J01072

FAKTOR KEPRIBADIAN CONSCIENTIOUSNESS SEBAGAI PREDIKTOR
PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Oleh
Sumardjono Padmomartono dan Yustinus Windrawanto
Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi prediksi
faktor kepribadian conscientiousness terhadap prestasi akademik
mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP - UKSW.
Subyek penelitian adalah 75 mahasiswa. Digunakan adaptasi inventori
kepribadian The Big Five Inventory versi Oliver P. John (Srivastava,
2009) dan dokumentasi dari transkip nilai mahasiswa pra wisuda.
Analisis data menggunakan regresi sederhana, diperoleh persamaan
matematis berikut: Y = a + bX = 2,656 + 0,393 X, di mana R2 =
0,155; Multiple R = 0,393. Hasil analisis menunjukkan 15,5% IPK
akhir mahasiswa Program Studi S-1 Bimbingan dan Konseling dapat
diprediksi oleh faktor kepribadian conscientiousness; sedang sisanya
sebesar 84,5% diramalkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.
Besarnya koefisien korelasi (Multiple R) = 0,393 berarti ada hubungan
bertaraf sedang antara faktor kepribadian conscientiousness dengan

IPK akhir studi mahasiswa.
Kata Kunci: Faktor Kepribadian Conscientiousness, Prediktor IPK Mahasiswa
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
diperlukan untuk memahami sukses studi mahasiswa di perguruan tinggi. Salah satu
faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa adalah faktor kepribadian. Pemahaman terhadap faktor kepribadian sangat bermanfaat bagi pengembangkan diri
mahasiswa yang kemudian dapat mendukung sukses mahasiswa dalam studinya.
Sukses studi mahasiswa biasanya diukur dengan Indeks Prestasi Mahasiswa/IPK
(Grade Point Average/GPA), yaitu ukuran kinerja akademik mahasiswa. Pencapaian
IPK, yaitu rerata nilai perolehan mahasiswa sepanjang masa studi dan dinyatakan dalam
indeks prestasi 0,00 sampai dengan 4,00 dimaknai sebagai indeks kinerja yang mempengaruhi sukses individu di dunia industri dan jasa. IPK adalah ukuran obyektif kinerja
akademik yang memiliki validitas internal tinggi dalam periode waktu yang lama.

1

Para pakar kepribadian melakukan analisis yang menegaskan prediktor (daya
ramal) The “Big Five Factor of Personality” yang mencakup openness to experience,
conscientiousness, extraversion, agreeableness dan neuroticism terhadap berbagai perilaku. Digman (dalam Popkins, 2001) menyatakan riset faktor kepribadian “The Big Five”
membantu mencirikan perbedaan individual yang memberi jawaban struktur kepribadian mahasiswa yang perlu diperhitungkan dalam keberhasilan studi mahasiswa.

Hasil penelitian Deasyana (2008) yang menggunakan teori the Five Factor
Model versi McCrae dan Costa menemukan faktor kepribadian memiliki hubungan
dengan prestasi akademik, dengan penekanan faktor kepribadian conscientiousness
adalah satu-satunya prediktor yang signifikan pada prestasi akademik. Komarraju et. al.
(2009) meneliti peran “The Big Five” dalam memprediksi motivasi dan prestasi
akademik mahasiswa, mengemukakan bahwa faktor kepribadian neuroticism, openness
to experience, agreeableness, dan conscientiousness secara bersama-sama menyumbang
sebesar 14% dari varians dalam hubungannya dengan IPK. Selanjutnya, Hakimi et al
(2011) meneliti hubungan traits kepribadian dengan prestasi akademik mahasiswa,
dengan temuan sifat kepribadian menyumbang sebesar 48% (conscientiousness 39%,
extraversion 6,8% dan neuroticism 2,4%) dari varian dalam hubungannya dengan
prestasi akademik.
Noftle dan Robins (2007) memeriksa kaitan antara The Big Five Personality dan
prestasi akademik dengan 4 faktor kepribadian agreeableness (0,3), conscientiousness
(0,22), neuroticism (0,4) dan opennes (0,6) pada taraf signifikansi p < 0,1 berpengaruh
secara signifikan terhadap IPK mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas California.
Dalam penelitian ini, Noftle dan Robins menunjukkan bahwa faktor kepribadian
conscientiousness merupakan prediktor terkuat IPK mahasiswa.
Bercermin dari hasil-hasil penelitian di atas, para penulis bermaksud mengetahui
signifikansi daya prediksi faktor kepribadian conscientiousness terhadap prestasi

akademik mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP – UKSW.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi daya prediksi faktor
kepribadian conscientiousness terhadap prestasi akademik mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling, FKIP – UKSW.

2

TINJAUAN TEORETIK
Pengertian Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi akademik adalah ukuran keberhasilan mahasiswa dalam menempuh
perkuliahan sejak semester pertama sampai dengan akhir semester tertentu yang memprediksi kinerja/kompetensi dalam bidang studinya. Pendidikan tinggi di Indonesia
menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif/IPK yang dinyatakan ke dalam skala 0,00
sampai dengan 4,00. IPK diperoleh dari perkalian angka kualitas dengan sks tiap
matakuliah yang hasilnya dibagi dengan total sks yang telah ditempuh sampai dengan
masa studi terakhir.
Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan Akademik dalam Sistem SKS UKSW
(2009), menjelaskan bahwa prestasi akademik adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
yang diperoleh sejak semester awal sampai dengan semester terakhir di mana mahasiswa terakhir kali registrasi kuliah, yang dinyatakan dengan angka kualitas nilai mulai
dari 0,00 sampai dengan 4,00. Istilah prestasi akademik dalam penelitian ini berkaitan

dengan indeks prestasi mahasiswa. Menurut Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan
Akademik dalam Sistem SKS UKSW (2009), setiap mahasiswa yang memasuki
perguruan tinggi pada akhir semester akan menerima laporan hasil studi untuk
mengetahui prestasi studi selama satu semester. Prestasi studi atau “academic achievement” merupakan perwujudan kemampuan dan upaya belajar mahasiswa dalam jangka
waktu tertentu.
Universitas Kristen Satya Wacana (2009) menetapkan pedoman nilai kelulusan
matakuliah sebagai berikut:
Kualitas
A
AB
B
BC
C
CD
D
E

Deskripsi
bagus sekali
lebih dari bagus

bagus
lebih dari cukup
cukup
kurang dari cukup
kurang
tidak lulus

Angka Kualitas
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0

Sedangkan dalam Yudicium Ujian Akhir Program, mahasiswa dinyatakan lulus
dengan kriteria berikut:


3

IPK – Indeks Prestasi Kumulatif
4,00
3,76 – 3,99
3,50 – 3,75
3,00 – 3,49
2,75 – 2,99
2,50 – 2,74
2,00 – 2,49

Predikat Kelulusan
Summa Cum Laude
Magna Cum Laude
Cum Laude
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Baik
Cukup


Pengertian Trait Kepribadian
Allport mengartikan kepribadian sebagai organisasi dinamis di dalam sistem
psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya dalam
menyesuaikan diri pada lingkungan. Bagi Allport, unit dasar kepribadian adalah trait
yang bersumber pada sistem saraf, yang menyatukan dan mengintegrasikan perilaku
sehingga seseorang melakukan pendekatan yang serupa (tujuan dan rencananya)
terhadap situasi yang berbeda. Namun, dua orang yang memiliki trait serupa,
mengekspresikannya dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat tiap
individu merupakan pribadi yang unik (Granderson dan Killen, 2009). Selanjutnya,
Burnett (2009) merumuskan kepribadian sebagai rangkaian perilaku yang dapat diramalkan, melalui rangkaian perilaku itu individu diidentifikasi, sedangkan personality
traits adalah dimensi perbedaan individual dalam wujud kecenderungan yang konsisten
dalam pola pikiran, perasaan dan tindakan seperti pemalu, pemarah atau ramah.
Getzfeld (April 2004) mengutip pandangan Allport yang menganggap central
trait, yaitu kumpulan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan individu sebagai
jendela menuju kepribadian seseorang, artinya individu hanya dapat dipahami secara
parsial jika memakai alat tes yang berbasis norma kelompok. Faktor genetik/bawaan
atau faktor lingkungan secara sendiri-sendiri tidak mampu menjadi faktor penentu
kepribadian, hanya melalui pengaruh timbal-balik faktor genetik dan lingkungan saja
yang memunculkan karakteristik kepribadian.
Costa dan McCrae (Mastuti, 2005) mendeskripsikan conscientiousness sebagai

berikut: 1) Kecukupan diri/self efficacy. 2) Keteraturan/orderliness. 3) Rasa tanggung
jawab/ dutifulness. 4) Hasrat berprestasi/achievement-striving. 5) Disiplin diri/selfdiscipline. 6) Kehati-hatian/cautiousness. Costa dan McCrae (Srivastava, 2009) mendeskripsikan conscientiousness sebagai taraf dapat dipercayainya seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, berorientasi pada pencapaian hasil guna atau

4

berhasrat untuk meraih prestasi, singkatnya seseorang yang bekerja-keras. Conscientiousness direpresentasikan ke dalam deskripsi frasa kepribadian sebagai berikut:
Competence (C1)
Order (C2)
Dutifulness (C3)
Achievement-striving (C4)
Self-discipline (C5)
Deliberation (C6)

:
:
:
:
:
:


Kesanggupan, efektifitas dan kearifat individu dalam bertindak.
Kemampuan individu mengorganisasi hidupnya.
Individu memegang erat prinsip hidup.
Aspirasi individu dalam mencapai prestasi.
Individu mampu mengatur diri sendiri.
Individu berpikir sebelum bertindak.

Oren dan Aghaee (2003) mendeskripsikan faktor kepribadian conscientiousness
selaras dengan perolehan skor tinggi dan skor rendah sebagai berikut:
Karakteristik mahasiswa
yang mendapat skor tinggi
Teratur, pekerja keras, dapat
diandalkan, disiplin, tepat
waktu, rapi, berhati-hati.

Faktor Kepribadian
Conscientiousness
Cenderung menetapkan tujuan
yang tinggi, meraih sukses bekerja, tekun, setia pada tugas;

sadar segi moral dan etika, bertindak dengan dorongan, lebih
mementingkan cara daripada
hasil kerja.

Karakteristik mahasiswa
yang mendapat skor rendah
Tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan, malas, mengambil keputusan tanpa berpikir panjang,
mudah menyerah, hedonistik
(sangat bernafsu).

METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 75 mahasiswa Program Studi S1 Bimbingan dan
Konseling FKIP - UKSW Salatiga Angkatan Tahun Akademik 2009 yang telah
menempuh yudicium ujian akhir pra wisuda pada periode tahun akademik 2013 - 2014.
Alat Pengumpul Data
Digunakan adaptasi The Big Five Inventory versi Oliver P. John (Srivastava,
2009) yang berisi 44 butir pernyataan dengan 5 alternatif jawaban dari Sangat Tidak
Setuju sampai dengan Sangat Setuju. Untuk butir-butir pengungkap faktor Conscientiousness validitas butir melalui Corrected Item-Total Correlation bergerak dari
0,311 sampai dengan 0,657. Reliabilitas Alpha Cronbach Faktor Kepribadian Conscientiousness sebesar 0,722 yang berarti reliabilitasnya andal pada kategori dapat diterima.

HASIL PENELITIAN
Analisis Data
Statistik deskriptif faktor kepribadian Conscientiousness Mahasiswa Program
Studi S1 Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW (N=75 orang) berada pada rerata skor
30,97 dengan simpangan baku sebesar 5,438, dengan skor terendah 18 dan skor

5

tertinggi 44. Berdasarkan statistik deskriptif tersebut, distribusi frekwensi faktor
kepribadian conscientiousness pada mahasiswa sebagai berikut:
(Kategori dan Rentang Skor)
Rendah (18 - 23)
Sedang (24 - 30)
Agak Tinggi (31 - 37)
Tinggi (38 - 44)
Jumlah

Frekwensi
9
23
36
7
75

Prosentase
12,0%
30,7%
48,0%
9,3%
100,0%

Prosentase Kumulatif
12,0%
42,7%
90,7%
100,0%

Berarti dapat dinyatakan pada faktor kepribadian conscientiousness, ada 23
mahasiswa (30,7%) berkategori sedang dan 36 mahasiswa (48,0%) agak tinggi conscientiousness-nya. Dengan demikian sebagian terbesar mahasiswa (59 orang mahasiswa/78,7%) berada pada kategori sedang sampai dengan agak tinggi faktor kepribadian conscientiousness, yaitu menghargai keteraturan, suka bekerja keras, dapat diandalkan, berdisiplin, tepat waktu, rapi dan berhati-hati.
Statistik deskriptif indeks prestasi kumulatif mahasiswa Program Studi S1
Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW (N=75 orang) berada pada rerata IPK 3,22
dengan simpangan baku sebesar 0,25, dengan IPK terendah 2,62 dan IPK tertinggi 3,91.
Berdasarkan statistik deskriptif tersebut, distribusi frekwensi Indeks Prestasi Kumulatif
mahasiswa dikemukakan sebagai berikut:
(Kategori dan Rentang IPK)
Baik
= 2,50 – 2,74
Memuaskan
= 2,75 – 2,99
Sangat Memuaskan = 3,00 – 3,49
Cum Laude
= 3,50 – 3,75
Magna Cum Laude = 3,76 – 3,99
Jumlah

Frekwensi
4
10
51
8
2
75

Prosentase
5,3%
13,3%
68,0%
10,7%
2,7%
100,0%

Prosentase Kumulatif
5,3%
18,7%
86,7%
97,3%
100,0%

Berarti dapat dinyatakan pada indeks prestasi kumulatif mahasiswa, ada 10
mahasiswa (13,3%) berkategori memuaskan IPKnya dan 51 mahasiswa (68,0%) sangat
memuaskan IPKnya. Dengan demikian sebagian terbesar mahasiswa (61 mahasiswa/
81,3%) berada pada kategori memuaskan sampai dengan sangat memuaskan IPK-nya.
Selanjutnya dilakukan analisis regresi sederhana sebagai berikut.
Descriptive Statistics
Mean

Std. Deviation

N

Indeks prestasi kumulatif akhir

3,2217

0,25262

75

Conscientiousness

30,97

5,438

75

6

Model Summaryb
Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the
Estimate

1

0,393a

0,155

0,143

0,23383

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness
b. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

0,731

1

0,731

13,370

0,000a

Residual

3,991

73

0,055

Total

4,722

74

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness
b. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1

B

Std. Error

(Constant)

2,656

0,157

Conscientiousness

0,018

0,005

Standardized
Coefficients
Beta

0,393

t

Sig.

16,896

0,000

3,657

0,000

a. Dependent Variable: Indeks prestasi kumulatif akhir studi

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara conscientiousness
dengan Indeks Prestasi Akademik 0,393 (Rxy = 0,393) dan angka signifikansinya adalah
0,000 (p = 0,000). Karena (p = 0,000 < 0,01), disimpulkan ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara Conscientiousness dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP - UKSW. Faktor kepribadian conscientiousness signifikan
berhubungan dengan Prestasi Akademik yang memberi sumbangan efektif sebesar
15,5% (berasal dari hasil kuadrat dari nilai r conscientiousness) terhadap varians IPK
Mahasiswa. Sedangkan 84,5% varians IPK diprediksi oleh variabel-variabel yang lain.
Standard Error of the Estimate sebesar 0,23383 yang lebih kecil dari standar
deviasi 0,25262 sehingga model regresi layak digunakan. Dengan demikian melalui
regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bX = 2,656 + 0,393 X
Keterangan: Y = IPK akhir mahasiswa;

7

X = Faktor kepribadian conscientiousness;
R2 = 0,155; Multiple R = 0,393.
Dari persamaan regresi di atas, diperoleh nilai a (intersep) 2,656 yang berarti
jika tidak ada faktor kepribadian conscientiousness, maka prestasi akademik mahasiswa
adalah sebesar 2,656. Nilai koefisien regresi untuk conscientiousness sebesar 0,393
menunjukkan tiap peningkatan (karena tanda +) satu satuan pada faktor kepribadian
conscientiousness meningkatkan kontribusi positif terhadap prestasi akademik
mahasiswa sebesar 0,393 satuan.
Nilai koefisien determinasi (R2) = 0,155 yang berarti 15,5% IPK mahasiswa
dapat diramalkan oleh faktor kepribadian conscientiousness; sementara sisanya sebesar
84,5% diramalkan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Besarnya nilai koefisien
korelasi (Multiple R) = 0,393 berarti ada hubungan bertaraf sedang antara faktor
kepribadian conscientiousness dengan IPK akhir studi mahasiswa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Penulis mensejajarkan telaah faktor kepribadian mahasiswa dengan karakteristik
mahasiswa terbaik dan terburuk (Simonton, 2009) sebagai berikut.
Faktor Kepribadian Conscientiousness
Mahasiswa Terbaik
1) Menyiapkan diri sebaik-baiknya sebelum
kuliah dimulai dengan mencari buku teks,
silabus dan SAP dari website.
2) Merancang ekstensif jadwal belajar dan
meninjau bahan kuliah termasuk memanfaatkan media audiovisuals.
3) Secara seksama mempelajari bahan dan
tugas kuliah, membuat daftar pertanyaan
pendalaman berdasarkan buku teks.

Mahasiswa Terjelek
1) Menghimpun buku-buku teks tetapi malas
mempelajarinya.
2) Tidak membuat jadwal belajar.
3) Masuk ruang kuliah tanpa persiapan yang
matang.
4) Rendah kwalitas susunan tugas kuliah dan
kurang teliti sewaktu memeriksa kembali
tugas kuliah sebelum diserahkan kepada
dosen.

Keluhan yang muncul dengan merujuk pada perolehan skor yang rendah conscientiousness
yaitu: 1) Rendah kwalitas mahasiswa dalam menyusun catatan kuliah. 2) Rendah kwalitas
susunan tugas kuliah. 3) Rendah pemanfaatan waktu kuliah karena mahasiswa terlambat
masuk ruang kuliah dan meninggalkan ruang kuliah sebelum waktunya. 4) Pengerjaan tugas
dan jawaban atas soal-soal tes mahasiswa kurang berkwalitas.
Kemungkinan masalah yang ditemukan dengan merujuk pada skor tinggi conscientiousness
mahasiswa, yang memberi kesan seolah-olah mahasiswa berperilaku obsessive-compulsive,
yaitu sebagian besar pikiran dan perilaku mahasiswa tercurah pada kuliah. Dapat diduga
kejadian ini memanifestasikan gejala neuroticism pada mahasiswa tersebut.

Hakimi (2011) mengemukakan temuan yang berbeda dari hasil penelitian ini.
Hakimi menegaskan faktor kepribadian menyumbang 48% varian dalam hubungannya

8

dengan IPK pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Universitas Tehran,
yang mengungkapkan faktor conscientiousness memprediksi 39% variasi IPK. Tetapi
Noftle dan Robins (2007) mengemukakan hasil penelitian yang senada dengan temuan
penelitian ini. Noftle dan Robins mengemukakan faktor kepribadian conscientiousness
berhubungan secara signifikan dengan variasi IPK mahasiswa Fakultas Psikologi,
Universitas California. Nilai korelasi conscientiousness dengan IPK sebesar 0,220 (r =
0,220 dengan P < 0,01).

PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini menghasilkan persamaan matematis sebagai berikut:
Y = a + bX = 2,656 + 0,393 X,
Di mana R2 = 0,155; Multiple R = 0,393. Hasil analisis menunjukkan 15,5%
IPK Akhir Mahasiswa Program Studi S-1 Bimbingan dan Konseling dapat diramalkan
oleh faktor kepribadian conscientiousness; sementara sisanya sebesar 84,5% diramalkan
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Besarnya koefisien korelasi (Multiple R) =
0,393 berarti ada hubungan bertaraf sedang antara faktor kepribadian conscientiousness
dengan IPK akhir studi mahasiswa.
Saran
Berdasarkan telaah, bahasan dan kesimpulan, diajukan saran berikut:
Temuan model matematis untuk meramalkan IPK akhir mahasiswa mengisyaratkan agar dosen perlu tekun mengembangkan conscientiousness mahasiswa, terutama
daya juang dan kemauan untuk tekun belajar serta meningkatkan kebutuhan berprestasi
yang didukung oleh kegiatan belajar secara terstruktur dan kegiatan belajar mandiri.
Mahasiswa perlu menyiapkan diri menjadi konselor yang bermutu sebagai bagian
persiapannya melayani siswa dan warga masyarakat. Penelitian selanjutnya dapat menggabungkan variabel yang sesuai bagi upaya pembulatan penyiapan mahasiswa calon
konselor seperti self-efficacy, self-esteem atau self-disclosure mahasiswa.

9

DAFTAR PUSTAKA
Burnett, Sarah. 2009. Trait Perspective of Personality.ppt. Http://www.toodoc.com/Personality-Traits-ppt.html. Diunduh 15 Januari 2015.
Deasyana. 2008. Hubungan Trait Kepribadian dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa
Unika Atma Jaya Jakarta. Skripsi. Jakarta: Progam Studi Psikologi Unika Atma
Jaya.
Getzfeld, A. April 2004. Personality. Http://www.littlehoop.edu/people/syoung/Psychology111/notes/psy_chapter_10.ppt. Diunduh 15 Januari 2015.
Granderson, K. and Killen, T. 2009. Trait/Dispositional Theory. http://www.uiowa.
edu/~c07p315/spring2004/ppt/trait_personality_theory.ppt.#256,1. Diunduh 15
Januari 2015.
Hakimi, S., et al. 2011. The Relationships Between Personality Traits and Student’s
Academic Achievement. Journal of Social and Behavioral Sciences, Volume 29.
www.elsevier.com. Diunduh 15 Januari 2015.
Komarraju, M., et al. 2009. Role of the big five personality traits in predicting college
student’s academic motivation and achievement. Journal of Learning and Individual Differences, Volume 19. www.elsevier.com. Diunduh 15 Januari 2015.
Mastuti, Endah. 2005. Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five (Adaptasi dari
IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
INSAN Vol. 7 No. 3, Desember 2005.
Noftle, Erik and Robins, R. 2007. Personality predictors of academic outcomes: big five
correlates of GPA and SAT scores. Journal of Personality and Social Psychology, Volume 93. Http://web.ebscohost.com. Diunduh 15 Januari 2015.
Oren, T. and Aghaee, N.G. 2003. Personality representation processable in fuzzy logic
for human behavior simulation. 2003 Summer Computer Simulation Conference.
Montreal, PC Canada, July 20-24, 2003. http://www.site.uottawa.ca/~oren.
Diunduh 15 Januari 2015.
Popkins, Nathan C. 2001. The Five-Factor Model: Emergence of a Taxonomic Model
for Personality Psychology. Northwestern University. Http://northwestern.edu.
Diunduh 15 Januari 2015.
Simonton, D. K. 2009. Great Teachers and the Big Five. Http://psychology.
ucdavis.edu. Diunduh 15 Januari 2015.
Srivastava, S. 2009. Measuring the Big Five Personality Factors. http://www.
uoregon.edu/~sanjay/bigfive.html. Diunduh 15 Januari 2015.
Universitas Kristen Satya Wacana. 2009. Peraturan Penyelenggaraan Kegiatan Akademik dalam Sistem Kredit Semester UKSW Salatiga. Salatiga: UKSW.

10

Dokumen yang terkait