PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 26/PMK.04/2006

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR : 26 / PMK.04 / 2006
TENTANG
TATA CARA PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI
MENTERI KEUANGAN,

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, tata cara Pengembalian Cukai dalam rangka
melaksanakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana
diaturdalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.05/1996, perlu
penyempurnaan;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pengembalian Cukai
dan/atau Denda Administrasi;

1.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612);

2.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3613);

3.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4189)

4.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);

5.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);


6.

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212)
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

7.

Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

8.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang Penunjukan Bank
Sebagai Bank Persepsi Dalam Rangka Pengelolaan Setoran Penerimaan Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 296/KMK.03/2003;


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

9.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
105/KMK.05/1997;

10.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 444/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Kantor
Pelayanan Bea Cukai;

11.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.04/2003 tentang Tata Laksana
Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dan

Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri;

12.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.01/2004;

13.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman
Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI.


CARA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan :
1. Pihak yang berhak mendapatkan pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi,
yang selanjutnya disebut Pihak yang berhak adalah orang pribadi, Pengusaha Pabrik,
Importir Barang Kena Cukai, atau Pengusaha Tempat Penyimpanan.
2. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) adalah Kantor dalam lingkungan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban Cukai sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Perbendaharaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang merupakan mitra
kerja KPBC.
4. Bank Operasional I adalah Bank yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran yang membebani Rekening Kas Umum
Negara.

5. Surat Keputusan Pengembalian Cukai (SKPC) adalah surat keputusan yang diterbitkan
oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan tentang
pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi.
6. Surat Perintah Membayar Kembali Cukai (SPMKC) adalah surat yang diterbitkan oleh
Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan mengenai
pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi sebagai dasar penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana.
7. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku
Kuasa Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPMKC.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pasal 2
(1)

Pengembalian cukai dapat diberikan dalam hal :
a.


terdapat kelebihan pembayaran cukai karena kesalahan perhitungan;

b.

Barang Kena Cukai yang telah dibayar cukainya kemudian diekspor;

c.

Barang Kena Cukai yang telah dibayar cukainya yang berada di peredaran bebas
dimasukan ke Pabrik untuk dimusnahkan atau diolah kembali;

d.

Barang Kena Cukai yang telah dibayar cukainya kemudian mendapatkan
pembebasan cukai;

e.

pita cukai yang telah diterima dan belum dilekatkan oleh Pengusaha Pabrik atau
Importir Barang Kena Cukai, dikembalikan karena pita cukai tersebut rusak atau

tidak dipakai;

f.

Barang Kena Cukai yang berasal dari Luar Negeri telah dilekati pita cukai
kemudian setelah berada di Kawasan Pabean tidak jadi dimasukkan ke peredaran
bebas; atau

g.

terdapat kelebihan pembayaran sebagai akibat putusan lembaga banding
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
tentang Cukai.

(2) Pengembalian cukai juga diberikan atas kelebihan pembayaran cukai dan/atau
kelebihan pembayaran denda administrasi sebagai akibat pelanggaran terhadap
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai.
(3) Pengembalian Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
memenuhi ketentuan:
a.


untuk Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita
cukai, pita cukai yang akan diberikan pengembalian cukai telah dipesan pada
tahun anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran sebelumnya; atau

b.

untuk Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran,
cukai yang dimohonkan pengembalian cukainya telah dibayar pada tahun
anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran sebelumnya.
Pasal 3

(1) Pengembalian cukai dan/atau denda administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2, dilakukan dengan penerbitan SPMKC setelah terlebih dahulu diperhitungkan
dengan utang cukai dan/atau denda administrasi dari Pihak yang berhak.
(2) Dalam hal Pihak yang berhak adalah Pengusaha atau Importir Barang Kena Cukai
yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, tidak mempunyai utang
cukai dan/atau denda administrasi, atas permintaannya pengembalian cukai dan/atau
denda administrasi dapat diperhitungkan dengan pemesanan pita cukai berikutnya.
BAB II

PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI
Pasal 4
(1) Untuk mendapatkan pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), Pihak yang berhak mengajukan
permohonan kepada Kepala KPBC setempat.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan menggunakan
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini
dengan dilampiri asli bukti pembayaran cukai dan/atau denda administrasi serta
dokumen yang memuat bukti-bukti yang menjadi dasar permohonan tersebut.

Pasal 5
(1) Permohonan pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dapat diproses
apabila setoran Cukai dan/atau Denda Administrasi yang diminta pengembalian oleh
Pihak yang berhak telah diterima dan dibukukan di Rekening Kas Umum Negara.
(2) Permohonan pengembalian cukai dan/atau denda administrasi diproses untuk disetujui
atau ditolak dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap dan benar, tidak termasuk waktu yang dipergunakan dalam
pelaksanaan audit.

Pasal 6
(1) Kepala KPBC setelah meneliti permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) :
a. dalam hal permohonan disetujui, atas nama Menteri Keuangan menerbitkan SKPC
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan
Menteri Keuangan ini; atau
b. dalam hal permohonan ditolak, membuat surat pemberitahuan penolakan.
(2) SKPC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibuat dalam rangkap 4 (empat)
dengan peruntukan sebagai berikut :
a. lembar ke-1 untuk Pihak yang berhak;
b. lembar ke-2 untuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
c. lembar ke-3 untuk KPPN mitra kerja KPBC; dan
d. lembar ke-4 untuk KPBC yang menerbitkan
(3) Pengembalian cukai dan/atau denda administrasi kepada Pihak yang berhak dilakukan
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKPC.
Pasal 7
(1) Berdasarkan SKPC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a,Kepala
KPBC atas nama Menteri Keuangan menerbitkan SPMKC dengan menggunakan
formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) SPMKC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam rangkap 4 (empat) dengan
peruntukan sebagai berikut :
a.
b.
c.

lembar ke-1 dan lembar ke-2 untuk KPPN;
lembar ke-3 untuk Pihak yang berhak; dan
lembar ke-4 untuk KPBC yang menerbitkan.

(3) SPMKC dibebankan pada mata anggaran pengembalian pendapatan cukai tahun
anggaran berjalan, yaitu pada mata anggaran yang sama atau sejenis dengan mata
anggaran penerimaan setoran cukai.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(4) SPMKC disampaikan ke KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum berakhirnya
jangka waktu pengembalian cukai dan atau denda administrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (3).
(5)
SPMKC disampaikan ke KPPN secara langsung oleh petugas yang ditunjuk.
Pasal 8
(1) Berdasarkan SPMKC sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Kepala KPPN atas nama
Menteri Keuangan menerbitkan SP2D dalam rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan
sebagai berikut :
a. lembar ke-1 untuk Bank Operasional I;
b. lembar ke-2 untuk penerbit SPMKC; dan
c. lembar ke-3 untuk KPPN yang menerbitkan SP2D.
(2) KPPN wajib menerbitkan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja sejak SPMKC diterima
secara lengkap dan benar.
(3) SP2D disampaikan secara langsung oleh petugas yang ditunjuk ke Bank Operasional I
untuk dilakukan pembayaran dengan cara pemindahbukuan dana ke rekening Pihak
yang berhak dan tidak diperkenankan membayar secara tunai.
(4) KPPN mengembalikan lembar ke-2 SPMKC disertai lembar ke-2 SP2D yang telah
diberi cap “Telah Diterbitkan SP2D Tanggal ............. Nomor .................” kepada
penerbit SPMKC melalui pos tercatat.
Pasal 9
Kepala KPBC menyampaikan spesimen tanda tangannya dan spesimen tanda tangan Pejabat
yang diberi wewnang untuk menandatangani SKPC dan SPMKC, serta spesimen cap dinas
kepada Kepala KPPN.

BAB III
PENGEMBALIAN CUKAI KARENA KESALAHAN PERHITUNGAN
Pasal 10
(1) Pengembalian cukai atas kelebihan pembayaran karena kesalahan perhitungan
sebagaimanana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a diberikan kepada Pengusaha
Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, atau Importir Barang Kena Cukai.
(2) Kelebihan pembayaran karena kesalahan perhitungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi kesalahan yang disebabkan oleh :
a. kesalahan perhitungan dalam perkalian, pembagian, pengurangan, atau
penjumlahan;
b. kesalahan dalam penerapan tarif dan/atau harga; atau
c. kesalahan perhitungan pada waktu pencacahan.
(3) Kesalahan perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diperoleh dari
hasil temuan pengusaha yang bersangkutan atau dari hasil pemeriksaan Pejabat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(4) Atas kesalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pejabat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai membuat Nota Pembetulan dengan menggunakan formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini.
(5) Berdasarkan Nota Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kepala KPBC
menerbitkan Surat Penetapan Kelebihan Pembayaran Cukai (SPKPC) dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Menteri
Keuangan ini.
(6) SPKPC sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dipergunakan sebagai dasar permohonan
pengembalian cukai yang wajib dilampirkan dalam permohonan pengembalian.

BAB IV
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA
CUKAI YANG DI EKSPOR
Pasal 11
Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang telah dibayar cukainya kemudian
diekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b meliputi:
a.

pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara
perekatan pita cukai; dan

b.

pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara
pembayaran kemudian.
Pasal 12

(1) Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf a hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik.
(2) Sebelum pelaksanaan ekspor, Pengusaha Pabrik wajib memberitahukan kepada
Kepala KPBC yang mengawasi pelabuhan muat dengan menggunakan formulir
PBCK-2 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan
ini.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPBC yang
mengawasi pelabuhan muat menunjuk Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
untuk melakukan pemeriksaan barang dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
dengan menggunakan formulir BACK-1 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII
Peraturan Menteri Keuangan ini.
(4) Dalam hal Barang Kena Cukai yang diekspor telah dilekati pita cukai, sebelum
diekspor pita cukai yang melekat pada Barang Kena Cukai dirusak sehingga tarif
cukai dan Harga Dasar yang tercantum pada pita cukai tidak dapat dibaca lagi, Pejabat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membuat Berita Acara Perusakan Pita Cukai
dengan menggunakan formulir BACK-2 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
VIII Peraturan Menteri Keuangan ini.
(5) Terhadap pita cukai yang dirusak sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dikenakan
biaya pengganti pita cukai yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan
Cukai dan diperhitungkan dengan pengembalian cukainya.
(6) Pelaksanaan ekspor Barang Kena Cukai yang mendapatkan pengembalian harus
dilakukan dibawah pengawasan Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan pada
dokumen ekspor bersangkutan Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membuat
catatan mengenai pelaksanaan ekspor dimaksud.
(7) BACK-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan fotocopy dokumen ekspor
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) yang telah dilegalisir oleh Pejabat Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai dikirim kepada Kepala KPBC yang mengawasi pabrik

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

bersangkutan.
(8) Kepala KPBC yang mengawasi pabrik tersebut setelah menerima BACK-2,
menerbitkan Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai dengan menggunakan formulir CK-2
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IX Peraturan Menteri Keuangan ini.
(9) Fotocopy dokumen ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan CK-2
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), dipergunakan sebagai dasar permohonan
pengembalian cukai.
Pasal 13
(1) Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai ysebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf b, diberikan kepada Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat Penyimpanan..
(2) Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat Penyimpanan sebelum melaksanakan
ekspor, memberitahukan kepada Kepala KPBC yang mengawasi pelabuhan muat
dengan menggunakan formulir PBCK-2.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPBC yang
mengawasi pelabuhan muat menunjuk Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
untuk melakukan pemeriksaan barang dan membuat Berita Acara Pemeriksaan
dengan menggunakan formulir BACK-1.
(4) Pelaksanaan ekspor Barang Kena Cukai yang mendapatkan pengembalian harus
dilakukan di bawah pengawasan Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan pada
dokumen ekspor bersangkutan Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membuat
catatan mengenai pelaksanaan ekspor dimaksud.
(5) BACK-1 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan fotocopy dokumen ekspor
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang telah dilegalisir oleh Pejabat Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, dikirim kepada Kepala KPBC yang mengawasi Pabrik atau
tempat penyimpanan bersangkutan.
(6) BACK-1 dan fotocopy dokumen ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dipergunakan sebagai dasar permohonan pengembalian cukai.

BAB V
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI
YANG DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI
Pasal 14
(1) Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara
pelekatan pita cukai, yang dimasukkan kembali dari peredaran bebas ke Pabrik untuk
dimusnahkan atau diolah kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
c hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik.
(2) Sebelum pemasukan kembali Barang Kena Cukai ke Pabrik untuk dimusnahkan atau
diolah kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengusaha Pabrik harus
memberitahukan kepada Kepala KPBC yang mengawasi pabrik dengan menggunakan
formulir CK-13 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran X Peraturan Menteri
Keuangan ini.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPBC
menunjuk Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan
barang dan membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan menggunakan formulir
BACK-1.
(4) Sebelum pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, Pengusaha
Pabrik memberitahukan kepada Kepala KPBC yang mengawasi dengan menggunakan
formulir PBCK-3 sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Peraturan Menteri Keuangan ini.
(5) Pemusnahan atau pengolahan kembali atas Barang Kena Cukai dilakukan dengan
ketentuan pita cukai yang bersangkutan harus dirusak sehingga tidak dapat digunakan
lagi dan dibuatkan Berita Acara Perusakan Pita Cukai dengan menggunakan formulir
BACK-2.
(6) Terhadap Pita cukai yang dirusak sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dikenakan
biaya pengganti pita cukai yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan
Cukai dan diperhitungkan dengan pengembalian cukainya.
(7) Pemusnahan Barang Kena Cukai dapat dilakukan di luar Pabrik di bawah pengawasan
KPBC setempat dengan ijin Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
(8) Terhadap pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), dibuatkan Berita Acara
Perusakan Pita Cukai dengan menggunakan formulir BACK-2 dan dikirim kepada
Kepala KPBC yang mengawasi Pabrik bersangkutan.
(9) Berdasarkan BACK-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau ayat (8), Kepala
KPBC yang mengawasi Pabrik menerbitkan Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai
dengan menggunakan formulir CK-2.
(10) CK-2 sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dipergunakan sebagai dasar permohonan
pengembalian cukai.
Pasal 15
(1) Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara
pembayaran yang dimasukkan kembali dari peredaran bebas ke Pabrik untuk
dimusnahkan atau diolah kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
c, hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik.
(2) Sebelum pemasukan kembali Barang Kena Cukai ke Pabrik untuk dimusnahkan atau
diolah kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengusaha Pabrik harus
memberitahukan kepada Kepala KPBC yang mengawasi dengan menggunakan
formulir CK-13.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPBC
menunjuk Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan
barang dan membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan menggunakan formulir
BACK-1.
(4) Sebelum pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, Pengusaha
Pabrik memberitahukan kepada Kepala KPBC yang mengawasi dengan menggunakan
formulir PBCK-3.
(5) Terhadap pemusnahan atau pengolahan kembali sebagaimana dimaksud ayat (4),
dibuat Berita Acara Pemusnahan/Pengolahan Kembali menggunakan formulir BACK3 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XII Peraturan Menteri Keuangan ini.
(6) Pemusnahan Barang Kena Cukai dapat dilakukan di luar Pabrik di bawah pengawasan
KPBC setempat dengan ijin Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
(7) Terhadap pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dibuat Berita Acara
Pemusnahan/Pengolahan Kembali menggunakan formulir BACK-3 dan dikirimkan
kepada Kepala KPBC yang mengawasi Pabrik bersangkutan.
(8) BACK-3 sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau ayat (7) dipergunakan sebagai
dasar permohonan pengembalian cukai.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB VI
PENGEMBALIAN CUKAI KARENA MENDAPATKAN
PEMBEBASAN CUKAI
Pasal 16
(1) Pengembalian cukai atas Barang Kena Cukai yang telah dibayar cukainya kemudian
mendapatkan pembebasan cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf
d, diberikan kepada Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, atau
Importir Barang Kena Cukai.
(2) Pengembalian cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan atas
Barang Kena Cukai yang telah dikeluarkan dari Pabrik, Tempat Penyimpanan, atau
Kawasan Pabean dengan membayar cukai sambil menunggu keputusan pembebasan
cukai yang telah diajukan permohonan pembebasan.
(3) Pada dokumen Pengeluaran Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
diberi catatan nomor dan tanggal surat permohonan pembebasan cukai yang telah
diajukan atas Barang Kena Cukai tersebut.
(4) Surat Keputusan Pembebasan Cukai yang berlaku atas Barang Kena Cukai yang telah
dikeluarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan dokumen pengeluaran Barang
Kena Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dipergunakan sebagai dasar
permohonan pengembalian cukai.

BAB VII
PENGEMBALIAN CUKAI ATAS PITA CUKAI YANG RUSAK ATAU
TIDAK DIPAKAI YANG BELUM DILEKATKAN PADA BARANG
KENA CUKAI DAN PITA CUKAI YANG TELAH DILEKATKAN
PADA BARANG KENA CUKAI YANG TIDAK JADI DIIMPOR
Pasal 17
(1) Pengembalian cukai atas pita cukai yang rusak atau tidak dipakai dan belum
dilekatkan pada Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf e, diberikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang
pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai.
(2) Untuk mendapatkan pengembalian cukai atas pita cukai yang belum dilekatkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengusaha Pabrik atau Importir
memberitahukan tentang pita cukai yang rusak atau tidak dipakai kepada Kepala
KPBC yang mengawasi dengan menggunakan formulir PBCK-4 sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran XIII Peraturan Menteri Keuangan ini.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPBC
menunjuk Pejabat Direktorat jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan
barang dan membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan menggunakan formulir
BACK-1.
(4) Berdasarkan BACK-1 sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPBC
memberikan pendapat kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang permohonan
pengembalian cukai.
(5) Pita cukai yang rusak atau yang tidak dipakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai BACK-1 dan pendapat Kepala KPBC sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
oleh Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai dikirim kepada Direktur
Jenderal Bea dan Cukai untuk memperoleh pengembalian cukai.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(6) Terhadap pita cukai yang rusak atau tidak dipakai sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), dikenakan biaya pengganti yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea
dan Cukai.
(7) Berdasarkan BACK-1 dan pendapat Kepala KPBC sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), Direktur Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan Tanda Bukti Penerimaan
Pengembalian Pita Cukai dengan menggunakan formulir CK-3 sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran XIV Peraturan Menteri Keuangan ini.
(8) CK-3 sebagaimana dimaksud pada ayat (7), dipergunakan sebagai dasar permohonan
pengembalian cukai.
Pasal 18
(1) Pengembalian cukai atas pita cukai yang telah dilekatkan pada Barang Kena Cukai
asal luar negeri yang setelah berada di Kawasan Pabean tidak jadi dimasukkan ke
peredaran bebas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf f, diberikan
kepada Importir Barang Kena Cukai yang memasukkan Barang Kena Cukai dengan
cara pelekatan pita cukai.
(2) Untuk mendapatkan pengembalian cukai atas pita cukai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Importir memberitahukan tentang Barang Kena Cukai dimaksud kepada
Kepala KPBC pelabuhan pemasukan dengan menggunakan formulir PBCK-5
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XV Peraturan Menteri Keuangan ini.
(3) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala KPBC
menunjuk Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan
Barang Kena Cukai dan membuat Berita Acara Pemeriksaan dengan menggunakan
formulir BACK-1.
(4) Terhadap hasil pemeriksaan atas Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk membuat Berita
Acara Pemeriksaan dengan menggunakan formulir BACK-1.
(5) Terhadap Barang Kena Cukai yang yang telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) oleh Importir Barang Kena Cukai harus
dimusnahkan atau direekspor di bawah pengawasan Pejabat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai dengan ketentuan pita cukai yang melekat pada Barang Kena Cukai harus
dirusak sehingga tarif cukai dan harga dasar yang tercantum pada pita cukai tidak
dapat dibaca lagi.
(6) Terhadap pemusnahan/reekspor Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat
(5),
Kepala
KPBC
Pelabuhan
Pemasukan
membuat
Berita
Acara
Pemusnahan/Reekspor dengan menggunakan formulir BACK-4 sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran XVI Peraturan Menteri Keuangan ini..
(7) Atas perusakan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dibuatkan Berita
Acara Perusakan Pita Cukai dengan menggunakan formulir BACK-2 dan dikirimkan
kepada Kepala KPBC yang mengawasi Importir Bersangkutan.
(8) Setelah menerima BACK-2, Kepala KPBC yang mengawasi Importir Barang Kena
Cukai menerbitkan Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai dengan Menggunakan formulir
CK-2.
(9) Atas pita cukai yang telah dilekatkan pada Barang Kena Cukai yang tidak jadi
diimpor sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dikenakan biaya pengganti pita cukai
yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan diperhitungkan
dengan pengembalian cukainya.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

(10) BACK-4 sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dan CK-2 sebagaimana dimaksud pada
ayat (8), dipergunakan sebagai dasar permohonan pengembalian cukai.

BAB VIII
PENGEMBALIAN KARENA PUTUSAN LEMBAGA BANDING
Pasal 19
(1) Pengembalian cukai atas kelebihan pembayaran sebagai akibat putusan lembaga
banding sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf g, diberikan kepada
Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat Penyimpanan.
(2) Pengembalian denda administrasi sebagai akibat putusan lembaga banding diberikan
kepada orang pribadi, Pengusaha Pabrik, Importir Barang Kena Cukai, atau
Pengusaha Tempat Penyimpanan.
(3) Putusan lembaga banding dipergunakan sebagai dasar permohonan pengembalian
cukai dan/atau denda administrasi.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Terhadap SPMKC yang telah diterbitkan dan belum dicairkan sebelum berlakunya Peraturan
Menteri Keuangan ini, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21
Ketentuan teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan
ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan Direktur Jenderal
Perbendaharaan, baik secara bersama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas dan
kewenangannya masing-masing.

Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 422/KMK.05/1996 tentang Pengembalian Cukai dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pasal 23
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri
Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
23 Maret 2006
MENTERI KEUANGAN,
ttd,SRI MULYANI INDRAWATI

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

KOP SURAT PEMOHON (PIHAK YANG BERHAK)
Nomor
Lampiran
Hal

:
:
:

Tanggal ..............................
Permohonan Pengembalian Cukai dan/atau Denda
Administrasi *)

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
..................................................
di- ............................................
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: .................................................................
Alamat
: ………………………………………….
NPWP
: ………………………………………….
selaku …………………… (jabatan) dari ………………….. (Nama Perusahaan), Alamat
…………………., NPPBKC………………..., NPWP…………… (Perusahaan) dengan ini mengajukan
permohonan pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi*) sejumlah Rp …………………….
terbilang ……………………………..rupiah.
Adapun alasan permohonan ini adalah :
..............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
...................................................................................................................... (merinci alasan pengembalian
cukai dan/atau denda administrasi)
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
1. Dokumen Cukai atau Dokumen lainnya *): ………. Nomor .............. Tanggal ............ (beserta
lampirannya)
2. SSPCP atau SSCP *): Nomor ................. Tanggal ..................
3. .............................................................................................
Mohon pengembalian sebagaimana tersebut diatas, dapat kami terima melalui Rekening kami pada :
Bank
: …………………………………
Cabang
: …………………………………
Nomor Rekening : …………………………………
Demikian disampaikan untuk memperoleh keputusan.

Hormat kami,
Materai Rp. 6.000,00
(Nama Pemohon)

Ket *) : Coret yang tidak perlu
(Satu permohonan berlaku untuk satu dokumen cukai atau satu dokumen lainnya)

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
/KMK.04/2005
TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI *)
ATAS NAMA .................................................................
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Membaca

:

Surat Permohonan ...................................... tanggal ..................................

Mengingat

:

1.

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613);

2.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

3.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

4.

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden
Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);

5.

Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

6.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2004 tentang Pedoman
Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara;

7.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2005
Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;

tentang

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGEMBALIAN
CUKAI
DAN/ATAU
DENDA
ADMINISTRASI
*)
ATAS
NAMA .......................................................

PERTAMA

:

Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi *) sejumlah
Rp................................................. (...........................................................),
diberikan kepada :
Nama
: .................................................................
NPWP
: .................................................................
NPPBKC
: ................................................................
Alamat
: ................................................................

KEDUA

:

Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA diberikan
sesuai dengan dokumen cukai atau dokumen lainnya *) ..........................
Nomor
......................
Tanggal
....................................
dengan
alasan ...........................................................................................

KETIGA

:

Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
2. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)...............

Ditetapkan di................................
pada tanggal................................
a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI...................

.........................................
NIP ..................................

*) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH ...................................
KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI .................................

Lembar ke......
(untuk .....*)

SURAT PERINTAH MEMBAYAR KEMBALI CUKAI DAN/ATAU DENDA ADMINISTRASI,
(SPMKC)
Nomor
Tahun

:...................................(1) No. SKPCK
: ............................. (3)
:...................................(2) Tanggal
: ...............................

BA, Eselon, Kode Satker

(4)

:
:

............................................................................................(5)

MEMERINTAHKAN KEPADA
KPPN :
.............................................................................................................(6)
Untuk membayar kembali/memindahbukukan PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU DENDA
ADMINISTRASI *) pada Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Cukai :
(7) ................................................... (8) Tahun.......................(9) kepada:
Nama

: ..........................................................................................................(10)

Alamat

: ..........................................................................................................(11)
..........................................................................................................

NPWP

:

NPPBKC

:

(12)
(13)

Pemilik Rekening
pada Bank

: ............................................................................................................. (14)

Nomor Rekening

: ..............................................................................................................(15)

Sejumlah

: Rp. ...................................................... (16)
(............................................................................................................) (17)

(18)

................................,tgl ...................................
a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI.......................

.........................................
NIP ..................................
*)

Dicetak sesuai peruntukannya
Lembar 1 untuk KPPN
Lembar 2 untuk KPPN
Lembar 3 untuk Pihak yang berhak
Lembar 4 untuk KPBC.

**) Lembar ke-2 s.d ke-4 tidak berlaku sebagai dasar penerbitan SP2D.

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERINTAH MEMBAYAR PENGEMBALIAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI
(SPMKC)
NOMOR
1
2
3
4

URAIAN ISIAN
Diisi Nomor SPMKC yang diterbitkan.
Diisi Tahun Anggaran SPMKC yang diterbitkan.
Diisi Nomor dan Tanggal SKPC.
Diisi 2 (dua) digit Kode Bagian Anggaran, 2 (dua) digit Kode Eselon I dan 6 (enam) digit
Kode Satuan Kerja (KPBC yang bersangkutan).
Sebagai contoh: KPBC Kudus dengan Kode Kantor 060300 maka kolom yang
bersangkutan akan terisi menjadi:
1

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

5

0

5

0

6

0

3

0

0

Diisi KPBC yang bersangkutan (misalnya: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Kudus).
Diisi Kode KPPN diikuti uraian KPPN Pembayar (misalnya: KPPN I (129) Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara Kudus).
Diisi 6 (enam) digit kode Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Cukai sesuai jenis
Pendapatan Cukai yang dikembalikan.
Diisi uraian Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Cukai sesuai dengan kode jenis
Pendapatan Cukai yang dikembalikan.
Diisi tahun Mata Anggaran.
Diisi Nama orang dalam hal Pihak yang berhak adalah orang pribadi, atau nama badan
hukum dalam hal Pihak yang berhak adalah Badan Hukum.
Diisi Alamat Pihak yang berhak.
Diisi NPWP Pihak yang berhak.
Diisi NPPBKC Pihak yang berhak.
Diisi nama bank yang ditunjuk oleh Pihak yang berhak untuk menampung
pemindahbukuan.
Diisi nomor rekening bank pihak yang berhak.
Diisi angka Rupiah uang yang dikembalikan.
Diisi huruf jumlah uang yang dikembalikan
Diisi cap KPPN “Telah diterbitkan SP2D
Tanggal .......... Nomor : ..............”,
dan paraf Kepala Seksi Bendaharawan Umum KPPN yang bersangkutan.

LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

NPC
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH ........................................................
KANTOR PELAYANAN TIPE ...........................................

NOTA PEMBETULAN
_______________________________
NOMOR : .................................

Berdasarkan hasil penelitian atas dokumen cukai ...................... Nomor ..................
Tanggal ..................Atas nama ....................didapati adanya kesalahan perhitungan yang mengakibatkan
kelebihan pembayaran cukai dengan uraian sebagai berikut :
-

Jumlah cukai yang seharusnya dibayar

:

Rp ......................................

-

Jumlah cukai yang tertera pada dokumen (yang telah dibayar)

:

Rp ......................................

-

Kelebihan pembayaran cukai

:

Rp ......................................

(dalam huruf ...............................................................................................................................)
Jumlah cukai yang seharusnya dibayar tersebut di atas didasarkan pada perhitungan sebagai
berikut :
............................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Terdapat
kesalahan
perhitungan
pada
dokumen
cukai
tersebut
di
karena ................................................................................................................................................

atas

Demikian Nota Pembetulan ini dibuat dengan sebenarnya berdasarkan hasil penelitian/pemeriksaan
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
....................., .............................
Mengetahui :
Atasan Pejabat Bea dan Cukai

Pejabat Bea dan Cukai

Kasi/Korlak ..........................

......................................

..................................

NIP .............................

NIP .......................

LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SPKPC
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH .....................................................
KANTOR PELAYANAN TIPE ...........................................
SURAT PENETAPAN KELEBIHAN PEMBAYARAN CUKAI
NOMOR : ...................................

Kepada
Yth. Nama / Jabatan
Nama Perusahaan
NPWP
Izin Usaha Nomor
Alamat

:
:
:
:
:

..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................

Dengan ini ditetapkan dan diberitahukan kepada Saudara bahwa berdasarkan Nota Pembetulan
(NPCK) Nomor ................. Tanggal .................. telah terdapat kelebihan pembayaran cukai atas dokumen
cukai .............. Nomor ................Tanggal ........... yaitu sebesar :
Rp .......................................... ( .......................................................................................................)
Apabila perusahaan Saudara masih mempunyai utang cukai, kelebihan pembayaran tersebut di atas
akan diperhitungkan dengan utang cukai tersebut dan sisanya dapat dikembalikan dengan penerbitan
SPMKC.
Untuk penerbitan SPMKC tersebut di atas, Saudara harus mengajukan permohonan pengembalian
cukai
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
4
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor : ..........................................
....................., ................................
KEPALA KANTOR

( ................................................ )
NIP .........................................

Tembusan disampaikan Kepada Yth :
1. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
2. Direktur PPKC;(Perencanaan dan Penerimaan)
3. Direktur Cukai; dan
4. Kankanwil DJBC ....................

LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

PBCK-2
Nomor
Lampiran
Hal

Kepada
Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai .................

:
:
: Pemberitahuan Ekspor Barang Kena
Cukai Yang Telah Dilunasi Cukainya

di
.................................................

Dengan ini kami :
Nama
Jabatan dalam perusahaan
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
Pemegang S.I.U No. dan Tgl

:
:
:
:
:

....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................
....................................................................................

memberitahukan kepada Saudara bahwa Barang Kena Cukai yang telah dilunasi cukainya dengan
perincian sebagai berikut :
JENIS
BARANG

MEREK

JUMLAH

SERI PITA
CUKAI *)

H.J.E. /
H.J.P

TARIF
CUKAI

JUMLAH
CUKAI

JUMLAH
Akan diekspor ke negara ...................... melalui pelabuhan ...............................................
Untuk mendapatkan pengembalian cukai yang telah dibayar atas Barang Kena Cukai yang
diekspor, kami mohon dilakukan pemeriksaan atas Barang Kena Cukai yang akan
diekspor/perusakan atas pita cukai yang melekat pada Barang Kena Cukai tersebut *).
Dibuat di ......................................
Pada tanggal ...............................
Pengusaha

(.........................................)
Tembusan :
1. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai
u.p. Direktur Cukai
2. Kepala Kantor Wilayah ........................
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
*) Untuk Barang Kena Cukai yang dilekati pita cukai

LAMPIRAN VII
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

BACK-1
BERITA ACARA PEMERIKSAAN
No. BAP.

/WBC ........../KP ......../200......

Berdasarkan Surat Perintah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan
di ..............................No ........../WBC........./KP........./200... tanggal ................... kami :

Cukai

Nama/NIP
Pangkat
Jabatan

: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................

Nama/NIP
Pangkat
Jabatan

: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................

Nama
Pangkat
Jabatan

: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................

.........

Pada hari ................tanggal ......... bulan ................. tahun 200.... telah melakukan pemeriksaan
Barang Kena Cukai/Pita Cukai *)
Nama Perusahaan
S.I.U No. dan Tgl
Alamat

: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................
: .....................................................................................................................

Pada pemeriksaan kedapatan sebagai berikut :

JENIS
B K C/Pita Cukai *)

Diberitahukan

Kedapatan

Jumlah
Kesimpulan :

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, mengingat sumpah Jabatan dan ditanda tangani
bersama.
............................, tanggal .......................
Yang melakukan pemeriksaan
1. .............................................................
Pimpinan Perusahaan
2. ............................................................
3. ............................................................
(..........................................)
*) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN VIII
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

BACK-2
BERITA ACARA PERUSAKAN PITA CUKAI
No. BA ........../WBC........./KP......../200....
Pada hari ini, ..................tanggal ......... bulan ............... tahun ......... berdasarkan Surat Perintah
Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ........... di .............................. bertempat di ..........................telah
dilaksanakan perusakan pita cukai milik :
Nama Perusahaan
No. dan Tgl Surat Izin Usaha
Alamat Perusahaa

: .........................................................................................................
: .........................................................................................................
: .........................................................................................................

Dengan perincian sebagai berikut :
Jenis
BKC

Merek

Jumlah

Seri
Pita Cukai

HJE/
HJP

Tarif
Cukai

Jumlah
Cukai

Jumlah
Perusakan pita cukai tersebut diatas dilakukan dengan cara ............................................................
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditanda tangani bersama dengan mengingat sumpah jabatan
Dibuat di ....................................
Pada tanggal .............................

Pejabat Bea dan Cukai

Mengetahui
Pengusaha

1 ..................................................

(......................................)
2 ..................................................

3 ..................................................

LAMPIRAN IX
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR ---/PMK.04/2005 TENTANG
PENGEMBALIAN CUKAI DAN/ATAU
DENDA ADMINISTRASI

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

CK-2
TANDA BUKTI PERUSAKAN PITA CUKAI
No. : ................./WBC ........../KP .........../200..
Berdasarkan Berita Acara Pemusnahan/Pengolahan Kembali Barang Kena Cukai atau Berita Acara
Perusakan Pita Cukai No. BA.....................................Tanggal............................ telah dilaksanakan
perusakan pita cukai atas Barang Kena Cukai milik :
Nama Perusahaan
No. dan Tgl Surat Izin Usaha
Alamat Perusahaan

: .........................................................................................................
: .........................................................................................................
: .........................................................................................................

Dengan perincian sebagai berikut :
Seri

Jumlah
Keping

Harga Jual
Eceran/
bungkus

Tarif
(%)

1

2

3

4

Jumlah
Harga Jual Eceran

Cukai
(Rp)

5

6

Jumlah
Jumlah cukai (dengan huruf)

: ...........................................................................................................
...........................................................................................................

Biaya pengganti pita cukai yang harus dilu