SE 07 MBU 1 0 20 15

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

Yth.
1. Direksi BUMN;
2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.
SURAT EDARAN
Nomor : SE- 07 /MBU/1 0/20 15
TENTANG
KETENTUAN PENCALONAN PEJABAT DAN KARYAWAN BUMN SEBAGAI
CALON KEPALA DAERAH DAN LARANGAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA
BUMN DALAM KEGIATAN POLITIK PRAKTIS PEMILIHAN KEPALA DAERAH
(PILKADA)

A. UMUM
Berdasarkan peraturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang, sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
Menjadi Undang-Undang, dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUUXIII/2015, telah diatur antara lain larangan bagi talon Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah untuk merangkap sebagai pejabat dan karyawan BUMN, dan larangan melibatkan
pejabat dan karyawan BUMN dalam kegiatan kampanye Pilkada. Di samping itu, diatur
pula larangan melibatkan dana dan fasilitas BUMN untuk kegiatan kampanye/dukungan
terhadap partai politik atau talon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Dalam rangka menjaga netralitas BUMN sebagai entitas bisnis yang bebas dari
kepentingan politik, khususnya terkait dengan Pilkada, perlu ditetapkan ketentuan terkait
pencalonan pejabat dan karyawan BUMN sebagai talon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah dan larangan penggunaan sumber daya BUMN dalam kegiatan politik praktis
Pilkada dimaksud.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penerbitan surat edaran ini adalah untuk memberikan penegasan
mengenai ketentuan terkait pencalonan pejabat dan karyawan BUMN sebagai talon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan larangan penggunaan sumber daya BUMN
dalam kegiatan politik praktis Pilkada.
C.RUANG.../2

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-2C. RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup Surat Edaran ini adalah memberikan penjelasan dan penegasan kembali
berkaitan dengan pencalonan diri Anggota Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas,
dan karyawan BUMN sebagai calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dan larangan
penggunaan sumber daya BUMN dalam kegiatan politik praktis Pilkada.
D. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4297);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5656) sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4297);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas
dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan

Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara Badan
Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4305);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4556).
E. ISI
1. Dalam rangka menghadapi Pilkada, dengan ini diminta kepada seluruh Direksi, Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas, dan karyawan BUMN untuk:

a.Sesuai.../3

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-3a. Sesuai ketentuan Pasal 7 huruf u Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015, kepada
Anggota Direksi, Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan karyawan BUMN yang
menjadi Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon Wakil Bupati,
Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota harus mengundurkan diri dan/atau

diberhentikan dari jabatannya sebagai Anggota Direksi, Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas, karyawan BUMN sejak ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum
Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dengan mendapatkan hakhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing BUMN.
b. Tidak ikut serta/terlibat dalam kampanye Pilkada.
c. Tidak menggunakan anggaran BUMN dan fasilitas yang dimiliki BUMN, antara lain
berupa kendaraan dinas/operasional, gedung, ruang aula, lapangan, dan fasilitas
lainnya untuk kepentingan pribadi/kelompok/golongan termasuk untuk keperluan
pelaksanaan kampanye Pilkada.
d. Fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka 3 di atas, dapat digunakan untuk
kegiatan yang terkait dengan Pilkada, sepanjang dilakukan dengan mekanisme bisnis,
misalnya dengan cara sewa menyewa, dengan nilai transaksi yang wajar dan berlaku
umum.
e. Menghindari, menghentikan, dan/atau mengganti kegiatan-kegiatan yang berpotensi
disalahgunakan oleh pribadi/kelompok/golongan tertentu untuk kegiatan politik
praktis dalam rangka Pilkada.
f. Melaporkan indikasi pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pilkada
kepada lembaga pelaksana dan/atau pengawas pemilihan.
g. Menetapkan kebijakan pencalonan calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan
larangan penggunaan sumber daya tersebut di atas untuk juga diterapkan kepada
karyawan dan anak perusahaan BUMN.

2. Pelanggaran terhadap Surat Edaran ini akan dikenakan sanksi tegas sesuai dengan
kewenangan Menteri BUMN.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Oktober 2015
MENTERI
BADAN USAHA MILIK NEGARA,

1t.11
ThI

M. SOEMARNO