553,000 1.99 470,401,738,325 1.26 573,721,212,939 1.234 678,685,364,468 0.39 728,636,561,251

  1.10

  4.37 Total Belanja

Bab IX -

  18 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

TAHUN 2015-2019

  Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya maka dihasilkan grafik seperti gambar 9.9 berikut

  

Gbr 9.9

Grafik Proporsi Belanja APBD

Terhadap Bidang Cipta Karya Dalam 5 Tahun Terakhir

  Selain Dana APBD tersebut pemerintah kabupaten Buton juga mengalokasikan dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten Buton selama 4 tahun terakhir ini (Tahun 2009 sampai dengan 2012) . DDUB ini menunjukan besarnya komitmen pemerintah Kabupaten Buton dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya, DDUB dapat terlihat pada tabel- 9.9 berikut :

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  Tabel-9.9 Perkembangan DDUB untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton Tahun 2008 – 2012 2008 2009 2010 2011 2012 SEKTOR Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB

  • Pengembangan -

  83,970,000 3,374,999,999 337,499,999.90 761,300,000 76,130,000 839,700,000 1,061,840,000 106,184,000 Air Minum

  • Pengembangan - - -
  • Pengembangan -

  8,985,000 934,600,000 93,460,000 89,850,000 1,077,730,000 107,773,000 Permukiman - - - -

  • Penataan Bangunan dan Lingkungan
  • - - - - - - Total Belanja

   92,955,000 213,957,000 337,499,999.90 169,590,000 DDUB

Bab IX -

  20 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

TAHUN 2015-2019

  9.2.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

  Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Pemerintah Kabupaten Buton mempunyai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma, sedangkan untuk sektor Air Limbah dan Persampahan pengelolaannya masih dikelola oleh SKPD Teknisnya yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buton. Saat ini PDAM Tirta Dharma masih berjalan dan secara kontribusi terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Buton sudah Memberikan kontribusi yang maksimal. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. Khusus untuk PDAM kabupaten Buton, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM status sehat.

  9.2.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta Dalam 5 Tahun Terakhir

  Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No.

TAHUN 2015-2019

  40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam rangka menunjang pembangunan Cipta karya, Pemerintah Daerah Kabupaten Buton hingga saat ini belum melakukan KPS khususnya untuk kegiatan pembangunan Kecipta karyaan seperti tersebut pada Tabel-9.11 berikut :

Tabel 9.10 Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton

  Tahun 2008 – 2012 Kegiatan Tahun Komponen Satuan

  Nilai (Rp) Skema KPS Ket. KPS Volume

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pengembangan Air Minum - - - - -

  Belum terlaksana

  • ………………….
  • …………………
  • Pengembangan PPLP - - - - - Belum terlaksana
  • …………………..
  • …………………..
  • Pengembangan Permukiman - - - - - Belum terlaksana
  • …………………..
  • ………………….
  • Penataan Bangunan & Lingkungan - - - - - Belum terlaksana
  • ……………….
  • >………………….

TAHUN 2015-2019

  9.3. PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA

  Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai dengan jangka waktu RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan Daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

  9.3.1 Proyeksi APBD Dalam 5 Tahun Kedepan Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

  Dalam melakukan proyeksi APBD dalam 5 tahun kedepan, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan persentase pertumbuhan per pos pendapatan

  Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : Yo = Nilai Tahun ini

  Y-1 = Nilai 1 Tahun sebelumnya Y-2 = Nilai 2 Tahun sebelumnya

  Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.

TAHUN 2015-2019

  

2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah

  diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut:

  Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)

  

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung

kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

  Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 9.9) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan. Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 9.12 berikut :

BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BUTON TAHUN 2015-2019

  Tabel- 9.11 Komponen APBD Proyeksi Pendapatan APBD Kabupaten Buton dalam 5 tahun kedepan Realisasi Pertu ntase Prese Proyeksi Pendapatan Asli 9,315,010 Daerah ,000 16,454,455,000 13,982,856,000 17,631,380,000 16,048,695,000 (1) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (2) (3) (4) (5) (6) (5) (6) (7) (8) (9) (10) an (%) mbuh 0.04 16,690,642,800 17,358,268,512 18,052,599,252 18,774,703,222 19,525,691,351 Dana Perimbangan 371,551,771,000 437,174,987,000 418,915,628,000 443,304,191,000 461,978,903,000 DAU DBH DAK 290,634,000,000 343,248,375,000 330,359,350,000 360,126,200,000 382,188,011,000 22,809,771,000 24,519,312,000 23,973,278,000 32,461,891,000 32,203,792,000 0.12 0.02 48,538,842,000 49,509,618,840 50,499,811,217 51,509,807,441 52,540,003,590 0.17 37,678,436,640 44,083,770,869 51,578,011,917 60,346,273,943 70,605,140,513 0.01 386,009,891,110 389,869,990,021 393,768,689,921 397,706,376,820 401,683,440,588 516,317,258,411 577,046,937,862 644,919,694,376 720,775,702,815 805,553,960,126 Lain-lain Pendapatan yang sah 58,108,000,000 69,407,300,000 64,583,000,000 50,716,100,000 47,587,100,000 13,215,328,000 13,303,909,000 20,556,892,000 58,009,855,000 161,208,318,000 - - - DAK Air Minum 3,374,999,999 - - - DAK Sanitasi - 934,600,000 898,500,000 761,300,000 839,700,000 3.24 683,523,268,320 2,898,138,657,677 12,288,107,908,550 220,910,688,736,748 0.31 1,100,007,000 1,441,009,170 1,887,722,013 2,472,915,837 3,239,519,746 0.00 898,500,000 898,500,000 898,500,000 898,500,000 898,500,000 52,101,577,532,252 Total APBD 765,633,880,000 445,322,553,000 470,401,738,325 573,721,212,939 678,685,364,468 1,177,499,565,561 1,414,897,066,323 0.20 815,516,165,974 979,933,636,091 1,700,156,642,806

Bab IX -

  25 Review RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Buton 2014

TAHUN 2015-2019

  Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

  1. Net Public Saving

  Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata lain, NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun kedepan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut :

  Net Public Savbing = Total Penerimaan daerah – Belanja Wajib NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) + (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah )

   Belanja mengikat adalah yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari oleh Pemerintah Daerah dakam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga , belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan yang berlaku.

Kewajiban Daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan lanjutan,

serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

  2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio/DSCR)

  Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.

  Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah Pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;

  TAHUN 2015-2019 b.

  Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah; c.

  Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman; d.

  Dalam hal pinjaman daerah diajukan kepada pemerintah, Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

  Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam 5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut

  Pada bagian ini perlu dihitung DSCR daerah dalam 3-5 tahun terakhir dengan rumus sebagai berikut: PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi

  9.3.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah Kabupaten Buton memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan Bidang Cipta Karya yaitu air minum Tirta Dharma. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut sudah memiliki rencana dalam lima (5) tahun ke depan dalam bentuk business plan. Business plan dari perusahaan daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

TAHUN 2015-2019

  9.3.3. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya

  Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan financial dari program tersebut.

Tabel 9.12 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Kedepan

  Biaya Kelayakan Nama Deskripsi Kegiatan Finansial Keterangan Kegiatan Kegiatan

(Rp)

(IRR=…)

  

(1) (2) (3) (4) (5)

  • >

  9.4. ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN

  IVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

TAHUN 2015-2019

  9.4.1. Analisis Kemampuan Keruangan Daerah Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan sumber-sumber sebagai berikut :

  

a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi

trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.

  b.

  Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan pada bagian 9.3.1

  c.