STATUS MAKROMINERAL (Ca dAn P) DOMBA YANG TERINFESTASI RINGAN DAN BERAT CACING STRONGIL | Purnamaningsih | Jurnal Sain Veteriner 263 125 1 PB

STATUSMAKROMINERAL (Ca dAn P) DOMBAYANG TERINFESTASI RINGAN DAN BERAT
CACING STRONGIL
MACROMINERAL (CaandP) STATUSOF SHEEPINFECTEDMILD AND SEVERE
INFESTATION
STRONGYLE
', IrkhamWdlyono',GuntarlTltik MulyaniI
HaryPurnamaningsih
'BagianIlmu PenyakitDalam,FakultasKedokteran
Hewan,Universitas
GadjahMadaYogyakarta

ABSTRACT
parasiteinfestationis oneof the causingmacromineral
deficiency.The presentstudywas
Gastrointestinal
conductedto evaluatemacromineral(Ca and P) statuson sheepinfectedwith mild and severestrongtle
*12 monthsof agein Slemandistrictwereusedin this study.The
infestation.Thirtysevenlocal malesheeps,
sheepswerethen divided into two groupbasedon severityof thestrongtle infestation,mild infestation(26
Thestatusof strongileinfestationof the sheepswasdetermined
sheeps)andsevereinfestation(10 sheeps).

by
eggper gram(epg)McMastermethod.Blood sampleweretakenfrom jugular vein of eachof the sheepsfor
plasmaseparation.
Blood samplewas takenbeforesheepwas grassing.Plasmasamplewas savedon -20"C
temperature
until mineralwas analyzed.The concentration
of plasmacalciumand inorganicphosporuswere
ana$zedusing o-Kresopthalein-Komplexon
andPhosphomolibdat
method,respectively.The resultshowed
(2)both,mild (1,000epg)strongtleinfestationdid not causeclinicalsymptomsorpathologicalchanges
thatcan
influencethe macromineralmetabolism,(3) in this study,therewas no significanteffect of the severityof
in macromineral
strongyleinfestation
status.The:concentration
ofmacromineralin bothgroupswerenormal(Ca
+ 0.38 mg/dl).
: 9.65+ 0.29and I 0.60+ 0.46mg/dl) and(F : 6.6I + 0.25and'6.26
.


,tj,:;,,,.

Key words: macromineral,
strongtlg.rShe.ep
;,
--

..:,. ,

i:i)l;1 ,

.,

ABSTRAK

Infestasiparasit gastlointestinaladalahsalah satu penyebabdefisiensimakromineral.Penelitianini
bertujuanuntukmengevaluasi
statusmakromineral(CadanP) padadombayangterinfestasiringandanberat
puluh

oleh cacingstrongil.Tiga
tujuh (37) ekor dombalokal, jantan,umur + 12 bulan di daerahSleman
digunakandalampenelitianini. Dombadikelompokkan
menjadikelompokyangterinfestasiringan(26 ekor)
dan kelompokyang terinfestasiberat (10 ekor) cacingshongil. Pengelompokkan
dombadidasarkanpada
pemeriksaan
parasitologikterhadapjumlah telur cacingper gramtinja. Setiapdombapadamasing-masing
kelompokdiambil sampeldarahsebanyak5 mL melaluivenajugularis,selanjutnyadipisahkanplasmanya.
Pengambilan
sampeldarahdilakukansebelumdombadigembalakan
ataudiberipakan.Plasmayangdiperoleh
-20'C
disimpanpadasuhu
sampaianalisismineraldilakukan.AnalisisCa dalamplasmadilakukandengan
metodeo-KresolpthaleinKompleksonyang diuraikanoleh Ray Sarkerdan Chaunan(1967), dan fosfat
anorganikdalam plasmadiperiksadenganmenggunakan
metodefosfomolibdat(Kraft dan Duer, 1999).
jumlah
Pemeriksaan

telurcacingdilakukansecaramikroskopikdenganmenggunakan
metodeMcMaster.Hasil
penelitianmenunjukkan
bahwa(l) 97%dombalokal,jantan,dewasa(*12 bulan)di daerahSlemanterinfestasi

62

(CadanP) DombaYangTerinfestasi
.Iary Purnamaningsih,
StatusMakromineral
RinganDanBerat...

cacingstrongil,(2) infestasiringan (< 1.000epg) dan infestasiberat(> 1.000epg) cacing strongilpadadomba
tampaknyatidak menimbulkan gejala klinis atau gangguanpatologisyang dapat mengganggumetabolisme
makromineral(Ca dan P), dan (3) stafusdombayang terinfestasiringan tidak menunjukkanperbedaanyang
nyatadengandombayangterinfestasiberatdanstatusmakromineralpadakeduakelompoktersebutmasih
dalam
(C
batasnilaifisiologisnorm
aa

l : 9 , 6 5 + 0 , 2 9d a n 1 0 , 6 0 + . 0 , 4 6m g / d l ) d a n ( P : 6 , 6 1 r 0 , 2 5 d a n 6 , 7 6 + 0 , 3 8
mg/dl).
Kata kunci: makromineral,cacingstrongil,domba
PENDAHULUAN
Kalsium (Ca) dan fosfor (P) merupakan
makromineral yang sangatesensialbagi tubuh baik
pada manusiamaupun ternak. Kurang lebih 99% Ca
dan 85% P dalam tubuh manusia berada dalam
tulang dan selebihnyaberadadijaringan lunak dan
cairan tubuh. Mineral tersebut berperan penting
dalam berbagai fungsi seperti permeabilitas sel,
proses enzimatik, penyusun dinding sel, sistem
penyanggacairan tubuh, transmisigenetik,sumber
energi tubuh dan regulasi metabolisme lemak,
protein dan karbohidrat. Akibat keterlibatannya
yang sangat kompleks tersebut maka defisiensi
mineral juga sangat luas dampaknya sehingga di
samping kasusnya sering bersifat subklinis, gejala
klinik yang muncul pun tidak mudahdibedakandari
gangguanyang lain. Defisiensi mineral ini akan

mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan
(hewan muda), kehilangan berat badan, penunnan
nafsu makan, kelemahan, peningkatan
hipersensitivitas dan bila defisiensi cukup berat
maka akan terjadi perubahan pada tulang yang
ditandai denganpenurunanmineralisasi,gangguan
pertumbuhan,perubahanbentuk dan fraktur seperti
yang terjadi pada rakhitis, osteomalasia dan
osteoporosis. Penurunan nafsu makan atau
penurunan efisiensi penggunaan pakan akan
menurunkan pertambahan berat badan dan pada
hewan yang sedang laktasi akan menurunkan
produksisusu.Selainitu, defisiensimineral ini juga
menyebabkangangguanbulu dan reproduksiberupa
penurunanfertilitas padahewanbetina (NRC, 1985;
McDowell,l992.
Defisiensi P sering terjadi pada hewan yang
digembalakan karena rumput padang gembala

umumnya memiliki kandungan P yang rendah dan

adanyanutrien lain yang tertelan bersamaP, seperti
Al dan F, yang menyebabkan P sulit diabsorpsi
(McDowell, 1992) atau pada hewan yang
mengalami gangguanabsorpsisepertipada infestasi
parasit gastrointestinal(Wilson dan Field, 1983),
dan defisiensi Ca sering terjadi pada hewan yang
banyak diberi pakan konsentrat tanpa disertai
suplementasiCa. Pemberianataukonsumsimineral
yang berlebihanjuga akan menimbulkan gangguan.
SuplementasiCa yang tinggi akan mengakibatkan
defisiensi elemen lain seperti P, Mg, Fe dan Mn
(NRC, 1985). Demikian pula intake P yang
berlebihan akan menyebabkanterjadinya gangguan
pada tulang berupa peningkatan resorpsi tulang
'(osteodistrofia) dan terbentuknya calculi dalam
saluran perkencingan (urolithiasrs) (NRC, 1985;
Blood danRodostit,1989).
Sebagian besar ruminansia kecil seperti
kambing dan domba di Indonesia dipelihara secara
tradisional. Ternak tersebut umumnya diberi pakan

rumput padanganataudiberi pakan limbahpertanian
dan dipelihara dengan pengendalianpenyakit yang
kurang memadai. Infestasi parasit gastrointestinal
merupakan problematika yang sering tidak
mendapatperhatianpeternakdi Indonesia.Di daerah
Yogyakarta misalnya, diketahui bahwa 98% domba
(sampai umur 6 bulan) menderita infestasi parasit
gastrointestinal baik koksidia maupun cacing
(Widiyono, 1989). Penelitian pada kambing dan
domba yang menderita nematodiasisdi JawaBarat
menunjukkan bahwa cacing nematoda
menyebabkan hambatan pertumbuhan dan
pertambahan berat badan yang sangat nyata
(Beriajayadan Copeman,1996).Apakah pengaruh
nematodiasis tersebut mempunyai kaitan dengan

63

J. Suin Vet.Vol.25 No.2 Th.2007


Penelitian ini bertujuan untuk meng-evaluasi
status makromineral (Ca dan P) pada domba yang
terinfestasi cacing strongil pada tingkat infestasi
ringan danberat.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat
mengungkapkeadaanpeternakanruminansia kecil
khususnya domba, ditinjau dari kesehatanhewan.
Selanjutnyahasil penelitian tersebut dapat menjadi
dasar dan bahan pertimbangan dalam pengelolaan
pakan hewan, pemecahan berbagai problematika
kesehatan hewan dan penatalaksanaanpenyakit
yang mungkin berkaitan. Dengan pengelolaandan
pengendalianpenyakit khususnyagangguanparasit
gastrointestinal (cacing) diharapkan kualitas dan
kuantitasproduksi peternakandapatditingkatkan.

ketersediaan mineral masih merupakan
permasalahan yang belum dikaji. Selain itu
problematika peternakan domba dan kambing di

Indonesia kemungkinan besar juga tidak dapat
dilepaskan dari kualitas dan ketersediaan pakan.
Kualitas dan kuantitas yang kurang memadai dan
kandunganmineral yang rendah dapatterjadi akibat
adanya perubahan musim. Kejadian demikian
pernah diteliti pada onta yang digembalakansecara
bebasdi padanganpada musim hujan dan kemarau.
Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa pada
musim kemaraukonsumsi P bersamapakan menjadi
terbatas atau bahkan menjadi defisiensi dan kadar
fosfat dalamkandunganhewantersebutpunmenjadi
menurun (Hoeller et al., 1989). Demikian pula
penelitianpada sapi potong (sapi Bali) di Sulawesi
Selatan menunjukkan bahwa kelompok ternak
tersebutmemiliki statusCa yang sangatjelek, kadar
Ca dalam darah dibawah 9 mg/dl. Status Cayang
jelek tersebutdiduga disebabkanoleh pengelolaan
pakan dan sistem pemeliharaan yang dilakukan
secara tradisional (Sonjaya, 1996). Dengan
pertimbanganhal tersebutdi atasdan dalam rangka

peningkatan efisiensi produksi peternakan
(khususnya ruminansia kecil) di Indonesia maka
seharusnyamineral mendapatkan perhatian yang
serius.

MATERI DAN METODE
Penelitian ini menggunakan 37 ekor domba
lokal, jantan, umur + 12 bulan , milik peternak di
daerah Sleman yang dipelihara secara tradisional
denganpemberian pakan berupa rumput lapangan.
Hewan (domba) dikelompokkan menjadi dua
kelompok. Kelompok I (26 ekor) sebagaikelompok
yang terinfestasi ringan dan kelompok II (10 ekor)
sebagai kelompok yang terinfestasi berat cacing
strongil. Pengelompokantersebut didasarkanpada

jumlahtelurcacingpadadombayangdigunakansebagai
Tabell. Hasilpemeriksaan
telur cacingdanrata-rata
penelitian
sampel
Kelompok

Jumlah domba

Bebasinfestasi
Infestasiringan(I)
Infestasiberat(I!

1
26
10

Sampaisaatini statusmineral Ca dan P pada
ruminansiakecil seperti domba dan kambing di
Indonesiayang sebagianbesarmenderitainfestasi
parasitgastrointestinal,
dipeliharasecaratradisional
dan hidup pada dua musim (hujan dan kemarau)
belumdikaji dandilaporkan.Olehkarenaitu dalam
rangka meningkatkanproduktivitas peternakan
perlu segeradilakukan penelitian mengenaihal
tersebut.

64

Jumlah telur cacing(epg)
0
475+ 57,45
1.83+
5 365,38

pemeriksaan.parasitologikterhadapjumlah telur
cacingper gram tinja. Setiaphewanpadamasingmasingkelompok dilakukanpengambilansampel
darah sebanyak5 mL melalui vena jugularis.
Pengambilan
dilakukanpadawaktusebelumhewan
digembalakan
ataudiberipakan(08.00-09.00
WIB).
Sampel darahditampungdalamtabungyangberisi
heparin dan selanjutnya disentrifugasi dengan
kecepatan112 g selama 15 menit. Plasmayang

Hary Purnamaningsih,StatusMakromineral (Ca dan P) Domba Yang TerinfestasiRingan Dan Berat...

diperoleh dipisahkandan disimpan pada suhu -20"C
sampaianalisismineraldilakukan.
Analisa fosfat anorganik dalam plasma
dilakukan dengan metode fosfomolibdat seperti
yang diuraikan oleh Kraft dan Duer (1999) sedang
kandungan total kalsium dalam darah diperiksa
dengan metode O-Kresopthalein-Komplexon (Ray
Sarker dan Chaunan, 1967). Pemeriksaan telur
cacing strongil dilakukan secara mikroskopik dan
penghitunganjumlah telur cacing dilakukan dengan
metodeMcMaster.
Status makromineral dalam plasma domba
disajikan dalam bentuk rata-ratadan simpangannya
dandiuji secarastatistik denganuji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaanparasitologik terhadap tinja
domba (37 ekor) yang digunakan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa 97o/o domba menderita
infestasi parasit gastrointestinal (cacing strongil)
dan hanya 3Yosaja(1 ekor) yang bebasdari infestasi
parasitgastrointestinal(Tabel I ).
Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Widiyono (1989)
yang menunjukkan bahwa 98%o domba muda
(sampai umur 6 bulan) menderita infestasi parasit
gastrointestinalbaik koksidia maupuncacing.
Menurut Soulsby (1982) dan Georgi (1975)
cacing yang tergolong strongil merupakan cacing
gilig dan dapat menginfeksi ruminasia besar,
ruminansia kecil, babi dan kuda. Cacing strongil
yang diketahui dapat menginfeksi domba ada- lah
Haemonchus sp., Trichostrongylus sp.,
Oesophagostomum sp., Nematodirus sp.,
Bunostomumsp., Cooperia sp., Chabertia sp. dan

Ostertagiasp.(Hungerford,1975).
Blood andRadostita(1989)menyatakan
bahwa
diagnosa cacing strongil didasarkan atas
ditemukannyasejumlahtelur dalam tinja, jumlah
cacing dan gejala klinis yang ditimbulkan, dan
tingkataninfeksi
Schock( I 981) menge-lompokkan
menjadiinfeksiringanapabiladijumpaitelurcacing
strongilsebanyak50-200telur tiap gramtinja (epg)
1-3.000ekor;bersifat
ataucacingdewasasebanyak
apabiladijumpaitelurcacing200-1.000
sedang
epg
atau 5.000-10.000ekor cacing dewasadan
dikategorikaninfeksi beratapabiladitemukantelur
cacing sebanyak2.000 epg atau cacing dewasa
sebanyak5.000-30.000ekor. Berdasarkanatas
kriteria pengelompokantingkat infeksi tersebut,
makapadapenelitiankali ini dapatdiketahuibahwa
dombayang mengandungkurang dari 1.000epg
tergolongkelompok infestasiringan sedangyang
mengandunglebih dari 1.000 epg tergolong
kelompokinfestasiberat(Tabel1).
Unhrk mengetahuipengaruhinfestasicacing
strongilterhadapstatusmakromineral(Ca dan P)
dombamakadilakukanpemeriksaan
kadarCadanP
plasma pada kelompok tersebut.Hasil rata-rata
pemeriksaan
kadarCa danP plasmapadakelompok
domba yang terinfestasistrongil tercantumpada
Tabel2.
Hasil pemeriksaan
kadarCa danP plasmapada
kelompokdombaterinfestasiringanadalah9,65 *
0,29 mgldL dan 6,61 + 0,25 mg/dL, sedangkan
kelompok domba yang terinfestasi berat
menunjukkan
rata-ratakadarCaplasma10,60+ 0,46
mg/dL danP6,76* 0,38mg/dl. MenurutBichar&
(1992), batas normal kadar Ca plasma 2,0-3,0
mmo/L (8,02-12,02mg/dl,) dan P plasma0,8-3,1
mmoUL(2,48-9,60
mg/dl,).KadarCaplasmadomba

Tabel2.Hasilrata-ratakadarCa danP padadombayangterinfestasistrongilringandanberat
Statusinfestasi

Hasil pemerilsaan
Ca (mg/dl,)

Makromineral

Keterengan

Ringan
Berat

9,65+ 0,29
10,60+ 0,46

6,61+0,25
6,76+ 0,38

Tidak berbedasignifikan
Tidak berbedasignifikan

65

J. Ssin Vet.VoI.25 No.2 Th.2007

di Indonesiaumur 16 minggu dilaporkan oleh
Wulandari(1998)sebesar
2,50-3,42mmol/L(7,7410,59mg/dl). Rasio Ca : P dalamplasmapada
kondisi normal tersebutberkisar 1,2 : L-I,6 : L
Denganmempertimbangkan
kadarfisiologiknormal
dari masing-masing
mineral tersebutdi atasdapat
dikatakanbahwakadarCadanPplasmapada
domba
yang terinfestasioleh cacing strongil baik ringan
maupunberatpadapenelitianini masihdalambatas
normaldenganrasioCa: P: I ,4 : I .
Hasil perhitungan statistik dengan uji t
menunjukkanbahwakadarCa dan P plasmapada
keduakelompokdombaterinfestasicacingstrongil
ringan dan berat tidak berbeda nyata. Hal ini
kemungkinanpadakasusinfestasitersebutparasit
patologispada
tidaksampaimenimbulkangangguan
saluran pencernaan(usus) yang berbedanyata
prosesabsorpsidan
sehinggatidak mempengaruhi
ekskresikeduamineraltersebut.Kemungkinanini
didukung adanyakenyataanbahwa pada kedua
kelompoktersebuttidak dijumpai adanyagejalagejalaklinis yangberkaitandenganinfestasicacing
strongilsepertidiare,kekurusan
danlain-lain.
Faktor-faktor yang menyebabkanstatus
elektrolit dalam plasmasedikit lebih tinggi pada
domba yang terinfestasiberat (Ca: 10,60+0,46
mg/dl; P:6,76*0,38 mg/dl.) dibanding level
elektrolit pada domba yang terinfestasiringan
(Ca=9,65+0,29
m{dL;P:6,61 * 0,25mg/dl,),pada
penelitian ini tidak dapat diungkap melalui
penelitian ini. Kemungkinan adanya perbedaan
tingkat suplaimineral,khususnyaCa dan P dapat
dipertimbangkansebagaifaktor yang menentukan
dalamkejadiantersebut.
Berdasarkanhasil penelitiandan pembahasan
tersebutdi atas dapat disimpulkanbahwa : (1)
sembilanpuluh tujuh (97%) dombalokal, jantan,
dewasa(+ 12 bulan) di daerahSlemanmenderita
infestasicacingstrongil,(2) infestasiringan(< 1.000
epg)daninfestasiberat(> 1.000epg)cacingstrongil
padadombatampaknyatidak menimbulkangejala
klinis atau gangguanpatologis yang dapat
mengganggumetabolismemakromineral(Ca dan
P), (3) statusmakromineralplasmapada domba
yang terinfestasi ringan tidak menunjukkan

66

perbedaanyang nyata dengan domba yang
terinfestasiberat dan statusmakromineral(Cadan
P)padakeduakelompoktersebutmasihdalambatas
nilai fi siologisnormal.
Dalam penelitianini hanyadigunakandomba
yangterinfestasicacingstrongiltanpamenunjukkan
adanyagejalaklinis dan menunjukkanhasil tidak
ada perbedaanstatus makromineral(Ca dan P)
antaradombayang terinfestasiringandenganyang
terinfestasiberat,sehinggaperlu ditinjaulagi untuk
dombayangterinfestasicacingstrongilyangdisertai
dengan munculnya gejala-gejalaklinis yang
nampak.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasihdisampaikankepada Fakultas
KedokteranHewan,UGM Yogyakartayang telah
mendanaipenelitianini melaluiProyekDPP-DIK-S
(No.4 178/J0l/PL.06.05/99).
Fakultas
DAFTAR PUSTAKA
Beriajaya; Copeman, D.B. 1996. Seasonal
parasitism
differencesin theeffecton nematode
on weight gain of sheepand goat in Cigudeg,
WestJava.Jumal llrnu Ternakdan Veteriner2
(r):66-75.
Bickhardt,K. 1992.Kopendiumder Allgemeinen
Inneren medizin und Pathophysiologicfur
Tierazte. Verlag Paul Parey, Berlin und
Hamburg,p.194.
Blood, D.C., Radostits,O.M. 1989. Veterinary
Medicine,T'hed.BailliereTindal,London.381,
402-409,943.
Georgi,J.R.1975.Parasitologtfor Veterinary.
W.B.
SaundersCompany,Philadelphia.22-23, 302308.
Hoeller,H., Breves,G., Lechner-Doll,M. 1989.
Mineral profile and mineral turnover in the
forstomachsof camelsin Kenya grazingunder
various seasonalcondition. Rewe Elev. Vet.
Paystrop.aZQ):81-87.

StatusMakromineral(CadanP) DombaYangTerinfestasi
RinganDan Berat...
HaryPurnamaningsih,

L975.Diseases
Hungerford,T.G.
of Livestock8'ed.
p. 917.
McGraw-HillBook,Company,
Sydney,
Kraft, W., Duer, U.M. 1999. Klinische
labordiagnosticin der Tiermedizin'sAnflage,
Scl auer,Stutgarf.252-258.
McDowell,L .R.| 992.Mineral in animal and human
nutrition,AcademicPressInc., SanDiego.2677.
NRC. 1985.Nutrient requirementsof sheeps,6^
Revised ed. National Academy Ptess,
Washington.
ll-22.
Ray Sarker,8.C., Chaunan,U.P.S.1967.A new
methodefor determiningmicroquantitiesof
calciumin biologicalmaterial.Anal. Biochem.
20:155.
Schock,E.J.L, 1981.NematodeInfectionin Food
Animal.In CurrentVeterinaryTherapy,l" ed.
W.B.Saunders
Comp.Philadelphia
. 924-931.

Soulsby,E.I.L. 1982.Helminths,Arthropodsand
Protozoaof D omesticated
Animals,7* ed.ELBS
andBailliereTindall,London.559- 607.
Widiyono,I. 1989.Infestasiparasitgastrointestinal
pada domba muda di KecamatanKotagede
Yogyakarta. Seminar Parasitology,Fakultas
Biologi,Yogyakarta,I 989.
Wilson,WD., Field, A.C. 1983.Absorpsionand
secretionof calcium and phosphorusin the
alimentarytract of lamb infectedwith daily
dosis of Trichostrongtluscolumbifurnis or
Ostertagiacircumcinctalarvae.J. Comp.Path.
93:61-71.
Wulandari, S. 1998. Gambaran kadar fosfat
anorganikdi dalamplasmaanakdomba(Ovies
aries) pada fase pertumbuhan(umur 2-16
minggu). Skripsi FakultasKedokteranHewan,
UniversitasGadjahMadaYogyakarta.

Sonjaya,H. 1996. Respon profil makromineral
mineralpadasapi
darahterhadapsuplementasi
Bali jantanmudayangberasaldari tiga daerah
yangberbeda.
(2): 116BulletinPeternakan20
123.

67