Mendikbud wacana UN Dihapus 2016

Pemerintah mewacanakan untuk menghapuskan pelaksanaan ujian nasional di 30
persen sekolah yang memiliki nilai akademik di atas rata-rata standar nasional. Hal ini
disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy usai
menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantor Wakil Presiden.
Muhadjir menilai, sekolah yang memiliki nilai akademik di atas rata-rata nasional
justru tak perlu mengikuti ujian nasional. Penghapusan pelaksanaan ujian nasional
dilakukan untuk memberikan apresiasi kepada sekolah-sekolah tersebut. "Persoalannya
adalah sudah ada 30 persen sekolah yang dari segi integritas maupun skor akademik
kan sudah di atas rata-rata nasional. Lah kalau sudah begitu apakah dia harus ikut ujian
nasional lagi? Ikut dipetakan lagi? Itu kan ga perlu. Seharusnya dia diberi penghargaan.
Tentu dia bisa melampaui standar nasional itu. Itu yang kita diskusikan dengan Pak
JK," kata Muhadjir di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (25/10).
Ia mengatakan, modifikasi pelaksanaan ujian nasional merupakan salah satu langkah
evaluasi kebijakan. Sebab menurut dia, fungsi ujian nasional yakni sebagai pemetaan
nilai akademik sekolah di seluruh Indonesia. Sehingga, dapat diketahui sekolah mana
saja yang telah melampaui nilai standar nasional.
"Nantinya kemudian kita harus ada treatment, penanganan terhadap sekolah yang
belum melampaui standart itu. Nanti setelah itu ditangani dalam waktu yang cukup,
kita uji lagi, kita tes lagi. Sudah tercapai belum. Kalau sudah tercapai, berapa yang
sudah tercapai. Kalau belum, berapa yang belum. Nanti kita treatment lagi," jelas dia.
Langkah-langkah perbaikan terhadap sekolah yang belum dapat melampaui nilai

standar tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas para gurunya. Selain
itu, peningkatan kualitas laboratorium yang dinilai kurang memadai juga dapat
diperbaiki dengan melakukan pembenahan-pembenahan. "Jadi kita betul-betul fokus
dari masalah. Tapi kalau kita hanya melihat secara nasional, kita kan ga bisa tahu
dimana letak masalah yang standarnya masih lemah di mana, di kota mana, kita tidak
bisa tahu," tambah dia.
Lebih lanjut, penghapusan ujian nasional di 30 persen sekolah tersebut juga dilakukan
untuk menghemat anggaran pemerintah. Anggaran itu nantinya akan digunakan untuk
perbaikan kualitas di sekolah lain yang nilai akademiknya belum dapat melampaui nilai
standar nasional. Kendati demikian, pemberlakukan wacana ini masih perlu
dikonsultasikan dengan berbagai pihak.
"Hanya yang kita anggap sudah melampaui standar minimum itu mestinya sudah tidak
perlu diuji lagi. Dengan begitu kita bisa menghemat biaya, dan biaya itu bisa kita
gunakan untuk treatment itu," kata Muhadjir.

Anda Boleh Mengkopi Paste Posting Kami, tapi kami mohon jangan keseluruhan
apalagi menggunakan Xml (feed) karena akan menghancurkan blog ini, mohon
kerjasama dan saling menghargai, silahkan tampilkan Link Sumber