BIAYA SATUAN POLIKLINIK IBU DAN ANAK SEBAGAI USULAN PENETAPAN SUBSIDI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK | Julita Hendrartini | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 6446 10982 1 SM

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
VOLUME 16

No. 01 Maret  2013
Devi Purnama Sari, dkk.: Biaya Satuan Poliklinik Ibu dan Anak

Halaman 20 - 23
Artikel Penelitian

BIAYA SATUAN POLIKLINIK IBU DAN ANAK SEBAGAI USULAN
PENETAPAN SUBSIDI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
UNIT COST OF MOTHER AND CHILD OUTPATIENT CARE FOR DETERMINING SUBSIDY
IN A MATERNAL AND CHILD HOSPITAL
Devi Purnama Sari¹, M. Arifa’i2, Julita Hendrartini3
1
Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh
2
Magister Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
3
Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi Kesehatan,
Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta


ABSTRACT

Background: Funding is a very important aspect to improve
quality of services and sustainability. The calculation per unit
of service at the hospital is required to determine the amount
of subsidy from the government.
Aim: To calculate of unit cost and operating cost subsidies
and to explore stakeholder opinions toward the calculation in
maternal and child hospital, Government of Aceh.
Method: The study used a descriptive case study design.
Data processing referred to the calculation of unit cost by
using Activity Based Costing (ABC) through two steps of direct
tracing and driver tracing.
Results: The average cost of direct cost is Rp13.616,00. and
the driver cost is Rp2.421,00 and the unit cost is Rp20.046,00.
The highest unit cost is Rp38.343,00 for implant removal
service. The total subsidy required by this hospital in 2012
amounted to Rp1.019.946.211,00.
Conclusion: Costs produced per unit of service are greater

than tariff. Stakeholders strongly support the calculation of
unit costs and will use the information for proposing subsidy
to the Government of Aceh.
Keywords: unit cost, activity based costing, subsidies

ABSTRAK

Latar belakang: Pendanaan merupakan aspek yang sangat
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kelangsungan
rumah sakit. Perhitingan satu per satuan pelayanan pada setiap
unit pelayanan di rumah sakit s angat diperlukan untuk
menentukan besaran subsidi pemerintah.
Tujuan: Untuk menghitung besaran unit cost dan subsidi biaya,
serta menggali pendapat para pemangku kepentingan terhadap
perhitungan unit cost dan subsidi biaya Poliklinik Ibu dan Anak
RSIA Pemerintah Aceh.
Metode: Jenis penelitian ini adalah studi kasus deskriptif.
Pengolahan data mengacu pada perhitungan biaya per satuan
dengan menggunakan metode activity based costing (ABC)
melalu dua langkah yaitu direct tracing dan driver tracing.

Hasil: Rata-rata biaya direct cost adalah sebesar Rp413.616,00
dan driver cost sebesar Rp2.421,00 serta biaya satuan sebesar
Rp20.046,00. Unit cost tertinggi sebesar Rp38.343,00 untuk
pelayanan pencabutan implant. Total subsidi yang dibutuhkan
pelayanan Poliklinik Ibu dan Anak RSIA Pemerintah Aceh tahun
2012 sebesar Rp1.019.946.211,00. lebih besar dibandingkan

20

dengan tarif. para pemangku kepentingan sangat mendukung
perhitungan unit cost dan akan menggunakan dalam pengajuan
subsidi kepada Pemerintah Aceh.
Kata kunci: unit cost, activity based costing, pemerintah,
rumah sakit ibu dan anak

PENGANTAR
Rumah sakit telah mengalami pergeseran dari
suatu pelayanan yang bersifat public-goods (dengan
subsidi tinggi atau bahkan gratis sama sekali) menjadi suatu pelayanan yang bersifat individualistis (private good). Rumah sakit di Indonesia juga telah berkembang menjadi organisasi yang kompleks dengan
sumber pembiayaan yang dinamis, seperti out of

pocket, asuransi kesehatan, bantuan pemerintah pusat dan daerah, bantuan asing, industri farmasi, institusi pendidikan serta dana-dana masyarakat.1
Pembiayaan bagi rumah sakit merupakan aspek yang sangat penting karena keberadaannya bukan ditujukan untuk sekali hidup dan kemudian berangsur-angsur hilang. Rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta dibangun untuk tetap bertahan
hidup dan terus berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan konsumennya. Untuk dapat terus bertahan hidup dan berkembang, rumah sakit memerlukan dukungan biaya dan pengelolaan keuangan yang
baik.2
Biaya adalah kas yang dikorbankan untuk memberi manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau
untuk periode mendatang.3 Biaya dalam pelaksanaan
kesehatan selain menjadi dasar untuk menentukan
tarif pelayanan dapat juga digunakan untuk mengambil keputusan strategis guna memberikan pelayanan yang efisien dan efektif, bahkan mampu mengembangkan rumah sakit, serta kepuasan dan
kepercayaan pasien.

 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 16, No. 1 Maret 2013

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pemerintah
Aceh didirikan tahun 2006 sebagai rumah sakit
rujukan tingkat provinsi dengan tipe B khusus. Saat
ini seluruh pembiayaan RSIA Pemerintah Aceh
dibebankan pada dana subsidi APBD.
Subsidi anggaran dari pemerintah daerah untuk

RSIA Pemerintah Aceh mengalami penurunan setiap
tahunnya, meskipun terdapat peningkatan jumlah
kunjungan. Jumlah kunjungan rawat jalan merupakan
jumlah kunjungan terbanyak tahun 2009 yaitu 41.806
orang atau 89,82% dari total kunjungan keseluruhan
sebanyak 46.548 orang,4 khususnya Poliklinik Ibu
dan Anak (poliklinik anak, poliklinik wanita, poliklinik
kebidanan, poliklinik imunisasi, dan poliklinik KB).
Hal ini sangat berpengaruh kepada jumlah subsidi
yang diberikan oleh pemerintah (pusat atau daerah)
karena semua penghasilan rumah sakit tidak dapat
digunakan secara langsung untuk memenuhi segala
kebutuhan operasionalnya, sehingga penganggaran
yang baik akan berdampak pada kinerja rumah sakit
untuk satu tahun ke depan.
Perhitungan biaya satuan pelayanan yang
dilakukan dapat diketahui besarnya subsidi yang diperlukan rumah sakit untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu dan efisien kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi besaran unit cost dan besaran subsidi
biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan Poliklinik

Ibu dan Anak RSIA Pemerintah Aceh serta mengetahui pendapat stakeholder tentang perhitungan unit
cost dan besaran subsidi tersebut.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan menggunakan rancangan studi kasus. Unit
analisis adalah semua aktivitas-aktivitas yang terlibat
dalam pemberian pelayanan di Poliklinik Ibu dan

Anak (poliklinik anak, poliklinik wanita, poliklinik kebidanan, poliklinik imunisasi, dan poliklinik KB) di RSIA
Pemerintah Aceh. Metode analisis biaya yang digunakan adalah Activity Based Costing (ABC) melalui
direct tracing dan driver tracing.5 Setelah mendapatkan hasil biaya penelusuran langsung dan biaya penelusuran tidak langsung, maka keduanya dijumlahkan sehingga menghasilkan biaya satuan pelayanan
atau unit cost. Dalam metode ABC, waktu sebagai
cost driver dianggap sebagai pemicu biaya, makin
besar waktu maka besar kemungkinan biaya yang
terpakai melalui aktivitas juga lebih besar. Perhitungan estimasi kunjungan dilakukan dengan menggunakan indikator target pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) RSIA Pemerintah Aceh untuk
memprediksikan besaran subsidi yang dibutuhkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biaya Satuan
Biaya unit cost terbesar terdapat pada pelayanan pencabutan implant sebesar Rp38.343,00 (Tabel

1). Hal ini karena aktivitas yang digunakan berdasarkan SOP RSIA Pemerintah Aceh pada pelayanan
tersebut mengkonsumsi waktu yang lama di samping menggunakan peralatan medis dan BMHP yang
banyak dan harga cukup mahal dibandingkan dengan
pelayanan ibu dan anak lainnya di RSIA Pemerintah
Aceh. Biaya satuan menjadi bervariasi, meskipun
biaya driver tracingnya hampir sama, karena dipengaruhi biaya direct tracing, sehingga tinggi rendahnya biaya satuan produk tidak hanya dipengaruhi
oleh besarnya biaya modal tetapi juga dipengaruhi
oleh banyaknya produk yang dihasilkan.6
Metode ABC masih melihat jumlah pasien sebagai output, karena penggunaan sumber daya yang
ada di rumah sakit sangat dipengaruhi oleh jumlah
utilisasi pada tiap-tiap unit pelayanan yang ada di

Tabel 1. Biaya Satuan Pelayanan (Jasa Sarana) Pada Poliklinik Ibu dan Anak RSIA Pemerintah Aceh Tahun 2009
Produk/ Pelayanan
Direct Tracing (Rp)
Driver Tracing (Rp)
Unit Cost (Rp)
Pemeriksaan umum poliklinik anak I
14.417
31

14.448
Pemeriksaan umum poliklinik anak II
14.520
30
14.550
Pemeriksaan umum poliklinik wanita
14.425
28
14.453
Pelayanan ibu hamil
10.762
68
10.830
Pemberian imunisasi TT
9.761
1.294
11.055
Pemeriksaan USG
14.541
604

15.145
Membuka jahitan SC
16.202
1.546
17.748
Pemberian imunisasi Campak
12.910
395
13.305
Pemberian imunisasi Polio
9.170
238
9.408
Pemberian imunisasi BCG
9.973
471
10.444
Pemberian imunisasi Hepatitis B
10.011
430

10.441
Pemberian imunisasi DPT
9.961
591
10.552
Pemasangan IUD (AKDR)
17.672
1.719
19.391
Pencabutan IUD
17.502
6.016
23.518
Pemasangan Implant
22.184
12.833
35.017
Pencabutan Implant
22.301
16.042

38.343
Pelayanan Suntik KB
10.768
490
11.258
Pemberian Pil KB
8.014
747
8.761

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 16, No. 1 Maret 2013 

21

Devi Purnama Sari, dkk.: Biaya Satuan Poliklinik Ibu dan Anak

rumah sakit. Jika utilisasi tinggi maka unit cost yang
dihasilkan menjadi kecil atau biaya satuan menjadi
murah.
Hasil perhitungan biaya satuan pelayanan yang
diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dari pola
tarif restribusi pelayanan kesehatan Perda Aceh No.
9/1999 yang digunakan atau diberlakukan di RSIA
Pemerintah Aceh dan penyusunan perda tersebut
merupakan modifikasi dari beberapa tarif rumah sakit
di Aceh dan perhitungannya belum berdasarkan unit
cost. Tarif tersebut sudah tidak sesuai dengan sumber daya yang ada di setiap poliklinik dan cenderung
menggunakan tarif paket yang sama untuk semua
pasien rawat jalan tanpa memperdulikan poliklinik
dan pelayanan apa yang diberikan kepada pasien.
Direktur rumah sakit dan pihak manajemen dapat menjadikan informasi ini untuk melakukan pembenahan pada semua kebijakan yang telah dijalankan. Salah satu kebijakan yang perlu ditinjau kembali adalah masalah pembiayaan dan pengelolaan
keuangan, serta melakukan terobosan-terobosan dalam menggali sumber dana yang dapat dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional dan
pengembangan rumah sakit, sehingga inefisiensi
dalam pelayanan dapat dihindari.
Besaran Subsidi
Setelah memperoleh besaran unit cost maka
besaran subsidi yang berdasarkan estimasi jumlah
kunjungan pada setiap pelayanan/produk untuk tahun
ke depan. Perhitungan menggunakan indikator target pencapaian SPM RSIA Pemerintah Aceh berdasarkan data kunjungan pasien tahun 2010. Perkiraan subsidi dapat ditetapkan dari hasil perhitungan
unit cost dan estimasi kunjungan tersebut (Tabel 2).
Unit pelayanan poliklinik anak merupakan unit
pelayanan yang memerlukan subsidi paling besar
dari semua jumlah subsidi yang dibutuhkan untuk
pelayanan Poliklinik Ibu dan Anak di RSIA Pemerintah
Aceh (Tabel 2). Hal ini karena perkiraan subsidi
sangat dipengaruhi oleh utilisasi, semakin besar utilisasi suatu pelayanan maka subsidi yang diperlukan
menjadi semakin besar juga.

Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap
Perhitungan Biaya Satuan dan Subsidi Biaya
Operasional
Dukungan kebijakan stakeholder merupakan salah satu kunci penting pembiayaan RSIA Pemerintah
Aceh. Pendapat direktur secara umum terhadap besaran subsidi selama ini belum mampu membiayai
seluruh pelayanan di RSIA Pemerintah Aceh. Hal ini
sesuai dengan penurunan jumlah subsidi yang diberikan untuk pelayanan RSIA Pemerintah Aceh meskipun utilisasi meningkat setiap tahunnya. Peningkatan
utilisasi tentu akan menyebabkan peningkatan biaya
yang dibutuhkan. Seperti pernyataan direktur: “...
tidak... subsidi sekarang jelas tidak cukup untuk
memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat.”

Unit cost adalah biaya yang dihitung untuk satuan produk, yang dapat menggambarkan informasi
besaran biaya pelayanan per pasien dan dapat digunakan untuk menetapkan tarif dan menilai skala ekonomi produk yang dihasilkan atau dengan kata lain
unit cost merupakan gambaran biaya yang harus
disediakan untuk memberikan pelayanan kesehatan
di rumah sakit berdasarkan perhitungan biaya yang
dibutuhkan. Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 23/2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PKBLU). Salah satu tujuan PP tersebut adalah untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat. Dengan demikian penetapan tarif pelayanan sudah dilakukan dengan pendekatan ekonomis dengan memperhitungkan kebutuhan biaya untuk menyediakan pelayanan yang
berkualitas dan efisien.
Direktur RSIA Pemerintah Aceh menggambarkan
perhitungan unit cost merupakan hal penting untuk
dilakukan pada setiap pelayanan yang diberikan sehingga mampu mengusulkan tarif sesuai dengan unit
cost karena tarif yang digunakan RSIA Pemerintah

Tabel 2. Rekapitulasi Perkiraan Besaran Subsidi Poliklinik Ibu dan Anak Pada RSIA Pemerintah Aceh
Perkiraan Subsidi (Rp) Per Tahun
Unit Pelayanan
2011
2012
2013
Poliklinik Anak
425.900.768
551.077.252
676.253.735
Poliklinik Wanita
192.451.278
249.014.628
305.577.978
Poliklinik Kebidanan
93.052.915
120.402.095
147.751.275
Poliklinik imunisasi
57.027.150
73.787.998
90.548.846
Poliklinik KB
19.834.640
25.664.239
31.493.838
Total
788.266.751
1.019.946.211
1.251.625.671

22

 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 16, No. 1 Maret 2013

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Aceh belum berdasarkan perhitungan unit cost dan
sama untuk semua jenis pelayanan rawat jalan. Untuk itu rumah sakit diharapkan dapat melakukan peningkatan ketrampilan kerja, pemanfaatan biaya
secara lebih baik dengan melakukan efisiensi melalui penerapan kinerja yang diwujudkan dalam aktivitas-aktivitas pelayanan yang benar-benar bermanfaat
sehingga tidak menimbulkan beban biaya sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP), seperti
pernyataan: “... yang jelas, perhitungan berdasarkan
unit cost bisa menentukan tarif yang lebih rasional...
dan itu belum pernah dilakukan untuk semua jenis
layanan yang ada di RSIA Pemerintah Aceh.”

Direktur RSIA Pemerintah Aceh agar RSIA Pemerintah Aceh menjadi BLU, sehingga dapat menyesuaikan tarif sesuai dengan unit cost dan pendapatan
rumah sakit dapat dikelola sendiri. Untuk itu perlu
adanya pembenahan di RSIA Pemerintah Aceh
sehingga dapat memberikan pelayanan yang efisien
dan bermutu kepada masyarakat.
KESIMPULAN
Besaran biaya satuan Poliklinik Ibu dan Anak
RSIA Pemerintah Aceh adalah Rp20.046,00, hampir
tiga kali lipat dari tarif yang berlaku di RSIA Pemerintah Aceh saat ini yaitu Rp7.500,00. Perkiraan
besaran subsidi pelayanan Poliklinik Ibu dan Anak
RSIA Pemerintah Aceh Tahun 2012 adalah
Rp1.019.946.211,00. Para pemangku kepentingan
berharap dapat menyesuaikan tarif dan besaran
subsidi berdasarkan perhitungan unit cost untuk

pelayanan poliklinik ibu dan anak. Perhitungan biaya
satuan ini sebaiknya dilakukan di seluruh unit yang
ada di RSIA pemerintah Aceh, sehingga dapat
menjadi acuan manajemen RSIA Pemerintah Aceh
dalam menganggarkan subsidi biaya pelayanan.
REFERENSI
1. Trisnantoro L. Memahami Penggunaan Ilmu
Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2006.
2. Ristrini, Laksmiarti T, Angkasawi TJ, Pratiwi NL.
Study tentang Pembiayaan Kesehatan oleh
Pemerintah. Medika. 2005;XXXI(8): 501-508.
3. Krismiadji. Dasar-Dasar Akutansi Manajemen.
Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan, Yayasan Keluarga
Pahlawan Negara, Yogyakarta. 2002.
4. Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh.
Profil Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah
Aceh. Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,
2010.
5. Roztocky N, Porter JD, Thomas RM, Needy KL.
A Procedure for Smooth Implementation of Activity-Based Costing in Small Companies. Engineering Manajemen Journal. American Society for Engineering Management, 2004;16(4):
89-102.
6. Hansen DR and Mowen MM. Management Accounting. Fitriasari D. Alih Bahasa. Salemba
Empat, Jakarta. 2006.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 16, No. 1 Maret 2013 

23