91
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Simbol Pada Dinding Rumah Gerga 5.1.1 Cuping-cuping
Gambar 5.1 Cuping-cuping
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Cuping-cuping terdapat pada bagian setiap sudut rumah. Bentuk cuping- cuping seperti kuping telinga manusia dan berwarna hitam. Fungsi cuping-
cuping merupakan batas dinding dan salah satu struktur pada rumah sebagai pengait antara dinding dan membuat antara bagian dinding menjadi kokoh.
Makna cuping-cuping yaitu bahwa pendengaran yang tajam penghuni rumah terhadap kejadian dan berita-berita yang terjadi pada lingkungan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang dapat menyaring berita-berita mana saja yang layak untuk diterima dan tidak.
5.1.2 Pengeretret
Gambar 5.2 Pengeretret
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Pada saat masyarakat Karo di Desa Lingga sering kehutan untuk mengambil kayu sebagai alat memasak. Dan ketika itu pula masyarakat sering
tersesat dan tidak menemukan jalan pulang kemudian datang dewa yang masyarakat sebutkan seperti beras padi untuk memberi petunjuk jalan pulang pada
masyarakat yang tersesat tersebut. Karena beras padi tersebut memiliki kaki yang menyerupai dengan kaki cecak maka masyarakat kemudian menyebutkan seperti
hewan cecak yang dinamakan pengeretret.
Bentuk pengeretret memiliki kepala pada setiap ujung sisinya dan memiliki dua kaki pada setiap ujungnya. Dan terdapat tiga jari pada setiap kaki.
Pada dinding bangunan sudah dilubangi dan dibentuk seperti cecak yang menghubungkan antara papan yang menyusun derpih bangunan dan material yang
digunakan untuk pembentukan pengeretret yaitu ijuk yang digabungkan dan
Universitas Sumatera Utara
dibuat tebal sehingga akan terlihat seperti tali. Pengeretret di jahit pada dinding dari dalam ke luar sehingga bagian dalam dan luar pengeretret sama bentuknya
dan menimbul pada setiap bagian dalam maupun luar bangunan. Makna pengeretret sebagai dewa yang dapat menolong penghuni rumah
dari pengaruh buruk seperti setan dan roh yang ingin mengganggu penghuni rumah dan yang akan masuk ke dalam rumah. Pengeretret juga dianggap sebagai
kekuatan untuk penghuni rumah dalam menghadapi segala keburukan yang akan menimpa mereka.
5.1.3 Tapak Raja Sulaiman
Gambar 5.3 Tapak Raja Sulaiman
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Bentuk simbol tapak raja sulaiman yaitu geometris yang terdiri dari garis menyimpul membentuk ruang pada beberapa sisinya dan juga terdapat motif
bunga yang membuat menjadi empat bagian. Dan juga terdapat garis yang terlihat seperti bunga pada bagian dalamnya. Warna pada simbol tapak raja sulaiman yaitu
terdiri dari warna hitam, merah, kuning dan hijau. Warna tersebut hanya untuk sebagai perawatan yang dilakukan agar rumah tradisional tetap bertahan. Tetapi
Universitas Sumatera Utara
pada awalnya dibangun simbol tapak raja sulaiman tidak memiliki warna dan dipahat langsung terdapat timbul dan melengkungnya simbol tersebut.
Simbol tapak raja sulaiman yaitu dianggap sebagai penolong bagi penghuni rumah karena pada zaman penjajahan Belanda saat rumah dibakar tetapi
rumah tidak terbakar dan tetap berdiri kokoh. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat bahwa raja Sulaiman sebagai raja yang ditakuti oleh roh
jahat. Simbol ini dianggap sebagai penangkal roh-roh jahat dan penolak bala bagi penghuni rumah.
5.1.4 Embun Sikawiten
Gambar 5.4 Embun Sikawiten
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Ornamen bermotif alam seperti awan dan bunga yang menjalar, awan yang beriringan dilangit dan memiliki gumpalan tebal saat lapisan awan yang beriring
dilangit bergerak maka bayangan awan tersebut akan mengikuti. Maksud dari ornamen yaitu rakut sitelu dalam masyarakat Karo atau disebut sistem
kekeluargaan pada masyarakat Karo. Bagian atas awan merupakan kalimbubu dan bagian bawahnya merupakan anak beru, dimana anak beru akan selalu dibimbing
oleh kalimbubunya. Kalimbubu memiliki peranan penting dan merupakan orang yang disegani dan dihormati. Masyarakat Karo percaya jika menghormati
kalimbubu maka akan menambah rezeki mereka.
Universitas Sumatera Utara
Ornamen ini dibuat dari kayu yang diukir dan dipahat seperti awan yang sedang beriringan. Warna ornamen ini pada dinding rumah gerga memiliki
banyak jenis warna yaitu merah, hijau, putih, kuning, hijau. Warna tersebut merupakan warna yang diberikan agar rumah gerga tetap berdiri kokoh dan
menambah nilai estetika, tetapi pemilik rumah sudah tidak mempertimbangkan dengan makna yang terkandung pada tiap warnanya. Ornamen ini sebenarnya
memiliki warna dasar merah yang berarti pengaruh kalimbubu pada acara adat dalam menjaga keharmonisan kekeluargaan dengan anak beru. Ornamen ini selain
berfungsi sebagai memperlihatkan sistem kekeluargaan pada masyarakat Karo juga berfungsi sebagai penolak niat jahat yang mengganggu ketentraman satu
keluarga.
5.1.5 Cimba Lau
Gambar 5.5 Cimba Lau
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Ornamen cimba lau berbentuk seperti tutup toples yang berbahan dasar kayu dan salah satu ornamen yang tidak diukir pada rumah gerga, dan berwarna
putih. Ornamen ini melambangkan awan yang beriringan di langit dan memberikan kecerahan pada kehidupan masyarakat Karo. Maksud dari kecerahan
yaitu masyarakat Karo berdoa pada Dewa hujan agar pada saat mereka bercocok
Universitas Sumatera Utara
tanam diturunkan hujan yang akan memberikan kecerahan dan kemakmuran bagi kehidupan mereka.
Ornamen cimba lau juga berfungsi sebagai hiasan yang menambah estetika rumah gerga, dan rumah tradisional Karo lainnya. Ornamen ini terdapat
pada setiap bagian rumah yang memanjang dari ujung satu sampai ke ujung satunya. Ornamen ini juga disebut sebagai ornamen tutup dadu.
5.1.6 Bendi-bendi
Gambar 5.6
Bendi-bendi Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang2016
Pengalo-ngalobendi-bendi atau juga disebut pegangan yang berada pada pintu masuk yaitu berfungsi sebagai pegangan bagi wanita untuk melahirkan.
Pada saat dibangun rumah gerga belum ada dikenal rumah sakit atau puskesmas sehingga wanita yang akan melahirkan melakukan persalinannya di bagian teras
rumah dan berpegangan pada pegangan yang ada pada bagian pintu masuk tersebut dan ditutupi dengan kain. Selain itu pegangan juga memiliki fungsi
sebagai penyambut tamu yang datang dari penghuni rumah.
Universitas Sumatera Utara
Ornamen ini berbentuk garis panjang dengan tiga lubang yang berukuran setengah lingkaran. Ornamen ini berbahan kayu yang dipahat seperti bentuk
pegangan kemudian di cat hitam dan diletakkan pada bagian kanan dan kiri pintu. Makna dari ornamen ini sebagai penyambut tamu dan memberikan pengertian
bahwa masyarakat Karo memiliki keterbukaan dengan lingkungan luar tetapi memiliki batas dan etika yang harus diikuti.
5.1.7 Bindu Matagah
Gambar 5.7 Bindu Matagah
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang2016
Ornamen ini berupa garis yang menyilang diagonal yang hampir berbentuk persegi, ornamen ini selalu berdekatan dengan tapak raja sulaiman.
Ornamen ini merupakan lambang kekuatan bathin yaitu penghuni rumah tidak mudah digoyahkan dengan roh-roh jahat yang akan mengganggu. Selain
berfdungsi sebagai penolak bala, ornamen ini juga berfungsi sebagai tanda kepercayaan masyarakat Karo bahwa hal yang baik dan tidak melanggar norma
harus dipegang teguh agar tidak merugikan orang lain. Ornamen ini terbuat dari bahan dasar kayu yang kemudian dipahat dan diukir. Ornamen ini juga dipercaya
Universitas Sumatera Utara
masyarakat Karo agar mendapat hasil buruan saat akan berburu ke hutan harus memijakkan kaki kirinya pada ornamen ini yang dilukiskan di tanah.
5.2 Simbol Pada Dinding Belang Ayo Beberapa simbol pada dinding rumah belang ayo yang memiliki kesamaan
bentuk, warna, fungsi dan makna antara lain :
5.2.1 Cuping-cuping
Gambar 5.8
Cuping-cuping Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang2016
Cuping-cuping juga terdapat pada rumah belang ayo yang juga dianggap sebagai sebagai simbol bahwa penghuni dapat menyerap informasi yang baik dan
benar dari berita dan informasi yang ada pada masyarakat.
5.2.2 Pengeretret
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.9 Pengeretret
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang2016
Ornamen pengeretret juga terdapat pada rumah belang ayo yang juga berfungsi sebagai pengikat dinding dan juga dianggap sebagai dewa penyelamat
bagi penghuni rumah dan masyarakat karo.
5.2.3 Bendi-bendi
Gambar 5.10 Bendi-bendi
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang2016
5.2.4 Embun Sikawiten
Gambar 5.11 Embun Sikawiten
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Cimba Lau
Gambar 5.12 Cimba Lau
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
5.2.6 Tapak Raja Sulaiman
Gambar 5.13 Tapak Raja Sulaiman
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
5.2.7 Bindu Matagah
Ga
Gambar 5.14 Bindu Matagah
Sumber : Dokumentasi Pribadi, Digambar Ulang 2016
Universitas Sumatera Utara
101
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN