S TE 0807821 Chapter3

40

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah penelitian
pengembangan dengan metode deskriptif dan evaluatif. Metode deskriptif
digunakan dalam penelitian awal untuk mengumpulkan data mengenai kondisi
yang ada. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses ujicoba
pengembangan suatu produk.
Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti menyajikan langkah-langkah
penelitian dalam bentuk alur penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan studi pendahuluan
kemudian menentukan masalah yang akan diteliti.
Studi pendahuluan dilakukan untuk menemukan masalah masalah yang akan
diteliti. Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan observasi tak berstruktur
yang bersifat deskriptif yaitu melakukan pengamatan secara menyeluruh dan
wawancara tidak berstruktur karena peneliti belum memiliki kejelasan masalah
yang akan diteliti. Studi pendahuluan dilakukan di SMKN 6 Bandug pada tanggal
3 Desember 2014 dan SMKN 7 Baleendah pada tanggal 4 Desember 2014.
Setelah mendapatkan berberapa masalah yang didapat dari hasil observasi,
peneliti kemudian mereduksi permasalahan yang ada sehingga didapat fokus

penelitian yaitu permasalahan pada mata pelajaran dasar pemrograman
mikrokontroler. Fokus masalah tersebut diambil berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut dilandaskan pada beberapa faktor
yaitu tingkat kepentingan masalah, urgensi, dan faktor keterbatasan tenaga, dana
dan waktu.
Setelah masalah penelitian ditentukan ditentukan, langkah selanjutnya
menghimpun informasi dan data awal yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti. Informasi itu berupa permasalahan pada proses pembelajaran yang
dilakukan dengan cara melakukan wawancara semitersetruktur pada guru mata
pelajaran dasar pemrograman mikrokontroler di SMKN 6 Bandung, yaitu kepada
guru mata pelajaran Dasar Pemrograman Mikrokontroler Bapak CS pada tanggal
6 Desember 2014. Hasil wawancara dicatat kemudian diperlihatkan pada
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

responden untuk memastikan bahwa apa yang dicatat sesuai dengan apa yang di
maksudkan ketika menyampaikan informasi oleh responden.

Mulai

Studi Pendahuluan













Pengumpulan Data
Menetukan masalah yang akan diteliti
Mengumpulkan informasi mengenai masalah
yang telah didapat

Menentukan mata pelajaran yang akan di telit
Menentukan silabus yang akan digunakan



Desain Produk
Pengembangan trainer berbentuk hardware
Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk Cetak dan
sofware
Validasi Desain

 Uji Ahli Bidang Studi/Isi Materi

 Uji Ahli Media Pembelajaran

Uji Validasi Produk
Uji Validasi Produk Kepada
Pengguna atau Siswa

Analisis Kualitatif

Pengambilan Kesimpulan

Selesai
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Silabus yang digunakan pada penelitian ini yaitu silabus Mata Pelajaran
Dasar Pemrograman Mikrokontroler kurikulum 2013. Setelah menentukan silabus
lalu peneliti menentukan kompetensi dasar apa saja yang dibutuhkan pada
pengembangan media pembelajaran ini yaitu materi awal pembelajaran berupa
materi dasar dari mata pelajaran Dasar Pemrograman Mikrokontroler. Setelah
kompetensi dasar ditentukan, selanjutnya peneliti mengumpulkan sumber-sumber
bahan ajar atau literatur untuk pengembangan media pembelajaran ini. Serta
melihat kesesuaiannya dengan perkembangan saat ini.
Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu

produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga
dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi
pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal,
serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk
mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk
tersebut.
Perancangan produk dalam penelitian ini disesuaikan dengan kompetensi
dasar yang

harus dipenuhi dalam silabus pembelajaran mata pelajaran

Pemrograman Dasar Mikrokontroler, serta disesuaikan dengan acuan kurikulum
yang dipakai yaitu kurikulum 2013. Setelah menentukan materi apa saja yang
akan dibahas berdasarkan silabus terkait, maka tahap selajutnya adalah mulai
mendesain dan membuat tainer. Desain trainer yang dibuat berupa hardware
disesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran yang diteliti dengan harapan agar
dapat mengatasi permasalahan yang ditemukan. Kemudian mendesain sebuah
media lain berupa buku elektronik elektronik sebagai pelengkap trainer yang telah
dibuat sebelumnya, sehingga kedua media tersebut menjadi satu kesatuan sebagai
modul praktikum mata pelajaran Dasar Pemrograman Mikrokontroler.

Setelah desain modul praktikum mikrokontroler yang terdiri dari Trainer
Mikrokontroler dan modul elektronik 3D sebagai pelengkapnya telah selesai
dibuat, tahap selanjutnya yaitu pengujian produk kepada tim ahli (expert). Pada
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

tahapan ini, tim ahli berjumlah 6 orang yang terdiri dari 2 orang sebagai tim ahli
di bidang studi atau isi materi pelajaran di bidang pedidikan formal, satu ahli
materi dibidang pendidikan informal atau pelatihan, 2 orang di bidang media
pembelajaran paraktikum di jenjang pendidikan formal dan satu ahli di bidang
pengembangan media pembelajaran jenjang informal atau pelatihan. Proses uji
ahli isi materi pada jenjang pendidikan formal dilakukan untuk menilai apakah
materi yang disajikan pada modul ini sudah sesuai dengan silabus dan dapat
digunakan dalam pembelajaran Dasar Pemrograman Mikrokontroler, sedangkan
proses uji ahli materi pembelajaran pada jenjang pendidikan informal atau
pelatihan dilakukan untuk menilai apakah materi dan konsep pendekatan model

pembelajaran akan lebih efektif. Untuk uji ahli media media baik dari jenjang
pendidikan formal maupun informal bertujuan untuk menilai apakah modul
pratikum yang terdiri dari trainer dan modul elektronik ini sudah layak digunakan
untuk media pembelajaran dan memungkinkan untuk menambah keefektipitasan
proses pembelajaran. Pada tabel 3.1 disajikan daftar dari tim ahli pada penelitian
dan pengembangan ini.
Setelah melakukan pengujian kepada tim ahli, maka tahapan selanjutnya
adalah melakukan perbaikan atau revisi terhadap produk yang telah dibuat
berdasarkan saran-saran atau masukan yang didapat. Perbaikan desain dilakukan
untuk memperbaiki bagian-bagian produk yang masih kurang atau perlu untuk
dikembangkan kembali, sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih baik lagi.
Tabel 3.1 Daftar Tim Ahli Pada Penelitian dan Pengembangan
Tim Ahli

Jumlah

Pemilihan Sampel

Karakteristik
Sampel


Satu orang guru mata
pelajaran Dasar
Uji Isi Materi
Pelajaran

3 orang

Pemrograman Mikrokontroler
di Jurusan Teknik Audio

Tenaga ahli bidang
studi/ isi materi

Video SMKN 7 Baleendah
Bandung, satu orang guru
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


44

mata pelajaran sistem
Mikrokontroler lanjut, di
Jurusan Teknik Audio Video
SMKN 6 Bandung dan satu
orang tenaga pelatih di
lembaga pelatihan
pemrograman mikrokontroler
Next System Robotics
Learning And Experience
Center

Dua Orang guru yang
memiliki pengetahuan
mengenai media
pembelajaran dan
menggunakan alat
Uji Media

Pembelajaran

bantu/media pembelajaran.
3 orang

Satu orang tenaga pelatih
yang berkompeten dalam

Tenaga ahli media
pembelajaran

memngembangkan media di
lembaga pelatihan
Next System Robotics
Learning And Experience
Center

Rancangan produk yang sudah diperbaiki kemudian dilakukan ke tahap
penelitian yang berupa pengujian secara terbatas kepada siswa Jurusan Teknik
Audio Video. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu berjumlah 10

orang dan merupakan siswa kelas XI smerter 2 jurusan Teknik Audio Video
SMKN 7 Baleendah yang sudah mempelajari dasar pemrograman mikrokontroler
pada semester sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan penilaian apakah Modul Praktikum Kit Prototype Arduino yang
telah dibuat sudah cukup baik dan menarik serta efektif apabila digunakan sebagai
media alternatif mata pelajara Dasar Pemrograman Mikrokontroler.
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

Setelah mendapatkan data hasil penelitian, maka peneliti melakukan analisa
dan pembahasan terhadap data yang sudah ddiapatkan dari hasil penelitian
sebelumnya. Setelah melakukan analisa, maka peneliti memasuki tahap akhir
yaitu menarik kesimpulan dari analisa dan pembahasan pada penelitian dan
pengembangan yang telah dilakukan.
Instrumen yang digunakan sebagai pengumpulan data pada penelitian ini
adalah catatan lapangan, angket (kuisioner) dan wawancara terstruktur. Catatan
lapangan, berisikan informasi – informasi dalam proses pembuatan modul
praktikum Kit Prototype Arduino sebagai media pembelajaran dasar dasar
pemrograman mikrokontroler. Dalam penelitian ini, angket dan wawancara
terstruktur berguna untuk mengetahui keadaan pembelajaran pada mata pelajaran
Dasar Pemrograman Mikrokontroler, pendapat dari ahli dan siswa mengenai
kualitas modul praktikum yang dibuat, baik dari segi materi, hardware, dan
tampilan modul elektronik. Sebelum penyusunan angket dilakukan, maka terlebih
dahulu dibuat kisi – kisi angket yang berisi variabel dan aspek yang akan
dievaluasi.
Untuk penelitian ini ada dua aspek yang dipertimbangkan sebagai berikut :
1. Aspek

Media,

meliputi

kejelasan

petunjuk

penggunaan

program,

keterbacaan teks, kualitas tampilan gambar, penggunaan gambar animasi
yang menarik, dan komposisi warna untuk modul elektronik sedangkan
untuk harware trainer berupa desain hardware, kemudahan penggunaan, dan
daya tarik aplikasi.
2. Aspek instruksional seperti standar kompetensi yang akan dicapai,
kemudahan memahami materi, keluasan dan kedalaman materi, kemudahan
memahami kalimat yang digunakan, ketepatan urutan penyajian, kacukupan
latihan, interaktifitas, ketepatan evaluasi, kejelasan umpan balik.
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara Terstruktur

Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

46

Wawancara dipergunakan untuk memperoleh informasi berupa data yang
berhubungan

dengan

kondisi

pembelajaran

dasar

pemrograman

mikrokontroler. Penggunaan media pembelajaran, implementasi pendekatan
belajar yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman, pandangan siswa
terhadap media pembelajaran berbasis mudul praktikum Kit Prototype
Arduino.

2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti salama proses pembuatan modul
praktikum Kit Prototype Arduino. Dimana catatatan lapangan ini berisikan
langkah-langkah kegiatan selama proses produksi.
3. Kuisioner (Angket) Tertutup
Kuesioner dalam penelitian ini juga digunakan untuk memperoleh informasi
kondisi pembelajaran dasar pemrograman mikrokontroler, implementasi
media pembelajaran dengan modul praktikum Kit Prototype Arduino, dan
pandangan siswa terhadap modul praktikum Kit Prototype Arduino sebagai
media pembelajaran dasar pemrograman mikrokontroler
Teknik analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul, antara lain:
1. Wawancara terstruktur,
Data yang diperoleh dari wawancara terstruktur ini berupa catatan lapangan
tentang kondisi pembelajaran pada mata pelajaran dasar pemrograman
mikrokontroler. Kemudian data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskriftif
naratif.
2. Catatan Lapangan
Data yang berisi seluruh proses pembuatan modul elektronik untuk dasar
pemrograman mikrokontroler dijelaskan dalam bentuk deskriptif naratif.
3. Kuesioner (Angket) tertutup,
Data yang diperoleh melalui kuisioner atau angket akan diuraikan secara
deskriptif naratif.
Analisis yang digunakan adalah deskriptif naratif dari hasil persentase.
Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

� � �

Keterangan :

�=

( �

x


x

∑ = jumlah

��

�ℎ

)

x 100%

n = jumlah seluruh responden

Untuk menentukan tingkat ketercapaian, pemberian makna, dan pengambil
keputusan digunakan seperti tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Konversi Tingkat Ketercapain
Tingkat Pencapaian

Kualifikasi

Keterangan

90% - 100%

Sangat Baik

Tidak perlu direvisi

75% - 89%

Baik

Tidak perlu direvisi

65% - 74%

Cukup

Direvisi

55% - 64%

Kurang

Direvisi

0 – 54%

Sangat Kurang

Direvisi

(Sudjana dan Rivai, 2010, hlm. 101)
Disajikan dalam bentuk deskriptif naratif.

Muhammad ibtadaa, 2015
PENGEMBANGAN MODUL KIT PROTOTYPE ARDUINO UNO UNTUK PEMBELAJARAN DASAR
PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu