Analisis Pelanggan Yang Menggunakan Listrik Prabayar Di PT. PLN (persero) APJ Bandung UPJ Selatan

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT PLN (Persero) adalah perusahaan BUMN yang bergerak dibidang penyediaan jasa kelistrikan di Indonesia, salah satunya adalah PT PLN (Persero) APJ Bandung. PT PLN (Persero) sebagai agen listrik bertugas untuk membangun kegiatan-kegiatan usaha yang berkaitan dengan kelistrikan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mendorong peningkatan ekonomi.

PT PLN (Persero) APJ Bandung khususnya di bagian Niaga berusaha meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan di bidang LPB (Listrik Prabayar). Listrik Pra Bayar merupakan layanan baru dari PLN untuk pelanggan dalam mengelola konsumsi listrik melalui meter elektronik pra bayar. Dengan listrik pra bayar pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik, disamping itu, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadwal pembayaran listrik bulanan.

Latar belakang diluncurkannya program ini sebagai wujud komitmen PLN untuk terus meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan dengan berbagai bentuk inovasi. Selama ini banyak pelanggan mengeluhkan mengenai pencatatan meter, jumlah tagihan yang tidak menentu setiap bulan, banyak pula keluhan mengenai tagihan listrik di rumah kontrakan atau kos. Dengan adanya Listrik Pra Bayar pelanggan dapat dengan mudah mengendalikan pemakaian listriknya sesuai dengan kebutuhan. Atas permasalahan di atas maka penulis membuat judul “ Analisis Pelanggan Yang Menggunakan

Listrik Prabayar Di PT. PLN (Persero) APJ Bandung UPJ Selatan ”.

Karena terlalu banyak pelanggan di PT.PLN(Persero) APJ Bandung maka penyusun mengambil salah satu UPJ untuk menganalisis pelanggannya yang menggunakan listrik pra bayar yaitu di bagian UPJ Selatan.


(2)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Untuk mempermudah menganalisa, maka penyusun mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Masih adanya pembayaran melalui calo-calo.

2. Sering terjadinya ganguan jaringan dalam pengisian Stroom.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan kerja praktek yang dilakukan selama ini terdapat beberapa masalah seperti :

1. Bagaimana Sistem Informasi Listrik Pra Bayar yang berjalan di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.

2. Bagaimana Tanggapan Pelanggan mengenai Listrik Pra Bayar di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan..

3. Bagaimana Efektifitas dan Efesiensi Pelanggan Listrik Pra Bayar di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.

4. Bagaimana Perancangan Sistem Informasi Listrik Pra Bayar PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di sebutkan di atas maka dapat di simpulkan dengan judul Laporan Praktek Kerja Lapangan adalah : “Analisis Pelanggan Yang Menggunakan Listrik Prabayar

Di PT. PLN (Persero) APJ Bandung UPJ Selatan”.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud penyususn menganalisis pelanggan yang menggunakan listrik Pra Bayar adalah sebagai berikut:


(3)

2. Mengetahui peningkatan pelanggan yang menggunakan Listrik Pra Bayar dari tahun ke tahun mulai dari Listrik Pra Bayar muncul.

3. Memberi tahu lebih jelas kepada pelanggan mengenai listrik pra bayar 4. Memberi tahu kepada pelanggan mengenai gangguan jaringan listrik

pra bayar. 1.3.2 Tujuan

Tujuan PKL berisi uraian tentang manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan PKL. Tujuan di bagi kedalam 2 bagian yaitu:

Tujuan Umum

Tujuan Umum mencangkup aspek manfaat secara umum yang biasa diperoleh setelah Menganalisis Pelanggan Yang Menggunakan Listrik Prabayar di PT PLN (Persero) APJ Bandung selesai di buat, diantaranya: 1. Mendapatkan pengalaman bekerja di dunia kerja secara nyata dengan

bekerja secara Tim.

2. Mengetahui kinerja dari para pegawai PT PLN (Persero) APJ Bandung, sehingga dapat dijadikan pengalaman.

3. Mampu berinteraksi dengan lingkungan kerja melalui kinerja yang baik, sesuai dengan etika atau norma yang berlaku di PT PLN (Persero) APJ Bandung.

4. Menambah pengetahuan dan memahami tugas yang diberikan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus menjelaskan manfaat yang terkait langsung dengan Listrik Prabayar yang dipelajarai diantaranya:

1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Listrik Pra Bayar yang saat ini berjalan di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.

2. Untuk mengetahui tanggapan pelanggan mengenai Listrik Pra Bayar di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan..

3. Untuk mengetaghui efektifitas dan efesiensi pelanggan yang menggunakan Listrik Pra Bayar di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.


(4)

4. Untuk merancang Sistem Informasi Listrik Pra Bayar di PT. PLN (persero) APJ Bandung Upj Selatan.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka penyusun perlu membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada pada PT. PLN (persero) APJ Bandung untuk memudahkannya penyusun melakukan identifikasi terutama dalam hal membatasi permasalahan-permasalahn yang ada agar tidak terlalu meluas dikarenakan adanya keterbatasan baik secara internal maupun eksternal. Adapun batasan masalah yang perlu diambil adalah sebagai berikut :

1. Penyusun hanya menganalisis pelanggan yang berada di UPJ Selatan. 2. Membahas lebih detail mengenai Listrik Pra Bayar.

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Tempat Pelaksanaan PKL di PT PLN (Persero) APJ Bandung yang bertempat di Jl. Soekarno Hatta No. 436 Bandung – Jawa Barat. Pelaksanaan dimulai dari hari senin tanggal 5 Juli – 5 Agustus 2010.


(5)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisis

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002;52) kata analisis di artikan sebagai :

“Penguraian suatu produk atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memeperoleh perngertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”

Sedangkan menurut Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar (2000;48) yang di maksud menganalisis adalah:

“Melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akutansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul. Misalnya, seorang pemeriksa (auditor) akan melakukan analisa perkiraan pengeluaran untuk menentukan apakah pengeluaran untuk menentukan apakah pengeluaran telah dibebankan terhadap pos yang tepat, yang di uji atau di verifikasi dengan dokumen. Contoh lainnya, penilaian kesehatan keuangan suatu perusahaan dengan melakukan analisis laporan keuangannya sebagai dasar pengambilan keputusan investasi atau kredit.”

Berdasarkan pengertian di atas penyusun menyimpulkan bahwa analisis merupakan kegiatan memperhatikan, mengamati dan memecahkan sesuatu (mencari jalan keluar) yang dilakukan seseorang.


(6)

2.2 Cara yang benar dalam menganalisa

1. Apakah segala sesuatu mengalami perubahan?

Tanpa ada perkecualian segala sesuatu berubah dan akan terus berubah. Kita tidak dapat berpikir tentang sesuatu yang telah mutlak selesai dan lengkap dan tidak akan barubah lagi. Apabila memperhatikan sekeliling kita, alam dan masyarakat manusia, kita dapat menyaksikan segala sesuatu bahkan manusia terus berubah. Kita bisa melihat berbagai macam hal tumbuh berkembang dan berubah. Perubahan dapat tarjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba dan mendadak. Segala sesuatu mempunyai permulaan dan akhir.

Bila segala sesuatu berubah, maka pemahaman manusia mengenai sesuatu hal dan pengetahuannya berubah dan berkembang pula. Analisa yang akurat terhadap sebab-sebab dan cara-cara bagaimana sesuatu benda dan peristiwa berubah merupakam lompatan jauh ke depan dan dapat memicu kemajuan pengetahuan manusia. Dan melalui kemajuan pengetahuan manusia sanggup secara aktif dan efektif mangubah sesuatu untuk keuntungannya sendiri. Oleh karena itu, kita mengetahui dan menyadari segala sesuatu terus berubah, maka kita tidak akan mundur atau menyerah pada saat menghadapi setiap masalah dan situasi sulit. Akan tetapi sabaliknya kita akan secara aktif mencoba mengatasi masalah untuk memajukan kepentingan demokrasi nasional rakyat .

2. Apakah sebab-sebab segala sesuatu berubah?

Sebab-sebab terjadinya perubahan: sabab internal, sebab dari dalam. Faktar utama yang menentukan tarjadinya perubahan sesuatu hal benda atau paristiwa dan gerakannya, adalah kontradiksi di dalamnya, kontradiksi adalah kasatuan dan perjuangan dari sisi-sisi atau aspek-aspek yang bertentangan didalam satu hal.


(7)

Contoh mengapa masyarakat Indonesia berubah dan berkembang? Apakah disebabkan oleh nasib atau oleh bantuan negara lain? Apa yang menyebabkan masyarakat bergerak adalah kontradiksi di dalamnya. Kontradiksi di antara kelas-kelas yang ada. Perjuagan dan pertentangan di antara kelas-kelas masyarakat. Di satu pihak ada-kelas penguasa yang menindas dan menekan perkembangan tanah air negeri Indonesia. Di pihak lain, ada kelas pekerja yang diperas yang bekerja untuk pembangunan kebebasan dan demokrasi.

Kondisi eksternal, kondisi diluar dipihak lain mempengaruhi terjadinya perubahan. Tiada sesuatu yang terpisah dari lingkungannya. Dalam perkembangan dan pergerakannya, sesuatu hal beraksi bergerak dan menerima reaksi dari segala sesuatu di sekelilingnya. Ini adalah kondisi eksternal yang memparcepat atau memperlambat sebagai faktor cocok atau tidak-cocok terjadinya perubahan suatu obyek.

Contoh, bahwa faktor yang menentukan perkembangan yang terus menerus dari kawan-kawan dalam perjuangan adalah gagasan-gagasan yang benar dan salah dalam pikirannya, sokongannya terhadap kepentingan demokrasi-nasional-rakyat melawan siapa saja dan apa saja yang bertentangan dengan ini. Sekarang, semuanya tergantung pada kawan tersebut untuk memutuskan apakah ia akan terus berjuang untuk revolusi atau mundur dan menyerah. Tetapi kemudian faktor-faktor eksternal di sekeliling dia juga memiliki pengaruh penting dalam keputusannya. Misalnya, kolektifnya. kawan-kawan yang menjadi “political officer" di unitnya, keluarganya, kekasihnya, massa dan orang-orang terdekat lain.

3. Apakah artinya membagi satu menjadi dua?

Membagi satu menjadi dua tidak berbeda dari studi kontradiksi. Hal ini akan menjadi inti pembahasan dari usaha mempelajari ciri-ciri dan perjuangan dari hal-hal yang saling bertentangan.

Analisa membagi satu menjadi dua adalah cara yang benar dalam menganalisa. Melalui cara ini, kita mengetahui mengapa dan bagaimana


(8)

perubahan suatu obyek atau peristiwa terjadi. Kita menangkap esensi suatu obyek dan kita membenturkan pergetahuan kita dengan kondisi obyektif yang melekat pada suatu obyek.

Ketika kita mengnalisa sesuatu, kita harus selalu memusatkan diri pada mempelajari esensi, mempelajari aspek-aspek, sisi-sisi, ciri-ciri, dan kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan yang menggerakkan obyek tersebut. Di dalam diri seorang kawan atau di dalam suatu unit kerja misalnya, kita menganalisa pertentangan gagagasan-gagasan, ciri-ciri negatif dan positif, benar atau salah, revolusioner atau tidak. Di dalam desa-desa kita, kita menganalisa kontradiksi antara pihak revolusioner dan kontra-revolusioner antara kelas penguasa yang pemeras dan penindas di satu pihak, dengan massa yang diperintah ditindas dan diparas dipihak lain.

4. Bagaimana kita menggunakan perbandingan dan perbedaan dalam analisa kita?

Perbandingan dan perbedaan atau kontras adalah dua metode yang kita gunakan dalam menganalisa. Bila kita menganalisa kontradiksi yang membuat suatu obyek bergerak, maka kita akan dapat mengetahuinya dengan lebih baik dengan cara membandingkan dan memperbedakan, membuat kontras dengan kontradisi yang lain. Misalnya, kontradiksi di satu desa kita bandingkan dan kontraskai dengan desa yang lain.

Dengan perbandingan, kita menganalisa ciri-ciri umum yang malekat di dalam kontradiksi yang dipelajari dan kita menemukan ciri-ciri tersebut pada kontradiksi yang lain. Perbandingan membantu kita dalam mamusatkan analisa pada esensi obyek dan mambimbing kita dalam mempelajari kontradiksi.

Contoh, bila kita manganalisa masalah seorang kawan, kita mengetahui segera bahwa sebagai seorang kawan, ia mengangkat


(9)

kepentingan demokrasi-nasional rakyat suatu ciri umum semua kawan-kawan. Ini membimbing kita manganalisa dan mangatasi masalahnya. Contoh lain adalah kita mengetahui bahwa kontradiksi di desa kita adalah sama dengan kontradiksi yang ada di semua desa-desa di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa revolusi agraria bisa diterapkan dan harus dilaksanakan di desa kita. Bahkan summing-up terhadap pengalaman-pengalaman protes dan pemberontakan petani baik yang telah terjadi dalam sejarah maupun selama tiga puluh tahun terakhir di bawah rejim boneka fasis Soeharto, memberikan ide pada kita mengenai bagaimana perlunya dan cara melaksanakan revolusi agraria di desa yang kita gerakkan.

Akan tetapi, pasti tidak mungkin satu kontradiksi sama secara komplit dengan kontradiksi lain. Setiap kontradiksi memiliki ciri-ciri tertentu yang secara khusus melekat pada tiap kontradiksi, suatu ciri inheren dari suatu kontradiksi. Itulah sebabnya, tidak pada tempatnya membandingkan bulat-bulat sama satu masalah dengan masalah yang lain, dan menjiplak jalan keluarnya.

Bersamaan dengan perbandingan, perlu juga dilakukan pembedaan atau kontras, agar mengetahui ciri-ciri khusus, partikular, dari kontradiksi yang dipelejari. Dengan membuat kontras, kita merumuskan pemahaman kita terhadap suatu obyek. Pambedaan perlu untuk merumuskan solusi atau metode perjuangan yang tepat dan cocok.

Contoh, adalah tidak mungkin menjiplak tiap tahap yang dijalankan oleh satu desa dalam pengurangan sewa tanah. Sebab, mungkin sekali bentuk korupsi tuan tanah berbeda-beda. Mungkin juga watak dan kekuasaan tuan tanah, mandornya, tukang-pukulnya, BABINSA dan HANSIP di desa tersebut sedikit barbeda. Dan mungkin juga kekuatan dan kesiapan massa, organisasi massa patani di desa dan kepemimpinannya, dan seterusnya, juga berbeda. Jadi, dalam merumuskan sebuah rencana aksi pengurangan sewa tanah, perlu dipelajari situasi-situasi dan kebutuhan-kabutuhan, khusus dan istimewa yang khas desa tersebut.


(10)

2.3 Langkah – langkah Menganalisis:

1. Mengidentifikasikan masalah - masalah

2. Menyusun dan menyajikan laporan perbaikan (rekomendasi ) dari sistem yg berjalan kepada user.

3. Memilih alternatif - alternatif metode pemecahan masalah 2.4 Pelanggan

Peluang baru dari pelanggan merupakan suatu usaha yang sadar dilakukan dengan pengamatan yang intensif dan observasi dengan menggunakan peralatan penelitian dan hitungan agar dapat diketahui peluang baru dari pelanggan dengan tepat dengan disertai contohnya.

2.4.1 Pengertian Pelanggan.

Pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.

2.4.2 Jenis Jenis Pelanggan

1. Pelanggan Internal ( Internal Customers)

Adalah orang yang berada didalam organisasi ( perusahaan) dan memiliki pengaruh pada kinerja pekerjaan ( perusahaan kita).

2. Pelanggan antara ( intermediate custumer )

Adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai perantara, buka sebagai pemakai akhir prduk itu.


(11)

Adalah pembeli atau pemakai akhir produk itu, yang sering disebut sebagai pelanggan nyata ( real customers). Prinsip Prinsip Kepuasan Pelanggan

2.5 Listrik Pra Bayar

Listrik Pra bayar adalah Cara pembelian tenaga listrik dimana pelanggan membayar di muka.

2.5.1 Listrik Prabayar Praktis dan Nyaman

 Pelanggan bisa membeli STROOM (isi ulang energi listrik) di payment point dan ATM dengan jaringan yang luas

 Pelanggan tidak perlu repot membukakan pintu rumah karena tidak akan didatangi petugas pencatat meter

 Tidak akan ada kesalahan pencatatan meter

 Tidak ada istilah menunggak, sehingga tidak akan didatangi petugas penagihan

 Privasi pelanggan tidak terganggu

2.5.2 Pelayanan Pelanggan

 Calon Pelanggan / Pelanggan menghubungi Unit PLN terdekat

 Tarif dan Daya sesuai ketentuan yang berlaku

 Saat ini Listrik Prabayar baru dilayani untuk calon pelanggan / pelanggan APJ Bandung, Bekasi dan Bogor.

 Pasang Baru LPB dan Migrasi , dan ND/TD LPB

 Selanjutnya akan diperluas ke seluruh Wilayah PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten.


(12)

2.5.3 Pasang Baru LPB

 Proses mengikuti ketentuan khusus LPB:

 Golongan tarif konsumen mengikuti ketentuan TDL ; Harga LPB (Rp/kWh) ditetapkan berdasar realisasi TUL III-09 semester I tahun 2007; Penerimaan penjualan stroom dibukukan sebagai Pendapatan (cash basis) sesuai surat No.173/160/DJBB/2007.

 Kesepakatan dinyatakan dalam PJBTL atau bentuk lain yang berisi a.l. : Tarif/Daya, Harga, Pembayaran stroom awal ; tidak ada UJL & kompensasi TMP.

 Biaya BP, + stroom kWh awal. Biaya kWh awal ditagihkan pada konsumen tersebut sesuai tarif dan dayanya. TUL I-06 langsung TUL I-11 (peremajaan dimuka) PDL di-FTP ke

 Datacenter & Vending (agar konsumen bisa segera beli stroom).

 MPB diaktifkan dengan Stroom “Comissioning” (TC). Hanya ada satu TC untuk seluruh MPB.

2.5.4 Migrasi Paska Prabayar ke LPB

 Golongan tarif dan daya tetap.

 Perubahan paskabayar ke prabayar hanya dikenakan biaya administrasi penggantian MPB dan stroom awal Rp. 20.000,-.

 Tagihan akhir berdasarkan stand akhir meter lama yang di-entry di CM@X berdasarkan TUL I-10 (BA Pasang meter Prabayar + Stand bongkar).

 Perhitungan penutup paskabayar : tagihan akhir, tunggakan, TS, SPH lainnya, dan stroom awal. UJL yang ada, digunakan untuk membayar total kewajiban.

 Jika kurang: Nilai kekurangan menjadi Hutang konsumen ke PLN yang dibayarkan sebagai tagihan penutup paska bayar, atau bila dinyatakan sebagai Hutang (dengan SPH) nantinya akan mengurangi pembelian Stroom.


(13)

 Jika lebih, maka konsumen mendapat stroom pengganti (“free issue stroom”):

 Nilai sisa UJL dibagi harga (sesuai rumus stroom struk tapi tanpa biaya administrasi), sehingga diperoleh nilai kWh.

 Stroom pengganti diserahkan ke konsumen melalui SMS yang diarsip. Stroom yang sudah dientry, bisa di-recheck.

2.5.5 Manfaat Penggunaan listrik Pra-Bayar Pelanggan

Mengendalikan sendiri pemakaian Privasi tidak terganggu

Pembelian disesuaikan kemampuan Tidak ada sanksi pemutusan

Tidak ada sanksi biaya keterlambatan

Retailer Transaksi rutin

Layanan voucher dan isi ulang Manfaat transaksi isi lainnya Sebagai terminal EDC Akan tumbuh peluang usaha

PT.POS Promosi Giro

Transaksi rutin ( Paska Bayar. Prepaid, Nada pos) Layanan SMS LPB Pos


(14)

Bank

Peluang nasabah setara denan pelanggan PLN DJBB Promosi kartu kredit

Transaksi Kartu Kredit Transaksi rutin

Database pelanggan

Promosi melalui EDC,SMS Banking

2.5.6 Sistem dan Jejaring Penjualan STROOM LPB

Gambar 2.1 Penjualan STROOM 2.5.7 STRUK LPB PPOB


(15)

2.5.8 STRUK LPB ATM dan POS

Gambar 2.3 Struk LPB ATM dan POS 2.5.9 Penggunaan Listrik Pra Bayar

Langkah 1

Sebelum menggunakan listrik Pra Bayar, voucher stroom harus dibeli dari ATM, kantor Pos atau Payment Point terdekat. Nomor serial meter harus sesuai dengan identitas pelanggan, agar stroom kWh dapat digunakan. Masukkan 20 nomor stroom di struk ke meter anda.

Langkah 2

20 digit nomor stroom harus dinputkan ke meter melalui keypad di meter prabayar. Nomor stroom yang diinput akan terlihat di display meter. Periksa nomor yang diinputkan sama dengan nomor stroom. Jika salah input, gunakan tombol spasi balik _ untuk menghapus nomor yang salah. Bila ingin mengulangi inputan kembali nomor stroom, tekan tombol #, ini akan menghapus semua nomor yang diinput dan anda dapat menginputkan 20 nomor stroom kembali.

Langkah 3

Setelah menginputkan 20 nomor stroom, meter prabayar akan menchek. Jika nomornya valid, layar meter akan menunjukkan nilai kWh yang dibeli dan tanda_akan muncul dilayar meter. Kontaktor meter otomatis akan menyambungkan listrik kerumah anda. Setelah beberapa detik total kredit


(16)

stroom akan tertera di layar. Sekarang anda sudah dapat menggunakan listrik pra bayar.

Langkah 4

Ketika anda menyalakan lampu atau peralatan listrik lainnya, indicator LED akan berkedip-kedip. Jika beban ditambah, indikator LED akan lebih cepat berkedip-kedip. Indikator ini sebagai pengingat untuk mematikan (OFF) peralatan yang tidak terpakai.

Langkah 5

Ketika sisa kWh tinggal sedikit (dibawah 20 kWh) indikator keypad akan muncul dilayar meter. Ini pertanda stroom baru harus disiapkan. Jika sisa kWh habis, meter akan memadamkan listrik anda. Untuk menghidupkan kembali, anda harus input 20 digit nomor stroom baru.

2.6 STROOM

2.6.1 Nilai STROOM

 Nilai stroom terdiri dari unsure kWh, PPJ dan Meterai

 Pilihan Nilai Stroom tertentu

(Rp.20.000, Rp.50.000, Rp.100.000, Rp.250.000, Rp.500.000)

 Pilihan stroom bebas / Flexible (Rp. 20.000 s/d Rp. 1 juta)

2.6.2 Pembelian STROOM

Saat ini ini Stroom bisa dibeli di : • ATM Bank Bukopin

• Mitra-mitra Bank Bukopin yang sudah terhubung dalam sistem PPOB. Selanjutnya Stroom dapat dibeli di :

1. PT Pos melalui outlet : - Kantor Pos

- Mobil Pos

2. Semua Bank Mitra PLN melalui Outlet : - ATM


(17)

- Teller

- Internet Banking - Phone Banking - SMS Banking - EDC

2.6.3 Pengisisan STROOM

Pengisian STROOM yaitu membeli atau membayar terlebih dahulu ke ATM, BANK atau PT POS setelah pembelian kita akan mendapatkan STRUK dan di STRUCK tersebut terdapat angka sebanyak 20 Digit angka kemudian kita memasukan angka tersebut pada KWH, jika berhasil pada KWH akan muncul tanda cek list dan angka KWH akan bertambah sesuai nilai STOOM yang kita beli. Listrik kembali nyala lagi dan bisa kita nikmati.

2.7 Proses Bisnis Listrik Pra Bayar


(18)

Keterangan

Pelanggan terlebih dahulu membeli Token atau Stroom di BANK, ATM atau PT POS sesudah itu baru listrik di alirkan oleh PLN pelanggan, Konsumen akan menikmati nya dan apabila energi listrik habis pelanggan harus melakukan pembelian Token atau Stroom lagi, pelanggan melakukan pembelian Stroom data diserahkan ke pengelolahan data dan data dip roses pengolah data dan uang hasil pembelian pelanggan di transfer ke PLN.


(19)

2008

62% 38%

R1.1300V A 2200 V A

2.8 Evaluasi Grafik Pelanggan Listrik Pra Bayar di PT. PNL (persero) APJ BandungUPJ Selatan tahun 2008- 2010

TAHUN R1.1300VA R1.2200 VA JUMLAH

2008 131 81 212

2009 12 631 643

2010 989 379 1368

TOTAL 2223

Tabel 2.1 Pelanggan LPB berdasarkan tahun

2009

2%

98%

R1.1300V A 2200 V A

2010

72% 28%


(20)

0 10 20 30 40

JAN FE B MA R AP R MA Y JU N JU L AU G SE P OC T NO V DE C RI.1300 R1.2200 0 20 40 60 80 100 120 140

JANFEBMARAPRMA Y

JUN JULAUGSEP OCTNOVDEC

RI.1300 R1.2200 0 50 100 150 200 250

J ANFE B MA R AP R MA Y JU N JU L AU G SE P OC T NO V DE C RI.1300 R1. 2200 TAHUN 2008

BULAN JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL

RI.1300 3 2 10 37 8 28 6 23 14 52

R1.2200 2 1 2 2 11 2 16 4 26 15 18

TOTAL 5 1 4 12 48 10 44 10 49 29 70

Tabel 2.2 Pelanggan LPB berdasarkan Bulan

TAHUN 2009

BULAN JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL RI.1300 1 4 8 21 17 127 64 130 91 43 64 61 242 R1.2200 8 14 14 20 20 43 34 27 27 29 17 10 153 TOTAL 9 18 41 170 98 157 118 72 81 71 395

TAHUN 2010

BULAN JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC TOTAL RI.1300 71 71 187 177 109 218 156 989

R1.2200 18 21 57 48 92 110 33 379


(21)

Hasil Evaluasi

Pada tahun 2008 Daya yang paling banyak pelanggan pakai adalah Daya 1300 yaitu 62% (131 Pelanggan) sedangkan Daya 2200 sebanyak 38% ( 81 pelanggan). Tahun 2008 Listrik Pra Bayar baru muncul sehingga pelanggan belum begitu tahu banyak mengenai Listrik Pra Bayar. Sedangkan tahun 2009 Daya yang paling banyak pelanggan pakai adalah daya 2200 sebanyak 93% (631 pelanggan) sedangkan daya 1300 adalah 2% (12pelanggan). Pada tahun 2009, semua data pelanggan yang menggunakan listrik pra bayar dari tiap UPJ terkumpul di APJ Bandung sehingga jumlah daya pelanggan sangat banyak hamper memenuhi 100%, berbeda dengan tahun 2008 dimana datanya hanya APJ Bandung saja tidak di gabungkan dengan UPJ-UPJ lain. Pada tahun 2010, meskipun datanya belum terkumpul semua datanya baru 6 bulan daya 1300 adalah daya yang paling banyak pelanggan pakai dengan berjumlah 92% (989 pelanggan). Dari evaluasi berdasarkan bulan pada tahun 2008,2009 dan 2010, daya yang paling banyak pelanggan pakai adalah Daya 1300. Dimana pada tahun 2008 jumlah daya yang paling banyak adalah bulan Juli sebanyak 37 dan pada tahun 2009 yaitu bulan Agustus sebanyak 130 dan tahun 2010 yang paling banyak adalah bulan Juni sebanyak 210. Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan, pelanggan yang menggunakan listrik pra bayar dari tiap tahunnya semakin meningkat dan jumlah pelanggan yang menggunakan listrik pra bayar dengan daya 1300 dan 2200 adalah daya 1300.


(22)

2.9 Macam-macam PLN APJ

Pelanggan PT. PLN DJBB ( Distibusi Jawa Barat & Banten) tersebar di 16 Pelayanan dan Jaringan sebagai berikut :

1. PLN APJ Bandung 2. PLN APJ Banten Utara 3. PLN APJ Banten Selatan 4. PLN APJ Bekasi

5. PLN APJ Bogor 6. PLN APJ Cianjur 7. PLN APJ Cimahi 8. PLN APJ Cirebon 9. PLN APJ Depok 10. PLN APJ Garut 11. PLN APJ Karawang 12. PLN APJ Majalaya 13. PLN APJ Purwakarta 14. PLN APJ Sukabumi 15. PLN APJ Sumedang 16. PLN APJ Tasikmalaya


(23)

Untuk mendekatkan PLN di tengah-tengah pelanggan, maka hingga saat ini telah di operasionalkan sekitar 100 Unit Kerja di garis terdepan (Front Linear) yang di sebut Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) dan puluhan Kantor Jaga (Service Point) yang tersebar dibanyak tempat hingga ke pelososk pedesaan.

Dengan demikian kehadiran PLN Unit Pelayanan Jaringan dimaksudkan untuk memberikan Kedekatan, Kemudahan, Keramahan dan Kepastian Layanan kepada pelanggan.

Nama-nama UPJ (Unit Pelayanan Jaringan) yang berada di Bandung: 1. UPJ Bandung Barat

2. UPJ Bandung Selatan 3. UPJ Bandung Utara 4. UPJ Bandung Timur 5. UPJ Bandung Cijaura 6. UPJ Bandung Kopo

7. UPJ Bandung Ujung Berung

Dari 7 UPJ yang ada di Bandung, penyusun mengambil salah satu UPJ untuk di analisis. UPJ tersebut yaitu UPJ Selatan. Berikut hasil Analisis di UPJ Selatan yang menggunakan Listrik Pra Bayar.


(24)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Tinjauan perusahaan secara umum terbagi ke dalam tinjauan terhadap sejarah perusahaan, produk layanan, visi dan misi, filosofi, serta arti dari lambang perusahaan.

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung Sejak pendudukan kolonial Belanda, listrik sudah ada di Jawa Barat. Tahun 1905 berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik di Kota Bandung. Perusahaan itu bernama Bandoengsche Electriciteit Maatschaaooij (BEM).

Sejalan dengan waktu, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1920, BEM berubah menjadi Perusahaan Perseroan yang dinamakan Gemeenschapplijk Electriciteit Bedrijf Voor Bandoeng (GEBEO) yang pendiriannya dikukuhkan melalui akte notaris Mr. Andrian Hendrik Van Ophuisen dengan nomor : 213 tanggal 31 Desember 1919. Sekitar tahun 1942-1945, saat terjadi pemindahan kekuasaan panjajahan dari tangan pemerintahan kolonial Belanda ke pemerintaahn Jepang, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh Djawa Denk Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha dengan wilayah kerja diseluruh Pulau Jawa.

Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 yang membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan membawa angin segar bagi harapan dan kemajuan bangsa Indonesia. Tahun 1957, ketika dengung penasionalisasian perusahaan asing di Indonesia begitu tinggi, penguasaan pengelolaan penyediaan tenaga listrik di seluruh tanah air yang awalnya kuasai oleh penjajah, berpindah tangan ke Pemerintah Indonesia.


(25)

Tepatnya tanggal 27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 tahun 1958 j.o Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959. Selanjutnya, pada tahun 1961 melalui Peraturan Pemerintah N0. 67 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN. Sejalan dengan kebijakan tersebut, PLN Bandung pun berubah menjadi PLN Exlpoitasi XI sebagai kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat, di luar DKI Jaya dan Tangerang.

Pada tahun 1970-an, sejarah kelistrikan di Jawa Barat diawali dengan keluarnya peraturan Pemerintah No.18 tahun 1972 tentang Perusahaan Umum Listrik Negara yang menyebutkan status PLN menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara. Kemudian, berdasarkan pengumuman PLN Exploitasi XI No. 05/DIII/Sek 1975 tanggal 14 Juli 1975, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Sejalan dengan perubahan dan perkembangan daerah yang terus terjadi, kelistrikan di Jawa Barat terus mengalami perkembangan. Memasuki era 1990-an dengan adanya peraturan Pemerintah Republik Indonesia np. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juli 1994.

Untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan kelistrikan yang dari tahun ke tahun yang cenderung mengalami peningkatan, maka keluarlah Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001 yang menjadi landasan hukum atas perubahan nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat.


(26)

Pada akhirnya, dengan mengacu pada Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat diubah lagi namanya menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, di mana wilayah kerjanya meliputi propinsi Jawa Barat dan Propinsi Banten, hingga dengan saat ini. 3.1.2 Produk Layanan P.T PLN (Persero)

Produk layanan yang disediakan oleh PT. PLN (Persero) pada dasarnya meliputi beberapa produk layanan, diantaranya :

1. Pelayanan Sambungan Baru dan Penambahan Daya 2. Pelayanan Pembacaan Meter

3. Pelayanan Penjualan Rekening listrik 4. Pelayanan Gangguan

5. Pelayanan Informasi Pelanggan, diantaranya melalui fasilitas telepon 123 Sejalan dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari konsumen untuk meningkatkan mutu pelayanan, PT. PLN secara bertahap mengembangkan inovasi Produk Layanan Pelanggan dengan teknologi informasi tengah, diantaranya dengan mengembangkan teknologi CIS (Customer Informations System), GIS (Geographical informations System), Pembacaan Meter secara Elektronik dan On-line Payment Point.

 Pelanggan Dalam Kacamata PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten serta Customer Relations yang Harus Dibina Tugas dan Fungsi Public Relations PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai Perusahaan Milik Negara

Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Public Relations yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) yaitu tidak adanya sesuatu yang diperjualbelikan dengan tujuan komersial, walupun Public Relations peemrintahan juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Tetapi pada dasarnya lebih menekankan pada pelayanan publik.


(27)

Melalui unit atau program kerja Public Relations tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan adan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahan. Menurut John D. Millett dalam bukunya, Management in Public Service the Quest For effective Performance, yang artinya Public Relations dalam dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas umumnya, yaitu :

1. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration).

2. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya yang dilakukan oleh perusahaan atau instansi pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire).

3. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official).

4. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu perusahaan atau instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing).

(Rulan, 1998 : 297-298)

Menurut Dimock dan Koenig, pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas pemerintahan adalah :

 Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan apa dan bagaimana yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.


(28)

 Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

 Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing.

Keberadaan Public Relations di sebuah instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditujukan baik untuk hubungan publik ke dalam (internal) maupun untuk hubungan publik ke luar (eksternal). Public Relations dapat merupakan suatu alat atau saluran untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyeabran informasi mengenai publikasi pembangaunan nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya.

Tugas pokok Public Relations pada dasarnya adalah sebagai komunikator untuk membantu mencapai tujuan dan sasaran bagi instansi kepemerintahanan yang bersangkutan dan hingga menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan. Secara garis besar Public Relations memiliki peran ganda: yaitu fungsi keluar berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan instansi kepada publik sebagai khalayak sasaran, sedangkan ke dalam wajib menyerap reaksi., aspirasi atau opini khalayak tersebut yang diserasikan demi kepentingan instansinya atau tujuan bersama.

Fungsi pokok Humas Pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain:


(29)

2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi megnaeni kebijaksnaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat

3. Menjadi komuniaktor dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatanai kepentingan instansi peemrintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memeperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak

4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan polotik pemabngaunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

(Ruslan, 1998 : 299-300)

Sedangkan peran taktis dan strategi kehumasan pemerintah menyangkut beberapa hal:

 Tugas secara taktis dalam jangka pendek

Humas berupaya memberikan pesan-pesan dan informasi kepada masyaraakt umum, dan khalayak tertentu sebagai target sasarannya. Kemampuan untuk melakukan komunikasi timbale balik, dan kemudian memotivasi, atau mempengaruhi opini masyarakat dengan usaha untuk “menyamakan persepsi” dengan tujuan dan sasaran instansi yang diwakilinya.

 Tugas strategis (jangka panjang) Humas

Berperan serta aktif dalam proses pengambilan keputusan, memeebrikan sumbang saran, gagasan dan hingga ide-ide ceemrlang serta kreatif dalam menyukseskan program kerja lembaga atau instansi yagn bersangkutan dan hingga pelaksanaan pembangunan nasional. Terakhir bagaimana upaya untuk menciptakan citra atau opini masyaraakt yang positif.


(30)

(Ruslan, 1998 : 300)

 Pelayanan sebagai Salah Satu Tugas Pokok Public Relations Pemerintahan Salah satu tugas Public Relations di instansi pemerintah adalah memberikan pelayanan dan mengutamakan kepuasan pelanggannya yang adalah masyarakat. Tugas tersebut berdasarkan kepentingan masyarakat terhadap kebutuhan hidup secara bersama-sama. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebaagi perusahaan negara yang menguasai distribusi listrik khusus area Jawa Barat dan Banten yang membawahi langsung sistem pelayanan, menyadari bahwa sebagai pemasok kebutuhan hajat hidup orang banyak, sesuai dengan ketentuan UUD 1945, harus menggunakan kekuasaannya dengan sebaik mungkin. Dalam kerjanya, tanpa mengutamakan keuntungan, pelayanan merupakan otoritas yang terus dikejar untuk dilakukan. Sebagai perusahaan negara, tentunya hal tersebut dilakukan untuk memberikan contoh dan pedoman terhadap perusahaan komersial lainnya. Selain itu pula sebagai bukti pengabdian terhadap publik atau masyarakat. Kecenderungan tingkat pelayanan yang sangat rendah yang dirasakan publik atau masyarakat dari perusahaan peemrintah sangat memprihatinkan. Konsumen atau pelanggan daalm hal ini masyarakat luas seharusnya merasa terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan atau instansi pemerintah, bukannya malah merasa tidak nyaman, karena selama ini masyarakat telah melakukan kewajiban mereka membayar pajak yang seharusnya ditujukan untuk peningkatan pelayanan terhadap mereka.

Persoalan tingkat pelayanan yang kurang itulah yang menjadi cambuk bagi pemerintah umumnya, dan bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten khususnya untuk meningkatkan kinerja dan pelayanannya ke jenjang yagn lebih baik lagi. Maka dari itu, beragam bentuk pelayanan yang ditawarkan dewasa ini oleh sejumlah perusahaan atau instansi peemrintah menunjukkan bahwa pemerintah merespon secara positif keluhan dan kritik yang datang dari publik.


(31)

 Peningkatan Pelayanan terhadap Pelanggan sebagai Bentuk Komitmen PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten

Pelanggan dalam kacamata PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah seluruh masyarakat di kawasan Jawa barat dan Banten. Seluruh masyarakat menggunakan listrik dalam kehidupan sehari-hari, begitu pula dengan seluruh instansi negara lainnya ataupun instansi swasta bahkan publik internal PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten itu sendiri juga merupakan pelanggan.

Menyadari jumlah pelanggannya yang sangat banyak dan beragam, mulai dari pealnggan kecil (rumah tangga) hingga pelanggan besar (industri), PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten memahami benar posisinya sebagai central yang terus mendapat sorotan. Sehingga secara langsung maupun tidak, pelanggan merupakan aset penting yang sangat berharga. Walaupun hingga saat ini, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten tidak memiliki pesaing yang dapat mencuri pelanggannya selama ini seperti halnya perusahaan swasta lainnya, namun sebagai perusahaan negara adaalh tugas pokoknya untuk melayani masyarakat.

Menurut Bapak Husein Nazar, Humas PT PLN (Persero) Divisi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung, pelanggan adalah partner utama di setiap perusahaan. Dalam arti bahwa, suatu perusahaan bisa terus berjalan dan berkelanjutan hanya jika ada produksi, pemasaran dan pelanggan. Produksi dan pemasaran tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada pelanggan. Sehingga pelanggan merupakan unsur terpenting dalam sebuah perusahaan yang tidak dapat dikesampingkan lagi.

Sebagai perusahaan yang hidup dari rakyat, PT PLN (Persero) Divisi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung harus selalu peka dan merespon tiap feedback yang timbul dari masyarakat. Setiap kritik dan keluahan yang datang merupakan pekerjaan rumah yang harus segera


(32)

diselesaikan. Begitu pula daalm mengeluarkan suatu kebijakan. Seluruh kebijakan yang dikeluarkan haruslah benar-benar mengalami pengelolaan dan penyaringan serta dilakukan sosialisasi terlebih dahulu. Seperti dalam hal TDL (Tarif Dasar Listrik) yang tidak dapat dinaikkan begitu saja. Penentuan TDL pun harus disetujui terlebih dahulu oleh pemerintah dan DPR sebagai perwakilan rakyat. Kenaikan TDL juga harus disosialisasikan jauh-jauh hari agar tidak mengakibatkan respon yang keras dari masyarakat. Contoh lainnya yaitu melakukan pemberitahuan terlebih dahulu dalam melakukan pemadaman listrik dalam bentuk release.

Informasi pemadaman listrik dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Adapun beberapa media yang bekerja sama untuk mengumumkan pemadaman listrik diantaranya adalah HU Pikiran Rakyat, HU Galamedia, HU Tribun Jabar, HU Radar Bandung, Radio Dahlia, Radio Maraghita, Indonesia Radio, Radio Shinta.

Selama ini, hubungan yang terbina antara PT PLN (Persero) Divisi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung dan para pelanggannya telah berlangsung dengan baik.

Adapun beberapa cara menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan adalah :

1. Memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan

Contohnya yaitu, memberikan loket-loket komplain di kantor PLN langsung. Atau selalu melakukan inovasi terhadap produk program terbaru yang dapat diakses pelanggan seperti PLN Siaga 123, di mana pelanggan dapat menelpon untuk menanykan jumlah rekening listrik yang harus dibayarkan atau informasi lainnya.

2. Memberikan informasi tentang pemadaman listrik dengan release melalui media massa.


(33)

Memberikan pelayanan yang terbaik tentu saja tidak semudah membalik tangan. Terkadang masih ada komplain yang datang dari pelanggan dan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung harus menerima dan mengoreksi setiap komplain tersebut. Terhadap pelanggan yang melakukan kompalin atas ketidakpuasan dan menyalurkannya melalui surat pembaca, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung akan melakukan pendekatan kepada pelanggan tersebut. Yaitu dengan cara, mendatangi langsung pelanggan, melihat permasalahan yang sebenarnya, mencoba menyelesaikan permasalahan dan meminta kepada pealnggan tersebut untuk membuat surat susulan di surat pembaca.

Adapun potensi pelanggan bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung tidak hanya sebagai pembeli produk jasa yang ditawarkan, tetapi juga sebagai kontrol perusahaan. Pelanggan akan menyorot setiap kebijakan atau keputusan yang dilakukan oleh perusahaan, juga akan merespon kebijakan dan keputusan tersebut. Namun yang lebih penting adalah pelanggan akan menjadi tolak ukur kebutuhan pelayanan yang harus dipenuhi oleh perusahaan guna memberikan yang terbaik bagi pelanggan.

Sebagai perusahaan yang memfokuskan diri pada pelayanan, tentu PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung berupaya melakukan peningkatan pelayanan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. PT PLN (Persero) Divisi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung selalu menomordepankan kenyamanan pelanggannya dalam setiap pelayanan yang diberikan.


(34)

3.1.3 Visi, Misi dan Filosofi P.T PLN (Persero)

VISI, MISI dan FILOSOFI PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan BantenArea Pelayanan dan Jaringan Bandung

1) Visi Perushaan

Diakui menjadi Perushaan Kelas Dunia yang tumbuh berkembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2) Misi Perusahaan

a. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan dan pemegang saham.

b. Menajdikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 3) Filosofi Perusahaan

“Mempunyai Komitmen yang tinggi terhadap kepentingan pelanggan dengan menjadikan Sumber Daya Manusia sebagai sumber daya penting perusahaan”

4) Budaya Perusahaan

Budaya Perusahaan merupakan perpaduan antara kepercayaan, harapan-harapan dan nilai-nilai yagn ditampilkan oleh para anggotanya, dan ditularkan dari satu generasi karyawan ke generasi karyawan lainnya secara berkesinambungan. (Ruslan, 1998 : 285) Budaya Perusahaan PT. PLN (Persero) yaitu Percaya, Peduli, Sadar Biaya, Peka atau tanggap, Terbuka, Integritas, Pembelajar.


(35)

Gambar atau Lambang dan Arti PT. PLN (Persero)

Gambar atau lambang berfungsi sebagai identitas suatu perusahaan atau instansi dengan tujuan agar publik pada umumnya dan konsumen pada khususnya mudah mengenali dan mengingat perusahaan atau instansi tersebut. Begitu pula dengan gambar atau lambang PT. PLN (Persero).

Adapun gambar atau lambang yang dimiliki PT. PLN (Persero) adalah bentuk “PETIR” yang telah lama digunakan PT. PLN (Persero). Penggunaan gambar atau lambang tersebut sesuai dengan surat keputusan No. 13/DIR/1976.

Sketsa Lambang

Gambar 3.1 Lambang PT. PLN (Persero)

Gambar atau lambang PT PLN (PERSERO) tercantum dalam satu bidang datar :

1. Petir atau kilat yang berbentuk tebal disebelah atas dan meruncing di sebelah bawah, berwarna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis gelombang.

2. Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusoida (dua setengah perioda), berwarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah


(36)

mendatar, terletak di tengah – tengah segi empat pada dasar kuning keemasan.

Warna gambar atau lambang PT PLN (Persero) terdiri dari : 1. Berwarna kuning keemasan

2. Berbentuk segi empat berskala ukuran lebar : panjang = 3 : 4

3. Tanpa garis pinggir, jika diperlukan penggambaran segi empat tersebut dapat digunakan garis pinggir sebagai pembatasnya

4. Tanpa tulisan listrik negara ataupun tulisan lainnya di dalamnya Arti Gambar atau Lambang dan Warna PT. PLN (Persero) diartikan sebagai berikut :

1. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya.

2. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN karena segala macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya listrik, akuistik, dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi segala macam tenaga (energi) menjadi listrik.

3. Tiga buah gelombang sejajar diartikan sebagai tiga sikap karyawan PLN dalam melaksanakan tugas negara yaitu bekerja keras, bergerak cepat, dan bertindak cepat. Sehingga daapt diartikan pelaksanaan tugas PT. PLN harus serempak dalam tiga bidang : peningkatan, penyaluran, dan pendistribusian tenaga listrik.

Warna Gambar atau lambang diartikan sebagai berikut :

1. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.

2. Warna merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.

3. Warna biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 1972.


(37)

3.2 Struktur Organisasi

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

PT.PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN MANAJER

ASMAN NIAGA

ASMAN PERENCANAAN

ASMAN OPERASI

ASMAN

KEUANGAN ADM & SDMASMAN ASMANAPP AHLI

Supervisor Administrasi

Niaga

Supervisor Pelayanan Pelanggan

Supervisor Strategi Pemasaran

Gambar 3.2 Struktur Organisasi

 Job Descriptions 1. Manajer Area

a. Kinerja Utama

Rasio Operasi, Susut, Piutang, Kepuasan pelanggan dan citra perusahaan disamping kinerja unit lainnya.

b. Uraian Fungsi Utama

 Mensinergikan seluruh unit garis depan dan seluruh fungsi di APJ dalam mengoptimalkan sumberdaya dan kemitraan untuk memaksimalkan Kinerja Unit dan Citra Perusahaan berdasarkan hokum dan ketentuan yagn berlaku, termasuk surat kuasa dan kebijakan General Manager, termasuk pengembangan system informasi terintegrasi dan “online” dan pengembangan garis depan baru.


(38)

 Menjalin komuniaksi dan hubungan kerja internal dan eksternal yang efektif dan megnembangkan dan memberdayakan seluruh potensi SDM untuk meningkatkan Budaya Perusahaan (Integritas, Saling Percaya, peduli dan Pembelajar) dan Good Corporate Government (Responsibility, Accountability, Fairness dan transparancy) disertai apresiasi dan pembinaan SDM.

 Berkoordinasi dengan unit P3B terkait, APD (bila ada), Unit Distribusi lain (bila ada) dan APJ yang berbatasan.

 Melengkapi pengaturan lebih lanjut (yang belum diatur oleh Kantor Distribusi), melaksanakan monitoring dan evaluasi / audit internal.

2. Ahli

a. Membuat rekomendasi solusi masalah dan konsep realistis untuk memaksimalakn kinerja APJ.

b. Melaksanakan kegiatan tertentu, bekerjasama dengan unit garis depan atau fungsi terkait, termasuk operasional lapangan, untuk memaksimalkan kinerja APJ dengan persetujuan manajer atau asisten manajer yagn bersangkutan.

c. Bertanggung jawab kepada manajer APJ 3. Asisten Manajer Niaga

a. Fungsi Utama Asisten Manajer Niaga adalah memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerja melalui fungsi Administrasi niaga, Sistem Pelayanan dan Sistem Pemasaran.

 Fungsi Administrasi Niaga

Membuat laporan yang benar (rekonsiliasi dengan fungsi keuangan dan akuntansi APJ dan unit ybs), dan menyampaikannya ke KD a. I. TUL. III-07, koreksi, dan TUL. III-09, 12 RB; TUL.IV-04/06, Pendapatan lain-lain; mengelola tagihan tertentu “terpusat” a. I. TNI, Polri, Pemda, Instansi vertical, SPT;


(39)

 Fungsi Sistem Pelayanan

Mengelola perbaikan penetrasi segmen TR dengan pendekatan territorial a. I. perbaikan AIL, DIL, baca meter; penagihan (autodebet, praqtis); penertiban (kwh numpuk, tunggakan / pemutusan, illegal, UJL, dll); otomatisasi (RBM, PDE); TMP; LHL; one stop service; kehumasan (a. I. TDL), kemitraan; outsourcing; UGD baru; penyediaan material, dana, sarana dan pelatihan;

 Fungsi Sistem Pelayanan

Memperbaiki system pelayanan potensial untuk memaksimalkan kinerja APJ, khususnya segmen konsumen tegangan tinggi dan tegangan menengah, a. I Account Executives, AMR, CIS, DPP, AIL, PB/PD dan daftar tunggu, Captive, Impor, Fleksibilitas dan Sinergi, tunggakan/KP2LN, UMTL, Pembayaran langsung, Updating PJBTL, dll.

b. Bekerjasama dengan Asisten Manajer Perencanaan, Asisten Manajer Operasi, Asisten Manajer Keuangan, Asisten Manejer SDM dan Administrasi, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan untuk memaksimalkan kinerja APJ dan Distribusi Jawa Barat dan Banten, khususnya penekanan susut dan tunggakan, antara lain upaya Unit Garis Depan untuk program gardu sisipan (sekaligus untuk perbaikan tegangan dan pemasaran), pemutusan sementara dan rampung, program sambungan jenis ”compression” untuk mengatasi ”asimetris dan loskontak”, melanjutkan perbaikan data pelanggan (DIL) terpadu (sekaligus program analisis susut per penyulang dan per gardu dan program pengurangan tagihan listrik akibat TMP tidak terpenuhi), penyediaan material pada setiap saat dibutuhkan, pemanfaatan anggaran, penyediaan likuiditas operasional Unit Garis Depan, rekonsiliasi penerimaan pembayaran


(40)

rekening listrik di rekening bank PLN, pengembangan ”autodebet”, program kehumasan, pengembangan sarana, apresiasi dan promosi pegawai, pengembangan Unit Garis Depan baru, dll.

c. Mengkoordinasikan fungsi-fungsi Supervisor, Ahli, Terampil Utama dan Terampil dilingkungan Bagian Niaga dan bertanggung jawab kepada manajer APJ.

4. Asisten Manajer Perencanaan

a. Fungsi utama Asisten Manajer Perencanaan adalah mengelola fungsi perencanaan terpadu, sistem teknologi informasi bekerjasama dengan Ahli dan fungsi terkait di APJ, untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerjanya. 1. Fungsi Perencanaan

2. Merencanakan pengembangan jaringan distribusi 1 tahun kedepan

3. Merencanakan sistem jaringan untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik

4. Merencanakan biaya pemeliharaan jaringan selama 1 tahun 5. Memberikan justifikasi setiap aktivitas investasi yang

direncanakan

6. Memantau realisasi pelaksanaan investasi dan pemel;iharaan di APJ

7. Dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Bidang Perencanaan Distribusi

b. Fungsi Sistem Teknologi Informasi

Mengelola pengoperasian dan pemeliharaan seluruh sistem informasi terpadu dan andal (komitmen proses bisnis, password dan data logger); pengembangan sistem informasi untuk meminimalkan proses bisnis manual a. I RBM berbasis GIS dan gardu;


(41)

c. Mengkoordinasi pemanfaatan anggaran bersama Asisten manajer Niaga, Asisten Manajer Operasi, Asisten Manjer Keuangan, Asisten, Manajer SDM dan Administrasi, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan untuk memaksimalkan kinerja APJ dan Dostribusi Jawa Barat dan Banten, khususnya penekanan susut dan tunggakan antara lain upaya Unit Garis Depan untuk program gardu sisipan (sekaligus untuk perbaikan tegangan dan pemasaran), pemutusan sementara dan rampung, program sambungan jenis ”comression” untuk mengatasi ”asimetris dan loskontak”, melanjutkan perbaikan data pelanggan (DIL) terapadu (sekaligus program analisis susut per penyulang dan per gardu dan program pengurangan tagihan listrik akibat TMP tidak terpenuhi), pengembangan Unit Garis Depan baru, dll.

5. Asisten Manajer Operasi

a. Fungsi utama Asisten Manajer Operasi adalah mengelola fungsi pengoperasian sistem jaringan, bekerjasama dengan ahli dan fungsi terkait di APJ, untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerjanya.

b. Fungsi Operasi :

1. Memantau dan memutakhirkan data jaringan distribusi terpasang di seluruh wilayah APJ

2. Mengelola dan mengoperasikan jaringan distribusi sesuai dengan kebutuhan lapangan

3. Melaksanakan pengawasan pembangunan jaringan distribusi baru

4. Mengevaluasi dan mengoperasikan jaringan distribusi baru 5. Melaksanakan pngukuran tegangan ujung secara periodik 6. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan

pelayanan gangguan TM/TR disemua UPJ


(42)

8. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanan pemeliharaan jaring distribusi TM/TR disemua UPJ

9. Memantau dan mengevaluasi usaha penekanan losses jaringan distribusi

10. Menyusun dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan SOP

11. Mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan SOP sistem jaringan untuk kunjungan VVIP/VIP

12. Melaksanakan komunikasi dengan APJ lain apabila diperlukan 13. Dalam melaksanakan tugas berkomunikasi dengan Bidang

Dsitribusi

c. Mengkoordinasikan pemanfaatan anggaran bersama Asisten manajer Niaga, Asisten Manajer Operasi, Asisten Manjer Keuangan, Asisten, Manajer SDM dan Administrasi, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan untuk memaksimalkan kinerja, khususnya penekanan susut dan tunggakan antara lain upaya Unit Garis Depan untuk program gardu sisipan (sekaligus untuk perbaikan tegangan dan pemasaran), pemutusan sementara dan rampung, program sambungan jenis ”comression” untuk mengatasi ”asimetris dan loskontak”, melanjutkan perbaikan data pelanggan (DIL) terapadu (sekaligus program analisis susut per penyulang dan per gardu dan program pengurangan tagihan listrik akibat TMP tidak terpenuhi), pengembangan Unit Garis Depan baru, dll.

6. Asisten Manajer Keuangan

a. Fungsi utama Asisten Manajer Keuangan adalah mengelola fungsi keuangan, bekerjasama dengan Ahli dan fungsi terkait di APJ, untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerjanya


(43)

b. Mengkoordinasikan penyediaan likuiditas operasional Unit Garis Depan, rekonsiliasi penerimaan pembayaran rekening listrik di rekening bank PLN, pengembangan ”autodebet”, pengembangan Unit Garis Depan baru, dll bersama Asisten manajer Niaga, Asisten Manajer Operasi, Asisten Manjer Keuangan, Asisten, Manajer SDM dan Administrasi, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan yang bersangkutan

7. Asisten Perencanaan Sumber Daya Manusia dan Administrasi

a. Fungsi utama Asisten Manjer SDM dan Administrasi adalah mengelola fungsi SDM, fungsi administrasi, hukum dan komnikasi, logistik, bekerjasama dengan Ahli dan fungsi di APJ, untuk memfasilitasi unit gars depan dalam memaksimalkan kinerjanya.

b. Mengkoordinasikan aresiasi dan promosi pegawai, program kehumasan, pengembangan sarana, pengembangan Unit Garis Depan baru, dll bersama Asisten manajer Niaga, Asisten Manajer Operasi, Asisten Manjer Keuangan, Asisten, Manajer SDM dan Administrasi, Ahli, fungsi terkait di APJ dan Unit Garis Depan yang bersangkutan.

3.3 Deskripsi Kerja

1. Bagian Pelayanan Pelanggan

Memberikan pelyanan terhadap pelanggan yang akan melakukan Pasang Baru dan memberikan informasi tentang Pasang Baru Listrik Prabayar (LPB). Selain itu melakukan pengelolaan pendaftaran dan pemasangan pasang baru listrik prabayar, keuangan dan laporan.


(44)

2. Supervisor Pelayanan Pelanggan

Melakukan pengawasan terhadap bagian pelayanan pelanggan dan proses pelayanan pelanggan yang mungkin akan terjadi ketidaksesuaian.

Sistem Informasi Pelayanan Pelanggan ini digunakan oleh bagian Pelayanan Pelanggan di UPJ Bandung Selatan yang fungsinya sebagai sarana untuk melayani para pelanggan dalam proses pasang baru, perubahan tarif, perubahan daya yang meliputi penaikan daya dan penurunan daya serta ganti nama.

Dengan berbagai pelayanan yang diberikan oleh PT.PLN maka dibuatlah suatu Sistem Informasi Pelayanan Pelanggan yang terbagi dalam modul-modul yang diberi nama CIS (Customer Information System). Di dalam aplikasi ini segala bentuk pelayanan pelanggan ditangani dengan cara komputerisasi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan dan data yang terjamin.


(45)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem (system analysis) menururt Jogianto (2005:129) didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis dilakukan setelah tahap perencanaan dan sebelum desain sistem, dimana tahap ini sangat kritis karena kesalahan dalam tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya.

Langkah-langkah pada tahap analisis ini hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya ruang lingkup analisis sistem tugasnya lebih terinci.

Dalam buku karangan Jogiyanto HM. yang berjudul Analisis dan Desain (2005:700) ada Beberapa simbol digunakan di DFD untuk maksud mewakili:

1. External entitity (kesatuan luar) atau boundary (batas sistem)

setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Sistem akan menerima input dan akan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuan luar


(46)

(external entitity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak atau suatu kotak dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal sebagai berikut:

Gambar 4.1 Notasi kesatuan luar di DFD 2. Data flow (arus data),

Arus data di DFD di beri simbol dengan panah. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk system atau hasil dari proses system.

Gambar 4.2 Arus Data 3. Process (proses),

kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau computer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses atau dari inout menjadi output.


(47)

atau

Gambar 4.3 Notasi proses di DFD 4. Data store (simpanan data).

Simpan data merupakan simpanan data yang dapat berupa file atau database di sistem komputer, arsip atau catatan manual, kotak tempat data dimeja seseorang, tabel acuan manual, agenda atau buku.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal parallel yang tertutup di salah satu ujungnya, seperti Gambar Data Store berikut ini:

Nama Data Store

Gambar 4.4 Simbol Dari Simpanan Data

Bagian alir sistem (systems flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem.

Ident ifikasi

Nama proses


(48)

N C A Simbol Keterangan 1. 8. 17. 19. 9. 18. 10. 16. 15. 12. 11. 13. 14. 2. 7. 5. 4. 6. 3. 1. 8. 17. 19. 9. 18. 10. 16. 15. 12. 11. 13. 14. 2. 7. 5. 4. 6. 3.

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.

Menunjukkan pekerjaan manual.

File non - Komputer yang diarsipkan urut angka (numerical).

File non - Komputer yang diarsipkan urut tanggal (cronological)

Menunjukan input / output yang menggunakan kartu plong (punched card) File non - Komputer yang diarsipkan urut huruf (alphabetical).

Menunjukan kegiatan proses dari operasi program komputer.

Menunjukan operasi yang dilakukan diluar proses operasi komputer.

Menunjukan proses pengurutan data di luar proses komputer

Mennunjukan input / output menggunakan pita megnetik

Menunjukkan input / output menggunakan harddisk

Menunjukan input / output menggunakan diskette

Menunjukan input /output menggunakan drum magnetik

Menunjukan input /output menggunakan pita kertas berlubang

Yang menunjukkan input menggunakan online keyboard

Menunjukan output yang ditampilkan di monitor.

Menunjukan penggunaan pita kontrol (control tape) dalam batch control total untuk pencocokan di proses batch processing.

Menunjukan proses transmisi data melalui canel komunikasi.

Menunjukkan arus dari proses .

Menunjukkan penjelasan dari sebuah proses.

Menunjukkan penghubung pada halaman yang sama atau kehalaman lain Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.


(49)

4.2 Penagihan ( SI pelayanan pelanggan pada bagian penagihan) Pelanggan Penagihan


(50)

4.3 Pelayanan Ubah Daya


(51)

4.4 Pasang baru pelanggan


(52)

4.5 Catat Meter


(53)

CD P/ CP SIPP PT PLN

Ubah Daya Pasang Baru

Info kwh & S meter Daya Rekening Id pelanggan


(54)

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis LPB diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Cara Penggunaan Listrik Pra Bayar adalah kita memebeli dulu ( STROOM) ke ATM, Bank atau Kantor Pos baru kita bisa memakainya.

2. Pembelian STROOM dilakukan dengan membayar ke suatu ATM, BANK, atau Kantor Pos mulai dari harga Rp. 20.000 s/d 1.000.000 setelah itu kita mendapatkan STRUK dan untuk pengisiannya yaitu memasukan 20 angka digit yang tersedia di STRUK, yang sudah kita beli.

3. Untuk mengatasi ganguan Jaringan pada KWH, pelanggan tinggal telepon ke PLN yaitu ke 123.

4. Manfaat Listrik Pra Bayar adalah kita bisa mengendalikan sendiri pemakaian dan Privasi tidak terganggu

5.2 Saran

Adapun saran yang disamapikan setelah menganalisis Listrik Pra Bayar di PT PLN (Persero) APJ Bandung ini agar pelanggan memakai Listrik Pra Bayar karena dengan memakai Listrik Pra Bayar kita bisa mengendalikan pemakaian sendiri dan privasi kita tidak terganggu.


(56)

i

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Dan Rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Selesainnya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tentu tidak terlepas dari banyaknya pihak yang membantu dan memberikan banyak dorongan kepada penulis. Kiranya tak ada ucapan yang dapat penulis sampaikan kecuali rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Heri Sutiana selaku pembimbing eksternal yang telah membantu dalam Menganalisis Listrik Prabayar.

2. Seluruh Staff Bagian Niaga, PT. PLN ( Persero ) APJ Bandung yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan.

3. Bapak Dadang Munandar S.E, M.S.i, selaku ketua Jurusan Manajemen Informatika, Koordinator PKL, dan Wali Kelas.

4. Seluruh Dosen Manajemen Informatika yang telah memberikan bekal dan ilmu bagi penulis.

5. Teman-teman MI-13 yang telah memberikan dukungan yang pada akhirnya makalah Laporan PKL ini dapat terselesaikan

Akhirnya, sebaris doa penulis panjatkan semoga hidayah dan inayah Allah AWT senantiasa hadir dalam setiap hati hamba-Nya yang selalu memuja-Nya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait khususnya bagi penyusun.

Bandung, 5 Agustus 2010


(57)

ii

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... iii

Daftar Tabel ... Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 2

1.2.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

Bab II Teori Pendukung 2.1 Pengertian Analisis ... 5

2.2 Cara yang benar dalam menganalisis ... 6

2.3 Langkah-langkah menganalisis ... 10

2.4 Pelanggan ... 10

2.4.1 Pengertian Pelanggan ... 10

2.4.2 Jenis-jenis pelanggan ... 10

2.5 Listrik Pra Bayar ... 11

2.5.1 Listrik Pra Bayar Praktis dan Nyaman ... 11

2.5.2 Pelayanan Pelanggan ... 11

2.5.3 Pasang baru Listrik Pra Bayar ... 12

2.5.4 Migrasi Pasca Bayar ke Listrik Pra Bayar ... 12

2.5.5 Manfaat Listrik Pra Bayar ... 13


(58)

iii

2.5.9 Penggunaan Listrik Pra Bayar ... 15

2.6 STROOM ... 16

2.6.1 Nilai Stroom ... 16

2.6.2 Pembelian Stroom ... 16

2.6.3 Pengisisan Stroom ... 17

2.7 Proses Bisnis Listrik Pra Bayar ... 17

2.8 Evaluasi Grafik Pelanggan Listrik Pra Bayar di PT.PLN (persero) APJ Bandung UPJ Selatan ... 19

2.9 Macam – macam PLN APJ ... 22

Bab III Tinjauan Organisasi 3.1 Tinjauan Umum Prerusahaan ... 24

3.1.1 Sejarah Perusahaan ... 24

3.1.2 Produk Layanan P.T PLN (Persero) ... 26

3.1.3 Visi, Misi, dan Filosofi P.T PLN (Persero) ... 34

3.2 Struktur Organisasi ... 37

3.3 Deskripsi kerja ... 43

Bab IV Analisis Praktek Kerja Lapangan 4.1 Analisis Sistem ... 45

4.2 Penagihan ( SI Pelayanan Pelanggan Pada Bagian Penagihan ) ... 49

4.3 Pelayanan Ubah Daya ... 50

4.4 Pasang Baru Pelanggan ... 51

4.5 Catat Meter ... 52

4.6 DFD Level 1 ... 54

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55 Daftar Pustaka


(59)

http://www.pln.co.id/pro00/layanan/prabayar.html

http://andhito.wordpress.com/2010/02/18/listrik-prabayar/

http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/1985791-listrik-prabayar-lebih-praktis/

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15234

New Weave (2002:170) dan Schuler (1986) Empowerment and the Law Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty 2002

Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar 2000 http://indomarxist.tripod.com/0000004c.htm

LL. Bean, Freefort dan Maine dalam Vincent Gasversz 1997

http://ammarawirausaha.blogspot.com/2009/10/pengertian-pelanggan.html Jogiyanto HM. 2005 Analisis dan Desain


(1)

54


(2)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis LPB diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

1. Cara Penggunaan Listrik Pra Bayar adalah kita memebeli dulu ( STROOM) ke ATM, Bank atau Kantor Pos baru kita bisa memakainya.

2. Pembelian STROOM dilakukan dengan membayar ke suatu ATM, BANK, atau Kantor Pos mulai dari harga Rp. 20.000 s/d 1.000.000 setelah itu kita mendapatkan STRUK dan untuk pengisiannya yaitu memasukan 20 angka digit yang tersedia di STRUK, yang sudah kita beli.

3. Untuk mengatasi ganguan Jaringan pada KWH, pelanggan tinggal telepon ke PLN yaitu ke 123.

4. Manfaat Listrik Pra Bayar adalah kita bisa mengendalikan sendiri pemakaian dan Privasi tidak terganggu

5.2 Saran

Adapun saran yang disamapikan setelah menganalisis Listrik Pra Bayar di PT PLN (Persero) APJ Bandung ini agar pelanggan memakai Listrik Pra Bayar karena dengan memakai Listrik Pra Bayar kita bisa mengendalikan pemakaian sendiri dan privasi kita tidak terganggu.


(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas Berkat Dan Rahmat-Nyalah kami bisa menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Selesainnya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tentu tidak terlepas dari banyaknya pihak yang membantu dan memberikan banyak dorongan kepada penulis. Kiranya tak ada ucapan yang dapat penulis sampaikan kecuali rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Heri Sutiana selaku pembimbing eksternal yang telah membantu dalam Menganalisis Listrik Prabayar.

2. Seluruh Staff Bagian Niaga, PT. PLN ( Persero ) APJ Bandung yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan.

3. Bapak Dadang Munandar S.E, M.S.i, selaku ketua Jurusan Manajemen Informatika, Koordinator PKL, dan Wali Kelas.

4. Seluruh Dosen Manajemen Informatika yang telah memberikan bekal dan ilmu bagi penulis.

5. Teman-teman MI-13 yang telah memberikan dukungan yang pada akhirnya makalah Laporan PKL ini dapat terselesaikan

Akhirnya, sebaris doa penulis panjatkan semoga hidayah dan inayah Allah AWT senantiasa hadir dalam setiap hati hamba-Nya yang selalu memuja-Nya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait khususnya bagi penyusun.

Bandung, 5 Agustus 2010


(4)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... iii

Daftar Tabel ... Bab I Pendahuluan 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 2

1.2.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4Batasan Masalah ... 4

1.5Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 4

Bab II Teori Pendukung 2.1 Pengertian Analisis ... 5

2.2 Cara yang benar dalam menganalisis ... 6

2.3 Langkah-langkah menganalisis ... 10

2.4 Pelanggan ... 10

2.4.1 Pengertian Pelanggan ... 10

2.4.2 Jenis-jenis pelanggan ... 10

2.5 Listrik Pra Bayar ... 11

2.5.1 Listrik Pra Bayar Praktis dan Nyaman ... 11

2.5.2 Pelayanan Pelanggan ... 11

2.5.3 Pasang baru Listrik Pra Bayar ... 12

2.5.4 Migrasi Pasca Bayar ke Listrik Pra Bayar ... 12

2.5.5 Manfaat Listrik Pra Bayar ... 13


(5)

iii

2.5.7 Struk Listrik Pra Bayar PPOB ... 14

2.5.8 Listrik Pra Bayar ATM dan POS ... 15

2.5.9 Penggunaan Listrik Pra Bayar ... 15

2.6 STROOM ... 16

2.6.1 Nilai Stroom ... 16

2.6.2 Pembelian Stroom ... 16

2.6.3 Pengisisan Stroom ... 17

2.7 Proses Bisnis Listrik Pra Bayar ... 17

2.8 Evaluasi Grafik Pelanggan Listrik Pra Bayar di PT.PLN (persero) APJ Bandung UPJ Selatan ... 19

2.9 Macam – macam PLN APJ ... 22

Bab III Tinjauan Organisasi 3.1 Tinjauan Umum Prerusahaan ... 24

3.1.1 Sejarah Perusahaan ... 24

3.1.2 Produk Layanan P.T PLN (Persero) ... 26

3.1.3 Visi, Misi, dan Filosofi P.T PLN (Persero) ... 34

3.2 Struktur Organisasi ... 37

3.3 Deskripsi kerja ... 43

Bab IV Analisis Praktek Kerja Lapangan 4.1 Analisis Sistem ... 45

4.2 Penagihan ( SI Pelayanan Pelanggan Pada Bagian Penagihan ) ... 49

4.3 Pelayanan Ubah Daya ... 50

4.4 Pasang Baru Pelanggan ... 51

4.5 Catat Meter ... 52

4.6 DFD Level 1 ... 54

Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55 Daftar Pustaka


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pln.co.id/pro00/layanan/prabayar.html

http://andhito.wordpress.com/2010/02/18/listrik-prabayar/

http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/1985791-listrik-prabayar-lebih-praktis/

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15234

New Weave (2002:170) dan Schuler (1986) Empowerment and the Law

Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty 2002 Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar 2000

http://indomarxist.tripod.com/0000004c.htm

LL. Bean, Freefort dan Maine dalam Vincent Gasversz 1997

http://ammarawirausaha.blogspot.com/2009/10/pengertian-pelanggan.html


Dokumen yang terkait

Perancangan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Listrik Prabayar Dengan Berbasis SMS Gateway Pada PT. PLN (Persero) APJ Cimahi Dan UPJ Cimahi Kota

1 5 1

Program Pemasaran Listrik Prabayar Sebagai Peningkatan Pelayanan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Baten APJ Bandung

0 3 1

Sistem Pemasangan Baru Listrik Prabayar Pada Pt. PLN (persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten APJ Cimahi Dan UPJ Cimahi Kota

0 5 1

Analisis Kualitas Pelayanan PT. PLN (PERSERO) APJ Surakarta Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna KWH-Meter Prabayar

0 3 6

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) UPJ GROGOL DALAM ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) UPJ GROGOL DALAM KEMUDAHAN PEMBAYARAN TAGIHAN REKENING LISTRIK.

0 1 9

RESPON PELANGGAN TERHADAP PRODUK LISTRIK PRABAYAR (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan) Respon Pelanggan Terhadap Produk Listrik Prabayar (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan).

1 2 15

PENDAHULUAN Respon Pelanggan Terhadap Produk Listrik Prabayar (Studi pada PT. PLN (Persero) APJ Pekalongan).

0 2 9

KUALITAS PELAYANAN PROGRAM LISTRIK PINTAR DI PT. PLN (Persero) UPJ SURABAYA SELATAN (Studi Tentang Pelayanan Pasang Baru Listrik Prabayar Berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat).

0 0 116

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Listrik Prabayar PT.PLN (Persero) Distribusi Areal Bali Selatan.

1 10 54

Analisis Kualitas Produk Listrik Prabayar Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta - UNS Institutional Repository

0 0 17