M01375

ANALISIS PERSEPSI LULUSAN AKUNTANSI TERHADAP PILIHAN KARIR DI
BIDANG AKUNTANSI
Toar Andreas Sanger dan Supatmi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52-60 Salatiga
[email protected]

ABSTRACT
Career choices of accounting graduates is influenced by various factors, for the
example perceptions of graduates. This research was conducted to analyze the factors who
will be a top priority in career selection on accounting by graduates of Accounting Faculty of
Economics and Business, Satya Wacana Christian University Salatiga, seen from 4 aspects,
perception of salaries, perception of professional training, perception of the work
environment and perceptions of labor market considerations. The research sample is
determined by purposive sampling with several criteria, the amount of sample were 94
respondents. The data collected are primary data who obtained from questionnaires. Data
analysis of this research using analysis descriptive. The results shows that the perception of
accounting graduates were seen from 4 aspects, perception of salaries, perception of
professional training, perception of the work environment and perceptions of labor market
considerations becomes a consideration graduates of Accounting Faculty of Economics and
Business, Satya Wacana Christian University in choosing a career in accounting. The

majority of accounting graduates choose a career as an company’s accountants and only a
few were interested as accounting educators. The respondents also gave the highest priority
on perception of rapid salary increase, professional training, work environment, and
consideration of labor market need.
Key word: salary, professional training, work environment, consideration of labor market
need, career choice, accounting

A. PENDAHULUAN
Maju berkembang dan mundurnya sebuah negara bergantung pada sumber daya
manusianya. Profesi akuntansi diseluruh dunia telah diawasi secara ketat dalam beberapa
dekade sebagai akibat dari serangkaian pengakibat kegagalan suatu perusahaan melakukan
perubahan teknologi dan globalisasi ekonomi di dunia (Kavanagh dan Drannen 2008). Profesi
akuntansi merupakan tenaga kerja, dan dalam pembangunan sumber daya manusia akan
meningkatkan produktivitas kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan
ekonomi (Tjiptoheriyanto dan Nagib 2008).
Data Departemen Keuangan per Desember 2012, jumlah Kantor Akuntan Publik di
Indonesia terdapat 408 unit, dengan status aktif terdapat 397, ditutup atas permintaan ybs ada
4 KAP, dan Kantor Akuntan Publik dengan status sanksi pembekuan izin ada 7
(http://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarkap/index.html) dan akuntan publik yg memiliki
izin praktek tercatat pada bulan Juni 2012 di Pusat Pembinaan Akuntan Publik (PPAJP)

i

sebanyak

1.007

orang

(http://www.ppajp.depkeu.go.id/html/daftarap/index.html).

Jika

dibandingkan dengan angka rata – rata rasio klien dan akuntan publik di negara – negara
ASEAN, seharusnya dengan jumlah sebanyak 13.848 klien, Indonesia membutuhkan akuntan
publik 2.942 orang (Gani et al. 2009). Data tersebut mengindikasikan telah terjadi kelangkaan
profesi akuntan publik di Indonesia sebanyak 1.935 orang.
Secara global pengajaran akutansi di perguruan tinggi cenderung mengarahkan
mahasiswa bekerja sebagai akuntan publik (Widhinugroho1999 dalam Rasmini 2007). Akan
tetapi kenyataannya sebagian besar sarjana akuntansi lebih berminat menjadi akuntan non
publik karena tidak perlu mengikuti USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik). Mahasiswa

akuntansi setelah mendapatkan gelar sarjana akuntansi harus sudah melakukan perencaan
karir. Kebanyakan orang tidak memiliki perencanaan karier yang baik karena kekhawatiran
ketidakpastian

masa

depan

yang

akan

dijalani.

Peluang

dan

kesempatan


yang sangat terbatas membuat orang takut untuk merencanakan apa yang akan dipilih untuk
dijalani (Rasmini 2007).
Sarjana ekonomi akuntansi, nantinya akan dihadapkan dengan berbagai pilihan
profesi diantaranya akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan
perusahaan (Anna dan Rahayu 2011). Akuntan publik merupakan pihak yang menjembatani
hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak pemilik modal. Kegiatan utama
dari akuntan publik terutama pada kegiatan audit yang bertujuan untuk memberikan pendapat
kewajaran terhadap laporan keuangan yang dibuat pihak manajemen (Baridwan 2002).
Pendapat akuntan publik ini berguna bagi pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun pihak luar
perusahaan yaitu investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat (Purwanti dan Nugraheni
2007).
Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa akuntansi memiliki berbagai
pertimbangan. Salah satu pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir yang akan
dijalaninya antara lain persepsi mengenai penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai
– nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, personalitas dan kebanggan (Rasmini 2007).
Menurut Felton et al. (1994) dalam Rasmini (2007) persepsi dan stereotype karir merupakan
hal yang penting untuk menentukan pilihan karir karena persepsi mahasiswa umumnya
dipengaruhi oleh pengetahuan pribadi mengenai lingkungan kerja, informasi dari lulusan
terdahulu, keluarga, dosen dan text book yang dibaca atau digunakan.

Widyasari (2010) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa
akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik adalah gaji
2

(penghargaan finansial), pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan. Sama halnya dengan
penelitian Rahayu et al. (2003) menemukan bahwa pertimbangan pasar kerja yaitu pekerjaan
yang aman bukan merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih karir.
Tetapi penelitian yang dilakukan Rasmini (2007) menemukan bahwa keamanan kerja
merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam pemilihan karir.
Penelitian yang dilakukan Rahayu et al. (2003) menemukan bahwa pelatihan
profesional mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik, namun
tidak mempengaruhi pemilihan karir sebagai non akuntan publik (akuntan perusahaan,
akuntan pemerintah, dana akuntan pendidik). Namun penelitian Braun et al. (1999)
sebagaimana dikutip dalam Sijabat (2004) menjelaskan bahwa faktor

adanya pelatihan

profesional mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir sebagai akuntan pendidik.
Disisi lain juga ditemukan fakta bahwa banyak lulusan akuntansi tidak berkarir di bidang

akuntansi, melainkan berkarir di luar bidang akuntansi, seperti teller bank, marketing dan
sales.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
persepsi lulusan akuntansi FEB UKSW terhadap pilihan karir di bidang akuntansi. Pilihan
karir di bidang akuntansi akan dilihat dari 4 profesi yaitu akuntan publik, akuntan pendidik,
akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah, sedangkan persepsi mahasiswa akan dilihat dari
4 aspek sebagaimana penelitian Widyasari (2010) dan Setiyani (2005) yaitu persepsi atas gaji
(penghargaan finansial), persepsi atas pelatihan profesional, persepsi atas lingkungan kerja
dan persepsi atas pertimbangan pasar kerja. Selanjutnya persepsi atas 4 aspek akan dilihat
secara rinci melalui prioritas mahasiswa atas komponen – komponen aspek tersebut.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk; (1) memberikan tambahan
informasi dan wawasan bagi penyusun kurikulum jurusan akuntansi yang ada disetiap
universitas, dalam upaya meningkatkan mutu lulusan agar ahli di bidang akuntansi; (2)
memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi/lembaga yang telah
memperkerjakan tenaga akuntan publik; (3) sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin
meneliti masalah serupa.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pilihan Karir

Pilihan karir sarjana akuntansi ada 4 yaitu : akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan
pemerintah, akuntan perusahaan (Anna dan Rahayu 2011). Timbul dan berkembangnya
3

profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya berbagai jenis
perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum di negara tersebut (Mulyadi 2002). Sebuah
perusahaan untuk menjalankan usahanya membutuhkan modal atau dana entah berasal dari
pihak intern perusahaan (pemilik) dan pihak ekstern perusahaan (investor dan pinjaman dari
kreditur). Maka pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut
membutuhkan laporan keuangan yang dibuat manajemen. Laporan keuangan yang dibuat
manajemen merupakan penyampaian informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan
dana yang berasal dari pihak ekstern maupun intern perusahaan (Setiyani 2005).
Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik adalah pemeriksaan
laporan

keuangan

dan

konsultasi


di

bidang

keuangan

(Arens

2008).

Jenis pekerjaan tersebut mencerminkan seorang akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) akan selalu berhubungan dengan klien, yaitu perusahaan yang meminta jasa
pada kantor akuntan publik. Hal tersebut menunjukan bahwa jenis pekerjaan profesi akuntan
publik adalah pekerjaan yang tegantung pada jasa yang diminta oleh kliennya (Setiyani
2005). Jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus terlebih dahulu
mencari pengalaman profesi di bawah pengawasan akuntan senior yang lebih berpengalaman.
Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja dan bertanggung jawab atas berbagai
fungsi akuntansi serta keuangan perusahaan. Tugas-tugas yang dikerjakan dapat berupa
penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan akuntansi kepada pihak-pihak di

luar perusahaan, penyusunan laporan akuntansi kepada manajemen, penyusunan anggaran,
menangani masalah perusahaan dan melakukan pemeriksaan intern. Akuntan perusahaan
biasanya bertindak sebagai pengontrol perusahaan yang berhubungan dengan keluar masuk
uang (Alam 2007). Pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen berguna untuk
menghasilkan informasi khusus bagi pengguna internal seperti manajer dan karyawan yang
berfungsi untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan
melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam pembuatan,
perencanaan, pengendalian dan keputusan. Sedangkan akuntansi keuangan berguna untuk
menghasilkan informasi bagi pihak internal maupun eksternal, seperti manajer, karyawan,
investor, kreditur, maupun pemerintah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan
yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan (Hansen dan Mowen 2006).
Untuk bekerja sebagai akuntan perusahaan juga bukan hal yang mudah dikarenakan
harus mengikuti serangkaian tes, seperti tes psikologi, tes materi akuntansi, tes wawancara
dan kesehatan. Berprofesi sebagai akuntan perusahaan memiliki kekurangan yaitu akan
4

cenderung merasa jenuh bekerja karena tantangan yang stabil, indoor dan perkembangan
dunia akuntansi yang tidak begitu cepat (Widyasari 2010). Namun akuntan perusahaan
memiliki keunggulan dibanding posisi lain dalam perusahaan yaitu dapat berupa peningkatan

karir yang cepat dan susah untuk diberhentikan dari perusahaan. Temuan ini yang membuat
pandangan pada mahasiswa lebih memilih dan merencanakan karir sebagai akuntan
perusahaan.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang mengajar pada perguruan tinggi atau disebut
dosen, selain itu juga bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi (Soemarso
2004). Akuntan pendidik dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Tri Dharma
perguruan tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Menurut
Setiyani (2005) bahwa akuntan pendidik juga harus mampu melaksanakan pengabdian pada
masyarakat, dimaksudkan agar seorang pendidik tidak hanya berkomunikasi dengan bidang
ilmunya sendiri, namun juga harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat luas, yang
merupakan pihak tidak mungkin tidak mengenal disiplin ilmu si pendidik. Selanjutnya juga
dinyatakan bahwa mahasiswa yang memilih berprofesi sebagai akuntan pendidik lebih
mengharapkan pekerjaan yang keamanan kerjanya terjamin dan sifat pekerjaan yang rutin
sehingga tidak mengalami kesulitan untuk melakukan sehari-hari. Mahasiswa juga
mengharapkan bekerja sebagai akuntan pendidik lebih mempunyai jaminan hari tua. Temuan
ini yang membuat mahasiswa lebih tertarik dan merencanakan karir sebagai akuntan
pendidik.
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah.
Badan-badan pemerintah di sini adalah seperti departemen-departemen, Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Dirjen. Pada
lembaga tersebut akuntan dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keahlian yang
diperoleh dari lembaga pendidikan yaitu menangani dan mengawasi keuangan tetapi dalam
lingkup pemerintah (Purwanti dan Nugraheni 2007). Lembaga-lembaga pemerintah tersebut
biasanya sudah diatur dengan undang-undang, sehingga tugas dan kewajiban akuntan
pemerintah disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku. Sarjana akuntansi yang
berprofesi sebagai akuntan pemerintah mempunyai status pegawai negeri (Setiyani 2005).
Mahasiswa yang merencanakan karir sebagai akuntan pemerintah mengharapkan gaji
awal yang lebih tinggi dan memiliki jaminan hari tua yang lebih baik dibandingkan dengan
profesi akuntansi lainnya (Haswell and Holmes, 1988; Horowitz and Riley, 1990 dalam
Setiyani 2005). Akuntan

pemerintah merupakan karir yang memiliki pekerjaan rutin
5

sehingga kecil kemungkinan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya, dan mempunyai
keamanan kerja yang tinggi. Profesi akuntansi juga diperlukan meskipun pada lembaga yang
kegiatannya tidak berorientasi laba (Yendrawati 2007). Temuan ini yang menjadikan
mahasiswa lebih tertarik merencanakan dan memilih berkarir sebagai akuntan pemerintah
Persepsi
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1995), definisi persepsi adalah tanggapan
(penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa
hal melalui panca inderanya. Jadi persepsi dapat diartikan sebagai proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui
panca inderanya (melihat, mendengar, mencium, menyentuh dan merasakan). Menurut
Sunaryo (2004)

persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsan melalui

pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,
mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada diluar maupun dalam
diri individu. Berikut ini akan diuraikan nalar konsep persepsi mahasiswa atas gaji, pelatihan
profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja, dalam kaitannya pemilihan karir
di bidang akuntansi.
a) Persepsi atas gaji (penghargaan finansial)
Persepsi atas penghargaan finansial merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa
akuntansi dalam memilih karir (Ghani et al. 2008). Gaji atau penghargaan finansial adalah
hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawan
(Setiyani 2005). Penelitian yang dilakukan Setiyani (2005) dan Zulpahmi (2010) menunjukan
bahwa mahasiswa akuntansi menempatkan gaji sebagai alasan utama dalam memilih
pekerjaan sejalan dengan penelitian Demagalhaes (2011). Penelitian Widyasari (2010) juga
menunjukkan bahwa pemilihan profesi mengutamakan gaji pertama yang tinggi baik pada
profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Sedangkan Widyasari (2010) menyimpulkan bahwa mahasiswa yang memilih profesi
akuntan pemerintah dan akuntan pendidik lebih mengharapkan dana pensiun dibandingkan
dengan mahasiswa yang memilih profesi akuntan perusahaan dan akuntan publik. Penelitian
(Setiyani 2005) juga mengungkapkan dana pensiun sangat diharapkan oleh mahasiswa yang
memilih karir sebagai akuntan pemerintah dan akuntan pendidik, sedangkan mahasiwa yang
memilih karir sebagai akuntan perusahaan tidak begitu mengharapkan atas perolehan dana
pensiun. Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik bahkan kurang
mengharapkan dana pensiun. Gaji atau penghargaan finansial yang akan diuji dalam
6

penelitian ini meliputi tiga pertanyaan yaitu mengenai gaji awal yang tinggi, dana pensiun,
dan kenaikan gaji lebih cepat.
b) Persepsi atas pelatihan profesional
Pelatihan profesional adalah hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian.
Menurut Setiyani (2005) pelatihan profesional tidak dipertimbangkan dalam pemilihan
profesi mahasiswa, kecuali faktor pengalaman kerja yang bervariasi dipertimbangkan oleh
mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik dan akuntan pemerintah. Mahasiswa yang
memilih berprofesi sebagai akuntan pendidik beranggapan bahwa tidak diperlukan pelatihan
kerja sebelum memulai pekerjaan. Penelitian Setiyani (2005) menunjukkan profesi sebagai
akuntan publik dianggap lebih memerlukan pelatihan kerja untuk meningkatkan kemampuan
profesional dan mendapatkan pengalaman kerja yang bervariasi, sedangkan pada akuntan
perusahaan dan akuntan pemerintah menganggap bahwa pelatihan kerja kurang diperlukan.
Bagi akuntan pendidik mahasiswa menganggap tidak diperlukannya pelatihan kerja, sehingga
pengalaman kerja yang bervariasi lebih sedikit diperoleh dibandingkan profesi sebagai
akuntan perusahaan dan pemerintah.
c) Persepsi atas lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan suasana kerja. Lingkungan kerja berkaitan dengan tipe
pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja, meliputi sifat kerja (rutin, atraktif, sering lembur),
tingkat persaingan antar karyawan dan tekanan kerja untuk meraihi hasil yang sempurna,
kesempatan untuk menjadi spesialis merupakan faktor dari lingkungan pekerjaan (Setiyani
2005). Penelitian yang dilakukan Demagalhaes (2011) menemukan bahwa lingkungan kerja
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi terhadap pilihan karir
di bidang akuntansi. Lingkungan kerja dipertimbangkan dalam pemilihan profesi mahasiswa
terutama pada sifat pekerjaan rutin dan pekerjaan cepat diselesaikan.
d) Persepsi atas pertimbangan pasar kerja
Penelitan Zulpahmi (2010) menemukan bahwa pertimbangan pasar kerja merupakan
hal utama dalam pertimbangan pemilihan karir. Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan
kerja dan tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan
kerja merupakan fakor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Jauh dari kasus PHK penelitian Sijabat (2004) mengungkapkan bahwa tidak ada
yang mempengaruhi cara pandang terhadap pertimbangan pasar kerja dalam memilih profesi
akuntan publik dan non akuntan publik.
Menurut (Rahayu et al. 2003) mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan
pemerintah dan akuntan pendidik menganggap keamanan kerja dan pekerjaannya lebih aman.
7

Keamanan kerja pada karir sebagai akuntan publik sedikit lebih aman daripada keamanan
kerja sebagai akuntan perusahaan yang sangat mudah di PHK. Akses karir sebagai akuntan
pendidik dan akuntan perusahaan lebih mudah dibandingkan dengan karir sebagai akuntan
pendidik dan akuntan pemerintah menyenangkan tetapi sering lembur dan kompetisi di antara
karyawannya sangat tinggi serta ada tekanan kerja untuk meraih sukses. Pilihan karir sebagai
akuntan pemerintah hampir sama dengan akuntan perusahaan yaitu pekerjaan cepat dapat
diselesaikan, tidak begitu sering lembur, tekanan kerja sedikit, kompetisi diantara karyawan
sedikit serta kurang banyak tantangan. Karir sebagai akuntan pendidik pekerjaannya dapat
lebih cepat diselesaikan dan banyak tantangan karena sering bertemu dengan banyak orang
(Widyasari 2010).

C. METODE PENELITIAN
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah lulus dalam sidang skripsi selama tahun 2013.
Sampel menggunakan Purposive Sampling dengan kriteria lulusan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UKSW tahun 2013 (lulus sidang skripsi), lulusan yang dapat ditelusuri alamatnya,
lulusan yang mengisi kuisoner secara lengkap.
--- Tabel 1 --Tabel 1 menjelaskan deskripsi mengenai penentuan sampel penelitian. Data yang
diperlukan untuk penelitian ini berupa data primer yakni data yang diperoleh melalui
kuesioner yang diisi oleh lulusan FEB UKSW tahun 2013. Dalam bulan Januari – Desember
2013 menurut data yang tercatat secara administrasi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UKSW terdapat 145 lulusan progdi akuntansi. Namun lulusan yang dapat ditemui dan
ditelusuri alamatnya untuk diberi kuesioner hanya 115 kuesioner. Kuesioner disebarkan
langsung ke responden namun beberapa kuesioner disebarkan ke responden menggunakan
email dengan bantuan Google Form. Dari 70 kuesioner yang diberikan langsung dan 45

kuesioner yang disebarkan melalui email terdapat 12 kuesioner yang diisi namun tidak
lengkap atau salah dalam pengisian, dan terdapat 9 kuesioner yang tidak kembali. Dari 115
kuesioner yang sudah disebar didapat 94 sampel (64,8%) yang nantinya akan dianalisis lebih
lanjut.
Variabel penelitian di dalam penelitian ini adalah pilihan karir di bidang akuntansi dan
persepsi mahasiswa akuntansi sebelum memperoleh sarjana dalam memilih karir di bidang
akuntansi, yang dilihat dari 4 aspek yaitu gaji, pelatihan profesional, lingkungan kerja, dan

8

pertimbangan pasar kerja. Tabel 2 menjabarkan indikator empiris untuk setiap variabel
penelitian menurut Widyasari (2010).
--- Tabel 2 --Selanjutnya penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan
menggunakan uji analisis tabulasi silang (crosstab) antara persepsi mahasiswa atas 4 aspek
terhadap pilihan karir di bidang akuntansi.

D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik deskriptif
--- Tabel 3 --Pada Tabel 3 tentang statistik deskriptifi data penelitian, terlihat bahwa 94 responden
lulusan akuntansi 2013 sebagian besar berjenis kelamin perempuan, presentasenya sebesar
68,1%, sedangkan mahasiswa yang berjenis kelamin laki–laki hanya 31,9%. Usia responden
bervariatif antara 21 tahun hingga 26 tahun, dan sebagian besar responden berusia 22 tahun
dengan jumlah 39 responden (41,5%). Responden terdiri dari beberapa angkatan, yaitu dari
angkatan 2006 hingga 2010, namun responden terbanyak adalah angkatan 2009, hal ini wajar
karena tahun 2013 merupakan tahun ke 4 atau tahun terakhir kuliah (wajar) bagi mahasiswa
tahun angkatan 2009, sehingga terlihat signifikan yaitu sebesar 57,4%. Selanjutnya diikuti
tahun angkatan 2008 sebesar 27,7%. Dilihat dari Indek prestasi kumulatif (IPK) yang dibagi
menjadi empat kategori, sebagian besar responden memiliki IPK antara 2.76–3.50 (63,8%),
berarti selama tahun 2013 progdi akuntansi telah menghasilkan mahasiswa lulusan progdi
akuntansi dengan IPK tergolong sangat memuaskan.
Tabel 3 juga menunjukkan bahwa minat karir yang paling banyak diminati lulusan
akuntansi secara berurutan adalah pertama sebagai akuntan perusahaan (37,2%), banyaknya
peminat sebagai akuntan perusahaan dikarenakan banyaknya lowongan pekerjaan yang
tersedia bagi lulusan akuntansi, sehingga lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan (Setiyani,
2005). Beberapa responden yang diwawancarai langsung juga mengungkapkan bahwa selain
peluang menjadi akuntan perusahaan besar, akuntan perusahaan merupakan karir yang
banyak dibutuhkan, seiring bertambahnya perusahaan dan Indonesia memasuki era pasar
bebas. Profesi akuntansi yang diminati terbanyak ke dua adalah akuntan publik (18,1%),
responden yang memilih akuntan publik melalui wawancara langsung, mereka memang dari
awal berminat untuk menjadi akuntan publik, karena mengetahui akan mendapatkan berbagai
pengalaman bertemu banyak perusahaan/klien. Urutan ke tiga adalah akuntan pemerintah

9

(17%), menurut responden akuntan pemerintah memiliki pekerjaan yang lebih simpel
daripada akuntan publik dan akuntan perusahaan.
Karir lain yang diminati oleh responden di antaranya adalah perbankan dan BUMN.
Responden yang memilih karir di perbankan (14,9%) mengatakan bahwa mereka menyukai
dunia kerja perbankan dan berinteraksi dengan berbagai macam nasabah. Sedangkan
responden yang memilih berkarir di BUMN (7,4%) melalui wawancara langsung mengatakan
BUMN menjadi pilihan karirnya karena beberapa BUMN mengharuskan penempatan kerja di
luar kota dan beberapa bekerja di lapangan. Sementara itu lulusan akuntansi kurang berminta
untuk menjadi akuntan pendidik, ada kemungkinan mereka menganggap karir akuntan
pendidik tidak mudah untuk dijalani karena memiliki tanggung jawab sebagai tokoh
modelling bagi anak didiknya (Dariyo 2004). Responden mengungkapkan bahwa menjadi

akuntan pendidik sulit, karena harus bisa melakukan transfer pengetahuan ke anak didiknya.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahayu et al. (2003) bahwa lulusan akuntansi lebih
berminat menjadi akuntan perusahaan, dan sedikit yang berminat menjadi akuntan pendidik.

Persepsi responden terhadap 4 aspek
Responden memberikan urutan prioritas pada tiap aspek persepsi, dan persepsi
responden atas gaji dapat dilihat di tabel 4.
--- Tabel 4 --Tabel 4 menunjukan bahwa persepi atas gaji tentang kenaikan gaji yang cepat merupakan
salah satu persepsi yang menjadi prioritas seluruh responden, yaitu 38 responden (40,4%).
Berarti lulusan progdi akuntansi lebih mengharapkan pilihan karirnya nanti secara berurutan
memberikan kenaikan gaji cepat, gaji awal yang tinggi dan adanya dana pensiun. Lulusan
yang memprioritaskan gaji awal yang tinggi sebagai prioritas utama hanya 32 responden
(34%) dan adanya dana pensiun sebagai pertimbangan memilih karir hanya 24 responden
(25,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian Widyasari (2010) bahwa responden masih tidak
mempertimbangkan jaminan di hari tua kelak. Tabel 4 juga menggambarkan bahwa lulusan
prodi akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana, dalam memilih pilihan karir lebih
cenderung mempertimbangkan kenaikan gaji yang cepat, kemudian gaji awal yang tinggi,
baru mempertimbangkan keberadaan dana pensiun.
--- Tabel 5 --Tabel

5

menggambarkan

bahwa

sebagian

besar

lulusan

progdi

akuntansi

mempertimbangkan adanya pelatihan sebelum kerja yaitu sebesar 68,1%. Sebagai
freshgraduate yang masih belum mengerti penuh pekerjaan dari karir yang dipilih,
10

mempertimbangkan adanya pelatihan sebelum bekerja dianggap merupakan hal yang
diperlukan untuk nantinya menghadapi masalah–masalah di dalam pekerjaannya (Widyasari
2010). Memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi menjadi pertimbangan utama bagi
beberapa responden yaitu sebesar 11,7%, menunjukan bahwa lulusan progdi akuntansi juga
berharap tidak mengalami kejenuhan dalam bekerja (Yendrawati 2007). Sama seperti sering
mengikuti pelatihan di luar lembaga juga menjadi pertimbangan dalam memilih karir, 11,7%
lulusan memprioritaskan menjadi pilihan utama. Sedangkan seringnya mengikuti pelatihan
rutin di dalam lembaga kurang menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir bagi
lulusan progdi akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (8,5%), walaupun pelatihan rutin di
luar maupun di dalam lembaga tempat bekerja juga diperlukan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan dalam bekerja (Widyasari 2010).
--- Tabel 6 --Berdasarkan Tabel 6, persepsi atas lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi
pertimbangan utama bagi lulusan progdi akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yaitu
sebesar 62,8%, sehingga menunjukan bahwa sebagai freshgraduate lingkungan kerja yang
menyenangkan dapat meningkatkan prestasinya dalam bekerja kelak (Yendrawati 2007).
Persepsi pekerjaan yamg rutin juga menjadi pertimbangan responden yaitu 14,9%, pekerjaan
yang rutin juga menjadi pertimbangan dalam memilih karir, karena beberapa pilihan karir
mempunyai jadwal bekerja yang rutin. Sedangkan pekerjaan yang memiliki banyak tantangan
juga menjadi pertimbangan utama, hal ini karena beberapa pilihan karir mengharuskan untuk
adanya penempatan kerja dimana saja dan harus sesuai dengan undang–undang yang telah
diatur (Widyasari 2010). Indikator pekerjaan yang lebih cepat dapat diselesaikan menjadi
pertimbangan utama responden yaitu 10,6%. Beberapa pilihan karir memiliki jam kerja yang
sudah diatur dan dikerjakan dalam waktu singkat (Setiyani 2005). Sering lembur menjadi
pertimbangan utama bagi 1 responden, hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa merasa
pilihan karir yang dipilih harus dikerjakan secara konsisten dan dengan kerja keras. Tidak ada
yang mempertimbangkan adanya tekanan kerja menjadi prioritas dalam memilih karir,
lulusan menganggap adanya tekanan kerja dalam karir dapat menghambat kinerja dan
prestasi untuk mencapai sukses (Putra 2013).
--- Tabel 7 --Tabel 7 menggambarkan bahwa 78,7% responden lebih mempertimbangkan keamanan
kerja yang terjamin dalam memilih karir di bidang akuntansi, karena sebagai freshgraduate
yang belum memiliki pengalaman kerja, karir yang dapat memberikan jaminan atau tidak
gampang memutuskan hubungan kerja karyawan menjadi prioritas utama lulusan
11

(Yendrawati 2007). Sedangkan mudahnya mengetahui informasi lapangan pekerjaan juga
menjadi pertimbangan utama bagi 20 responden atau sebesar 21,3%. Hal ini menarik minat
lulusan akuntansi karena sebelum bekerja dapat mempersiapkan persyaratan dan mental kelak
saat sudah bekerja nanti (Sijabat 2004).

Hubungan persepsi responden terhadap 4 aspek dan pilihan karir di bidang akuntansi
Berikut ini akan dipaparkan hubungan antara persepsi responden atas gaji, pelatihan
profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja, dengan pilihan karir di bidang
akuntansi.
--- Tabel 8 --Tabel

8

menunjukkan

bahwa

lulusan

akuntansi

dalam

memilih

karir

mempertimbangkan gaji. Lulusan akuntansi yang memilih akuntan publik mengharapkan gaji
awal tinggi yaitu sebanyak 58,8% diikuti kenaikan gaji cepat 23,5% dan adanya dana
pensiun 17,6%. Gaji awal yang tinggi dianggap sebagai pertimbangan utama dalam memilih
karir akuntan publik, hal ini terjadi karena lulusan akuntansi masih harus mengeluarkan uang
lagi untuk melakukan pendidikan akuntansi dan mengikuti USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan
Publik) dari IAI (Rasmini 2007). Berbeda dengan responden yang memilih karir sebagai
akuntan perusahaan, lulusan akuntansi memprioritaskan kenaikan gaji yang cepat menjadi
pertimbangan utama yaitu 54,3%, diikuti gaji awal yang tinggi 37,1% dan adanya dana
pensiun 8,6%. Hal yang sama dengan karir di perbankan, lulusan yang memilih karir di
perbankan memprioritaskan kenaikan gaji yang cepat menjadi pertimbangan utama yaitu
42,9% diikuti adanya dana pensiun 35,7% dan gaji awal yang tinggi 21,4%. Lulusan
menganggap kenaikan gaji yang cepat sebagai akuntan perusahaan dan karir di perbankan
memberikan dorongan motivasi untuk mencapai kesuksesan (Putra 2013).
Sedangkan lulusan yang memilih karir sebagai akuntan pendidik, akuntan pemerintah
dan BUMN memprioritaskan adanya dana pensiun sebagai pertimbangan utama yaitu 60%,
43,8% dan 42,9%. Hal ini terjadi karena lulusan menganggap karir sebagai akuntan pendidik,
akuntan pemerintah dan BUMN memberikan jaminan di hari tua kelak dengan adanya dana
pensiun (Setiyani 2005). Hasil ini sejalan dengan penelitian Zulphami (2010) bahwa persepsi
atas gaji menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir, sebab selain gaji merupakan nilai
dari hasil pekerjaan yang telah dikerjakan, gaji juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
--- Tabel 9 ---

12

Tabel 9 menggambarkan bahwa pelatihan sebelum bekerja menjadi pertimbangan
utama bagi lulusan akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan
perusahaan, akuntan pemerintah, perbankan dan BUMN, tidak bagi akuntan pendidik.
Lulusan menganggap akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, perbankan
dan BUMN memerlukan pelatihan sebelum bekerja untuk meningkatkan kemampuan dalam
menjalani karirnya (Setiyani 2005). Sering mengikuti latihan di luar lembaga dan di dalam
lembaga menjadi prioritas utama bagi beberapa lulusan akuntansi dalam memilih karir untuk
meningkatkan profesionalisme. Namun hal ini tidak berarti sama bagi responden yang
memilih akuntan pendidik dan BUMN. Sedangkan sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga menjadi prioritas utama bagi lulusan akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan
pendidik. Lulusan menganggap seringnya mengikuti pelatihan di dalam lembaga
meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan pekejaannya. Memperoleh pengalaman
kerja bervariasi juga menjadi pertimbangan lulusan akuntansi dalam memilih karir akuntan
perusahaan, akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan pemerintah, namun tidak untuk
perbankan dan BUMN. Berbeda dengan karir di akuntan pendidik, lulusan akuntansi
menganggap bahwa pelatihan sebelum kerja kurang diperlukan. Dibanding dengan
memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi, lulusan akuntansi memilih akuntan
perusahaan lebih banyak memberikan pengalaman kerja yang bervariasi.
--- Tabel 10 --Dalam memilih karir di bidang akuntansi, lulusan akuntansi memprioritaskan
lingkungan

kerja

yang

menyenangkan,

terlihat

pada

tabel

10

responden

yang

mempertimbangkan lingkungan kerja menyenangkan pada akuntan publik 70,6%, akuntan
perusahaan 57,1%, akuntan pemerintah 81,3%, perbankan 64,3% dan BUMN 57,1%. Tetapi
tidak bagi lulusan yang memilih karir sebagai akuntan pendidik. Lulusan akuntansi
menganggap lingkungan kerja yang menyenangkan dapat meningkatkan prestasinya dalam
bekerja kelak (Yendrawati 2007). Hasil ini sejalan dengan penelitian Widyasari (2010) yang
menunjukan bahwa akuntan pemerintah memiliki lingkungan yang menyenangkan daripada
akuntan publik. Lingkungan kerja menyenangkan bukan hal yang diprioritaskan dalam
memilih karir akuntan pendidik. Lulusan lebih mempertimbangkan pekerjaan cepat selesai
pada akuntan pendidik. Hal ini terjadi karena lulusan beranggapan bahwa semakin cepat
pekerjaan diselesaikan maka akan semakin berkurang tanggung jawab atas pekerjaannya
(Setiyani 2005).
Pada tabel 10 juga menunjukan bahwa lulusan akuntansi dalam memilih karir
mempertimbangkan adanya pekerjaan yang rutin, yaitu akuntan perusahaan 14,3%, akuntan
13

pendidik 20%, akuntan pemerintah 18,8%, perbankan 21% dan BUMN 28,6%, namun tidak
untuk akuntan publik. Hal ini terjadi karena lulusan beranggapan bahwa karir sebagai
akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan pemerintah, perbankan dan BUMN sifat
pekerjaanya rutin (dari waktu kewaktu cenderung sama). Sedangkan karir akuntan publik
sifat pekerjaannya tidak rutin karena berhadapan dengan berbagai jenis klien yang berbeda –
beda dan waktu yang cenderung tidak sama terus menerus (Setiyani 2005).
Pekerjaan memilki banyak tantangan juga menjadi pertimbangan bagi lulusan akuntansi
yang memilih karir sebagai akuntan perusahaan, yaitu 17,1%, perbankan 14,3%, BUMN 14,3
persen dan akuntan publik 5,9%. Namun tidak untuk akuntan pendidik dan akuntan
pemerintah. Lulusan akuntansi mengannggap karir yang memberikan tantangan dalam
bekerja dapat memberikan kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Indikator sering lembur menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir sebagai
akuntan publik, tidak sebagai akuntan perusahaan, akuntan pendidik, akuntan pemerintah,
perbankan maupun BUMN. Hanya 1 responden yang memprioritaskan sering lembur menjadi
pertimbangan utama, hal ini berbeda dengan penelitian Widyasari (2010) bahwa karir sebagai
akuntan pendidik merupakan pekerjaan yang dianggap sering mendapatkan lembur daripada
akuntan publik. Responden menganganggap karir sebagai akuntan publik harus dikerjakan
secara konsisten dan dengan kerja keras. Adanya tekanan dalam pekerjaan bukan merupakan
pertimbangan utama lulusan akuntansi dalam memilih karir di bidang akuntansi, tidak ada
lulusan akuntansi yang memprioritaskan adanya tekanan dalam pekerjaan menjadi prioritas
yang utama, hal ini dianggap bagi lulusan akuntansi sebagai penghambat dalam memperoleh
kesuksesan berkarir (Setiyani 2005).
--- Tabel 11 --Pertimbangan pasar kerja menjadi pertimbangan dalam memilih karir di bidang
akuntansi, dapat dilihat dari tabel 11 bahwa sebagian besar lulusan akuntansi
memprioritaskan keamanan kerja lebih terjamin daripada lebih mudah mengetahui informasi
lapangan pekerjaannya. Pertimbangan akan keamanan kerja lebih prioritas dikarenakan
sebagai freshgraduate yang belum memiliki pengalaman kerja, karir yang dapat memberikan
jaminan atau tidak gampang memutuskan hubungan kerja karyawan menjadi prioritas utama
lulusan (Yendrawati 2007). Sedangkan mudahnya mengetahui informasi lapangan pekerjaan
juga menjadi pertimbangan bagi lulusan akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan
perusahaan, akuntan publik, akuntan pendidik, perbankan dan BUMN namun tidak akuntan
pemerintah. Hal ini menarik minat lulusan akuntansi dikarenakan sebelum bekerja lulusan
dapat mempersiapkan persyaratan dan mental kelak saat sudah bekerja nanti (Sijabat 2004)
14

Rata-rata lulusan akuntansi yang memilih karir di bidang akuntansi setengah lebih
memprioritaskan keamanan kerja lebih terjamin. Akuntan publik 76,5%, akuntan perusahaan
65,7%, akuntan pendidik 80%, perbankan 85,7%, BUMN 85,7% dan lulusan yang memilih
karir sebagai akuntan pemerintah seluruhnya menganggap karir ini memberikan keamanan
kerja yang lebih terjamin daripada karir lainnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Zulpahmi
(2010) dan Sijabat (2004) bahwa keamanan kerja menjadi pertimbangan utama dalam
memilih karir.
E. KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persepsi lulusan akuntansi terhadap pilihan
karir di bidang akuntansi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi lulusan akuntansi atas
beberapa aspek gaji, pelatihan profesional, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar kerja
menjadi dasar pertimbangan bagi lulusan akuntansi dalam pemilihan karir di bidang
akuntansi. Ada beberapa temuan dalam penelitian ini. Pertama, karir yang banyak diminati
lulusan akuntansi adalah karir akuntan perusahaan, diikuti akuntan publik, akuntan
pemerintah, karir di perbankan, BUMN dan akuntan pendidik. Temuan ke dua yaitu persepsi
atas gaji menjadi mempunyai hubungan lulusan akuntansi dalam memilih karir di bidang
akuntansi, lulusan lebih cenderung memilih karir berdasarkan kenaikan gaji yang cepat,
diikuti gaji awal yang tinggi, dan adanya dana pensiun. Ke tiga, lulusan akuntansi
menganggap pelatihan profesional mempunyai hubungan dalam pemilihan karir, dan
pelatihan sebelum kerja menjadi menjadi prioritas utama dalam memilih karir sebagai
akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, perbankan dan BUMN. Namun
tidak menjadi prioritas utama dalam memilih akuntan pendidik. Temuan ke empat,
mengungkapkan bahwa lingkungan kerja menyenangkan menjadi prioritas utama lulusan
akuntansi dalam memilih karir dibidang akuntansi, kecuali akuntan pendidik. Lulusan
akuntansi yang memilih karir akuntan pendidik lebih menganggap karir tersebut
pekerjaannya lebih cepat selesai. Temuan terakhir, keamanan kerja lebih terjamin atau tidak
mudahnya kena PHK menjadi pertimbangan utama dalam memilih karir.
Penelitian ini menemukan bahwa persepsi lulusan akuntansi atas aspek kenaikan gaji
yang cepat, petatihan profesional, lingkungan kerja menyenangkan, dan pertimbangan pasar
kerja menjadi dasar pertimbangan pemilihan karir di bidang akuntansi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Zulphami (2010), Widyasari (2010), Setiyani (2005), dan Sijabat (2004). Ada
konsistensi hasil penelitian yakni persepsi lulusan akuntansi atas aspek gaji, pelatihan
profesional, lingkungan kerja, dan pertimbangan pasar kerja menjadi dasar pertimbangan
15

dalam memilih karir di bidang akuntansi. Temuan dalam penelitian ini dapat memberikan
tambahan informasi dan wawasan bagi penyusun kurikulum jurusan akuntansi yang ada di
setiap universitas, dalam upaya meningkatkan mutu lulusan di bidang akuntansi. Selain itu
hasil penelitian ini juga dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi
instansi/lembaga yang telah memperkerjakan tenaga akuntan.
Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu hanya menganalisis persepsi atas 4
aspek, yaitu persepsi atas gaji, persepsi atas pelatihan profesional, persepsi atas lingkungan
kerja, dan persepsi atas pertimbangan pasar kerja terhadap pilihan karir berdasarkan urutan
prioritas, sehingga besarnya pengaruh atas setiap aspek tersebut tidak dapat diukur
(signifikansi sesuai statistik).
REFERENSI
Alam, S. 2007. “Ekonomi”. Jilid 2. Jakarta : Erlangga. http://books.google.co.id (diakses
tanggal 12 Maret 2013, pukul : 21.55 WIB).
Anna, Y. D. dan Rahayu, S. 2011. “The Factors Affected Toward Profession Option as
Accountant

Public

and

Non

Accountant

Public

Selected”.

http://ssrn.com/abstract=1867809 (diakses tanggal 2 Maret 2013, pukul : 12.00 WIB).
Aprilyan, Lara A. 2011. “Faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam
pemilihan karir menjadi akuntan publik (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi
UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA)”. Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2008. “Auditing dan Jasa. Assurance
Pendekatan Terintegrasi ”. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.

Baridwan,

Z.

2002.

“Teori

Akuntansi”.

Edisi

kelima

:

Yogyakarta.

BPFE

http://books.google.co.id (diakses tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.30 WIB).
Bulan, S E. 2012. “Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual Dan Kecerdasan Emosional
Terhadap IPK Mahasiswa Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin”.
Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudi Makassar.
Dariyo, A. 2004. “Perencanaan dan pemilihan karir sebagai seorang guru/dosen pada dewasa
muda”. Journal Provitae, Vol. 1, No.1, Desember 2004 http://books.google.co.id
(diakses tanggal 18 Oktober 2013 pukul 19.42 WIB).
Demagalhaes, R., H. Wilde, and L.R. Fitzgera. 2011. “Factors Affecting Accounting
Students’s Employment Choices: A Comparison of Student’ and Practitioners’
Views”. Journal of Higher Education Theory and Practice, Vol 11(2).
16

Gani, L. dan Leo, L. 2009. “Ujian Sertifikasi Akuntan Publik: Determinan, Pola Kelulusan,
dan Evaluasi Ujian”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia . Volume 6 Nomor 2.
Desember.
Ghani, E. K., J. Said, N.M. Nasir, K. Jusoff. 2008. “The 21st Century Accounting Career from
the Perspective of the Malaysian University”. Journal of Asian Socieal Sciense. Vol.4,
No. 8 http://www.ccsenet.org/journal.html. (diakses tanggal 10 Maret 2013 pukul
20.00 WIB).
Hansen dan Mowen. 2006. “Akuntansi Manajemen”. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat.
Kavanagh, Marie. H. dan Drennan, L. 2008. “What skills and attributes does an accounting
graduate need? Evidence from student perceptions and employer expectations”.
School of Accounting, Economics and Finance University of Southern Queensland
Australia.
Mulyadi. 2002. “Auditing”. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat. http://books.google.co.id
(diakses tanggal 13 Maret 2013 pukul 15.15 WIB).
Purwanti, R. dan Nugraheni, I. 2007. “Siklus Akuntansi”. Yogyakarta : Kanisius.
http://books.google.co.id (diakses tanggal 14 Maret 2013 pukul 18.45 WIB).
Putra, N. A. 2013. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan”. Skripsi Program S1 Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Rahayu, S. E.A. Sudaryono dan D. Setiawan. 2003. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir”. Simposium Nasional
Akuntansi VI.

Rasmini, Ni Ketut. 2007. “Faktor – faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan
profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi di Bali”.
Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Setiyani, R. 2005. “Faktor – Faktor yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih
Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”. Tesis Program Magister
Sains Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Univesitas Diponegoro Semarang.
Sijabat, J. 2004. “Perbedaan Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi
Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik”. Tesis Program Magister Sains Akuntansi
Sekolah Pasca Sarjana Univesitas Diponegoro Semarang.
Sinaga, J. 2009. “ Penerapan analytical hierarchy process (AHP) dalam pemilihan
perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) sebagai tempat kerja mahasiswa

17

universitas sumatra utara (USU)”. Skripsi Program S1 Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Soemarso, S.R. “Akuntansi Suatu Pengantar ”. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sunaryo. 2004. “Psikologi untuk keperawatan”. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tjiptoheriyanto, P dan Nagib, L. 2008. “Pengembangan Sumber Daya Manusia: diantara
Peluang dan Tantangan”. Jakarta : LIPI Press. http://books.google.co.id (diakses
tanggal 12 Maret 2013, pukul : 23.00 WIB).
Yendrawati, R. 2007. “Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir sebagi Akuntan”. Jurnal Ekonomi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Vol. 5 No. 2.

Yusniati, R. 2008. “Lingkungan sosial dan motivasi belajar dalam pencapaian prestasi
akademik mahasiswa. (Kasus Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut
Pertanian Bogor Tahun Ajaran 2007/2008)”. Skripsi Program S1 Fakultas Pertanian
Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Widyasari, Y. 2010. “Persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor – faktor yang
membedakan pemilihan karir”. (Studi pada Universitas Diponegoro dan UNIKA
Soegijapranata). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Zulphami, A. Milaningsih dan I. Asmalia. 2010. “Analisis Faktor – faktor Pemilihan Karir
Akuntan Bagi Mahasiswa Akuntansi”. Laporan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

18

Tabel 1
PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN
Kriteria

Jumlah

Kuesioner yang disebar langsung ke responden

70

Kuesioner yang disebar melalui email ke responden

45

Kuesioner yang diisi namun tidak lengkap

(12)

Kuesioner yang tidak kembali

(9)

Jumlah kuesioner yang digunakan

94

Sumber : Data diolah, 2014
Tabel 2
INDIKATOR EMPIRIS VARIABEL PENELITIAN
Variabel Penelitian
Persepsi atas gaji (penghargaan
finansial)

Persepsi atas pelatihan profesional

Persepsi atas lingkungan kerja

Persepsi atas pertimbangan pasar kerja

Pilihan Karir di bidang akuntansi

Indikator Empiris
 Gaji awal yang tinggi
Dana pensiun
Kenaikan gaji lebih cepat
 Pelatihan
upaya
peningkatan
profesionalitas
 Pelatihan kerja rutin

 Pengalaman kerja
 Pekerjaan yang rutin
 Pekerjaan lebih cepat diselesaikan
 Pekerjaan lebih banyak tantangan
 Lingkungan kerja yang menyenangkan
 Sering lembur
 Ada tekanan kerja untuk mencapai
sempurna
 Keamanan kerjanya lebih terjamin
(tidak mudah PHK)
 Lapangan kerja yang ditawarkan mudah
diketahui informasinya
 Akuntan Publik
 Akuntan Perusahaan
 Akuntan Pendidik
 Akuntan Pemerintah

Sumber : Widyasari (2010)

19

Tabel 3
STATISTIK DESKRIPTIF
Demografi
Jenis Kelamin
 Laki – laki
 Perempuan

Jumlah (Orang)

Prosentase (%)

30
64

31,9
68,1

Jumlah

94

100

Usia
 21 tahun
 22 tahun
 23 tahun
 24 tahun
 25 tahun
 26 tahun

15
39
24
9
6
1

16
41,5
25,5
9,6
6,4
1,1

Jumlah

94

100

Tahun Angkatan
 2006
 2007
 2008
 2009
 2010

9
4
26
54
1

9,6
4,3
27,7
57,4
1,1

Jumlah

94

100

22
60
9
3

23,4
63,8
9,6
3,2

94

100

17
35

18,1
37,2

5
16

5,3
17

14
7

14,9
7,4

94

100

Indek Prestasi Kumulatif (IPK)





≥ 3.51
2.76 - 3.50
2.50 - 2.75
2.00 - 2.49

Jumlah
Pilihan Karir
 Akuntan Publik
 Akuntan Perusahaan
 Akuntan Pendidik
 Akuntan Pemerintah
 Lainnya : 1. Perbankan
2. BUMN
Jumlah

Sumber : Data diolah, 2014

20

Tabel 4
PERSEPSI ATAS GAJI
Persepsi atas Gaji
Gaji awal tinggi
Adanya dana pensiun
Kenaikan gaji cepat
Jumlah
Sumber : Data diolah, 2014

1
32
24
38
94

%
34
25,5
40,4
100

Prioritas
2
%
29 30,9
24 25,5
41 43,6
94 100

3
33
46
15
94

%
35,1
48,9
16
100

Tabel 5
PERSEPSI ATAS PELATIHAN PROFESIONAL
Persepsi atas pelatihan profesional
Pelatihan sebelum bekerja
Sering mengikuti latihan diluar lembaga untuk
meningkatkan profesional
Sering mengikuti pelatihan rutin di dalam
lembaga
Memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi
Jumlah

1
64

%
68,1

2
18

Prioritas
%
3
19,1
10

%
10,6

4
2

%
2,1

11

11,7

26

27,7

20

21,3

37

39,4

8

8,5

17

18,1

50

53,2

19

20,2

11
94

11,7
100

33
94

35,1
100

14
94

14,9
100

36
94

38,3
100

Sumber : Data diolah, 2014

Tabel 6
PERSEPSI ATAS LINGKUNGAN KERJA
Persepsi atas lingkungan kerja

Prioritas
%
4

1

%

2

%

3

%

5

%

6

%

Pekerjaan yang rutin

14

14,9

11

11,7

42

44,7

21

22,3

5

5,3

1

1,1

Pekerjaan banyak tantangan

10

10,6

35

37,2

21

22,3

20

21,3

6

6,4

2

2,1

Pekerjaan cepat selesai

10

10,6

19

20,2

11

11,7

38

40,4

15

16

1

1,1

Lingkungan kerja menyenangkan

59

62,8

24

25,5

6

6,4

4

4,3

1

1,1

0

0

Sering lembur

1

1,1

0

0

2

2,1

6

6,4

34

36,2

51

54,3

Adanya tekanan kerja

0

0

5

5,3

12

12,8

5

5,3

33

35,1

39

41,5

Jumlah

94

100

94

100

94

100

94

100

94

100

94

100

Sumber : Data diolah, 2014

21

Tabel 7
PERSEPSI ATAS PERTIMBANGAN PASAR KERJA
Prioritas
Persepsi atas pertimbangan
pasar kerja
1
%
2
%
Keamanan kerja lebih terjamin
74
78,7
20
21,3
Informasi lapangan pekerjaan
20
21,3
74
78,7
mudah diketahui
Jumlah
94
100
94
100
Sumber : Data diolah, 2014

Tabel 8
PERSEPSI ATAS GAJI DAN PILIHAN KARIR
Pilihan Karir
Persepsi atas
gaji
Gaji awal
tinggi
Adanya dana
pensiun
Kenaikan gaji
cepat
Jumlah

Akuntan
Publik

Akuntan
Perusahaa
n

Akuntan
Pendidik

Akuntan
Pemerintah

Perbankan

BUMN

10

58,8%

13

37,1%

1

20%

3

18,8%

3

21,4%

2

28,6%

3

17,6%

3

8,6%

3

60%

7

43,8%

5

35,7%

3

42,9%

4

23,5%

19

54,3%

1

20%

6

37,5%

6

42,9%

2

28,6%

17

100%

35

100%

5

100%

16

100%

14

Dokumen yang terkait