111008 AKJ 2010 02 06 Kesenian Kothek Lesung Perlu Dilestarikan

Kesenian Kothek lesung perlu dilestarikan
Puring, kebumen
Tinggalan budaya merupakan saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia mulai dari jaman ke jaman dengan
berbagai kondisi perkembangan dunia. Salah satu prioritas dalam pembangunan nasional adalah pelestarian
terhadap warisan budaya sebagai aset bangsa yang memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Kesenian merupakan salah satu perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas dari
gambaran kehidupan masyarakat Indonesia dari berbagai etnik. Kesenian tradisional merupakan salah satu
perwujudan jati diri bangsa Indonesia yang dapat memberikan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia. //
Oleh karena itu salah satu upaya untuk menunjukkan jati diri bangsa Indonesia adalah dengan melestarikan
kesenian tradisional. / seperti kothekan lesung //
Aktivitas bertanam padi yang berlangsung dari generasi ke generasi ini melahirkan teknologi pengolahan hasil
panen sebelum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pelakunya. Mulai dari menyemai benih padi,
menanam padi, memanen, mengolah hasil, dan pemanfaatan hasil panen.
Aktivitas menumbuk padi dilakukan oleh kaum perempuan atau ibu-ibu pada umumnya. Ketika padi telah
dituai, masyarakat melakukan proses penumbukan padi, kemudian dimasak untuk dimakan bersama
keluarga. Oleh karena adanya proses penumbukan padi
dengan menggunakan alu dan lesung, maka lahirlah kothek lesung tersebut. Hal ini merupakan sebuah
hiburan bagi kaum perempuan, agar supaya tidak terlalu terasa lelahnya pada saat menumbuk padi. Kothek
adalah pukulan alu terhadap lesung yang menghasilkan suara atau bunyi yang merdu, sehingga terciptalah
seni dari kothekan yang disebut dengan kothekan lesung.
jenis kesenian di atas muncul pada budaya masyarakat agraris. Pada kesenian kothek lesung, pada awalnya

lesung adalah sebagai sebuah alat untuk memproses padi menjadi beras.
Kegiatan menumbuk padi dan bermain kothek lesung biasanya dilakukan di halaman depan atau halaman
belakang rumah, biasanya dekat dengan rumah di mana padi disimpan (lumbung padi). Kothek lesung dapat
dimainkan pada waktu siang maupun malam hari dengan sinar terang bulan.
Pada jaman dahulu biasanya seorang kepala desa pasti mempunyai lesung yang paling besar. Oleh karena
itu pada waktu menumbuk padi, tanpa diundang warganya langsung datang membantu menumbuk padi, dan
biasanya warganya lebih dari 4 orang. Selain sebagai alat untuk menumbuk padi, dahulu lesung juga
berfungsi untuk memanggil anggota keluarga yang berada dari luar rumah. Masing-masing keluarga
mempunyai kode sendiri dan selalu berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan suara lesung terjadi karena
bahan dan ukuran yang berbeda-beda, sehingga suara yang dihasilkan berbeda pula.
Lesung kemudian berkembang menjadi sebuah media yang mempunyai nilai-nilai simbolik di dalamnya, dan
akhirnya tercipta pula sebuah permainan seni musik yang disebut kothek lesung. Dan permainan kothek
lesung yang selalu menyertai aktivitas menumbuk padi pun sedikit demi sedikit semakin ditinggalkan
masyarakatnya.
Upaya pelestarian kesenian kothek lesung adalah dengan melibatkan tiga elemen masyarakat, yaitu
kreativitas yang diciptakan oleh seniman atau pelaku seni kothek lesung, dukungan pelestarian dan
pengembangan dari pemerintah selaku pembina dan pengelola seni, serta hasilnya dapat dinikmati oleh
masyarakat selaku penikmat seni. ///
Tim melaporkan untuk akj rbtv ///


news reader : Kesenian Kothek lesung perlu dilestarikan
Kothek lesung adalah sebuah kesenian tradisional masyarakat agraris dan sebagai media ekspresi keceriaan
pelakunya bahkan sering juga digunakan sebagai pelengkap dalam upacara ritual. Kothek lesung merupakan
salah satu jenis kesenian tradisional dengan instrumen lesung dan alu yang terbuat dari batang pohon kelapa
(glugu) sebagai alat pemukulnya.