PERANAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KALASEY II KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA | Tempoh | JURNAL EKSEKUTIF 2669 4923 1 SM

Jurnal

PERANAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KALASEY II KECAMATAN MANDOLANG
KABUPATEN MINAHASA
Oleh :
Jane Tempoh
Abstrak
Pemberdayaan masyarakat desa merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain
peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan,
pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan lembaga keuangan desa, serta
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
meningkatkan pendapatan, namun pemberdayaan masyarakat desa erat hubungannya
dengan peran dari kepala desa itu sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Hukum Tua Desa Kalasey II
cukup baik dalam melakukan pembinaan kepada warga masyarakat terutama
pembinaan kepada pemuda-pemudi yang ada, agar selalu mengikuti aturan-aturan, dan
memotivasi agar tetap menjaga kualitas keimanannya, dengan mendorong agar
mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.Faktor Pendukung:Kewibawaan dalam
memimpin,kekuasaan, sedangkan Faktor Penghambat terdiri atas: kondisi penduduk

yang beraneka ragam dan sulitnya menerima perubahan-perubahan serta peralihan
kepemimpinan menjadi kendala Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat,
partisipasi penduduk merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh Hukum Tua.
Karena penduduk cenderung tidak tertarik dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
dan lebih banyak bekerja,fasilitas atau peralatan adalah kendala yang dihadapi oleh
Hukum Tua dalam melaksanakan peranannya.
Key words: Hukum Tua, Pemberdayaan, Masyarakat Desa
Pendahuluan
Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum terkecil yang memiliki batas-batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya

berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati oleh
negara.Pembangunan pedesaan selayaknya mengarah pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.Pemberdayaan masyarakat pedesaan dapat dilihat pula sebagai

upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana
untuk memberdayakan masyarakat, dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi

1


daerah yang efektif dan kokoh.Pembangunan pedesaan bersifat multiaspek, oleh karena

itu perlu keterkaitan dengan bidang sektor dan aspek di luar pedesaan sehingga dapat
menjadi pondasi yang kokoh bagi pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan pemberdayaan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat

perlu didukung oleh pengelolaan pembangunan yang partisipatif. Pada tatanan

pemerintahan diperlukan perilaku pemerintahan yang jujur, terbuka, dan bertanggung
jawab, sedangkan pada tatanan masyarakat perlu dikembangkan mekanisme yang
memberikan peluang peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan bagi
kepentingan bersama.

Pemberdayaan

masyarakat

desa


merupakan

salah

satu

upaya

untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain

peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan,

pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan lembaga keuangan desa, serta
kegiatan-kegiatan

yang


meningkatkan pendapatan.
Upaya-upaya

dapat

meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat

kemampuan

seharusnya

masyarakat
mampu

dalam


berperan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan

merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas.
Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalam

seluruh aspek atau sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang

meliputi jangkauan kesejahteraan dari materil hingga non materil; dimensi waktu dan
kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan

kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh

strata masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi
dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani

bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan
untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka.


Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk

melakukan kemandirian sosial ekonomi masyarakat dalam jangka panjang.Sasaran yang
dituju adalah masyarakat miskin yang tidak memiliki keberdayaan secara ekonomi,

sosial, budaya dan politik. Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang
pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Kalasey II karena berdasarkan kenyataan

2

yang ada masih30% masyarakat Desa Kalasey II berada dalam garis kemiskinan dan

tingkat pendidikan yang cenderung masih rendah. Sedangkan desa ini telah berhasil
meraih piagam penghargaan sebagai desa pembayar pajak bumi dan bangunan terbaik.
Sangat timpang rasanya jika Desa Kalasey II sebagai desa swadaya dengan masyarakat

yang selalu tepat waktu membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) dan berhasil meraih
piagam penghargaan selama tiga tahun berturut-turut oleh Pemerintah Daerah masih
hidup di bawah garis kemiskinan, dengan penduduk yang taraf pendidikannya masih
rendah, serta banyaknya pengangguran yang ada di desa.


Disisi lain Desa Kalasey II secara geografis terletak dipingiran Ibukota Provinsi

Sulawesi Utara, yang menjadi pusat aktivitas bisnis, pemerintahan, dan perekonomian,

sehingga sangat ironis apabila kemudian masyarakat yang ada di Desa Kalasey II

inibelum semuanya hidup berkecukupan, hal ini tentunya menjadi suatu kesenjangan,
yang menarik untuk ditelaah lebih jauh lagi melalui suatu penelitian ilmiah, mengetahui

peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat yang di Desa Kalasey II
Kecamatan Mandolang Minahasa.

Memperhatikan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

Bagaimana peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat di Desa Kalasey II
Kecamatan

Mandolang


Kabupaten

Minahasa?

Faktor-faktor

apa

saja

yang

dapatmemaksimalkan peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat Desa
Kalasey II?

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan, sebagai berikut: Untuk mengetahui

peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat Desa Kalasey II Kecamatan

Mandolang Kabupaten Minahasa, Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

memaksimalkan peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat Desa Kalasey II
Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut; Bagi ilmu pengetahuan, Kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumber informasi yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan
terutama yang menggeluti bidang kajian ilmu pemerintahan, Bagi instansi terkait dan
masyarakat Sebagai bahan masukan bagi Pemerintahan Daerah atau Dinas Instansi

terkait, serta Pemerintahan Desa sendiri di dalam mengevaluasi keberhasilan serta

kendala-kendala yang dihadapi untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan
masyarakat di masa-masa mendatang.

3

Agar memudahkan penelitian ini maka peneliti memfokuskan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud di sini adalah upaya untuk mewujudkan


kemampuan dan kemandirian masyarakat desa yang meliputi aspek ekonomi, sosial
budaya, dan lingkungan hidup melalui penguatan kapasitas masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat Desa Kalasey II difokuskan pada pembangunan

fisik guna meningkatkan perekonomian masyarakat desa yang hampir 30%
penduduknya adalah petani. Pembangunan fisik yang dimaksud adalah pengaspalan
jalan, perbaikan drainase pada badan jalan, perkerasan jalan paving blok, dan

saluran irigasi tersier. Sedangkan pembangun non fisik difokusan pada pembinaan
generasi muda dan perbaikan gizi ibu hamil dan balita.

2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005

Tentang Desa, Peranan kepala desa dalam pemberdayaan masyarakat di Desa
Kalasey II Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa dapat dioperasionalkan
sebagai berikut:

 membina kehidupan masyarakat desa

 membina perekonomian desa

 mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;

3. Hal-hal yang dapat meningkatkan peranan Hukum Tua Desa Kalasey II, dapat
dioperasionalkan dengan indikator sebagai berikut :
a. Faktor Pendukung


Keturunan yang dimaksud disini adalah sosok pemimpin yang berasal dari

keluarga baik-baik sehingga ia bisa memperoleh pengakuan masyarakat akan
keberadaannya dalam masyarakat.



Kewibawaan adalah sebagai kekuatan yang terpancar dalam diri seseorang
karena kelebihan yang dimilikinya sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa
paksaan kepadanya.



Kekuasaan adalah kekuatan, legalitas dan otoritas yang memberikan

wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan
bawahan untuk berbuat sesuatu.

b. Faktor Penghambat


Kondisi penduduk adalah keadaan masyarakat yang beraneka-ragam.
4



Partisipasi penduduk adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam program



Tersedianya fasilitas atau peralatan yang dapat menunjang lancarnya

pemberdayaan

kegiatan program pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan.

Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang peranan hukum tua dalam pemberdayaan

masyarakat Desa, khususnya masyarakat yang ada di Desa Kalasey II Kecamatan
Mandolang, Kabupaten Minahasa. Data yang diperoleh adalah melalui hasil wawancara
dengan para informan yaitu: Hukum Tua, Badan Permusyawaratan Desa, tokoh

masyarakat, ketua kelompok tani, dan masyarakat umum yang bersedia diwawancarai.
Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada informan yang dianggap

sebagai informan kunci, seperti Hukum Tua, dan BPD, dengan wawancara secara

berulang-ulang, apabila peneliti dapati dalam wawancara ada hal-hal khusus yang harus
dikonfirmasikan dengan Hukum Tua.

Hasil wawancara dalam bagian ini merupakan landasan yang diambil pada

fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, agar penelitian ini dapat terarah dan

sesuai dengan apa yang ingin dicari tau secara mendalam mengenai peranan Hukum
Tua dalam pemberdayaan masyarakat Desa Kalasey II.

Konsep pembangunan yang partisipatif merupakan suatu proses pemberdayaan

masyarakat sehingga masyarakat mampu mengidentifikasi kebutuhannya sendiri atau

kebutuhan kelompok masyarakat sebagai suatu dasar perencanaan pembangunan.
Partisipasi mendorong setiap warga masyarakat untuk mempergunakan hak dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hukum Tua sendiri selalu mengajak warga masyarakatnya berdiskusi baik itu

secara formal maupun non formal. Hal ini beliau lakukan agar merangsang masyarakat

desa untuk turut aktif dalam proses pembangunan. Peranan pemerintah sendiri
khususnya Hukum Tua adalah sebagai fasilitator dalam pembangunan. Hukum Tua juga

tidak pernah membeda-bedakan warganya. Sehingga tidak terjadi kecemburuan antar
masyarakat yang akan mengakibatkan pada konflik sosial.

Partisipasi masyarakat dapat terwujud seiring tumbuhnya rasa percaya

masyarakat desa kepada pemerintahnya. Rasa percaya ini akan tumbuh bila masyarakat

5

memperoleh pelayanan dan kesempatan yang setara. Koordinasi pembangunan desa
secara partisipatif dilakukan kepala desa dengan mengajak warga masyarakat untuk
bermusyawarah dalam setiap kebijakan.

Aktivitas pembinaan kehidupan masyarakat dilakukan oleh kepala desa lebih

bersifat penjelasan akan makna, dan maksud, tujuan, serta manfaat dari pemberdayaan

masyarakat. Sebab bagaimana pembangunan akan dilaksanakan, lebih banyak
dimusyawarahkan dengan warga desa umumnya dan dengan tokoh masyarakat

khususnya. Melalui pembinaan inilah dibangkitkan semangat kemauan serta

ditumbuhkan jiwa membangun dalam diri warga desa agar lebih berdaya.Dalam

membina kehidupan masyarakat, kepala desa menyatukan dirinya terhadap semua

warga dimanapun dan dalam keadaan apapun dan tidak menciptakan sekat-sekat antara
pemerintah dengan masyarakat.

Disamping kemampuan aparatur pemerintah desa dalam memberdayakan

masyarakat, besar kecilnya partisipasi masyarakat merupakankan faktor penting dalam
proses pembangunan, karena pada kenyataannya pembangunan desa sangat memerlukan
adanya keterlibatan aktif dari masyarakat. Keikutsertaan masyarakat tidak saja dalam

perencanaan tetapi juga pelaksanaan program-program pembangunan di desa.Sehingga
penilaian terhadap aparatur desa tidak negatif dalam menjalankan tugas utama untuk
memberikan pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Persepsi

akan timbul bila mana dalam menjalankan tugas tidak sesuai dengan harapan
masyarakat desa. Prosedur yang dipersulit dijadikan kepentingan pribadi atau komunitas
yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi.

Pembangunan partisipasi merupakan upaya untuk memberdayakan potensi

masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan potensi sumber
daya lokal berdasarkan kajian musyawarah.Hampir setiap kegiatan pembangunan yang
dilakukan di Desa Kalasey II dilaksanakan melalui musyawarah.Hukum Tua selalu
melakukan

koordinasi

kegiatan.Selain

dengan

berkoordinasi

perangkat

dengan

desanya

bawahannya,

dalam

kepala

melakukan

desa

berkoordinasi dengan atasannya seperti camat dan pemerintah daerah.

juga

setiap

selalu

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi peranan Hukum Tua dalam

pemberdayaan masyarakat Desa Kalasey II yaitu faktor pendukung dan faktor
penghambat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

6

Untuk menopang kedudukannya sebagai pemimpin, maka Hukum Tua haruslah

memiliki wibawa baik terhadap bawahannya maupun di mata masyarakatnya. Namun

bukan berarti kewibawaan harus membatasi diri terhadap masyarakat, tetapi bagaimana
memberi pandangan kepada masyarakat bahwa sebagai seorang pemimpin ia harus

memiliki wibawa kepada masyarakat bahwa sebagai seorang pemimpin ia harus

memiliki wibawa. Adapun pengertian kewibawaan dapat didefenisikan sebagai
kekuatan yang memancar dalam diri seseorang karena kelebihan yang dimilikinya
sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan kepadanya.

Hukum Tua dalam mengambil sebuah kebijakan, beliau juga melihat dari

berbagai aspek kehidupan dan sudut pandang sehingga keputusan yang dia ambil pun
bijaksana demi terwujudnya tujuan bersama maka secara tidak langsung kewibawaan
tersebut akan terpancar dalam diri seorang pemimpin tersebut.

Tidak hanya dalam mengambil keputusan kewibawaan seorang pemimpin dapat

terlihat, tetapi dapat juga bagaimana seorang pemimpin dapat mengendalikan dirinya

terutama dalam mengendalikan emosinya dalam menyelesaikan suatu masalah. Jadi,

apabila seorang pemimpin dapat melalui suatu proses dari mengendalikan diri sendiri
hingga dapat mengendalikan orang lain demi terwujudnya suatu keputusan bersama

maka bisa dikatakan pemimpin tersebut telah menggunakan kekuasaannya dengan baik

dan dia memiliki suatu kewibawaan yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap orang yang dipimpin.

Pembinaan perekonomian desa dilakukan oleh Hukum Tua lebih bersifat pada

pengelolaan keuangan desa dengan seefisien mungkin. Setiap tiga bulan sekali kepala

desa rutin memeriksa buku administrasi keuangan desa dengan tujuan untuk
meminimalisir penyimpangan dan agar pengeluaran telah sesuai dengan yang ditetapkan

anggaran desa yang kemudian melaporkannya pada BPD. Pembinaan perekonomian

desa juga dilakukan dengan memanfaatkan dan menglola potensi yang dimiliki oleh
Desa Kalasey II selain dengan mengembangkan potensi pertanian. Kepala desa juga
membuka peluang swasta dalam mengembangkan potensi desa guna meningkatkan
perekonomian desa.

Kekuasaan adalah kekuatan, legalitas, dan otoritas yang memberikan wewenang

kepada pemimpin guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat

7

sesuatu. Tanpa kekuasaan bagaimana mungkin seorang pemimpin mampu menjalankan

tugasnya karena hanya dengan kewenanganlah seseorang berhak memerintah orang lain.

Hukum Tua juga selalu mengajak warganya untuk ikut aktif dalam setiap

kegiatan yang ada. Seperti penyuluhan pertanian, penyuluhan kesehatan, juga kegiatan

keagamaan lainnya. Hukum Tua juga selalu memberikan pengarahan kepada warganya

agar senantiasa memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Bahkan Hukum
Tua juga turut aktif dalam gotong-royong membersihkan lingkungan.

Hukum Tua dalam menyikapi ini bisa terbantu dengan bantuan dana dari

pemerintah. Hukum Tua juga selalu bersikap transparan baik masalah pemberdayaan

masyarakat maupun masalah bantuan yang didapatkan desa baik dari pemerintah
maupun dari pihak swasta. Hampir semua bantuan yang yang masuk ke desa selalu

dirapatkan dengan warga. Begitu pula dengan dalam mengambil suatu kebijakan,

Hukum Tua selalu melakukan koordinasi dengan anggotanya serta menerima setiap
saran dan masukan.

Hal ini menunjukkan bahwa Desa Kalasey II dalam proses pelaksanaan

pembangunan dan pemeberdayaan masyarakat selalu melibatkan unsur masyarakat

dalam setiap kegiatan dan pengambilan keputusan. Agar peranan Hukum Tua dapat
mempengaruhi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat melalui

indikator-indikator perannya dalam membina kehidupan masyarakat desa, membina
perekonomian desa dan mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

Partisipasi merupakan komponen penting dalam menumbuh kembangkan

kemandirian dan proses pemberdayaan. Rakyat adalah komponen utama yang harus
dilibatkan dalam setiap proses pemberdayaan masyarakat. Kebutuhan, kepentingan dan

harapan rakyat menjadi arah setiap kebijakan. Prinsip dalam partisipasi adalah
melibatkan atau peran serta masyarakat secara langsung, dan hanya mungkin dicapai
jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian, sejak dari awal, proses, dan perumusan hasil.

Oleh sebab itu untuk kelancaran proses pemberdayaan masyarakat maka

masyarakat selaku obyek dan subyek dari pemberdayaan masyarakat harus

berpartisipasi dimana dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti kesediaan

masyarakat untuk menghadiri rapat-rapat yang dilaksanakan di desa, memberi ide atau
gagasan, menyumbang tenaga maupun berupa uang atau barang.

8

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dipengaruhi oleh ketersedianya fasilitas

atau peralatan, misalnya dalam rapat desa dan kegiatan penyuluhan pertanian akan
berjalan lancar jika tersedianya tempat beserta peralatan tulis menulis misalnya papan

tulis (black board), LCD, dan Laptop yang digunakan dalam rapat dan penyuluhan.
Contohnya saja saat melakukan penyuluhan pertanian, masyarakat tidak begitu paham

dengan apa yang disampaikan oleh penyuluh karena hanya berupa penjelasan saja tanpa
menggunakan papan tulis dan LCD sehingga masyarakat tidak begitu paham dan
tertarik dalam mengikuti penyuluhan. Hal ini juga berdampak pada program
pemberdayaan masyarakat yang lain.
Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari

beberapa indikator, yakni: Peranan Hukum Tua dalam pembinaan, Peranan

Hukum Tua dalam koordinasi, sesuai hasil penelitian Hukum Tua Desa Kalasey
II, belum maksimal.

2. Faktor pendukung dan Penghambat peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan
masyarakat terdiri atas: Kewibawaan dalam memimpin. Hukum Tua Desa
Kalasey II adalah sosok pemimpin yang dekat dengan warganya, karena sifatnya

yang ramah dan peduli terhadap warganya tetapi hal tersebut tidak membuat
kewibawaannya jatuh dimata warganya sehingga Hukum Tua sangat berperan

karena kewibawaanya, Kekuasaan, Hukum Tua Desa Kalasey II memiliki

kekuatan, legalitas dan otoritas yang memberikannya wewenang guna
mempengaruhi

dan

menggerakkan

bawahan

untuk

mencapai

tujuan

pembangunan. Faktor Penghambat yang terdiri atas: Kondisi penduduk yang

beraneka ragam dan sulitnya menerima perubahan-perubahan serta peralihan
kepemimpinan menjadi kendala Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat,
fasilitas atau peralatan adalah kendala yang dihadapi oleh Hukum Tua dalam
melaksanakan peranannya. Semakin lengkap dan canggih fasilitas atau peralatan
teknologi yang tersedia di desa akan membuat partisipasi masyarakat akan

meningkat, sebaliknya semakin tidak lengkap fasilitas dan peralatan yang
tersedia akan menurunkan tingkat partisipasi masyarakat.

9

Saran

1. Peran Hukum Tua harus lebih ditingkatkan lagi, dengan melakukan pendekatan

kepada masyarakat, serta menggunakan concentration of power, sebagai
pemerintah yang mempunyai hak untuk melaksanakan kewenangannya.

Peningkatan peranan Hukum Tua dalam pemberdayaan masyarakat harus lebih
dioptimalkan lagi, agar program pemberdayaan masyarakat yang ada di desa

semakin berkembang dan agar warga masyarakat desa lebih berdaya dalam
tatanan sosial, politik, dan ekonomi.

2. Selain penyuluhan dan pelatihan bagi warga masyarakat, pelatihan juga perlu
diadakan bagi aparat desa guna meningkatkan SDM dan memberikan pelayanan
yang optimal bagi warga desa.

10

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta,
Graha Ilmu

Daldjoeni, N dan A. Suyitno. 2004. Pedesaan, Lingkungan dan Pembangunan.
Bandung: PT. Alumni

Korten, David C. 1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat.Jakarta : Lembaga Studi
Pembangunan.

Momon Soetisna Sendjaja, Sjachran Basan, Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan
Pemerintahan Desa, Bandung, Alumni, 1983, hal. 90.

Paul, Samuel, 1987. Community Participation in Development Projects-The World
Bank Experience.Washington DC: The World Bank.

Prijono, Onny S. dan Pranarka A.M.W. (ed.). 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan
dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Sendjaja, Momon Soetisna dan Basan, Sjachran. 1983. Pokok-Pokok Pemerintahan di
Daerah dan Pemerintahan Desa. Alumni : Bandung.

Siagian, S.P., Administrasi Pembangungan, Jakarta, Gunung Agung, 1983, hal.69.

Soetrisno, Loekman, 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.

Sri Sudaryatmi, Sukirno, TH. Sri Kartini, Beberapa Aspek Hukum Adat, Badan Penerbit
Undip, Semarang, 2000, hal. 22.

Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum
Pemikiran. Bandung : Lembaga Studi Pembangunan STKS (LSPSTKS).

Sulistiyani, Ambar Teguh, 2004. Kemitraan dan Modul-modul Pemberdayaan.
Yogyakarta: Gava Media.

Sumaryadi, I Nyoman, 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonomi &
Pemberdayaan Masyarakat, Citra Utama, Jakarta.

Tampubolon, Mangatas. 2006. Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Sesuai Tuntutan
Otonomi Daerah.

11

Wahab, Solichin Abdul, dkk., 2002. Masa Depan Otonomi Daerah. Malang: Percetakan
SIC.

Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan

12

Dokumen yang terkait

KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA | UMACINA | JURNAL EKSEKUTIF 2712 5009 1 SM

0 0 11

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) | Egeten | JURNAL EKSEKUTIF 2673 4931 1 SM

0 0 10

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA | Benjamin | JURNAL EKSEKUTIF 16790 33727 1 SM

0 1 10

PERANAN PERANGKAT DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (Suatu Studi di Desa Kembes II Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa) | Liunsanda | JURNAL EKSEKUTIF 16772 33692 1 SM

1 2 12

PERAN KEPALA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA MAMUYA KECAMATAN GALELA KABUPATEN HALMAHERA UTARA | Bringan | JURNAL EKSEKUTIF 16328 32734 1 SM

0 0 9

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN HUKUM TUA DI DESA TONSEWER KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA | Tandayu | JURNAL EKSEKUTIF 15591 31277 1 SM

0 0 10

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA | Kawulur | JURNAL EKSEKUTIF 15467 31043 1 SM

0 0 14

PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DI DESA SEREI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA | Lantaka | JURNAL EKSEKUTIF 15435 30977 1 SM

0 0 10

PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA DI DESA LIWUTUNG KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA | Gahung | JURNAL EKSEKUTIF 15433 30973 1 SM

0 0 10

Perilaku Masyarakat dalam Penanggulangan Penyakit Rabies di Desa Kalasey Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa | Pangemanan | JURNAL ILMU ADMINISTRASI (JIA) 6290 12252 1 SM

0 0 6