T1 202010051 Full text
1
Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.
Sulasmini Sutriyono Inawati Budiono
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA N 1 Getasan semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design dengan kondisi awal hasil belajar siswa yang sama. Sampel terdiri dari kelas eksperimen (X-3) sebanyak 21 siswa yang diajar menggunakan metode resitasi dengan teknik motivasi dan kelas kontrol (X-4) sebanyak 17 siswa yang diajar menggunakan metode konvensional. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Instrumen pengumpulan data berupa tes yaitu Pretest sebagai tes untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi perlakuan dan Posttest sebagai tes untuk mengetahui kemampuan akhir setelah diberi perlakuan. Hasil analisis didapat signifikan 0,776 > 0,05 dengan rata-rata kelas eksperimen 73,3333 dan kelas kontrol 72,0588. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa secara signifikan antara siswa yang diajar menggunakan metode resitasi dengan teknik motivasi dan metode Konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan.
Kata Kunci: metode resitasi, teknik motivasi, hasil belajar matematika.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika khususnya dibidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan matematika diskrit. Guna menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Sugiarto, 2009).
Salah satu metode pembelajaran yang dikenal dengan nama metode resitasi atau lebih dikenal dengan pemberian tugas atau penugasan. Resitasi adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian bahan, dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar di luar jam pelajaran. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di
(2)
2
laboratorium, di perpustakaan, di rumah atau dimana saja asal tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan (Susrama, dkk, 2013).
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki sisi kelebihan maupun kelemahan. Metode resitasi ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Djamarah dan Zain (2010); Roestiyah (2012) menyebutkan bahwa, kelebihan metode resitasi, antara lain: a) lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual maupun kelompok; b) dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; c) dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa; d) mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain; e) dapat mempelajari dan mendalami hasil uraian orang lain, sehingga akan memperluas; f) memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa.
Kekurangan metode resitasi, yaitu: a) siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain; b) khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik; c) tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa; d) sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa; e) siswa kemungkinan hanya meniru pekerjaan temannya apabila guru tidak mengawasi langsung pelaksanaan tugas itu.
Menurut Slameto (2010:87), salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan-latihan. Mengerjakan tugas (penugasan) dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Salah satu cara supaya siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umun dan ujian. Selain penugasan, motivasi sangat berperan pada kemajuan perkembangan siswa selanjutnya melalui proses belajar. Adanya motivasi guru yang tepat mengenai sasaran maka akan dapat meningkatkan kegiatan belajar, melalui tujuan pembelajaran yang jelas siswa akan belajar lebih tekun, lebih giat dan bersemangat.
Hasil observasi di SMA N 1 Getasan, siswa merasa bosan dengan pembelajaran di kelas, hal ini ditunjukkan pada respon siswa ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, siswa bermain hand phone (HP), siswa berbicara
(3)
3
sendiri dengan teman sebangku, bahkan ada juga siswa yang tiduran di meja ketika guru sedang menjelaskan didepan kelas, ketika guru menunjuk siswa untuk maju mengerjakan soal didepan kelas siswa menolak untuk maju, kurang latihan soal karena malas. Selain itu, kurang adanya teknik motivasi yang diberikan kepada siswa dalam belajar matematika. Akibatnya motivasi belajar siswa dalam mempelajari matematika kurang optimal dan siswa cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal. Hal ini masih terlihat dari hasil belajar siswa rendah. Oleh karena itu perlu adanya metode pembelajaran matematika yang variatif, untuk agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode pembelajaran resitasi.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan?”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan.
LANDASAN TEORI
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah diterima (Arikunto, 2006). Sudjana (2004; 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan baik tingkah laku maupun pemikiran seseorang secara kognitif, afektif dan psikomotorik yang timbul berkat adanya pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja serta merupakan suatu penilaian yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan sudah diterima.
Metode resitasi adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa untuk mengerjakan sesuatu baik di dalam maupun di luar jam pelajaran yang dapat dilakukan di rumah, di perpustakaan, di laboratorium atau di tempat lain dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah dalam penggunaan metode tugas atau resitasi menurut Djamarah dan Zein (2010: 86), yaitu; 1) fase
(4)
4
pemberian tugas; 2) fase pelaksanaan tugas, meliputi: a) Guru membimbing/ mengawasi siswa, b) Guru memberikan dorongan agar siswa mau bekerja, c) Guru berusaha agar siswa mengerjakan sendiri, tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas siswa: d) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik; 3) Fase mempertanggungjawabkan tugas, meliputi : a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya, b) Ada tanya jawab/diskusi kelas, c) Penilaian pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lain.
Teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran antara lain; 1) menggunakan simulasi dan permainan, simulasi dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk memperagakan atau mempratikkan sesuatu, misalnya siswa diminta untuk menghitung jarak suatu benda; 2)memberitahukan hasil kerja kerja yang telah dicapai, hasil kerja ini dapat berupa hasil kerja individu maupun hasil kerja kelompok, hasil kerja ini berupa nilai yang telah dicapai individu atau kelompok; 3)kompetisi dan kooperasi,; 4)ganjaran (reward); 5)selalu memberikan contoh yang positif, baik dalam kegiatan belajar mengajar yang berhubungan langsung dengan materi pembelajaran maupun dalam bersikap ketika kegiatan belajar mengajar dikelas sedang berlangsung (Azwar dkk, 2000: 63).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan: adanya perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan, yakni hasil belajar siswa yang menerapan metode resitasi dengan teknik motivasi lebih baik daripada yang menerapkan metode konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini menggunakan desain kelompok control Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mnegetahui kemampuan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control (Sugiyono, 2010; 114-116). Gambar desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1, sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Penelitian O1 X O2
(5)
5 Keterangan:
O1 : Nilai tes awal sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen O3 : Nilai tes awal sebelum diberi perlakuan pada kelas control
X : Perlakuan dengan menggunakan metode resitasi dengan teknik motivasi O2 : Nilai tes akhir berupa posttest setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen O4 : Nilai tes akhir berupa posttest setelah diberi perlakuan pada kelas control
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Getasan pada kelas X, populasi dari penelitian ini adalah semua kelas X SMA Negeri 1 Getasan, semester genap tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara Cluster Random Sampling dan dipilih dua kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebanyak 21 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebanyak 17 siswa sebagai kelas kontrol.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menggunakan metode tes, tes yang digunakan berupa tes formatif yaitu tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Tes ini merupakan posttest atau tes akhir proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan instrumen posttest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan, dan posttest ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. Instrumen posttest dalam penelitian ini berupa tes objektif berbentuk tes pilihan ganda (multiple choice test). Tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup (Arikunto, 2006). Instrumen posttest ini berjumlah 20 buah soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 80 menit. Data dari pretest dan posttest kemudian akan dianalisis normalitas menggunakan Shapiro-Wilk, homogenitas dengan Levene’s Test dan uji beda rata-rata dengan Uji t (Independent sample t-test) menggunakan SPSS 16 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di SMA N1 Getasan. Dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan dipilih dua kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data Pretest dan Posttest. Nilai Pretest merupakan hasil kemampuan awal berdasarkan hasil ulangan tengah semester genap tahun 2013/2014, mata pelajaran matematika. hasil uji normalitas data Pretest
(6)
6
menunjukkan bahwa nilai signifikan kelas eksperimen 0,073 dan nilai signifikan kelas kontrol adalah 0,132. Nilai signifikan kelas eksperimen dan kontrol masing-masing lebih dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain masing-masing kelas berasal dari populasi yang distribusi normal, hasil uji homogenitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan sebesar 0,257 yang lebih dari 0,05 berarti H0 diterima, dengan kata lain kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah diuji normalitas dan homogenitasnya, data diuji beda rata-ratanya dan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,910 > 0,05, yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan.
Nilai Posttest atau kemampuan akhir merupakan hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment. Uji analisis deskriptif berdasarkan pada hasil Posttest pada kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 Berikut hasil uji deskriptif posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel hasil uji deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa (Posttest)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelas eksperimen (X-3) adalah 21 siswa, sedangkan jumlah sampel kelas kontrol (X-4) adalah 17 siswa. Rata-rata baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak jauh berbeda, kelas ekperimen 73,3333 dan kelas kontrol 72,0588. Median kelas eksperimen yaitu 70 dan kelas kontrol adalah 75. Nilai maksimum kelas eksperimen adalah 100, sedangkan kelas kontrol adalah 90. Nilai minimum untuk kelas Kontrol 40 lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu 50. Tetapi standar deviasi tidak jauh berbeda, kelas eksperimen 1.46059 dan kelas Kontrol standar deviasinya adalah 1.22550.
Kelas Statistic Std. Error
eksperimen Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
N
73.3333 1.46059 50.00 100.00 21
3.18728
kontrol Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
N
72.0588 1.22550 40.00 90.00 17
(7)
7
Nilai Posttest diuji normalitas dan homogenitas dengan SPSS 16 for windows, dari uji normalitas diproleh hasil nilai signifikansi dari kelas eksperimen 0,135 dan kelas kontrol 0,252. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain sebaran data dari kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Secara visual juga dapat disajikan dalam gambar 2 Grafik Normalitas Posttest.
Gambar 2. Grafik Normalitas Posttest
Uji homogenitas dari nilai Posttets menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,382, nilai signifikan kedua kelas lebih dari 0.05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain kedua kelas mempunyai nilai variansi yang sama atau homogen. Hasil pengolahan uji beda rata-rata menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,776 > 0,05, yang berarti H0 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen (X-3) dan kelas control.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa. Sekalipun ada pengaruhnya, tetapi tidak signifikan antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran dan teknik motivasi secara bersama-sama menjadikan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa perbedaannya tidak terlalu jauh.
(8)
8 PENUTUP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa. Sekalipun ada perbedaannya, tetapi tidak signifikan antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran dengan teknik motivasi secara bersama-sama menjadikan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa perbedaannya tidak terlalu jauh. Ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 73,3333, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 72,0588. Hasil uji T Independent Sample Test menunjukkan signifikansi 0,776 > 0,05 yang berarti menerima H0 dan menolak H1, sehingga memang tidak ada perbedaan hasil belajar siswa secara signifikan.
Setelah melakukan penelitian dan melihat serta merasakan proses pembelajaran dengan metode resitasi dengan teknik motivasi, serta memperhatikan simpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembaca khususnya tenaga pendidik (guru); pembelajaran yang merepakan metode pembelajaran resitasi dengan teknik motivasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan variatif serta dapat diterapkan di kelas dengan tetap memperhatikan kelebihan serta kelemahan pembelajaran ini agar dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat berjalan dengan baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran resitasi menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam belajar. Sehingga guru diharapkan dapat membimbing siswanya dalam belajar agar semua aspek kecerdasan yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan optimal.
3. Bagi penelitian yang akan datang dan tertarik dengan penggunaan metode pembelajaran ini, hendaknya mengembangkan instrumen lain untuk materi ajar yang berbeda atau untuk kelas dalam jenjang pendidikan yang lain atau populasi yang tidak serupa dengan penelitian yang telah dilakukan pada penelitian kali ini. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful & Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
(9)
9
Azwar, Rustam, Wulan, dkk. 2000. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Roestiyah N. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengarurinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiarto.2009. Bahan Ajar Workshop Pendidikan Matematika 1. Semarang: FMIPA UNNES.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta, CV. Bandung.
Sudjana, Nana. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Susrama, Marhaeni, & I Wayan. 2013. Pengaruh Metode Resitasi Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mendoyo. E-jurnal Pascasarjana Studi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. V. 3.
(1)
4
pemberian tugas; 2) fase pelaksanaan tugas, meliputi: a) Guru membimbing/ mengawasi siswa, b) Guru memberikan dorongan agar siswa mau bekerja, c) Guru berusaha agar siswa mengerjakan sendiri, tidak menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas siswa: d) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik; 3) Fase mempertanggungjawabkan tugas, meliputi : a) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya, b) Ada tanya jawab/diskusi kelas, c) Penilaian pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lain.
Teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran antara lain; 1) menggunakan simulasi dan permainan, simulasi dapat dilakukan dengan meminta siswa untuk memperagakan atau mempratikkan sesuatu, misalnya siswa diminta untuk menghitung jarak suatu benda; 2)memberitahukan hasil kerja kerja yang telah dicapai, hasil kerja ini dapat berupa hasil kerja individu maupun hasil kerja kelompok, hasil kerja ini berupa nilai yang telah dicapai individu atau kelompok; 3)kompetisi dan kooperasi,; 4)ganjaran (reward); 5)selalu memberikan contoh yang positif, baik dalam kegiatan belajar mengajar yang berhubungan langsung dengan materi pembelajaran maupun dalam bersikap ketika kegiatan belajar mengajar dikelas sedang berlangsung (Azwar dkk, 2000: 63).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan: adanya perbedaan hasil belajar siswa antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan, yakni hasil belajar siswa yang menerapan metode resitasi dengan teknik motivasi lebih baik daripada yang menerapkan metode konvensional.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Penelitian ini menggunakan desain kelompok control Pretest-Posttest Control Group Design. Desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mnegetahui kemampuan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control (Sugiyono, 2010; 114-116). Gambar desain dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1, sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Penelitian O1 X O2
(2)
5 Keterangan:
O1 : Nilai tes awal sebelum diberi perlakuan pada kelas eksperimen O3 : Nilai tes awal sebelum diberi perlakuan pada kelas control
X : Perlakuan dengan menggunakan metode resitasi dengan teknik motivasi O2 : Nilai tes akhir berupa posttest setelah diberi perlakuan pada kelas eksperimen O4 : Nilai tes akhir berupa posttest setelah diberi perlakuan pada kelas control
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Getasan pada kelas X, populasi dari penelitian ini adalah semua kelas X SMA Negeri 1 Getasan, semester genap tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cara Cluster Random Sampling dan dipilih dua kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebanyak 21 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebanyak 17 siswa sebagai kelas kontrol.
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menggunakan metode tes, tes yang digunakan berupa tes formatif yaitu tes untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Tes ini merupakan posttest atau tes akhir proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan instrumen posttest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan, dan posttest ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian. Instrumen posttest dalam penelitian ini berupa tes objektif berbentuk tes pilihan ganda (multiple choice test). Tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup (Arikunto, 2006). Instrumen posttest ini berjumlah 20 buah soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 80 menit. Data dari pretest dan posttest kemudian akan dianalisis normalitas menggunakan Shapiro-Wilk, homogenitas dengan Levene’s Test dan uji beda rata-rata dengan Uji t (Independent sample t-test) menggunakan SPSS 16 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan di SMA N1 Getasan. Dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan dipilih dua kelas secara acak yaitu kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data Pretest dan Posttest. Nilai Pretest merupakan hasil kemampuan awal berdasarkan hasil ulangan tengah semester genap tahun 2013/2014, mata pelajaran matematika. hasil uji normalitas data Pretest
(3)
6
menunjukkan bahwa nilai signifikan kelas eksperimen 0,073 dan nilai signifikan kelas kontrol adalah 0,132. Nilai signifikan kelas eksperimen dan kontrol masing-masing lebih dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain masing-masing kelas berasal dari populasi yang distribusi normal, hasil uji homogenitas diperoleh hasil bahwa nilai signifikan sebesar 0,257 yang lebih dari 0,05 berarti H0 diterima, dengan kata lain kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah diuji normalitas dan homogenitasnya, data diuji beda rata-ratanya dan diperoleh nilai signifikan sebesar 0,910 > 0,05, yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi perlakuan. Nilai Posttest atau kemampuan akhir merupakan hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment. Uji analisis deskriptif berdasarkan pada hasil Posttest pada kelas X-3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 Berikut hasil uji deskriptif posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel hasil uji deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1
Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa (Posttest)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelas eksperimen (X-3) adalah 21 siswa, sedangkan jumlah sampel kelas kontrol (X-4) adalah 17 siswa. Rata-rata baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak jauh berbeda, kelas ekperimen 73,3333 dan kelas kontrol 72,0588. Median kelas eksperimen yaitu 70 dan kelas kontrol adalah 75. Nilai maksimum kelas eksperimen adalah 100, sedangkan kelas kontrol adalah 90. Nilai minimum untuk kelas Kontrol 40 lebih rendah dari kelas eksperimen yaitu 50. Tetapi standar deviasi tidak jauh berbeda, kelas eksperimen 1.46059 dan kelas Kontrol standar deviasinya adalah 1.22550.
Kelas Statistic Std. Error
eksperimen Mean
Std. Deviation Minimum Maximum N 73.3333 1.46059 50.00 100.00 21 3.18728
kontrol Mean
Std. Deviation Minimum Maximum N 72.0588 1.22550 40.00 90.00 17 2.97226
(4)
7
Nilai Posttest diuji normalitas dan homogenitas dengan SPSS 16 for windows, dari uji normalitas diproleh hasil nilai signifikansi dari kelas eksperimen 0,135 dan kelas kontrol 0,252. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain sebaran data dari kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Secara visual juga dapat disajikan dalam gambar 2 Grafik Normalitas Posttest.
Gambar 2. Grafik Normalitas Posttest
Uji homogenitas dari nilai Posttets menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,382, nilai signifikan kedua kelas lebih dari 0.05 yang berarti H0 diterima, dengan kata lain kedua kelas mempunyai nilai variansi yang sama atau homogen. Hasil pengolahan uji beda rata-rata menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,776 > 0,05, yang berarti H0 ditolak, dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen (X-3) dan kelas control.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa. Sekalipun ada pengaruhnya, tetapi tidak signifikan antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran dan teknik motivasi secara bersama-sama menjadikan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa perbedaannya tidak terlalu jauh.
(5)
8 PENUTUP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa. Sekalipun ada perbedaannya, tetapi tidak signifikan antara siswa yang menerapkan metode resitasi dengan teknik motivasi dan siswa yang menerapkan metode konvensional pada siswa kelas X SMA N 1 Getasan. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran dengan teknik motivasi secara bersama-sama menjadikan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa perbedaannya tidak terlalu jauh. Ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 73,3333, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol adalah 72,0588. Hasil uji T Independent Sample Test menunjukkan signifikansi 0,776 > 0,05 yang berarti menerima H0 dan menolak H1, sehingga memang tidak ada perbedaan hasil belajar siswa secara signifikan.
Setelah melakukan penelitian dan melihat serta merasakan proses pembelajaran dengan metode resitasi dengan teknik motivasi, serta memperhatikan simpulan di atas, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi para pembaca khususnya tenaga pendidik (guru); pembelajaran yang merepakan metode pembelajaran resitasi dengan teknik motivasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan variatif serta dapat diterapkan di kelas dengan tetap memperhatikan kelebihan serta kelemahan pembelajaran ini agar dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dapat berjalan dengan baik.
2. Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran resitasi menuntut siswa untuk lebih mandiri dalam belajar. Sehingga guru diharapkan dapat membimbing siswanya dalam belajar agar semua aspek kecerdasan yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan optimal.
3. Bagi penelitian yang akan datang dan tertarik dengan penggunaan metode pembelajaran ini, hendaknya mengembangkan instrumen lain untuk materi ajar yang berbeda atau untuk kelas dalam jenjang pendidikan yang lain atau populasi yang tidak serupa dengan penelitian yang telah dilakukan pada penelitian kali ini. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful & Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
(6)
9
Azwar, Rustam, Wulan, dkk. 2000. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Roestiyah N. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengarurinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiarto.2009. Bahan Ajar Workshop Pendidikan Matematika 1. Semarang: FMIPA UNNES.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan ke-10. Bandung: Alfabeta, CV. Bandung.
Sudjana, Nana. 2004. Landasan Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Susrama, Marhaeni, & I Wayan. 2013. Pengaruh Metode Resitasi Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Mendoyo. E-jurnal Pascasarjana Studi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha. V. 3.