PERDA NO. 16 TAHUN 2011 – RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
N O M O R l~ T A H U N 2 0 1 1

TENTANG
R E T R lB U S I P E N G E N D A L IA N M E N A R A T E L E K O M U N lK A S I
DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA

W AUKO TA TUAL,
M enim bang

: a.

bahwa berdasarkan Pasal 110 huruf n Undang-Undang Nom or
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Pengendalian M enara Telekom unikasi m erupakan
salah satu jenis Retribusi Jasa Um um yang dapat dipungut oleh
Pem erintah Daerah;

b.

bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nom or

28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c.

bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud
pada huruf a, dan huruf b, perlu dibentuk dan ditetapkan
Peraturan Daerah tentang Retribusi Pengendalian M enara
Telekom unikasi.

: 1. Undang-Undang Nom or 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
M engingat IHGFEDCBA
Undang-Undang Nom or 23 TahtJn 1957 tentang Pem bentukan
Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I dalam W ilayah Daerah
Swatantra Tingkat I M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nom or 111, Tam bahan Lem baran
Negara Republik Indonesia Nom or 1645);
2.

Undang-Undang Nom or 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia

Urusan Piutang Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nom or 156, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 2104);

3.

Undc;m g-Undangnom or 8 Tahun 1981 Tentang Kitab UndangUndang Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Tahun 1981
Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3209);

4.

Undang-Undang
Nom or
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotism e (Lem baran Negara Tahun 1999 Nom or
75, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3851);


2

5.

Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lem baran Negara Tahun 2003 Nom or 47, Tam bahan
Negara Nom or 4286);

6.

Undang-Undang Nom or 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 5, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4355);

7.

Undang-Undang Nom or 15 Tahun 2004 tentang Pem eriksaan
Pengelolaan dan

Tanggung
Jawab
Keuangan Negara
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 66,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4400);

8.

Undang-Undang Nom or 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pernbanqunan Nasional (Lem baran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 104, Tam bahan
Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4421);

9.

Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nom or 125, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4437) Sebagaim ana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2008 tentang

Pem erintahan Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nom or 59, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 4844);

10. Undang-Undang Nom or 33 Tahun 2004 tentang Perim bangan
Keuangan antara Pem erintah Pusat dan Pem erintahan Daerah
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or 126,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4438);
11. Undang-Undang Nom or 31 Tahun 2007 tentang Pem bentukan
Kota Tual di Provinsi M aluku (Lem baran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nom or 97, Tam bahan Lem baran Negara
Nom or 4747);
12. Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nom or 130, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5049);
13. Undang-Undang Nom or 12 Tahun 2011 tentang Pem bentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lem baran Negara Indonesia
Tahun 2004 Nom or 82, Tam bahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nom or 5234);

14. Peraturan Pem erintah Nom or 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nom or 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nom or 6, Tarnbahan Lem baran Negara Republik
Indonesia Nam or 3258); FEDCBA

3dcbaZYXWVUTSR

15. Peraturan Pem erintah Nom or 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Inform asi Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 138, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4576);
16. Peraturan Pem erintah Nom or 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan daerah (Lem baran Negara Tahun 2005
Nom or 140, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 4587);
17. Peraturan Pem erintah Nom or 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pem erintah (Lem baran Negara
Tahun 2006 Nom or 25, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
4614);
18. Peraturan Pem erintah Nom or 38 Tahun 2007 tentang
Pem bagian

Urusan
Pem erintahan
antara
Pem erintah,
Pem erintah Daerah Provinsi, dan Pem erintah Daerah Kota
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 86,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3029);
19. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 1 Tahun 2008 tentang
Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lem baran
Daerah Nom or 01 Tahun 2008, Seri D);
20. Peraturan Daerah Kota Tual Nom or 3 Tahun 2008 tentang
Pem bentukan O rganisasi dan Tata Kerja Lem baga Teknis
Daerah (Lem baran Daerah Nom or 03 Tahun 2008, Seri D);
21. Peraturan Daerah Nom or 4 Tahun 2008 tentang Pem bentukan
O rganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (Lem baran Daerah
Nom or 04 Tahun 2008, Seri D);
22. Peraturan Daerah Nom or 03 Tahun 2009 ten tang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lem baran Daerah Tahun 2009
Nom or 03). IHGFEDCBA

D e n g a n p e rs e tu ju a n
D EW A N

P E R W A K IL A N

B e rs a m a FEDCBA

R A K Y A T D A ER A H

K O TA TU A L

M EM U TU SK A N

M enetapkan

:

PER A TU R A N

D A ER A H


P E N G E N D A L IA N

K O TA

TU A L

TEN TA N G

M E N A R A T E L E K O M U N IK A S I

BA BI
K ETEN TU A N

U M U M

P a s a ll

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dim aksud dengan:


R E T R lB U S I

4dcbaZYXWVUTSR

1.

Daerah adalah Kota Tual;

2.

Pem erintah Daerah adalah W alikota dan
penyelenggara Pem erintahan Daerah;

3.

W alikota adalah W alikota Kota Tual;

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah KotaTual;

5.

Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Tual;

6.

Dinas Perhubungan dan Inform atika adalah Dinas Perhubungan dan Inform atika
Kota Tual;

7.

Kas Daerah adalah Kas Daerah Pem erintah Kota Tual;

8.

Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di bidang
perRetribusian daerah sesuai dengan peraturao perundang-undangan;

9.

Badan adalah sekum pulan orang dan/ atau m odal yang m erupakan kesatuan
baik yang m elakukan usaha m aupun yang tidak m elakukan usaha yang m eliputi
perseroan terbatas, perseroan kom anditer, perseroan lainnya, Badan Usaha M ilik
Neqara atau Daerah dengan nam a atau dalam bentuk apapun, firm a, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkum pulan, yayasan, organisasi m asa,
organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lem baga, bentuk usaha
tetap dan bentuk badan lainnya;

Perangkat Daerah sebagai unsur

10. Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pem bayaran atas jasa atau
pem berian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh
Pem erintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan;
11. Jasa adalah kegiatan Pem erintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang
m enyebabkan barang, fasilitas, atau kem anfaatan lainnya yang dapat dinikm ati
oleh orang pribadi atau Badan.
12. Jasa Um um adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pem erintah Daerah
untuk tujuan kepentingan dan kem anfaatan um um serta dapat dinikm ati oleh
orang pribadi atau Badan;
13. W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk m elakukan pem bayaran
retribusi, term asuk pernunqut atau pem otong retribusi tertentu;
14. M asa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang m erupakan batas waktu
bagi W ajib Retribusi untuk m em anfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari
Pem erintah Daerah yang bersangkutan;
15. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti
pem bayaran atau penyetoran
retribusi yang telah dilakukan dengan
m enggunakan form ulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah
m elalui tem pat pem bayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah;
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah
surat ketetapan retribusi yang m enentukan besarnya jum lah pokok retribusi
yang terutang; FEDCBA

5

17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang m enentukan jum lah kelebihan
pem bayaran retribusi karena jum lah kredit retribusi lebih besar daripada
retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang;
18. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat
untuk m elakukan tagihan retribusi dan/ atau sanksi adm inistratif berupa bunga
dan/ atau denda;
19. Pem eriksaan adalah serangkaian kegiatan m enghim pun dan m engolah data,
keterangan, dan/ atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pem eriksaan untuk m enguji kepatuhan pem enuhan
kewajiban retribusi dan/ atau untuk tujuan lain dalam rangka m elaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
20. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh Penyidlk untuk m encari serta m engum pulkan bukti yang
dengan bukti itu m em buat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang
terjadi serta m enem ukan tersangkanya. FEDCBA

B A B II
N A M A , O B JE K D A N SU B JE K

R E T R I B U S I IHGFEDCBA

P a s a l2

Dengan nam a Retribusi Pengendalian M enara Telekom unikasi dipungut retribusi atas
pem anfaatan ruanq untuk m enara telekom unikasl dengan m em perhatikan aspek
tata ruang, keam anan, dan kepentingan um um .

P a s a l3

O bjek Retribusi adalah pem anfaatan ruang untuk m enara telekom unikasi dengan
m em perhatikan aspek tata ruang, keam anan, dan kepentingan um um .

P a s a l4

(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m em peroleh pelayanan
pem anfaatan ruang untuk m enara.
(2) W ajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang m enurut ketentuan
peraturan
perundang-undangan
Retribusi diwajibkan
untuk
m elakukan
pem bayaran Retribusi, terrnasuk pem ungut atau pem otong Retribusi Jasa Um um

6FEDCBA

B A B III
G O L O N G A N

R E T R IB U S I

PasalSdcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Retribusi Pengendalian M enara Telekom unikasi digolongkan kedalam Retribusi Jasa
Um um .

B A B IV
C A R A M E N G U K U R T IN G K A T

PE N G G U N A A N

JA SA

Pasal6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan pem anfaatan ruang dikaitkan dengan
frekwensi pengawasan, pengam anan dan pengendalian m enara telekom unikasi oleh
Pem erintah Daerah.

B A B V
P R IN S IP
S T R U K l'U R

D A N
D A N

SA SA R A N

PE N E T A PA N

B E S A R A N T A R IF

R E T R IB U S I

Pasal7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besam ya tarif Retribusi ditetapkan dengan

m em perhatikan biaya penyediaan jasa penegendalian m enara telekom unikasi,
kem am puan m asyarakat, aspek keadilan, dan evektifitas pengendalian atas
pelayanan tersebut.
(2) Biaya sebagam ana dim aksud
pada ayat (1) m eliputi biaya operasi dan
pem eliharaan, biaya bunga dan biaya m odal.

B A B V I
ST R U K T U R

D A N

B E S A R A N T A R IF

R E T R IB U S I

Pasal8
Tarif Retribusi ditetapkan

sebesar

2

% (dua persen) per Tahun.

Pasal9
(1) Tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pasal 8 ditinjau kem bali setiap 3 (tiga)
Tahun sekali untuk disesuaikan.
(2) Peninjauan tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan
dengan m em perhatikan indeks harga dan perkem bangan perekonom ian.
(3) Penetapan penyesuaian tarif Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan W alikota .

7FEDCBA

B A B
W IL A Y A H

V II

PE M U N G U T A N

P a s a ll0

dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Retribusi dipungut di wilayah daerah tem pat Pengendalian M enara Telekom unikasi
dim iliki danj atau dikelola oleh Pem erintah Daerah berada.

B A B

V III

PE M U N G U T A N

P a s a lll

(1) Retribusi terutang dipungut dengan m enggunakan SKRD atau dokum en lain
yang dipersam akan yang diterbitkan oleh W alikota.
(2) Dokum en lain yang dipersam akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat
berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.
(3) Bentuk, isl, tata cara pengisian dan penyam paian SKRD atau dokum en lain yang
dipersam akan ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

B A B IX
T A T A C A R A PE M B A Y A R A N

P a s a l1 2

(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selam bat-Iam batnya 21 (dua puluh satu) hari
sejak diterbitkannya SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan yang
m erupakan tanggal jatuh tem po pem bayaran Retribusi.
(3) Dalarn hal W ajib Retnbusl tertentu tidak m em bayar tepat pada waktunya atau
kurang m em bayar, dikenakan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan ditagih dengan m enggunakan STRD.
(4) W alikota atas perm ohonan W ajib Retribusi setelah m em enuhi persyaratan yang
ditentukan dapat m em berikan persetujuan kepada W ajib Retribusi untuk
m engangsur atau m enunda pem bayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan.
(5) Tatacara pem bayaran, pem bayaran dengan angsuran dan penundaan
pem bayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

P a s a l1 3

(1) Pem bayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tem pat lain
yang ditetapkan oleh W alikota.
(2) Pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilakukan dengan
m enggunakan SSRD. IHGFEDCBA

8dcbaZYXWVUTSR

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan
Peraturan W alikota. FEDCBA

tatacara

pengisian

SSRD, ditetapkan

dengan

BA BX
T A T A C A R A P E N A G IH A N

IHGFEDCBA

P a s a l1 4

(1) Untuk m elakukan penagihan Retribusi, W alikota dapat m enerbitkan STRD jika
W ajib Retribusi tertentu tidak m em bayar Retribusi Terutang tepat pada
waktunya atau kurang m em bayar.
(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) didahului
dengan Surat Teguran.
(3) Jum lah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) ditam bah denqan sanksi adm inistratif berupa bunga sebesar 2%
(dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan W alikota.

BA BX I

KE BE RATA N
P a s a l1 5

(1) W ajib Retribusi dapat m engajukan keberatan kepada W alikota atau pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokum en lain yang dipersam akan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai
alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lam a 3 (tiga) bulan sejak
tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika W ajib Retribusi tertentu dapat
m enunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di
luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) adalah
suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan W ajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak m enunda kewajiban m em bayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
P a s a l1 6

(1) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterim a harus m em beri keputusan atas keberatan yang diajukan
dengan m enerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan W alikota atas keberatan dapat berupa m enerim a seluruhnya atau
sebagian, m enolak, atau m enam bah besam ya Retribusi yang terutang.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) telah lewat dan
W alikota tidak m em beri suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan .

9

Pasal17dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, W alikota
m enerbitkan SKRDLB untuk m engem balikan kelebihan pem bayaran Retribusi
dengan ditam bah im balan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling
lam a 12 (dua belas) bulan.
(2) Im balan bunga sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sam pai dengan diterbitkannya SKRDLB. FEDCBA

B A B X II
P E N G E M B A L IA N

K E L E B IH A N

PEM BA Y A R A N

Pasal18
(1) Atas kelebihan pem bayaran Retribusi, W ajib Retribusi dapat m engajukan
perm ohonan pengem balian kepada W alikota.
(2) W alikota dalam jangka waktu paling lam a 6 (enam ) bulan, sejak diterim anya
perm ohonan pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), harus m em berikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) telah dilam paui dan
W alikota tidak m ernbenkan suatu keputusan, perm ohonan pengem balian
pem bayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lam a 1 (satu) bulan.
(4) Apabila W ajib Retribusi m em punyai utang Retribusi lainnya, kelebihan
pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk m elunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lam a 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2
(dua) bulan, W alikota m em berikan im balan bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas keterlam batan pem bayaran kelebihan pem bayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengem balian kelebihan pem bayaran Retribusi sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan W alikota.

B A B X III
K ED A LU W A R SA

Pasal19
(1) Hak untuk m elakukan penagihan Retribusi m enjadi kedaluwarsa setelah
m elam paui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi,
kecuaUjika W ajib Retribusi m elakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau IHGFEDCBA

10dcbaZYXWVUTSR

b. ada pengakuan utang Retribusi dari W ajib Retribusi, baik langsung m aupun
tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf
a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterim anya Surat Teguran
tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) huruf b adalah W ajib Retribusi dengan kesadarannya m enyatakan m asih
m em punyai utang Retribusi dan belum m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan perm ohonan angsuran atau
penundaan pem bayaran dan perm ohonan keberatan oleh W ajib Retribusi.

Pasal20
(1) Piutang Retribusi yang tidak m ungkin ditagih Jagi karena hak untuk m elakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) W alikota m enetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah
kedaluwarsa sebagaim ana dim aksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan
Peraturan W alikota. FEDCBA

B A B X IV
P E M E R IK S A A N

Pasal21
(1) W alikota berwenang m elakukan pem eriksaan untuk m enguji kepatuhan
pem enuhan kewajiban Retribusi dalam rangka m elaksanakan peraturan
perundang-undangan Retribusi Daerah.
(2) W ajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. m em perJihatkan dan/ atau m em injam kan buku atau catatan, dokum en yang
m enjadi dasarnya dan dokum en lain yang berhubungan dengan objek
Retribusi yang terutang;
b. m em berikan kesem patan untuk m em asuki tem pat atau ruangan yang
dianggap perJu dan m em berikan bantuan guna kelancaran pem eriksaan; dan/
atau
c. m em berikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut m engenai tata cara pem eriksaan Retribusi diatur dengan
Peraturan W alikota . IHGFEDCBA

11FEDCBA

B A B X V
PE M A N FA A T A N

Pasal22dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(1) Hasil penerim aan Retribusi m erupakan pendapatan daerah yang harus
disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.
(2) Sebagian hasil penerim aan Retribusi digunakan untuk m endanai kegiatan yang
berkaitan langsung dengan pengendalian m enara telekom unikasi.
(3) Pengalokasian sebagian penerim aan Retribusi sebagaim ana dim aksud pada ayat
(2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.

B A B X V I
IN S E N T IF

PE M U N G U T A N

Pasal23
(1) Instansi yang m elaksanakan pem ungutan Retribusi dapat diberi insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pem berian insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditetapkan m elalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Pem berian dan pem anfaatan insentif sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B A B X V II
P E N Y I D lK A N

Pasal24
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk m elakukan penyidikan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah, sebagaim ana dim aksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pem erintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) W ewenang Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) adalah:
a. m enerim a, m encari, m engum pulkan, dan m eneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut m enjadi lebih lengkap dan jelas;
b. m eneliti, m encari, dan m engum pulkan keterangan m engenai orang pribadi
atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
c. m em inta keterangan dan bahan bukti dari orang. pribadi atau Badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; IHGFEDCBA

12dcbaZYXWVUTSR

d. m em eriksa buku, catatan, dan dokum en lain berkenaan dengan tindak pidana
di bidang Retribusi Daerah;
e. m elakukan penggeledahan untuk m endapatkan bahan bukti pem bukuan,
pencatatan, dan dokum en lain, serta m elakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. m em inta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;
g. m enyuruh berhenti dan/ atau m elarang seseorang m eninggalkan ruangan
atau tem pat pada saat pem eriksaan sedang berlangsung dan m em eriksa
identitas orang, benda, dan/ atau dokum en yang dibawa;
h. m em otret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. m em anggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. m enghentikan penyidikan; dan/ atau
k. m elakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) m em beritahukan dim ulainya
penyidikan dan m enyam paikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Um um
m elalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan
ketentuan yanq diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. FEDCBA

B A B X V III
K E T E N T U A N

P ID A N A

Pasal25
(1) W ajib Retribusi yang tidak m elaksanakan kewajibannya sehingga m erugikan
keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lam a 3 (tiga) bulan atau
pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jum lah Retribusi terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaim ana dim aksud dalam ayat (1) m erupakan penerim aan negara.

B A B X IX
K E T E N T U A N

PE N U T U P

Pasal26
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, m aka Peraturan W alikota Tual Nom or 53 Tahun
2009 tentang Retribusi Izin Jasa dan Telekom unikasi dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi. IHGFEDCBA

13IHGFEDCBA

P a s a l2 7 dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Peraturan Daerah ini m ulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang m engetahuinya, m em erintahkan pengundangan
ini dengan penem patannya dalam Lem baran Daerah Kota Tual.

Peraturan Daerah

Ditetapkan di Tual
Pada tanggal ~ Desem ber 2011

Lvw

FEDCBA

" 'i. M A H M U D

M U

Diundangkan di Tual
Pada tanggal 31 Desem ber 2011
SEKRETARIS DAERAH KO TA TUAL,

H i. A L l W A F I E

R A H A Y

N

LEM BARAN DAERAH KO TA TUAL TAHUN 2011 NO M O R

~J.

A M M A D

TA M H ER

14IHGFEDCBA

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
N O M O R FEDCBA
, 6 TAHUN 2011
TENTANG
R E T R IB U S I P E N G E N D A L IA N M E N A R A T E L E K O M U N IK A S I
I.

U M U M dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Dengan berlakunya Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah m erupakan salah satu sum ber pendanaan
yang sangat potensial guna m eningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan O tonom i
Daerah. Atas dasar landasan yuridis dim aksud dan sesuai dengan harapan untuk
m em berikan daa ungkit terhadap penerim aan daerah yang berasal dart Retribusi
Daerah dari waktu ke waktu harus senantiasa ditingkatkan. Hal ini dim aksudkan
agar peranan daerah dalam m em enuhi kebutuhan daerah, khususnya dalam hat
penyediaan pe/ayanan kepada m asyarakat dapat sem akin m eningkat.
Sa/ah satu jenis retribusi yang dipungut o/eh daerah sesuai Undang-Undang
Nom or 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ada/ah

Pengendalian M enara Telekom unikasi. Sesuai ketentuan

Pasal 156 ayat (1)

Undang-Undang Nom or 28 Tahun 2009 tersebut, pem ungutan Retribusi Daerah
harus ditetapkan

dengan

Peraturan Daerah. Sejalan dengan

ha/ tersebut,

penetapan Peraturan Daerah ini adalah dim aksudkan agar Pem erintah Daerah
Kota Tual dapat m em ungut Retribusi Pengendalian M enara Telekom unikasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disam ping itu dalam Peraturan Daerah ini telah diatur dengan jelas dan tegas
m engenai objek,

subjek,

dasar pengenaan dan tarif

telekom unikasi. Selain itu juga telah diatur hat -

pengendalian

m enara

hat yang berkaitan dengan

adm inistrasi pem ungutan.
Dalam pem bentukan Peraturan Daerah ini selain berpedom an pada peraturan
perundangan dibidang

Retribusi Daerah, juga

m em perhatikan dan dikaitkan

dengan Peraturan Perundangan lain seperti Undang-Undang Nom or 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nom or 76, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 3209) .

15IHGFEDCBA

11.

P E N J E L A S A NP A S A L D E M I P A S A L dcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Pasal 1 5 / d

: Cukup Jelas.

Pasal 2

Pasal 3

M engingat tingkat penggunaan jasa pelayanan
yang

bersifat

pengawasan dan

sulit

ditentukan

serta

pengendalian

untuk

kem udahan

penghitungan, tariff retribusi ditetapkan paling
tinggi 2
pajak

(dua persen) dari nilai jual objek

%

yang

digunakan

sebagai

dasar

penghitungan Pajak Bum i dan Bangunan m enara
telekom unikasi,
dikaitkan

yang

dengan

besarnya

frekuensi

retribusi

pengawasan dan

pengendalian m enara telekom unikasi tersebut.
Pasal 4 Ayat (1)

: Yang dim aksud

dengan

Badan adalah

suatu

bentuk badan usaha yang m eliputi Perseroan
Terbatas,

Perseroan

Kom anditer,

Perseroan

Lainnya, Badan Usaha M ilik Negara atau Daerah
dengan

nam a

persekutuan,

dan

dalam

bentuk

apapun,

perkum pulan,

Firm a,

kongsi,

Koperasi, Yayasan atau organisasi yang sejenis,
Lem baga, dana pensiun, bentuk

usaha tetap

serta bentuk badan usaha lainnya.
Ayat (2)

: Cukup jelas.

Pasal 5 5 / d Pasal 18

: Cukup Jelas.

Pasal19 Ayat (1)

: Saat kedaJuwarsa penagihan Retribusi ini perlu
ditetapkan untuk m em berikan kepastian hukum
kapan utang Retribusi tidak dapat ditagih Jagi.

Ayat (2) huruf a

Dalam hal diterbitkan

Surat Teguran dan Surat

Paksa, kedaluwarsa penagihan dihitung

sejak

tanggal penyam paian surat paksa tersebut.
huruf b

Yang dim aksudkan dengan

pengakuan

utang

Retribusi secara langsung adalah W ajib Retribusi
dengan

kesadarannya

m em punyai

utang

m enyatakan

Retribusi

dan

m asih
belum

m elunasinya kepada Pem erintah Daerah.
Ayat (3)

Yang dim aksudkan dengan pengakuan secara
tidak

Jangsung adaJah W ajib

Retribusi tidak

secara nyata langsung m enyatakan bahwa ia
m em punyai utang Retribusi kepada Pem erintah
Daerah.
Contoh:

16dcbaZYXWVUTSR

-

W ajib

Retribusi

m engajukan

perm ohonan

angsuranfpenundaan pem bayaran;
-

W ajib

Retribusi

m engajukan

perm ohonan

keberatan.
Pasal 20 5 f d Pasal 22

: Cukup Jelas

Pasal 23 Ayat (1)

: Pem berian besarnya insentif dilakukan m elalui
pernbahasan oleh

pem erintah

alat

Dewan

kelengkapan

daerah dengan

Perwakilan

Rakyat

Daerah yang m em bidangi m asalah keuangan.

Pasal 24

5

Ayat (2)

: Cukup Jelas.

Ayat (3)

: Cukup Jelas.

f

: Cukup Jelas.

d Pasal 27

TAM BAHAN LEM BARANDAERAHKO TA TUAL NO M O R FEDCBA
'1 0 5 .1