T a
b e
l 2
. 5
Tabel 2.7 Penjelasan pin pada port D
2.2 Optocoupler
Isolator optic opto-Isolator atau sering disebut dengan optocoupler adalah rangkaian terpadu yang terdiri dari fototransistor dan LED Light Emiting Diode kombinasi antara
emmiter dan detector. Susunan dari optocoupler diperlihatkan pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Kombinasi emitter dan detector
PD.0 RDX UART input line
PD.1 TDX UART output line
PD.2 INT0 external interrupt 0 input
PD.3 INT1 external interrupt 1 input
PD.4 OC1B TimerCounter1 output compareB match output
PD.5 OC1A TimerCounter1 output compareA match output
PD.6 ICP TimerCounter1 input capture pin
PD.7 OC2 TimerCounter2 output compare match output
Universitas Sumatera Utara
Penerimaan cahaya inframerah akan membuat transistor peka cahaya menjadi konduksi. Ketika transistor konduksi, keluaranya akan menjadi masukan logika rendah. Jadi keluaran rangkaian
transduser akan berlogika rendah ketika transistor konduksi. Pada saat LED tidak konduksi OFF, LED tidak akan memancarkan cahaya inframerah sehingga transistor juga akan mati. Hal
ini akan member keluaran dari transistor berlogika tinggi.
2.3 Rotary Encoder
Rotary encoder adalah peralatan elektro-mekanik yang menggunakan sensor optic untuk menghasilkan rentetan pulsa – pulsa yang dapat diubah kedalam suatu gerakan, posisi atau arah.
Contoh dari retory encoder dapat dilihat pada gambar 2.10.
Gambar 2.9 Rotary encoder
Pada gambar 2.3.1 menunjukan prinsip kerja secara umum dari rotary encoder, dimana sebuah piringan tipis dan LED yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga cahayanya tetap terfokus
pada piringan tersebut. Sebuah transistor aktif cahaya ditempatkan pada sisi lain dari piringan sehingga dapat mendeteksi cahaya dari LED.
Piringan tersebut ditempatkan pada poros shaft yang bergerak. Dimana pergerakan piringan tersebut sesuai dengan pergerakan poros shaft sehingga ketika poros shaft berputar,
maka piringan ikut berputar. Ketika piringan yang diatasnya ditempatkan LED yang memancarkan cahaya yang terfokus terhadap fototransistor akan berada dalam keadaan saturasi
yang keluaranya akan berupa pulsa gelombang kotak.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Prinsip kerja Rotary Encoder
2.4 Absolute Encoder