Unsur-unsur Tindak Pidana Pemerkosaan

54 mempertimbangkan salah satu dakwaan yang dipandang lebih mendekati fakta- fakta yang didapat di persidangan, yaitu dakwaan Kesatu;

1. Unsur-unsur Tindak Pidana Pemerkosaan

Bahwa dakwaan Kesatu Primair yaitu Pasal 287 ayat 1 KUHP, unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: 1. Barang siapa melakukan persetubuhan di luar perkawinan; 2. Dengan seseorang perempuan; 3. Diketahuinya atau secara patut harus dapat diduga: - Perempuan tersebut belum berumur 15 tahun atau. - Jika tidak dapat diketahui dari umurnya, perempuan itu belum waktunya dikawin. 1. Tentang Unsur “Barang siapa melakuakan persetubuhan diluar perkawianan” Bahwa yang diamksud dengan unsur “barang siapa”, dalam pengertian hukum ialah setiap subyek hukum pendukung hak dan kewajiban baik berupa badan hukum maupun orang perorangan persoon, yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya; Bahwa Terdakwa ROZALI bin BAHUSIN adalah merupakan subjek hukum pendukung hak dan kewajiban perorangan persoon yang sehat jasmani dan rohani dan mampu bertanggung jawab di depan hukum di Indonesia. Sehingga bilamana pada saat ini Terdakwa diajukan ke muka persidangan Pengadilan Negeri Depok oleh Penuntut Umum karena didakwa melakukan suatu perbutan pidana, maka unsur barang siapa yang 55 dimaksud oleh aturan hukum adalah diri Terdakwa yang berdasar pemeriksaan di persidangan adalah benar sebagai orang yang di dakwa telah melakukan pidana dalam perkara ini; Persetubuhan adalah peraduan antara anggota kemaluan laki-laki dan perempuan yang biasa dijalankan untuk mendapatkan anak, jadi anggota laki-laki harus masuk ke dalam anggota perempuan, sehingga mengeluarkan air mani. Berdasarkan Suarat Visum ET Repertum Puskesmas Pancoran Mas, No.445.330 PKM, tanggal 13 Maret 2008, yang ditandatangani oleh dr. Dece Feriyeni, menerangkan bahwa korban yang bernama YENI SOFIAYANTI binti M. ROMADON, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut: 1. Pada pemeriksaan kemaluan tampak bekas sobekan pada selaput dara; 2. Pada posisi jam delapan, jam sepuluh dan jam dua; 3. Pada jam dua disertai cairan keputihan sedikit, tidak tampak darah; Kesimpulan: Ditemukan bekas robekan pada selaput darah pada posisi jam delapan, jam sepuluh, jam dua; Sehingga dengan demikian unsur barang siapa melakukan persetubuhan di luar perkawinan, yang dimaksudkan dalam pasal ini telah terpenuhi; 56 2. Tentang Unsur “Dengan seorang perempuan Berdasarkan Surat Keterangan Kelahiran, Nomor 474.104III2008, yang ditandatangani oleh Kepala Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, atas nama Lurah Cipayung Jaya, Sekretaris Kelurahan, SUGIONO, S.Sos, tertanggal 14 Maret 2008, menerangkan berdasarkan Buku Induk Kependudukan YENI SOFIAYANTI binti M. ROMADON terdaftar sebagai seorang perempuan; Sehingga dengan demikian unsur dengan seorang perempuan, yang dimaksudkan dalam Pasal ini telah dipenuhi; 3. Tentang Unsur “Diketahuinya atau secara patut harus dapat di duga, perempuan tersebut belum berumur 15 tahun jika tidak dapat diketahui dari umurnya, perempuan itu belum waktunya dikawin”: Berdasarkan fakta hukum yang terungkap keterangan dari Saksi-Saksi dan pengakuan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan di persidangan jika dihubungkan antara satu dengan lainnya, maka telah ditemukan fakta- fakta sebagai berikut: Bahwa benar adalah Terdakwa tetangga dari Saksi YENI SOFIAYANTI binti M. ROMADON, yang mengetahui secara pasti bahwa Saksi YENI SOFIAYANTI binti M. ROMADON, adalah Siswi Kelas IV Sekolah Dasar, yang diketahui belum berumur 15 tahun dan belum waktunya untuk kawin dan Saksi YENI SOFIAYANTI binti M. ROMADON, menurut Surat Keterangan Kelahiran, Nomor 57 474.104III2008, adalah anak-anak yang belum cukup 15 lima belas tahun umurnya dan lahir pada tanggal 07 Juni 1997; Sehingga unsur tersebut telah terpenuhi; Berdasarkan uraian pertimbangan diatas, maka semua unsur dari Dakwaan Kesatu: Primair yaitu Pasal 287 ayat 1 KUHP tersebut di atas telah terpenuhi maka Terdakwa telah terbukti secara sah dan ditambah keyakinan Majelis Hakim bahwa Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana seperti dalam dakwaan tersebut dan oleh karenanya Terdakwa harus di jatuhi hukuman setimpal dengan perbuatannya; Menimbang, bahwa karena Dakwaan Kesatu: Primair telah terbukti, maka Dakwaan Kedua yaitu Pasal 82 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, tidak perlu dipertimbangkan lagi; Menimbang, bahwa sepanjang pemeriksaan di persidangan tidak terbukti adanya faktor-faktor yang menghapuskan kesalahan Terdakwa yaitu berupa alasan-alasan pembesar atau alasan pemaaf, dan tidak pula terdapat faktor-faktor yang menghapus sifat melawan hukum perbuatan Terdakwa, sehingga Terdakwa harus bertanggung jawab atas pebuatannya atau Terdakwa harus dijatuhi pidana; Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman kepada Terdakwa, akan terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan 58 dan yang meringankan guna penerapan hukum yang adil dan setimpal dengan perbuatan Terdakwa yang telah terbukti tersebut:

2. Hal yang Memberatkan dan Meringankan

Dokumen yang terkait

Implikasi Uji Materil Mengenai Batas Usia Anak Dalam Proses Penanganan Anak Pelaku Tindak Pidana (Kajian Terhadap Putusan: Nomor 1/PUU-VIII/2010)

0 45 144

Kekuatan Pembuktian Visum Et Repertum Terhadap Korban Tindak Pidana Pemerkosaan Di Bawah Umur ( Studi Putusan PN No. 609/Pid.B/2011/PN Mdn )

3 73 99

Tindak pidana pemalsuan surat dalam pandangan hukum pidana islam : kajian atas putusan Pengadilan Negri Depok

2 47 86

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 5 19

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK YANG MASIH DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak Yang Masih Di Bawah Umur (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

0 6 12

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 7

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 1

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 22

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 22

Pertanggungjawaban Pidana Pemerkosaan Pelaku Anak Di Bawah Umur Terhadap Korban Anak Di Bawah Umur (studi putusan No. 79 Pid.Sus-anak 2015 PN-Mdn)

0 0 3