BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab terdahulu dan teori yang ada, dan setelah dilakukannya penelitian dan pengujian terhadap Sistem Informasi Koperasi
Simpan Pinjam, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Telah berhasil dibangun sebuah Sistem Informasi Manejemen Koperasi
Simpan Pinjam Berbasis Web. 2. Penerapan SAK-ETAP pada sistem keuangan Koperasi Simpan Pinjam dapat
dilaksanakan dengan baik. 3. Sistem ini dapat memberi keluaran berupa laporan keuangan Koperasi Simpan
Pinjam sesuai dengan SAK-ETAP. 4. Aplikasi yang dihasilkan dapat langsung diterapkan oleh Koperasi Simpan
Pinjam, dengan penyesuaian kebijakan akuntansinya.
5.2 Saran
1. Menyikapi perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat kemajuannya, maka sistem ini sangat mungkin dikembangkan untuk organisasi koperasi yang
besar menggunakan media Virtual Private Network VPN. 2. Sistem ini masih terbatas pada Koperasi Simpan Pinjam, sehingga masih dapat
dikembangkan untuk
Koperasi Sektor Riil
dalam menyusn
laporan keuangannya.
3. Sistem ini masih berfokus pada Koperasi Simpan Pinjam yang konvensional sehingga dapat dikembangkan untuk Koperasi Simpan Pinjam dengan pola
syariah.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Koperasi
Kata koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang dalam bahasa Inggris Cooperative. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja, sehingga Cooperation
berarti bekerja atau berusaha bersama-sama. Pengertian secara umum: “Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum
koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara
kekeluargaan menjalankan
usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan para anggotanya” Afrimarta, G. Eko, A. J. 2010. Pengertian Koperasi menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 yaitu:
“Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang. Badan Hukum Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
Gerakan Ekonomi Rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.” Wahyuni, H. S., 2009.
Pengertian Koperasi menurut Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-
menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang. Santyaminah, 2012.
2.1.1 Jenis-jenis koperasi
Dalam garis besarnya sekian banyak jenis Koperasi tersebut dapat dibagi menjadi 5 lima golongan, yaitu :
1. Koperasi Konsumsi
2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
3. Koperasi Produksi
Universitas Sumatera Utara
7
4. Koperasi Jasa .
5. Koperasi Serba Usaha atau Koperasi Unit Desa KUD.
2.1.2 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang kegiatannya untuk menghimpun dana
dan menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan,koperasi lain dan atau
anggotanya Rudianto : 2006. Tujuan Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam menurut Ninik Widiyanti dan Y.W.
Sunindhia adalah: 1.
Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.
2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri. 3.
Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
4. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
2.1.3 Manajemen Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa
berupa tabungan atau simpanan sedangkan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal.
1. Penghimpunan Dana Koperasi Simpan Pinjam Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan
penghimpunan dana. Dari keseluruhan sumber dana, sumber dana utama adalah simpanan.
Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada KSPUSP dalam
bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi
KSPUSP, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
8
kekayaan bersih bagi KSPUSP, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib bagi KSP.
2. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam a. Simpanan Pokok KSP
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
b. Simpanan Wajib KSP Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib
dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
c. Tabungan Koperasi Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi, setiap
saat pada hari kerja Koperasi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh KSPUSP agar anggota berminat
menyimpan di koperasi antara lain adalah: •
Keamanan dana, dalam arti dapat ditarik kembali oleh pemiliknya sesuai dengan perjanjian.
• Menghasilkan nilai tambah dalam bentuk bunga simpanan atau insentif lainnya
dan diterima oleh anggota sesuai dengan perjanjian. •
Bahwa menabung di KSPUSP merupakan wujud dari partisipasi anggota di dalam kedudukannya sebagai pengguna jasa, dan karena itu anggota merasakan adanya
kedudukan yang lebih istimewa dibandingkan dengan menabung di tempat lain. Keistimewaan anggota tersebut antara lain misalnya karena menerima sisa hasil
usaha pada akhir tahun buku, ikut serta mengambil keputusan koperasi dan lain- lain.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tabungan dapat meliputi:
Universitas Sumatera Utara
9 •
Penyetoran dan pengambilan dapat dilakukan setiap saat pada hari kerja. •
Jumlah setoran minimal pertama saat pembukaan tabungan dan setoran minimal selanjutnya.
• Jumlah saldo minimal yang harus ada dalam tabungan.
• Penyetoran dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus pemilik tabungan.
• Pengambilan tabungan hanya dapat dilakukan oleh pemilik tabungan atau yang
diberikan kuasa. •
Sebagai imbalan, KSPUSP memberikan bunga tabungan kepada penyimpan; •
Bunga tabungan dihitung menggunakan metode tertentu misalnya saldo rata-rata harian, saldo terkecil atau yang lainnya.
• Pembayaran bunga dilakukan setiap akhir bulan dengan menambahkannya ke
dalam saldo tabungan. •
Penanggung jawab penghitungan bunga adalah bagian pembukuan.
d. Simpanan Berjangka Koperasi Simpanan berjangka koperasi adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya
dilakukan satu kali untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum
jangka waktu tersebut berakhir. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan simpanan berjangka dapat meliputi:
• Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dulu untuk
menjadi penabung. •
Jumlah setoran minimal. •
Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut.
• Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan dengan
menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
3. Sisa Hasil Usaha Sisa Hasil Usaha SHU koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau
penerimaan total total revenue [TU] dengan biaya-biaya atau biaya total total cost [TC] dalam satu tahun buku.
Universitas Sumatera Utara
10
SHU menurut UU No. 251992, tentang Perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut.
• Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
• SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi,
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. •
Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. •
Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan ADART Koperasi.
• Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
• Semakin besar transaksi usaha dan modal anggota dengan koperasinya, maka
semakin besar SHU yang akan diterima. Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara
adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya
mengatakan bahwa “pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :
a. SHU atas jasa modal