5.2. Usahatani Tebu
Pendapatan dari pengusahaan tanaman tebu merupakan hasil pengurangan dari
penerimaan dari hasil penjualan produk tebu dengan biaya produksi tanaman tebu. Biaya produksi untuk tanaman tebu yang dikeluarkan selama proses usahatani
dalam penelitian ini terbagi atas biaya langsung dan biaya tidak langsung.
5.2.1. Biaya Produksi Untuk Tanaman Tebu
Setiap perusahaan, baik itu industri maupun perkebunan dalam menjalankan usahanya harus mengetahui biaya produksi. Tanpa mengetahui berapa biaya
produksi dari barang yang akan diproduksi, kemungkinan sekali akan terjadi kekeliruan dalam mengambil tindakan-tindakan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan
menentukan harga jual. Untuk memahami analisa biaya produksi pembahasan teori ini dimulai dengan
pengertian biaya produksi. Dalam akuntansi biaya, istilah biaya produksi dipergunakan untuk menyatakan jumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka mengolah suatu barang yang siap dijual. Pengertian biaya produksi menurut L. Gayle Rayburn adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa. PTPN II Unit Kebun Tandem dalam pencatatan biaya produksi tebu
mengklasifikasikan biaya produksi atas:
Universitas Sumatera Utara
1. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berkaitan langsung dengan proses produksinya. Biaya langsung pada
PTPN II Unit Kebun Tandem terdiri dari: 1.a Biaya Tanaman, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
penanaman tebunya. Biaya ini dihitung berdasarkan wilayah penanaman yaitu plant cane, ratoon I, ratoon II, dan ratoon III.
Biaya tanaman usahatani tebu terdiri dari : - Biaya Saprodi
Yang termasuk dalam biaya saprodi dalam usahatani tebu adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berkaitan dengan
pemberian input, yang meliputi pupuk, herbisida dan penggunaan teknologimesin. Untuk biaya pembibitan, PTPN II memiliki KBD
Kebun Bibit Datar sendiri sehingga tidak perlu membeli bibit ladi dari luar.
- Pupuk Pupuk yang digunakan dalam usahatani tebu adalah pupuk
jenis urea, TSP dan KCL. Dosis pupuk mengikuti rekomendasi umum yang dilakukan di lahan HGU PTPN II.
Dosis tersebut adalah 300 kg urea, 200 kg TSP, dan 200 kg KCL kg per Ha.
Universitas Sumatera Utara
Waktu pemberian pupuk dilaksanakan 2 kali aplikasi yakni seluruh dosis TSP dan 13 dosis urea dan KCL diberikan
bersamaan tanam, sisanya diberikan pada saat tanaman tebu berumur 1½ bulan diikuti dengan turun tanah membumbun
kedua. Pupuk harus tertutup dengan lapisan tanah agar tidak terjadi kehilangan akibat penguapan dan pencucian.
- Herbisida PTPN II menggunakan herbisida untuk membasmi gulma
yang ada di kebun tebu mereka. Jenis herbisida yang dipakai adalah round up. Adapun kebutuhan herbisida untuk 1 Ha
adalah 4 liter. - Teknologi Mesin
Penggunaan teknologi mesin dalam budidaya tebu sangat diperlukan, diantaranya digunakan untuk membajak dan
membuat kair atau juringan. Membajak adalah upaya pembongkaran tanah untuk tujuan memperdalam batas olah
tanah, membalikkan dan menghancurkan tanah menjadi ukuran agregat tanah berupa bongkahan yang masih cukup
besar. Untuk membajak tanah seluas 1 Ha, biasanya digunakan traktor 60 hp dengan kisaran waktu 2-3 jam.
Sedangkan kair atau juringan dibuat untuk menempatkan barisan bibit tebu. Biasanya, alat yang digunakan untuk
membuat kair juringan adalah Subsoil Rota Furrower SRF.
Universitas Sumatera Utara
Yaitu alat pengolahan tanah yang sekaligus dapat membuat kair juringan.
- Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang sudah
menjadi buruhkaryawan tetap di PTPN II. Besarnya upah tenaga kerja di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 61.092,- Hk
1.b Biaya Tebang Muat Angkut, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses penebangan tebu sampai dengan proses
pengangkutan tebu ke lokasi pabrik pengolahan tebu. Biaya tebang muat angkut ini terbagi dua yaitu biaya tebang muat angkut dan
biaya alat angkut. 1.c Biaya Pengolahan, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
mengolah tebu menjadi produk jadi antara lain SHS gula murni dan Molases proses awal sebelum jadi gula. Biaya pengolahan ini terbagi
atas biaya pabrik pengolahan dan biaya pengemasan.
2. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan tetapi membantu proses produksi.
Biaya tidak langsung pada PTPN II Unit Kebun Tandem terdiri atas: 2.a Biaya Umum dan Tata Usaha, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam melaksanakan tata usahanya antara lain kegiatan promosi dan pemasaran
Universitas Sumatera Utara
2.b Biaya Penyusutan, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya penyusutan aktiva yang terpakai dan bahan-bahan
produksi. Biaya penyusutan ini terbagi atas biaya penyusutan dan amortisasi HGU.
Tabel 6. Biaya Produksi Tanaman Tebu Per Hektar Per Musim Tanam No Jenis Biaya RpHa
1. Biaya Tanaman
18.066.498 2.
Biaya Tebang dan Angkut 4.633.636
5. Biaya Penyusutan
442.433 3.
Biaya Pengolahan 5.391.196
4. Biaya Umum dan Tata Usaha
5.111.157
Jumlah 33.644.920
Sumber : Data diambil dari Lampiran 3,4,5,6 dan7
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa biaya produksi untuk tanaman tebu adalah Rp. 33.644.920,- per hektar per musim tanam. Dari tabel juga dapat diketahui
bahwa biaya produksi untuk tanaman tebu yang terbesar adalah biaya tanaman yaitu mencapai Rp. 18.066.498,- diikuti biaya pengolahan sebesar
Rp. 5.391.196,- biaya umum dan tata usaha sebesar Rp. 5.111.156,- biaya tebang dan angkut sebesar Rp. 4.633.636,- dan biaya penyusutan sebesar Rp. 442.433,-
per hektar.
5.2.2 Penerimaan Usahatani Tebu
Penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu
periode diperhitungkan dari hasil penjualan Rp, atau dapat juga dikatakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi.
Sebelum menghitung penerimaan usahatani tebu, ada baiknya kita mengetahui
hasil produk yang dijual oleh PTPN II Unit Kebun Tandem. Adapun jenis produk dari usahatani tebu yang dijual oleh PTPN II Unit Kebun Tandem adalah dalam
bentuk gula SHS Superior High Sugar dan bentuk molases gula tetes. Dengan harga jual jenis gula SHS sekitar Rp 7.600,- per kg, dan harga jual gula jenis
molases gula tetes sekitar Rp. 500,- per kg.
Tabel 7. Produk Olahan Tebu Per Ha Per Musim Tanam
No Uraian
Realisasi Kg 1.
Gula SHS Superior High Sugar 3.552
2. Molases gula tetes
3.241
Jumlah Produk Olahan Tebu 6.793
Sumber : Data diambil dari Lampiran 8
Gambar 2. Jenis Gula Tetes Gambar 3. Jenis Gula SHS
Tabel 8. Rata-rata Penerimaan Usahatani Tebu Per Ha Per Musim Tanam
No Produk Olahan
Penerimaan Rp 1.
SHS Superior High Sugar 26.995.200
2. Molases gula tetes
1.620.500
Universitas Sumatera Utara
Total Penerimaan 28.615.700
Sumber : Data diambil dari Lampiran 8
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan usahatani tebu di PTPN II unit Kebun Tandem per Ha Per Musim Tanam adalah sekitar Rp. 28. 615.700,-.
Dengan penjualan produk tertinggi dalam bentuk gula SHS yaitu sekitar Rp. 26.995.200,-.
Dari data diatas dapat dihitung bahwa dengan penerimaan sebesar
Rp. 28. 615.700,- per Ha per musim tanam dan biaya produksi sebesar Rp. 33.644.920,- per hektar per musim tanam, diketahui bahwa kebun Tandem
mengalami kerugian sebesar Rp. 5.029.220,- per Ha per musim tanam.
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengusahaan tanaman tebu di
PTPN II Unit Kebun Tandem mengalami kerugian, karena penerimaan yang diterima oleh perusahaan lebih kecil daripada biaya produksi yang dikeluarkan
dalam pengusahaan tanaman tebu.
5.3. Usahatani Kelapa Sawit