PENGENDALIAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL | Asnuddin | MEKTEK 545 1909 1 PB

PENGENDALIAN SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN
RUMAH TINGGAL
*

Andi Asnudin*

Abstract
Waste material controlling in home building is very advantage involving, (1) tightening of contruction fee,
(2) finishing process and job easily, (3) supporting of building environmental friendly.
Factors which become consideration to control waste material on home building are (1) planning of design
of site and ground plan, (2) material allocation, (3) using kinds of material, (4) keeping place and (5) ability
of employers.
In general, kinds of waste material which are taken in home building are (1) ceramics pieces, (2) waste wood
from scaffolding and mould of concrete (sloof, column, beam), (3) iron pieces, and (4) bricks pieces.
Waste material can not be controlled if it uses kind of materials which can not be ordered in few content
suitable with need because it is related to container and low limitation order.
Keyword: Waste material

1. Pendahuluan
Kebutuhan manusia terhadap tempat
untuk melakukan aktivitas, berlindung, dan

beristirahat merupakan kebutuhan dasar. Tingkat
pemenuhan kebutuhan tersebut, setiap saat akan
bertambah akibat dari pertambahan jumlah
penduduk dan pengaruh dari pola hidup manusia.
Untuk itu, maka berbagai aktivitas pembangunan
permukiman dilakukan, seperti pembangunan
apartemen dan perumahan.
Proyek
pembangunan
perumahan
tersebut, tentunya membutuhkan berbagai jenis
material/bahan. Dalam proses pengadaan dan
alokasi
material
seringkali
menimbulkan
permasalahan, seperti kelebihan material. Untuk
itu, dibutuhkan suatu konsep perencanaan alokasi
material dan pemanfaatan sisa material yang ada
dengan menggunakan pendekatan konsep 3R

(reduce, recycle, dan reuse) antara lain: (a) mencari
jalan untuk memakai kembali sisa material tersebut,
(b) mendaur ulang sisa material tersebut menjadi
barang yang berguna, (c) mencari cara untuk
mengurangi sisa material yang timbul.
Penanggulangan sisa material dengan cara
preventif merupakan cara yang paling baik, karena
dirasakan lebih ekonomis dan lebih aman dilakukan
*

dibandingkan solusi lainnya. Pengeluaran biaya
untuk mengontrol sisa material sejak awal akan
lebih menguntungkan dibandingkan dengan
pengeluaran biaya akibat timbulnya sisa material.
Adalah suatu kenyataan bahwa sisa material tidak
mungkin tidak terdapat dalam proyek manapun
tidak terkecuali proyek konstruksi gedung, oleh
karena itu identifikasi faktor-faktor penyebab
terjadinya sisa material sangat diperlukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya sisa material

yang cukup besar (Heri S, 2010).

2. Defenisi Dasar
Material konstruksi adalah bahan
bangunan yang digunakan untuk proyek konstruksi.
Sumber material konstruksi dapat diperoleh dari
sekitar lokasi proyek (material alam) atau diangkut
dari luar lingkungan proyek, yang dapat berupa (1)
hasil produksi industri, atau (2) material alam yang
tidak tersedia di sekitar proyek.
Waste material adalah kelebihan
kuantitas material yang digunakan/ didatangkan,
tetapi tidak menambah nilai pekerjaan. (Asiyanto,
2005). Tujuan dari pengalokasian sumber daya
proyek
adalah
dalam
rangka
menekan/


Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Pengendalian Sisa Material Konstruksi Pada Pembangunan Rumah Tinggal

mengendalikan biaya proyek, yang pada intinya
adalah pengendalian produktivitas dari sumber daya
alat, tenaga dan pengendalian tingkat waste bagi
material, serta pengendalian cost of money dari
sumber daya uang.
3. Pengelompokkan Sisa Material Konstruksi
(Waste)
Jenis waste ada dua yaitu waste individu
yaitu yang menyangkut satu jenis material dan
waste campuran, yaitu yang menyangkut material
campuran. Material campuran seperti beton, hot
mix dan lain-lain, berasal juga dari raw material
(bahan baku). Oleh karena itu, terjadi waste ganda
yaitu waste individu untuk bahan bakunya dan
waste campuran setelah jadi material campuran
(Asiyanto, 2005).

Menurut Tchobanoglous dkk, dalam
(Jefta Ekaputra, 2001), sisa yang timbul selama
pelaksanaan konstruksi dapat dikategorikan
menjadi dua bagian, yaitu: (a) Demolition waste
adalah sisa material yang timbul dari hasil
pembongkaran atau penghancuran bangunan lama.
(b) Construction waste adalah sisa material
konstruksi yang berasal dari pembangunan atau
renovasi bangunan milik pribadi, komersil dan
struktur lainnya. Sisa material tersebut berupa
sampah yang terdiri atas beton, batu bata, plesteran,
kayu, sirap, pipa dan komponen listrik, yang tidak
dapat digunakan kembali sesuai dengan fungsi
semula.
Menurut Skoyles 1976, sisa material
konstruksi dapat digolongkan ke dalam dua
kategori berdasarkan tipe, yaitu: direct waste dan
indirect waste (Jefta Ekaputra, 2001).

• Sisa Material Langsung (Direct Waste)


b.

Sisa Material akibat Tempat Penyimpanan
(Site storage waste)
Sisa material yang terjadi karena
penumpukkan/penyimpanan material pada
tempat yang tidak aman terutama untuk
material pasir dan batu pecah, atau pada
tempat dalam kondisi yang lembab
terutama untuk material semen.

c.

Sisa
Material
akibat
Pengubahan
(Conversion waste)
Sisa material yang terjadi karena

pemotongan bahan dalam bentuk yang tidak
ekonomis, seperti: material besi beton,
keramik, dan sebagainya.

d.

Fixing waste
Material yang tercecer, rusak atau terbuang
selama pemakaian di lapangan, seperti:
pasir, semen, batu bata, dan sebagainya.

e.

Sisa Material akibat Pemotongan (Cutting
waste)
Sisa material yang dihasilkan karena
pemotongan bahan, seperti: tiang pancang,
besi beton, batu bata, keramik, besi beton,
dan sebagainya.


f.

Sisa Material akibat Pelaksanaan dan Sisa
tertinggal (Application and residue waste)
Sisa material yang terjadi seperti mortar
yang jatuh / tercecer pada saat pelaksanaan
atau mortar yang tertinggal dan telah
mengeras pada akhir pekerjaan.

g.

Sisa Material akibat Tindakan Kriminal
(Criminal waste)
Sisa material yang terjadi karena pencurian
atau tindakan perusakan (vandalism) di
lokasi proyek.

h.

Sisa Material akibat kesalahan penggunaan

material (Wrong use waste)
Pemakaian tipe atau kualitas material yang
tidak sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak, maka pihak direksi memerintahkan
kontraktor untuk menggantikan material
tersebut sesuai dengan kontrak, sehingga
menyebabkan terjadinya sisa material di
lapangan.

Direct waste adalah sisa material yang timbul di
proyek karena rusak dan tidak dapat digunakan
lagi, yang terdiri dari:
a.

Sisa Material akibat Transportasi dan
Pengiriman (Transport and delivery waste)
Semua sisa material yang terjadi pada saat
melakukan transport material di dalam
lokasi pekerjaan, termasuk pembongkaran
dan penempatan pada tempat penyimpanan

seperti membuang / melempar semen,
keramik pada saat dipindahkan.

“MEKTEK” TAHUN XII NO. 3, SEPTEMBER 2010

163

i.

Sisa
Material
akibat
Manajemen
(Management waste)
Terjadinya sisa material disebabkan karena
pengambilan keputusan yang salah atau
keraguan dalam mengambil keputusan, hal
ini terjadi karena organisasi proyek yang
lemah atau kurangnya pengawasan.


• Sisa Material Tidak Langsung (Indirect Waste)
Indirect waste adalah sisa material yang terjadi
dalam bentuk sebagai suatu kehilangan biaya
(moneter loss), terjadi kelebihan pemakaian
volume material dari yang direncanakan, dan
tidak terjadi sisa material secara fisik di
lapangan. Indirect waste ini dapat dibagi atas
tiga jenis, yaitu:
a.

Substitution waste
Sisa material yang terjadi karena
penggunaannya menyimpang dari tujuan
semula, sehingga menyebabkan terjadinya
kehilangan biaya yang dapat disebabkan,
karena tiga alasan: (1) Terlalu banyak
material yang dibeli; (2) Material yang
rusak; (3) Makin bertambahnya kebutuhan
material tertentu.

b.

Production waste
Sisa material yang disebabkan karena
pemakaian material yang berlebihan dan
kontraktor tidak berhak mengklaim atas
kelebihan volume tersebut karena dasar
pembayaran berdasarkan volume kontrak,
contoh pasangan dinding bata yang tidak
rata menyebabkan pemakaian mortar
berlebihan karena plesteran menjadi tebal.

c.

Negligence waste
Sisa material yang terjadi karena kesalahan
di lokasi (site error), sehingga kontraktor
menggunakan material lebih dari yang
ditentukan, misalnya: penggalian pondasi
yang terlalu lebar atau dalam yang
disebabkan kesalahan / kecerobohan
pekerja, sehingga mengakibatkan kelebihan
pemakaian volume beton pada waktu
pengecoran pondasi.

4. Konsep Pengendalian Material Sisa
Pengendalian material sisa (waste material) dalam
pembangunan rumah tinggal sangat bermanfaat
antara lain, yaitu: (1) menghemat biaya konstruksi,

164

(2) proses finishing dan pekerjaan lebih mudah, (3)
mendukung pembangunan yang ramah lingkungan.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk
mengendalikan material sisa pada pembangunan
rumah tinggal, yaitu: (1) perencanaan desain tapak
dan denah, (2) alokasi material, dan (3) penggunaan
jenis material, serta (4) tempat penyimpanan, dan
(5) kemampuan tenaga kerja.
• Perencanaan Desain Tapak dan Denah
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
dalam melakukan perencanaan pembangunan
rumah dalam rangka mengendalikan terjadinya
material sisa, seperti: (a) penentuan luasan/modul
setiap ruang yang disesuaikan dengan jenis dan
ukuran material yang akan digunakan. Hal ini,
sangat
membantu
dalam
mengurangi
pemotongan material yang tidak dapat digunakan
lagi, (b) hubungan antara ruang (zoning)
disesuaikan dengan jenis material, penggunaan
jenis dan ukuran material yang sama untuk setiap
zona akan mengurangi terjadinya sisa material,
(c) meminimalkan perubahan desain/lingkup
pekerjaan, karena perubahan desain dapat
menyebabkan
permasalahan,
contohnya
seringkali beberapa material yang telah dipesan
tidak dapat digunakan atau tidak sesuai dengan
desain yang telah diubah, (d) dilengkapi dengan
gambar detail untuk setiap pekerjaan, untuk
menghindari kesalahan yang dapat terjadi akibat
kekeliruan pekerja dalam membaca gambar.
• Alokasi Material
Suatu proses perencanaan yang dibuat untuk
memberikan jaminan terhadap semua kebutuhan
dan pengiriman material ke lokasi pekerjaan
dengan waktu yang tepat, dan jumlah yang
cukup, serta sesuai kualitas yang ditentukan.
Dalam melakukan perencanaan alokasi material
untuk pengendalian material, beberapa hal perlu
menjadi perhatian, yaitu (a) sistem transportasi
yang digunakan yang dapat menghindari
terjadinya kerusakan, (b) jadwal pengadaan yang
memperhatikan progress kemajuan pekerjaan dan
jumlah kebutuhan, (c) melakukan proses bongkar
muat yang mudah, (d) alokasi jumlah stok
material yang dapat ditampung, (e) menghindari
kesalahan dalam order material, (f) penggunaan
material ready mix diperhitungkan dalam jumlah
pesanan minimum, (g) perencanaan penggunaan
kembali material perancah untuk digunakan pada
pekerjaan plafon atau rangka atap.

Pengendalian Sisa Material Konstruksi Pada Pembangunan Rumah Tinggal

• Jenis Material
Pemilihan jenis material yang akan digunakan,
seperti pada pemilihan jenis material dan ukuran
untuk menghindari terjadinya potongan material
yang tidak dapat digunakan lagi. Potonganpotongan bahan yang sering terjadi dalam proses
pekerjaan, seperti pada penggunaan material besi
beton, batu bata, dan keramik, serta besi beton.
Pilihan dalam penggunaan jenis material juga
perlu memperhatikan batasan-batasan pesanan
yang berlaku, seperti: jumlah minimal yang
dapat dipesan, karena seringkali didapatkan pada
material tertentu tidak dapat dipesan dalam
jumlah sedikit/tertentu sesuai dengan yang
kebutuhan diperlukan.
• Tempat Penyimpanan
Bangunan tempat penyimpanan material yang
dibuat untuk mampu melindungi material dari
pengaruh cuaca/iklim yang dapat merusak
kondisi dan kualitas material, serta keamanan.
Desain tempat penyimpanan yang dibuat dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain
seperti: jenis material, daya tahan material,
ukuran dan berat material. Untuk setiap kali
pesanan material yang sama diupayakan
ditempatkan pada tempat material yang sama
material sebelumnya, contohnya material pasir
diupayakan selalu ditempatkan pada tempat
material pasir sebelumnya.
• Kemampuan Tenaga Kerja
Beberapa kemampuan/keterampilan tenaga kerja
memberikan pengaruh terhadap penggunaan
material, seperti (a) membuat cetakan beton
sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar, (b)
membuat tabel penggunaan besi beton yang
berisi informasi tentang panjang, dan diameter,
serta jumlah batang yang dibutuhkan, (c) ukuran
setiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana, (d) menghindari mortar yang
tertinggal/tersisa dan telah mengeras pada akhir
pekerjaan (e) membuat perencanaan pemotongan
untuk setiap material (besi tulangan dan keramik,
serta kayu).

5. Kesimpulan
Penanggulangan material sisa dalam
pembangunan rumah tinggal dapat dilaksanakan
dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara
lain: (1) perencanaan desain tapak dan denah, (2)

alokasi material, dan (3) penggunaan jenis material,
serta (4) tempat penyimpanan, dan (5) kemampuan
tenaga kerja.
Jenis material sisa (waste material) yang
umumnya didapatkan dalam pembangunan rumah
tinggal, yaitu dapat berupa: (1) potongan keramik,
(2) kayu bekas penggunaan perancah dan cetakan
beton (sloof, kolom, dan balok), dan (3) potongan
besi tulangan, (4) potongan-potongan batu bata.
Material sisa tidak dapat dikendalikan bila
menggunakan jenis material yang tidak dapat
dipesan dalam jumlah sedikit yang sesuai dengan
kebutuhan, karena berkaitan dengan kemasan dan
batas minimal pesanan.

6. Daftar Pustaka
Asmarawitjitra,
1991.
“Manajemen
Usaha
Readymix Concrete” Tesis. Petra
Christian University. Surabaya.
Ekaputra, Jefta. 2001. Sebuah Model Penjadwalan
dan Pengendalian Material dalam
Pelaksanaan
Proyek
Konstruksi,
(http://dewey.petra.ac.id, diakses 11 Juni
2010).
Ervianto,

W. I. 2003. Manajemen
Konstruksi. Andi. Yogyakarta.

Proyek

Hardie, Glann M. 1987. “ Construction Estimating
Techniques”. New York: Prentice Hall.
Harnes, Tor. 1987.”Interactive Contractor Training
- Estimating and Tendering”. Geneva:
International Labour Office.
Pilcher, Ray. 1992. “Principles of Construction
Management”. Third Edition. Mc.
Graw-Hill Book Company. London.
Setyaningsih, Heri. 2010. “Identifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya sisa material untuk
proyek konstruksi gedung (studi kasus
di kota palu)”. Skripsi, Universitas
Tadulako, Palu.
Suryanto, Intan. 2005. Analisa dan Evaluasi Sisa
Material
Konstruksi
:
Sumber
Penyebab, Kuantitas dan Biaya,
(http://puslit.petra.ac.id/journals/civil,
diakses 06 Juni 2010).

“MEKTEK” TAHUN XII NO. 3, SEPTEMBER 2010

165