PERATURAN KAPOLRI NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENENTUAN STATUS GUGUR TEWAS HILANG DAN MENINGGAL DUNIA BIASA DAL

Hsl Rapat tgl 6 Nov 07

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA PENENTUAN STATUS GUGUR, TEWAS, HILANG
DAN MENINGGAL DUNIA BIASA DALAM TUGAS
BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

: bahwa dalam rangka menetapkan status gugur, tewas, hilang dan
meninggal dunia biasa dalam tugas bagi anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia tentang Tata Cara Penentuan Status
Gugur, Tewas, Hilang Dan Meninggal Dunia Biasa Dalam Tugas Bagi
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Mengingat


: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168);
Keputusan Presiden Nomor 70 tahun 2002 tentang Organisasi dan
2. Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TENTANG TATA CARA PENENTUAN STATUS
GUGUR, TEWAS, HILANG DAN MENINGGAL DUNIA BIASA
DALAM TUGAS BAGI ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1.


Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri.
2. Tugas .....

2.

Tugas Kepolisian adalah tugas sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan

2
perundang-undangan.
3.

Lawan adalah para pelaku pelanggar hukum atau tindak pidana.

4.

Gugur adalah meninggal dunia dalam tugas Kepolisian, sebagai akibat dari
tindakan langsung lawan atau yang menentang negara atau pemerintahan yang
sah.


5.

Tewas adalah meninggal dunia dalam menjalankan tugas Kepolisian atau dalam
keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas.

6.

Hilang dalam tugas adalah keadaan anggota Polri pada saat melaksanakan tugas
Kepolisian, tidak diketahui keberadaannya dan tidak diketahui apakah masih hidup
atau telah meninggal dunia.

7.

Meninggal dunia biasa adalah meninggal dunia karena sebab tertentu yang bukan
karena sedang menjalankan tugas atau karena hubungannya dengan pelaksanaan
dinas.

8.

Atasan langsung adalah anggota Polri yang karena jabatannya mempunyai

wewenang langsung terhadap bawahan yang dipimpinnya.

9.

Operasi Kepolisian adalah kegiatan penggunaan kekuatan Polri dan/atau kekuatan
di luar Polri yang disusun dan diorganisasikan sesuai dengan sasaran yang
dihadapi, dilaksanakan dalam waktu tertentu dengan menggunakan pola operasi
tertentu yang didukung dengan administrasi, logistik dan alokasi anggaran.

10.

Tindakan langsung lawan adalah tindakan yang dilakukan oleh lawan yang
ditujukan kepada anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas Kepolisian, yang
dapat menimbulkan resiko terhadap jiwa, raga dan harta benda.

11.

Ahli waris adalah suami atau istri dan anak-anaknya yang sah atau disahkan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.


12.

Kepala Kesatuan Kerja yang selanjutnya disingkat Kasatker.

13.

Korban adalah anggota Polri yang gugur/tewas/hilang/meninggal dunia biasa.

14.

Tim Peneliti adalah Pejabat Polri yang ditunjuk Kapolri sebagai tim atau kelompok
untuk melakukan tugas meneliti dan mengkaji terjadinya peristiwa dan persyaratan
guna menentukan status anggota Polri yang meninggal dunia dalam tugas
Kepolisian.
Pasal 2

Anggota Polri yang meninggal dunia dalam dinas dan/atau panggilan tugas Kepolisian, dapat
ditentukan statusnya sebagai anggota Polri yang:
a.
gugur;

b.
tewas;
c.
hilang; atau
d.
meninggal dunia biasa.
BAB II .....
BAB II

3
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Status Gugur
Pasal 3
(1)

Status gugur diberikan kepada anggota Polri yang meninggal dunia karena:
a.
sedang melaksanakan tugas kepolisian; dan
b.

akibat tindakan langsung lawan atau yang menentang negara/pemerintahan
yang sah.

(2)

Persyaratan administrasi bagi anggota Polri untuk penentuan status gugur adalah:

(3)

a.

laporan pelaksanaan tugas dan laporan kronologis kejadian yang dibuat dan
ditandatangani oleh atasan langsung korban kepada Kapolda di satuan
Kewilayahan atau Kasatker di lingkungan Mabes Polri;

b.

fotokopi Surat Keputusan pengangkatan pertama sebagai anggota Polri dan
Surat Keputusan tentang penempatan, pangkat dan jabatan terakhir sebagai
anggota Polri;


c.

fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) Polri;

d.

kartutanda peserta Asabri;

e.

surat keterangan kematian/visum et repertum dari dokter yang berwenang;

f.

fotokopi surat nikah dan kartu penunjukan suami/istri bagi anggota Polri yang
sudah berkeluarga;

g.


fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, dan surat keterangan
ahli waris;

h.

rekomendasi dari Kapolda/Kasatker yang bersangkutan kepada Kapolri.

Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), apabila diperlukan dapat
dilengkapi dengan persyaratan:
a.

surat perintah tugas dari pejabat yang berwenang, bila sedang dalam tugas
operasi;

b.

berita acara pemeriksaan keterangan saksi;

c.


surat keterangan/foto tempat kejadian perkara (TKP).
Bagian Kedua
Status Tewas
Pasal 4

(1)

Status tewas diberikan kepada anggota Polri yang meninggal dunia karena:
a.
sedang melaksanakan tugas kepolisian tetapi bukan akibat tindakan langsung
lawan; atau
b.

tidak sedang melaksanakan tugas kepolisian namun sebagai akibat tindakan
langsung lawan.
(2) Dikecualikan ......

4
(2)


Dikecualikan pemberian status tewas bagi anggota Polri yang meninggal dunia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), karena:
a.
sakit; atau
b.
melakukan perbuatan tercela dan perbuatan melanggar hukum.

(3)

Persyaratan administrasi bagi anggota Polri untuk penentuan status tewas adalah:
a.

laporan pelaksanaan tugas dan laporan kronologis kejadian yang dibuat dan
ditandatangani oleh atasan langsung korban kepada Kapolda di satuan
Kewilayahan atau Kasatker di lingkungan Mabes Polri;

b.

fotokopi Surat Keputusan pengangkatan pertama sebagai anggota Polri dan
Surat Keputusan tentang penempatan, pangkat, dan jabatan terakhir sebagai
anggota Polri;

c.

fotokopi KTA Polri;

d.

kartutanda peserta Asabri;

e.

surat keterangan kematian/visum et repertum dari dokter yang berwenang;

f.

fotokopi surat nikah dan kartu penunjukan suami/istri bagi anggota Polri yang
sudah berkeluarga;

g.

fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan surat keterangan ahli waris;

h.

rekomendasi dari Kapolda/Kasatker yang bersangkutan kepada Kapolri.
Bagian Ketiga
Status Hilang
Pasal 5

(1)

Status hilang diberikan kepada anggota Polri dengan
melaksanakan tugas namun tidak diketahui keberadaannya.

ketentuan

sedang

(2)

Status hilang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelah dilakukan
upaya pencarian selama 1 (satu) tahun, namun tidak diketemukan.

(3)

Persyaratan administrasi bagi anggota Polri untuk penentuan status hilang adalah:
a.

laporan pelaksanaan tugas dan laporan kronologis kejadian yang dibuat dan
ditandatangani oleh atasan langsung korban kepada Kapolda di satuan
Kewilayahan atau Kasatker dilingkungan Mabes Polri;

b.

fotokopi surat keputusan pengangkatan pertama sebagai anggota Polri dan
Surat Keputusan tentang penempatan, pangkat dan jabatan terakhir sebagai
anggota Polri;

c.

fotokopi KTA Polri;

d.

kartutanda peserta Asabri;

e.

fotokopi surat nikah dan kartu penunjukan suami/istri bagi anggota Polri yang
sudah berkeluarga;

f.

fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan surat keterangan ahli waris;

g.

rekomendasi dari Kapolda/Kasatker yang bersangkutan kepada Kapolri.
Bagian Keempat .....

5
Bagian Keempat
Format Laporan
Pasal 6
Format laporan tentang kronologis kejadian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
huruf a, Pasal 4 ayat (3) huruf a, dan Pasal 5 ayat (3) huruf a tercantum dalam lampiran yang
tidak terpisahkan dengan peraturan ini.
Bagian Kelima
Meninggal Dunia Biasa
Pasal 7
(1)

Anggota Polri dinyatakan meninggal dunia biasa apabila tidak memenuhi persyaratan
status gugur, tewas, dan hilang, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan
Pasal 5.

(2)

Persyaratan administrasi bagi anggota Polri yang meninggal dunia biasa sebagai
berikut:
a.

laporan kematian secara berjenjang dari:
1.
Polres kepada Polda, bagi korban yang bertugas dikewilayahan;
2.
Polda/Satker Mabes Polri kepada Kapolri, bagi korban yang bertugas di
Mabes Polri atau BKO;

b.

surat keterangan kematian dari dokter yang berwenang (visum et repertum);
atau

c.

berita acara pemeriksaan keterangan saksi.
BAB III
TATA CARA PENGUSULAN
Bagian Kesatu
Gugur dan Tewas
Pasal 8

(1)

Tata cara pengusulan status gugur atau tewas bagi anggota Polri sebagai berikut:
a.

atasan langsung korban secara berjenjang melaporkan tentang kejadian
anggota Polri yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugas, dengan
melampirkan laporan kejadian secara kronologis kepada:
1.

Kasatker bagi korban yang bertugas di lingkungan Mabes Polri;

2.

Kapolda bagi korban yang bertugas di kewilayahan, termasuk anggota
Polri yang diperbantukan pada tugas operasi kepolisian di kewilayahan;
b. berdasarkan .....

6
b.

(2)

berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kasatker/Kapolda
mengusulkan kepada Kapolri u.p. De SDM Kapolri untuk mendapatkan
penetapan status gugur atau tewas.

Dalam hal anggota Polri yang meninggal dunia dalam tugas biasa, Kasatker/ Kapolda
dapat menetapkan status sebagai meninggal dunia biasa dan melaporkan kepada
Kapolri u.p. De SDM Kapolri.
Bagian Kedua
Hilang
Pasal 9

(1)

Tata cara pengusulan status hilang bagi anggota Polri adalah:
a.

atasan langsung korban secara berjenjang melaporkan tentang kejadian
adanya anggota Polri yang hilang dalam tugas, dengan melampirkan kronologis
kejadian kepada:
1.

Kasatker bagi korban yang bertugas di lingkungan Mabes Polri;

2.

Kapolda bagi korban yang bertugas di kewilayahan, termasuk anggota
Polri yang diperbantukan pada tugas operasi kepolisian di kewilayahan;

b.

berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, Kasatker/Kapolda
menerbitkan Surat Perintah tentang Pencarian Orang Hilang dengan tenggang
waktu selama 1 (satu) tahun dan selama masa pencarian, hak-haknya tetap
diberikan secara penuh;

c.

setelah masa pencarian berakhir dan anggota Polri tersebut belum ditemukan,
maka Kasatker/Kapolda membuat surat pernyataan bahwa anggota Polri
tersebut telah hilang dan dinyatakan meninggal dunia;

d.

berdasarkan bukti-bukti dan keterangan saksi yang diperoleh selama
pencarian, Kasatker/Kapolda mengusulkan kepada Kapolri u.p. De SDM
Kapolri untuk menerbitkan Keputusan tentang Penetapan status gugur, tewas
atau meninggal dunia biasa dengan memberikan hak-haknya sesuai ketentuan
yang berlaku.

(2)

Apabila dikemudian hari anggota Polri yang hilang dan telah dinyatakan gugur, tewas
atau meninggal dunia biasa ditemukan masih hidup, maka dilakukan peninjauan
kembali atas Keputusan Kapolri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dan
diadakan penelitian personel dan diproses sesuai ketentuan yang berlaku untuk
menetapkan statusnya lebih lanjut
serta menghitung kembali hak-hak yang
seharusnya diterima.

(3)

Penelitian personel sebagaimana dimaksud pada ayat (2), digunakan untuk
menentukan status anggota Polri yang hilang dan telah dinyatakan gugur, tewas atau
meninggal dunia biasa, dalam rangka:
a.
rehabilitasi;
b.
Pemberhentian Dengan Hormat (PDH);
c.
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
(4) Apabila .....

7

(4)

Apabila anggota Polri yang hilang dalam tugas diketemukan jasadnya selama masa
pencarian, maka Kasatker/Kapolda melakukan penelitian sebab-sebab kematiannya,
dan diusulkan kepada Kapolri u.p. De SDM Kapolri untuk menerbitkan Keputusan
tentang Penetapan status sebagai anggota Polri yang telah gugur, tewas atau
meninggal dunia biasa.

(5)

Format Keputusan Kapolri tentang Penentuan Status gugur dan tewas sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dengan peraturan ini.
Bagian Ketiga
Penentuan Status
Paragraf 1
Tingkat Kewilayahan
Pasal 10

(1)

Penentuan status gugur, tewas, hilang dan meninggal dunia biasa dalam tugas
diusulkan oleh Kapolda kepada Kapolri, berdasarkan rekomendasi hasil rapat/sidang
Tim Peneliti Tingkat Polda yang dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani
oleh:
a.
Ketua;
b.
Wakil Ketua;
c.
Sekretaris dan anggota.

(2)

Pengusulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai saran pertimbangan
dengan melampirkan kelengkapan persyaratan administrasi dan daftar nama sesuai
status masing-masing anggota Polri tersebut.
Paragraf 2
Tingkat Mabes Polri
Pasal 11

(1)

Penentuan status gugur, tewas, meninggal dunia biasa dan hilang dalam tugas yang
dihasilkan Tim Peneliti Tingkat Mabes Polri dituangkan dalam berita acara hasil rapat,
ditanda tangani oleh:
a.
Ketua;
b.
Wakil Ketua;
c.
Sekretaris dan anggota.

(2)

Berita acara hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan saran
pertimbangan dan rekomendasi, kelengkapan administrasi serta daftar nama para
korban baik anggota Polri dari Polda maupun dari Satker Mabes Polri untuk bahan
penerbitan Keputusan Kapolri tentang Penetapan Status gugur, tewas, hilang dan
meninggal dunia biasa.
Bagian …..

8
Bagian Keempat
Mekanisme
Pasal 12
(1)

Dalam rangka penentuan status gugur, tewas, hilang dan meninggal dunia biasa
dalam pelaksanaan tugas, fungsi personel pada tingkat kewilayahan melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a.

b.

(2)

(3)

Polwil/Polwiltabes/Poltabes/ Polres/Ta:
1.
menerima laporan tentang anggota yang meninggal dunia dan hilang
dalam tugas Kepolisian;
2.

melakukan koordinasi dengan fungsi/instansi terkait;

3.

mengkoordinasikan dengan ahli waris korban;

4.

membuat laporan dan mengusulkan status korban kepada Kapolda u.p.
Karo Pers;

Polda:
1.
menerima laporan tentang anggota yang meninggal dunia dan hilang
dalam tugas Kepolisian;
2.

mempelajari dan menelaah laporan kronologis kejadian dari atasan
langsung korban;

3.

melakukan koordinasi dengan fungsi/instansi terkait;

4.

mengkoordinasikan dengan ahli waris korban;

5.

menyusun dan menyiapkan kelengkapan persyaratan administrasi dalam
rangka pelaksanaan rapat tingkat kewilayahan;

6.

membuat laporan dan mengusulkan status korban kepada Kapolri u.p.
De SDM Kapolri sesuai hasil rapat Tim Peneliti.

Dalam rangka penentuan status gugur, tewas, hilang dan meninggal dunia biasa
dalam pelaksanaan tugas, fungsi personel pada satuan kerja di lingkungan Mabes
Polri, melakukan kegiatan sebagai berikut:
a.
menerima laporan tentang anggota yang meninggal dunia dan hilang dalam
tugas Kepolisian;
b.

melakukan koordinasi dengan fungsi/instansi terkait;

c.

mengkoordinasikan dengan ahli waris korban;

d.

mempelajari dan menelaah laporan kronologis kejadian dari atasan langsung
korban, serta menyiapkan kelengkapan persyaratan administrasi;

e.

membuat laporan dan mengusulkan status korban kepada Kapolri u.p. De SDM
Kapolri.

Karo Binjah Polri setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2), segera melakukan kegiatan sebagai berikut :
a.
mempelajari dan menelaah laporan Kapolda/Kasatker yang mengusulkan
status anggota Polri yang meninggal;
b. meneliti .....

9
b.

meneliti kelengkapan persyaratan administrasi dan laporan kronologis kejadian
yang menyebabkan anggota Polri meninggal dunia atau hilang dalam tugas
Kepolisian;

c.

melakukan koordinasi dengan fungsi/instansi terkait;

d.

menyiapkan bahan rapat dan mengkoordinasikan dengan Tim peneliti untuk
membahas laporan dan usulan Kapolda/Kasatker, pada sidang tingkat Mabes
Polri guna menentukan status korban;

e.

menyusun laporan dan menyiapkan kelengkapan persyaratan administrasi
serta melaporkan hasil pelaksanaan rapat tingkat Mabes Polri kepada Kapolri
sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing Tim Peneliti;

f.

menyiapkan rancangan Keputusan Kapolri tentang Penetapan Status Gugur,
Tewas atau Meninggal dunia biasa sesuai hasil rapat Tim Peneliti tingkat
Mabes Polri untuk disahkan Kapolri.
BAB IV
TIM PENELITI
Bagian Kesatu
Tingkat Mabes Polri
Pasal 13

(1)

Susunan Tim Peneliti tingkat Mabes Polri terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

(2)

Penasehat
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota

:
:
:
:
:

Wakapolri;
De SDM Kapolri;
Karo Binjah Polri;
Kabag Jahmat Ro Binjah Polri;
1. Irwil Itwasum Polri;
2. Kapuspaminal Div Propam Polri;
3. Kapusdokkes Polri;
4. Karopsikologi Polri;
5. Karorenmin Babinkam Polri;
6. Wakadivbinkum Polri;
7. Pejabat lain yang ditunjuk.

Tugas dan Kewajiban Tim Peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. melaksanakan koordinasi dengan Kasatker/ Kapolda dan fungsi terkait untuk
mempersiapkan rapat tim peneliti;
b. mempelajari dan meneliti berkas usulan dan persyaratan administrasi dari
Kasatker/Kapolda;
c. melaksanakan rapat untuk membahas dan menghadirkan saksi yang
berkompeten untuk menentukan status korban;
d. membuat rekomendasi penetapan status korban yaitu gugur, tewas dan
meninggal dunia biasa atau hilang dalam tugas;
e. mengesahkan status gugur, tewas dan meninggal dunia biasa;
f. membuat dan menandatangani berita acara hasil rapat.
Pasal ......

10

Pasal 14
(1)

Anggota Tim Peneliti yang tidak setuju terhadap putusan hasil rapat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf e, tetap harus menandatangani keputusan
hasil rapat.

(2)

Ketidaksetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita
acara hasil rapat.
Bagian Kedua
Tingkat Polda
Pasal 15

(1)

Susunan Tim Peneliti Tingkat Polda terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

(2)

(3)

Penasehat
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota

:
:
:
:
:

Kapolda;
Wakapolda;
Irwasda;
Karo Pers;
1. Karo Ops;
2. Kabidpropam;
3. Dir Intelkam;
4. Kabiddokkes;
5. Irbid Bin Itwasda;
6. Kabag Psikologi Ro Pers;
7. Pejabat lain yang ditunjuk.

Tugas dan Kewajiban Tim Peneliti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a.

melaksanakan koordinasi dengan fungsi terkait untuk mempersiapkan rapat
tim peneliti;

b.

mempelajari dan meneliti berkas usulan dan persyaratan administrasi dari
Kasatker pada Polda;

c.

melaksanakan rapat untuk membahas dan menghadirkan saksi yang
berkompeten untuk menentukan status korban;

d.

membuat rekomendasi penetapan status korban yaitu gugur, tewas, hilang dan
meninggal dunia biasa dalam tugas kepada Kapolda untuk bahan pengusulan
kepada Kapolri;

e.

membuat dan menanda tangani berita acara hasil rapat.

Format berita acara hasil rapat sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak
terpisahkan dengan peraturan ini.
BAB V .....

11

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pada saat peraturan ini mulai berlaku, Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/371/III/2001
tanggal 16 Maret 2001 tentang Naskah Sementara Buku Petunjuk Administrasi Anggota
Polri Yang Dinyatakan Gugur, Tewas, Hilang Dan Meninggal Dunia Biasa, dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini.
Pasal 17
Peraturan Kapolri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Kapolri ini ditempatkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 5 Desember

2007

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Drs. SUTANTO
JENDERAL POLISI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal
2007

Paraf :

MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA,

2. De SDM Kapolri

1. Konseptor / Karo Binjah : Vide Draft
: Vide Draft

3. Kadivbinkum Polri : ………………..
4. Kasetum Polri : …………………

ANDI MATTALATTA

5. Wakapolri : ………………………

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

NOMOR

12

a.

bahwa sesuai dengan sifat, tugas bidang kepolisian, maka dalam melaksanakan
tugasnya anggota kepolisian banyak dihadapkan kepada tantangan dan ancaman
yang berisiko tinggi baik terhadap jiwa dan raga setiap anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia;

b.

bahwa sebagai wujud penghargaan kepada anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, khususnya yang gugur, tewas, hilang, meninggal dunia yang disebabkan
oleh karena dinas dan/atau panggilan tugas Kepolisian, kepada keluarganya diberikan
santunan;

c.

bahwa dalam rangka penentuan status gugur, tewas, hilang, meninggal dunia yang
disebabkan oleh karena dinas dan/atau panggilan tugas Kepolisian, diperlukan kriteria
dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang gugur, tewas, hilang, meninggal dunia;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebgaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
tentang Tata Cara Penentuan Status Gugur, Tewas, Hilang dan Meninggal Dunia
Biasa Dalam Tugas Bagi Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;

Hasil rekomendasi diberikan kepada siapa?
Ketentuan Lain-lain

13

Apabila terjadi perubahan struktur organisasi baik di tingkat pusat dan/atau di tingkat
kewilayahan, maka jabatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 14 dan Pasal 16
menyesuaikan dengan ketentuan yang baru
Pasal 6
Bagian Keempat
Meninggal Dunia Biasa
Pasal 7

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2007
TENTANG

STANDAR KOMPONEN PENDIDIKAN
UNTUK PENDIDIKAN PEMBENTUKAN DAN
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN
DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

BAB II

TABEL STRUKTUR KURIKULUM
1.

RANGKA PELAJARAN POKOK

2.

SILABUS

STANDAR BIAYA OPERASIONAL
1.

DIKTUKBRIP POLRI.

2.

DIKBANGUM (SELABRIP/SECAPA).

3.

DIKBANGUM (SELAINS/SELAPA).

4.

DIKBANGSPES BRIP/PNS SETINGKAT.

5.

DIKBANGSPES INSPEKTUR/PNS SETINGKAT.

6.

KOMISARIS POLISI/PNS SETINGKAT.

/ BAB I ...........

2

BAB I
TABEL STRUKTUR KURIKULUM
1.

Rangka Pelajaran Pokok

KOP KESATUAN

RANGKA PELAJARAN POKOK
NO

MATA PELAJARAN

JML JP

1

2

3

I
4

TAHAP
II
5

III
6

KET
7

2. Silabus .....

3
2. Silabus
KOP KESATUAN

SILABUS
MAPEL
KODE
ALOKASI WAKTU

:
:
:

STANDAR
KOMPE
TENSI

KOMPE
TENSI DASAR

INDI
KATOR

MATERI
POKOK

PENGALAMAN
BELAJAR

SARANA /
SUMBER
BELAJAR

PENILAIAN JENIS /
BENTUK

1

2

3

4

5

6

7

BAB II .....

4
BAB II
STANDAR BIAYA OPERASIONAL
1. Diktukbrip
KOP KESATUAN

STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PEMBENTUKAN BRIGADIR POLRI
(DIKTUKBRIP)
STANDARD
NO

I

JENIS KEBUTUHAN

KECUALI WILAYAH
NAD, NTT, MALUKU,
MAL UT DAN PAPUA

KHUSUS WILAYAH
NAD, NTT, MALUKU,
MALUT DAN PAPUA

DISALURKAN

2,097,000

2,320,000

A.

664,000
559,000
500,000
7,000
7,000
42,000
3,000
105.000
100.000
5.000
1,433,000
900,000
750,000
150,000
165,000
125,000
15,000
10,000
5,000
10,000
37,000
7,000
30,000
93,000
15,000
20.000
32,000
16,000
10,000

732,000
616,000
550.000
8,000
8,000
46,000
4,000
116.000
110.000
6.000
1,588,000
990,000
825,000
165,000
182,000
137,000
17,000
11,000
6,000
11,000
43,000
10,000
33,000
113,000
22,000
24000
35,000
20,000
12,000

B.

BELANJA PEGAWAI
1
HONORARIUM
a.
Mengajar
b.
Buat Naskah
c.
Buat Soal
d.
Mengawasi Ujian
e.
Koreksi
2
HONOR MENTOR & SUPERVISOR
a.
Honor Mentor
b.
Honor Supervisor
BELANJA BARANG
1
MAKAN DIKTUK
a.
ULP Pendidikan
b.
Extra Fooding Siswa
2
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alat Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3
KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4
DUKUNGAN
a.
Alin/Alongin
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Up. Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi

5. KEBUTUHAN .…..

5

1

II

2
5
KEBUTUHAN KEBERSIHAN
a. Fasdik
b. Alsatri
c.
Alins/Alongins
6
ADMINISTRASI
a. Tata Usaha
b. Rapat/Evaluasi
7
LATIHAN PRAKTEK LAPANGAN
a. Koord dan Orientasi
b. Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d. Perjalanan Peserta Didik
e. Ganti Rugi
8
KEGIATAN KHUSUS
a. Karya tulis
b. Seminar
c.
Peninjauan ObJek Penting
d. Penataran
e. Giat khusus lainnya
9
PENGASUHAN
Pengasuhan
10 CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
DIPUSATKAN
1
SUSUN BIJAK BIDANG DIK
a. Binsisjemen Dik
b. Evadasi
2
SUSUN HANJAR/KURIKULUM
3
GIAT PATMA BA
JUMLAH KESELURUHAN

3

4
60,000
25,000
17,000
18,000
28,000
15,000
13,000
60,000
25,000
10,000
15.000
31,000
31,000
34,000
201,000
50,000
35.000
15.000
6,000
145,000

64,000
27,000
18,000
19,000
29,000
15,000
14,000
66,000
29,000
11,000
18,000
32,000
32,000
40,000
201,000
50,000
35.000
15.000
6,000
145,000

2,343,000

2,570,000

2. Dikbangum .....

6
2. Dikbangum
KOP KESATUAN
STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN UMUM
(SELABRIP ATAU SECAPA)

NO
I

JENIS KEBUTUHAN

STANDAR

DISALURKAN

2,017,000

A.

562,000
562,000
500,000
10,000
10,000
39,000
3,000
1,455,000
900,000
750,000
150,000
110,000
75,000
15,000
5,000
5,000
10,000
47,000
7,000
40,000
44,000
10,000
6,000
8,000
10,000
10.000
58,000
25,000
15,000
18.000
30,000
15,000
15,000

B.

BELANJA PEGAWAI
1
HONORARIUM
a.
Mengajar
b.
Buat Naskah
c.
Buat Soal
d.
Mengawasi Ujian
e.
Koreksi
BELANJA BARANG
1
MAKAN DIK
a.
ULP Pendidikan
b.
Extra Fooding Siswa
2
KEBUTUHAN PESERTA DIKDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alat Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3
KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4
DUKUNGAN
a.
Alins/Alongins
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Upacara Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi
5
KEBUTHAN KEBERSIHAN
a.
Fasdik
b.
Alsatri
c.
Alins/Alongins
6
ADMINISTRASI
a.
Tata Usaha
b.
Rapat/Evaluasi

KET

7. LATIHAN ..…

7

1
7

8

9
10
11
II

2
LATIHAN PRAKTEK LAPANGAN
a.
Koord & Orientasi
b.
Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d.
Perjalanan Siswa
e.
Ganti Rugi
KEGIATAN KHUSUS
a.
Karya Tulis
b.
Seminar
c.
Peninjauan Objek Penting
d.
Penataran
e.
Giat Khusus lainnya.
PENGASUHAN
Pengasuhan
CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
PERJALANAN
Biaya Perjalanan Pulang Siswa

DIPUSATKAN
1
SUSUN BIJAK BIDANG DIK
2
SUSUN HANJAR DAN KUR
JUMLAH KESELURUHAN

3

4
75,000
10,000
15,000
15,000
25,000
10,000
26,000
6.000
20,000
15,000
15,000
25,000
25,000
125,000
125,000
50,000
30,000
20,000
2,067,000

3. Dikbangum ....

8

3. Dikbangum (Selains/Selapa)
KOP KESATUAN
STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN UMUM
(SELAINS ATAU SELAPA)
NO
I

JENIS KEBUTUHAN

STANDAR

DISALURKAN

2,313,000

A.

584,000
584,000
500,000
11,000
11,000
60,000
2,000
1,729,000
900,000
750,000
150,000
120,000
80,000
15,000
9,000
6,000
10,000
47,000
7,000
40,000
74,000
15,000
14,000
15.000
20,000
10,000
58,000
45,000
25,000
20,000

B.

BELANJA PEGAWAI
HONORARIUM
1.
Mengajar
2.
Buat Naskah
3.
Buat Soal
4.
Mengawasi Ujian
5.
Koreksi
BELANJA BARANG
1
MAKAN DIK
a.
ULP Pendidikan
b.
Ekstra Fooding Siswa
2
KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alat Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3
KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4
DUKUNGAN
a.
Alins/Alongins
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Upacara Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi
5
KEBUTUHAN KEBERSIHAN
a.
Fasdik
b.
Alsatri
c.
Alins/Alongins
6
ADMINISTRASI
a.
Tata Usaha
b.
Rapat/Evaluasi

KET

7. LATIHAN ..…

9

1

II

2
7
LATIHAN PRAKTEK/LAPANGAN
a.
Koordinasi dan Orientasi
b.
Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d.
Perjalanan Pasis
e.
Ganti Rugi
f.
MTL-2
g.
Simulasi
8
KEGIATAN KHUSUS
a.
Karya Tulis
b.
Seminar
c.
Peninjauan Objek Penting
d.
Penataran
e.
Giat Khusus lainnya.
9
PENGASUHAN
Pengasuhan
10 CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
11 PERJALANAN
Biaya Perjalanan Pulang Siswa
DIPUSATKAN
1
2

SUSUN BIJAK BIDANG DIK
SUSUN HANJAR/KURIKULUM
JUMLAH KESELURUHAN

3

4
170,000
10,000
50,000
10.000
75,000
25,000
125,000
30,000
30.000
50,000
50.000
160,000
160,000
125,000
100,000
25,000
2,438,000

4. Dikbangspes ....

10
4.

Dikbangspers (Brip/PNS Setingkat)

KOP KESATUAN
STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI
BRIGADIR POLISI/PNS SETINGKAT
NO
I

JENIS KEBUTUHAN

STANDAR

DISALURKAN

2.123,000

A.

657,000
657,000
500,000
13,000
13,000
120,000
11,000
1,466,000
900,000
750,000
150,000
100,000
60,000
15,000
5,000
5,000
10,000
30,000
15,000
15,000
46,000
8,000
3,000
10.000
25,000
35,000
10,000
15,000
10,000
15,000
10,000
5,000

B.

BELANJA PEGAWAI
HONORARIUM
1. Mengajar
2. Buat Naskah
3. Buat Soal
4. Mengawasi Ujian
5. Koreksi
BELANJA BARANG
1 MAKAN DIK
a.
ULP Pendidikan
b.
Ekstra Fooding Siswa
2 KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alat Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3 KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4 DUKUNGAN
a.
Alins/Alongins
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Upacara Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi
5 KEBUTUHAN KEBERSIHAN
a.
Fasdik
b.
Alsatri
c.
Alins/Alongins
6 ADMINISTRASI
a.
Tata Usaha
b.
Rapat/Evaluasi

KET

7. LATIHAN …..

11

1

2
7

II

LATIHAN PRAKTEK/LAPANGAN
a.
Koord dan Orientasi
b.
Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d.
Perjalanan Peserta Didik
e.
Ganti Rugi
8 KEGIATAN KHUSUS
a.
Karya Tulis
b.
Seminar
c.
Peninjauan ObJek Penting
d.
Penataran
e.
Giat Khusus lainnya.
9 PENGASUHAN
Pengasuhan
10 CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
11 PERJALANAN
Biaya Perjalanan Pulang Siswa
DIPUSATKAN
1

2

SUSUN BIJAK BIDANG DIK
a.
Binsisjemen Dik
b.
Evadasi
SUSUN HANJAR/KURIKULUM
JUMLAH KESELURUHAN

3

4
30,000
15,000
25,000
25.000
20,000
20.000
250,000
250,000
45,000
40,000
20,000
20,000
5,000
2,168,000

5. Dikbangum ....

12
4. Dikbangum (Inspektur Polisi/PNS Setingkat)
KOP KESATUAN
STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI
INSPEKTUR POLISI/PNS SETINGKAT
NO
I

JENIS KEBUTUHAN

STANDAR

DISALURKAN

2,.208,000

A.

657,000
657,000
500,000
13,000
13,000
120,000
11,000
1,551,000
900,000
750,000
150,000
120,000
80,000
15,000
5,000
5,000
10,000
30,000
15,000
15,000
46,000
8,000
3,000
10.000
25,000
35,000
10,000
15,000
10,000
15,000
10,000
5,000

B.

BELANJA PEGAWAI
HONORARIUM
a. Mengajar
b. Buat Naskah
c. Buat Soal
d. Mengawasi Ujian
e. Koreksi
BELANJA BARANG
1 MAKAN DIK
a.
ULP Pendidikan
b.
Ekstra Fooding Siswa
2 KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alalt Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3 KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4 DUKUNGAN
a.
Alins/Alongins
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Upacara Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi
5 KEBUTUHAN KEBERSIHAN
a.
Fasdik
b.
Alsatri
c.
Alins/Alongins
6 ADMINISTRASI
a.
Tata Usaha
b.
Rapat/Evaluasi

KET

7. LATIHAN ..…

13

1

2
7

II

LATIHAN PRAKTEK/LAPANGAN
a. KoordIinasi dan orientasi
b. Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d. Perjalanan Peserta Didik
e. Ganti Rugi
8 KEGIATAN KHUSUS
a. Karya Tulis
b. Seminar
c.
Peninjauan Objek Penting
d. Penataran
e. Giat Khusus lainnya.
9 PENGASUHAN
Pengasuhan
10 CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
11 PERJALANAN
Biaya Perjalanan Pulang Siswa
DIPUSATKAN
1

2

SUSUN BIJAK BIDANG DIK
a. Binsisjemen Dik
b. Evadasi
SUSUN HANJAR/KURIKULUM
JUMLAH KESELURUHAN

3

4
30,000
15,000
25,000
25.000
20,000
20.000
280,000
280,000
60,000
50,000
25,000
25,000
10,000
2,268,000

6.Dikbangspes.....

14
6. Dikbangspes (Komisaris Polisi/PNS Setingkat)
KOP KESATUAN

STANDAR INDEKS BIAYA OPERASIONAL
PENDIDIKAN PENGEMBANGAN SPESIALISASI
KOMISARIS POLISI/PNS SETINGKAT
NO
I

JENIS KEBUTUHAN

STANDAR

DISALURKAN

2,.704,000

A.

687,000
687,000
500,000
13,000
13,000
150,000
11,000
2,017,000
900,000
750,000
150,000
172,000
100,000
22,000
25,000
15,000
10,000
60,000
10,000
50,000
95,000
10,000
10,000
15.000
50,000
10,000
50,000
20,000
20,000
10,000
40,000
30,000
10,000

B.

BELANJA PEGAWAI
HONORARIUM
a. Mengajar
b. Buat Naskah
c. Buat Soal
d. Mengawasi Ujian
e. Koreksi
BELANJA BARANG
1 MAKAN DIK
a.
ULP Pendidikan
b.
Ekstra Fooding Siswa
2 KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
a.
Uang Saku
b.
Kesehatan
c.
Alalt Tulis
d.
Olahraga
e.
Cuci Pakaian
3 KEBUTUHAN TENAGA PENDIDIK
a.
Buat Naskah
b.
Perjalanan/Akomodasi
4 DUKUNGAN
a.
Alins/Alongins
b.
Kepustakaan
c.
Reproduksi
d.
Upacara Buka/Tutup
e.
Koordinasi/Konsultasi
5 KEBUTUHAN KEBERSIHAN
a.
Fasdik
b.
Alsatri
c.
Alins/Alongins
6 ADMINISTRASI
a.
Tata Usaha
b.
Rapat/Evaluasi

KET

7. LATIHAN ..…

15

2

3

7

II

LATIHAN PRAKTEK/LAPANGAN
a.
Koord dan Orientasi
b.
Duk Staf Penyelenggara
c.
Bahan Kontak
d.
Perjalanan Peserta Didik
e.
Ganti Rugi
8 KEGIATAN KHUSUS
a.
Karya Tulis
b.
Seminar
c.
Peninjauan Objek Penting
d.
Penataran
e.
Giat Khusus lainnya.
9 PENGASUHAN
Pengasuhan
10 CETAK HANJAR
Cetak Hanjar
11 PERJALANAN
Biaya Perjalanan Pulang Siswa
DIPUSATKAN
1

2

SUSUN BIJAK BIDANG DIK
a.
Binsisjemen Dik
b.
Evadasi
SUSUN HANJAR/KURIKULUM
JUMLAH KESELURUHAN

4
50,000
50,000
50,000
50,000
50.000
50,000
50.000
500,000
500,000
90,000
60,000
30,000
30,000
30,000
2,794,000

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

2007

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Drs. SUTANTO
JENDERAL POLISI

Paraf :
1. Konseptor / Seslemdiklat: Vide Draft
2. Kalemdiklat

: Vide Draft

3. Kadiv Binkum

: Vide Draft

4. Kasetum

: …………..

5. Wakapolri

: …………..