9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Akuntansi

  Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi yang tepat dan akurat. Sebelum penulis menjelaskan pengertian sistem akuntansi maka terlebih dahulu penulis akan memberikan beberapa definisi mengenai sistem dan prosedur menurut beberapa ahli:

  Definisi sistem dan prosedur menurut Zaki Baridwan (2010:3) yaitu : “Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan sauatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan”. “Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan kerani (klerikal). Biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan keseragaman terhadap transakasi- transaksi perusahaan yang sering terjadi”.

  Sedangkan menurut Mulyadi (2010:5) pengertian sistem dan prosedur adalah : “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seraham terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang”.

  Menurut Jogiyanto (2010:2) mengemukakan bahwa : “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian- kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul- betul ada dan terjadi.”

  Selanjutnya menurut Howard F. Stettler (2010:3) yang diterjemahkan oleh Zaki Baridwan mengenai Sistem Akuntansi adalah:

  “Sistem Akuntansi adalah suatu formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi perusahaan.”

  Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa prosedur yang saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu jaringan kerjasama yang terpadu untuk melaksanakan aktivitas utama perusahaan di dalam mencapai tujuan. Sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan kerikal yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang.

  Setelah kita mengetahui definisi sistem dan prosedur, untuk mengetahui definisi sistem akuntansi maka ada baiknya jika kita mengetahui definisi akuntansi terlebih dahulu. Menurut Soemarso (2010:5), mendefinisikan bahwa akuntansi adalah :

  “Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengumpulan, pencatatan dan peringkasan informasi yang berkaitan dengan masalah keuangan, yang dilaporkan kepada pihak yang membutuhkan untuk melakukan suatu penilaian dan pengambilan keputusan. Dari pengertian sistem dan akuntansi di atas, maka penulis akan menguraikan pengertian sistem akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain :

  Definisi sistem akuntansi menurut Mulyadi (2010:3): “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna pengelolaan perusahaan”.

  Sedangkan definisi sistem akuntansi menurut Zaki Baridwan (2010:4) adalah : usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lemabaga pemerintah untuk menilai hasil operasi”.

  Dari definisi-definisi mengenai sistem akuntansi diatas dapat kita simpulkan bahwa sistem akuntansi selain berkaitan erat dengan prosedur- prosedur, juga banyak berhubungan dengan formulir-formulir yang disebut dokumen atau dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari beberapa unsur yang berwujud dalam bentuk formulir-formulir, catatan-catatan dan laporan- laporan serta prosedur-prosedur dan alat-alat yang ditunjukan untuk menghasilkan informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan.

  Adapun definisi dari masing-masing unsur dari sistem akuntansi menurut Mulyadi (2010:3-5), adalah sebagai berikut: 1.

  Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merkem terjadinya transaksi.

  2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

  3. Buku Besar (General Ledger) Buku Besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

  4. Buku Pembantu (Subsidiary Ledger) Jika data keuangan yang dogolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu. Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening-rekening tertentu dalam buku besar.

  5. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

  Setelah kita mengetahui definisi dari masing-masing unsur sistem akuntansi tersebut, maka di bawah ini penulis akan menguraikan manfaat formulir menurut Mulyadi (2010:78), yaitu : 1.

  Menetapkan tanggung jawab mengenai timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

  2. Merekam data mengenai transaksi bisnis perusahaan.

  3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan.

  4. Menyamoaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam organsasi yang sama atau organisasi lain. Selain itu menurut Mulyadi (2010:82) terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan formulir yaitu sebagai berikut :

  1. Sedapat mungkin memanfaatkan tembusan atau copy formulir.

  2. Hindari duplikasi dalam pengumpulan data.

  3. Rancanganlah formulir sesederhana mungkin dan mudah dalam pengisiannya.

  4. Memasukkan unsur internal check dalam perancangan formulir.

  5. Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar.

  6. Cantumkan nama dan nomor formulir untuk memudahkan identifikasi.

  7. Cantumkan nomor urut tercetak.

  8. Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir, jika formulir lebar digunakan, untuk memperkecik kemungkinan salah pengisian.

  9. Cetaklah garis formulir, jika formulir tersebut akan diisi dengan tulisan tangan. Jika pengisian formulir akan dilakukan dengan mesin ketik, garis tidak perlu dicetak, karna mesin ketik akan dapat mengatur spasi sendiri, dan juga jika bergaris, pengisian formulir dengan mesin ketik akan memakan waktu yang lama.

  10. Cantumkan nomor urut tercetak.

  11. Rancangkan formulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisiannya membubuhkan tanda √ , atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu pengisiannya.

  12. Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali pakai, atau cetaklah dengan kertas tanpa karbon (carbonless paper).

  13. Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait. Menurut Zaki Baridwan (2008:7), terdapat beberapa faktor yang perlu

  1. Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu bahwa sistem akuntansi yang disusun harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan dan dengn kualitas yang sesuai.

  2. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harga milik perusahaan 3. Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk pembuatan dan penyelenggaraan sistem akuntansi harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal dengan kata lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi. Dari penjelasan di atas dapat dilihat betapa pentingnya sistem akuntansi dalam suatu perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Penyusunan sistem akuntansi untuk suatu perusahaan mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang akan berguna dalam pencapaian tujuan dari setiap perusahaan yaitu mendapatkan laba yang optimal. Adapun tujuan umum dari pengembangan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2010:19-20) adalah : 1.

  Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

  2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

  3. Untuk memperbaiki pengawasan akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan yang lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

  Dalam setiap kegiatan perusahaan diperlukan adanya sistem yang baik dimana di dalam sistem yang baik tersebut terdapat prosedur-prosedur yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sistem ini akan berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mencaoai laba yang seoptimal mungkin. Oleh karena sistem akuntansi memegang peranan yang penting dimana manfaatnya semakin dirasakan perusahaan, karena sistem akuntansi dapat memberikan pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mencapai tujuan perusahaan.

  2.2 Tujuan Sistem Akuntansi

  Suatu sistem akuntansi dibuat tentu untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dari suatu sistem akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi berbagai macam pihak baik pihak intern prusahaan (manajemen) maupun pihak ekstern perusahaan yaitu kreditur, pemerintah dalam hal ini adalah kantor pajak, calon investor dan lain-lain.

  2.3 Tujuan Umum Pengembangan Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2010:19).

  Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut : 1.

  Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

  Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

  2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasu yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan, sehingga menuntut sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manajemen.

  3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggarakan catatan akuntansi.

  Pengembangan sistem akuntansi ditunjukkan untuk menghemat biaya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi bertujuan untuk memproses semua transaksi secara terkoordinasi, sehingga dapat dihasilkan informasi yang tepat dan akurat sebagai produk akhir, yang kemudian akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik intern maupun pihak ekstern sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Selain itu pimpinan untuk

2.4 Sistem Penjualan Kredit

  Kegiatan penjualan dilakukan oleh perusahaan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun kredit. Menurut Mulyadi (2010

  :202) “Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepad a langganannya”.

  Untuk memaksimalkan penangangan yang baik terhadap kegiatan penjualan kredit ini, manajemne perusahaan harus menerapkan sistem penjualan kredit yang sistematis dan sesuai dengan kondisi perusahaan agar kelancaran aktivitas penjualan kredit dan penyampaian hasil informasi dapat terjamin. Namun untuk mewujudkan semua keinginan manajemen tersebut, sangat diperlukan alat- alat serta perangkat kerja. Alat-alat dan perangkat kerja yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur penjualan secara kredit adalah sebagai berikut:

2.4.1 Fungsi-Fungsi yang terkait dalam Penjualan Kredit

  Ada beberapa bagian yang memegang peranan penting di dalam prosedur penjualan kredit, dan bagian-bagian tersebut harus melakukan kerjasama dalam penunjang terciptanya suatu sistem yang baik tersebut. Fungsi yang terkait tersebut menurut Mulyadi (2010:211-213) adalah sebagai berikut:

  1. Fungsi Kredit

  Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

  2. Fungsi penjualan

  Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk membuat “back order” pada saat yang diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

  3. Fungsi Gudang

  Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta ,menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

  4. Fungsi Pengiriman

2.4.2 Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

  4. Nama dan alamat pembeli.

  Surat order pengiriman merupakan dokuemn pokok untuk memproses penjualan kredit kepada eplanggan. Berbagai tembusan surat order pengiriman terdiri dari:

   Surat Order Pengiriman dan Tembusannya

  Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:214-216) adalah: 1.

  7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

  6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.

  5. Kuantutas produk yang dibeli.

  3. Jumlah harga pokok produk yang siap dijual selama jangka waktu tertentu.

  Fungsi bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.

  2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.

  1. Jumlah pendapat penjualan menurut jenis produk atau kelompok oriduk jangka waktu tertentu.

  Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:213) adalah:

  Adapun fungsi-fungsi yang terkait tersebut terdiri dari fungsi kredit, fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi akuntansi dan fungsi penagihan.

  Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. Dari fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan kredit terdapat bagian yang penting dalam suatu perusahaan agar dapat menciptakan sistem yang baik.

  6. Fungsi Penagihan

  Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbuk dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur serta membuat laporan penjualan.

  5. Fungsi Akuntansi

2.4.3 Dokumen yang Digunakan

  a. Surat Order Pengiriman

  Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan otorisasai kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen tersebut.

  b. Tembusan Kredit (Credit Copy)

  Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.

  c. Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)

  Dokumen ini dikirim oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.

  d. Surat Muat (Bill of Lading)

  Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan.

  e. Slip Pembungkus Ipacking Slip)

  Dokumen ini ditempel pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi pengiriman

  f. Tembusan Gudang (Warehouse Copy)

  Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.

  g. Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-up Copy)

  Merupakan tembusan surat order yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut tanggal pengiriman yang dijanjijkan.

  h. Arsip Indeks Silang (Cross-Index File Copy)

  Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan mengenai status pesanannya.

2. Faktur dan Tembusannya

  Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.

  a. Faktur Penjualan (Customer’s Copies)

  Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan.

  b. Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)

  Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang

  c. Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)

  Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi penjualan dalam jurnal penjualan.

  d. Tembusan Analisis (Analysis Copy)

  Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirm oleh fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga pokok penjualan yang dicatatat dalam kartu persediaan, untuk analisis penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga (salesperson).

  e. Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)

  Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan yang lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan yang menjadi haknya.

  3. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

  Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu persediaan. Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

  4. Bukti Memorial Merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan kedadaan jurnal umum dlam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan sumber dokumen untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi.

2.4.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan

  Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2010:218-219) adalah : 1.

   Jurnal Penjualan

  Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit.

2. Kartu Piutang

  Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

  3. Kartu Persediaan

  Catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap persediaan.

  4. Kartu Gudang

  Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

  5. Jurnal Umum

  Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Dari penjelasan tersebut maka penulis menyimpukan bahwa catatan akuntansi terdiri dari jurnal penjualan, kartu piutang, kartu persediaan, kartu gudang dan jurnal umum. Dimana catatan-catatan akuntansi tersebut merupakan suatu alat bantu dalam pencatatan transaksi yang dilakukan perusahaan.

2.4.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

  Menurut Mulyadi (2010:219-220) jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah:

  1. Prosedur Order Penjualan

  Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli, kemudian fungsi ini membuat suart order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani dari pembeli.

  order 2.

   Prosedur Persetujuan Kredit

  Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepad pembeli tertentu dari fungsi kredit.

  3. Prosedur Pengiriman

  Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman.

  4. Prosedur Penagihan

  Dalam prosedur ini fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.

  5. Prosedur Pencatatan Piutang

  Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.

  6. Prosedur Distribusi Penjualan

  Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

  Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

2.5 Perancangan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

  Menurut Azhar Susanto (2008:46), perancangan sistem adalah spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah yang dipilih selama tahap analisis. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Perancangan

  Sistem Akuntansi Penjualan Kredit adalah langkah-langkah atau proses dari kumpulan sub-sub sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah semua transaksi penjualan kredit.

  2.6 Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Kredit

  Sistem akuntansi dari penjualan kredit dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir sistem akuntansi dari penjualan kredit. Dengan menggunakan bagan alir tersebut, gambaran dari suatu sistem akuntansi dari penjualan kredit secara menyeluruh mudah dipahami.

  Menurut Mulyadi (2010:227) bagan alir dokumen sistem akuntansi dari penjualan kredit berdasarkan ketiga prosedurnya adalah sebagai berikut:

  

Bagian Order Penjualan

Ke pelanggan

8 Surat Order 1

  5

  2

  2

  2

  1

  2

  3

  2 T A

  7

  2

  Pengiriman

  3

  7

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:227)

  6

  Pengiriman

  2

  9

  M embuat surat order pengiriman dan faktur

  Surat Order Mencatat tgl pengiriman pd surat order pengiriman lembar 9

  Menerima order dari pembeli Surat Order 1 Pengiriman

  2 Surat Order 7 Pengiriman

  2 Mulai

  4

  2

  6

4 Surat Order 1

  • Bersama barang

  4

  5

  3

  4

  2

  4

  5

  Pengiriman Kartu Gudang

  Surat Order 7 Pengiriman (Credit Copy) Surat Order 1

  Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan umum

  3 Surat Order 2 Pengiriman Memeriksa status kredit Menyiapkan barang Menempelkan surat order pengiriman pada pembungkus barang Menyerahkan barang Memberi otorisasi

  Surat Order 7 Pengiriman (Credit Copy)

  5 Surat Order 1 Pengiriman Surat Order 1 Pengiriman

  2

  3

  5

  2

  2

  2

  1

  • Bersama

  barang

   Bagian Kredit Bagian Gudang Bagian Pengiriman

  • Ditempel pd Pembungkus barang sbg slip pembungkus Diserahkan kpd Kpd perusahaan

  2 Surat Order 1 Pengiriman N

   Bagian penagihan Bagian Piutang

  7

  8

  2

  2 Surat Muat 2 SOP

  1 Surat Order 1 Pengiriman Faktur

  Membuat Faktur

  5

  4

  3

  2 Faktur 1 Dikirim ke

9 Wiraniaga

  2 Dikirim Ke Pelanggan

  10

  8

  2 Kartu N Piutang

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:229)

Gambar 2.3 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit

   Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal

  11

  9

  10

  1 Faktur 1 Faktur 1 Rekap HPP Bukti Memorial

  Kartu N Persediaan Membuat

  Rekapitulasi harga

  • ------ Secara

  pokok penjualan Periodik N Rekapitulasi harga pokok penjualan

  Membuat bukti memorial Rekap HPP

  Bukti Memorial Jurnal Jurnal umum umum Sedangkan Menurut Mulyadi (2010:214) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi dari penjualan kredit adalah sebagai berikut:

  PT Ekonomi Jln. Angkasa 25

SURAT ORDER PENGIRIMAN

  Yogyakarta Tanggal Nomor order pelanggan Tanggal Wiraniaga Nomor 12654 Faktur

  T erima kasih atas order saudara.

  Dijual Harap kepada memberi tahu kami jika terjadi kekurangan pada barang

  Dikirim kepada Syarat FOB Rute pengiriman yang diminta Tanggal pengiriman

  No. Keterangan Harga

Urut barang Satuan Kuantitas Satuan Total Harga

Jumlah Bagian Bagian Kredit Bagian Order

  Pengiriman Penjualan PT Ekonomi Jln. Angkasa 25 FAKTUR PENJUALAN

  Yogyakarta Tanggal Nomor order pelanggan Tanggal Wiraniaga Nomor 12654 Faktur Dijual kepada Dikirim kepada Syarat FOB Rute pengiriman yang diminta Tanggal pengiriman No. Keterangan Harga

  

Urut barang Satuan Kuantitas Satuan Total Harga

Jumlah 1.

  Kepala Departemen Keuangan Telah diorder kembali

2. Persediaan abis 3.

  Sudah tidak diproduksi lagi

  

REKAP HARGA POKOK PENJUALAN

  Bulan Nomor Tgl. Pembuatan Kode Rekening Nama Persediaan Jumlah Rupiah

   Departemen Akuntansi Biaya Bagian Kartu Persediaan Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:218)

Gambar 2.7 Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

  

BUKTI MEMORIAL Nomor

Tgl.

  Keterangan Debit Kredit Disetujui Dicatat Diverifikasi Dibuat

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:219)

Gambar 2.8 Bukti Memorial Menurut Mulyadi (2010:218) catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi dari penjualan kredit adalah sebagai berikut: Halaman

JURNAL PEJUALAN

  Lain-lain Debit Penjualan Penjualan Hasil Nomor Dagang Tunai Penjualan Tanggal Keterangan

  Bukti Debit Debit Kredit No.Rek Jumlah Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:108)

Gambar 2.9 Jurnal Penjualan

  

KARTU PIUTANG

  Lembar ke Nomor Rekening Syarat Batas kredit

  Saldo Tgl. Keterangan Fol

  √ Debit Kredit Debit Kredit

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:208)

Gambar 2.10 Kartu Piutang

  31 KARTU PERSEDIAAN Nama Barang Kode Barang Satuan Gudang No. Lantai No. Lokasi No.Rekening Titik Pesan Kembali EOQ Maximum Minimum Sifat Khusus Barang

  Pembelian Penerimaan Pemakaian Saldo T gl No.

  SOP Jml Dipesan Jml

  Diterima Sisa Pesanan T gl No.

  LPB Kuantitas Harga Satuan

Jml

  

Harga

Tgl No.

  BPBG Kuantitas Harga

  Satuan Jml Harga Kuantitas Harga

  Satuan Jml Harga

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:140)

Gambar 2.11 Kartu Persediaan

  

KARTU GUDANG

NO. KODE GUDANG NAMA BARANG LOKASI SPESIFIKASI MINIMUM MAXIMUM SATUAN DITERIMA DIPAKAI SISA

TGL NO BUKTI KUANTITAS TGL. NO BUKTI KUANTITAS KUANTITAS KET.

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:209)

Gambar 2.12 Kartu Gudang Halaman

JURNAL PEJUALAN

  Nomor Nomor Tanggal Keterangan Bukti Rekening Debit Kredit

  Sumber : Sistem Ak untansi Mulyadi (2010:102)