Bahan Ajar HI palestina unesco

KEDUDUKAN
PALESTINA DAN PBB
DI UNESCO
Dr. Mardenis, SH.M.Si

REVITALISASI PERAN OKI
UNTUK MEWUJUDKAN
NEGARA PALESTINA MERDEKA
Konflik Israel – Palestina

akar dari krisis TimTeng

Keberpihakan tanpa batas dan
membabi buta AS kepada Israel
dalam konflik Arab- Israel

=
akar dari ketidakadilan global
(gombalisasi internasional) yang
mendorong terjadinya berbagai
aksi terorisme internasional


Ada apa dengan
TimTeng ???

Rais,
Amien Rais
(1990)kawasan
: kawasan Timteng
menepati kedudukan strategis dalam
politik
percaturan-percaturan
internasional
kontemporer
karena
beberapa alasan sebagai berikut :

1. Kawasan
ini
menyimpan
reserve

(cadangan) minyak paling besar di
dunia, sehingga dalam era dimana
energi minyak menjadi barang yang
sangat vital dan langka, Timteng
memegang peranan sangat menentukan
dalam percaturan politik dan ekonomi
internasional
2. Negara di Timteng, berkat kekayaan
yang diperoleh dari rezeki minyak, telah
menjadi
negara-negara
pengimpor
senjata perang dari Timur (China-Sovyet)
dan dari Barat (terutama dari AS)

3. Berkat bonanza minyak tersebut, Timteng
telah menjadi benua ekonomi yang
mampu menyedot berbagai komoditas dari
luar. Negara-negara industri dari Barat
maupun

dari
Asia
(Jepang,
Korsel,
Hongkong dan Taiwan) selalu mengincar
Timteng
untuk
pemasaran
berbagai
produk industri merdeka. Implikasinya
tidak saja
memiliki
nilaiterutama
strategis,
4.Timteng
Konflik antar
negara
Timteng,
tetapi
jugaArab-Israel

ekonomis. memiliki dimensi
konflik
internasional dan melibatkan negaranegara super kuat AS dan Rusia.
Perdamaian
dan
keamanan
internasional sampai batas tertentu

5. Timteng secara geografis, geopolitis
dan geostrategis merupakan kawasan
yang selalu menjadi pusat perhatian
masyarakat internasional, justru karena
letaknya yang menghubungkan benua
Eropa, Afrika dan Asia. Beberapa
negara Timteng yang berbatasan
langsung dengan wilayah (ex) Uni
Sovyet
menambah
arti
penting

kawasan ini secara keseluruhan.

6. Timteng terbukti dalam sejarah telah
menjadi “the cadle of civilization” (asal
muasal
peradaban
manusia).
Semua
agama wahyu diturunkan di kawasan
Timteng. Agama-agama Yahudi, Kristen dan
Islam, semuanya dilahirkan di Timteng.

Penjelasan di atas menggambarkan
betapa
penting
dan
strategisnya
posisi Timteng dalam percaturan
politik internasional.
Karena itu, tidak heran jika setiap

presiden AS (mulai dari Truman
sampai Obama) selalu menjadikan
kawasan Tmteng sebagai prioritas
utama
kebijakan
politik
luar
negerinya.

PALESTINA, UNESCO DAN
PBB

Fakta
dan
dokumen
yang
ada
menunjukkan bahwa selain menjajah
Palestina, rezim Israel juga punya
program

menghancurkan
warisan
sejarah al-Quds dan warisan budaya
Palestina. Zionis Israel bukan hanya
menistakan tempat-tempat suci di
Palestina, tetapi secara perlahan-lahan
juga berupaya melenyapkan, antara lain:
penggalian sekeliling masjidil Aqsho,

Populasi
Palestina terdiri
atas Islam,
Yahudi dan
Kristen.

Tapi rezim zionis Israel
berupaya dengan
segala cara
menerapkan kebijakan
yahudisasi di Palestina.


Orang-orang non yahudi diusir dari
Palestina,
sejarah
Palestina
dipalsukan
dalam
buku-buku
geografi dan sejarah di sekolahsekolah Israel. Nama-nama tempat,
desa dan kota bahkan nama-nama

Karena
itu,
penerimaan
Palestina
menjadi anggota penuh UNESCO sangatsangat penting dan strategis.
Setidaknya dengan demikian lembaga
khusus PBB ini dapat mengerem nafsu
jahat zionis Israel untuk menghancurkan
dan menghapus budaya Palestina di

daerah pendudukan.
Rekognasi UNESCO, mudah-mudahan
awal dari rekognasi PBB terhadap
Palestina.

BAGAIMANA PROSPEK PALESTINA
MENJADI ANGGOTA PENUH PBB?

Pasal 4 Piagam PBB, mengatur tentang
persyaratan suatu negara agar dapat
diterima sebagai anggota PBB:

3. Rekomenda
1.Peace
si dari DKLoving
PBB
Countrie
s
4. Ditetap
2. Menerima

kan
kewajiban
oleh MU
sebagai
anggota
PBB

Berdasarkan kriteria diatas, maka
persyaratan
yang
paling
berat
diperoleh Palestina adalah yang no.3,
yakni rekomendasi dari anggota tetap
DK-PBB dimana disana ada AS yang
selalu “membebek” pada kemauan
dan kepentingan Israel.

REVITALISASI PERAN INDONESIA
DAN OKI


Secara politik, Indonesia sebagai anggota
OKI dalam berbagai forum internasional
termasuk dalam forum OKI telah memberi
dukungan politik yang cukup signifikan bagi
berdirinya negara Palestina merdeka dan
berdaulat
dengan
Yerussalem
sebagai
ibukotanya.
Realisasi dari dukungan politik tersebut
dilanjutkan
dalam
bentuk
dukungan
diplomatik,
yakni
pengakuan
terhadap
keputusan
Dewan
Nasional
Palestina
(Palestinien
National
Council)
untuk
memproklamamirkan
Negara
Palestina
Merdeka tanggal 15 November 1988.

Namun dukungan RI saja tidak cukup untuk
mengantarkan Palestina benar-benar menjadi
sebuah negara merdeka dan berdaulat .
Palestina membutuhkan dukungan penuh dari
semua negara anggota OKI.
Masalahnya, kelemahan mendasar OKI sejak
awal berdirinya sampai saat ini adalah
rendahnya tingkat soliditas dan solidaritas
diantara negara-negara anggotanya, karena
masing-masing negara anggota OKI disandera
oleh kepentingan masing- masing, terutama
dalam hubungan mereka dengan AS.

Kita berharap dengan bergulirnya reformasi
di negara-negara Arab saat ini, kondisinya
akan berubah secara signifikan.
Peran Ri sebagai negara muslim yang
dikenal “moderat” di mata negara- negara
Arab/ Timteng sangat strategis dalam
mengkondisikan dukungan penuh negara
anggota OKI bagi kemerdekaan Palestina.

Langkah politik yang perlu dilakukan
Indonesia berikutnya adalah bagaimana
meyakinkan negara- negara anggota OKI
dan GNB untuk mendorong restrukturisasi
PBB, terutama berkaitan dengan hak veto
yang dimiliki anggota tetap DK-PBB yang
sangat
tidak
demokratis
dan
tidak
representatif (PBB memiliki cacat bawaan
sejak lahir)

Tidak demokratis

karena
selama
ini
digunakan oleh negaranegara
pemiliknya
untuk menjegal rosolusi
yang secara substantif
berisi
sanksi
bagi
negara pelaku kejahatan
kemanusian
dan
pelanggaran HAM berat.

Tidak representatif

karena 5 negara
pemilik hak veto
(AS, Inggris, Rusia,
Perancis dan Cina)
sama sekali tidak
mewakili berbagai
belahan dunia dan
tidak
mewakili
komunitas
umat
beragama di dunia.

Indonesia sebagai “the biggest Muslim
State at the world” punya tanggung
jawab
moral
dan
politik
untuk
mendorong OKI dan negara-negara
angg. GNB ke arah restrukturisasi PBB
Untuk dapat merestrukturisasi PBB, maka
mutlak dilakukan restrukturisasi Piagam
PBB dan aturan (internal) DK-PBB.