Analisa Kasus KASUS DAN ANALISA KASUS

1 satu pasang anting-anting warna kuning bermatakan batu warna bening potongan-potongan surat kabar koran dengan tulisan hurufaksara Cina 1 satu unit mobil CRV warna silver BK 154 MM 1 satu buah kunci kontak mobil 1 satu lembar STNK BK 154 MM an Iskandar Tansu beralamat di Jalan Yose Rizai No. 62-13124 Medan 1 satu handphone warna hitam merk Nokia type 7200 1 satu bila paranggolok terbuat dari besi dengan panjang 49 cm 1 satu buah dompet warna hitam merk Calvin Klein masing-masing dipergunakan dalam Berkas Perkara an Andy Tiono Als. Abok Als. China dan Berkas Perkara an. Rudianto Sitohang, dkk; 6. Membebankan biaya perkara terdakwa sebesar Rp. 1000,- seribu rupiah.

B. Analisa Kasus

Setelah penulis membaca dan menganalisa Putusan Pengadilan Negeri Medan dengan No. 3403Pid.B2007PN Mdn, maka dari kasus tersebut penulis dapat berkesimpulan sebagai berikut: Bahwa putusan hakim yang menyatakan terdakwa yakni Hebron Hutajulu telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan sebagaimana yang didakwakan dalam Dakwaan Kedua Jaksa Penuntut Umum pada dasarnya sudah tepat sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dimana terdakwa Hebron Hutajulu benar-benar Universitas Sumatera Utara telah melakukan tindak pidana pencurian dengan pemberatan sebagaimana diatur pada Pasal 365 ke 4 KUHP. Namun terdapat beberapa hal yang perlu disoroti dalam putusan tersebut dalam kaitannya dengan ketentuan Undang-Undang Pengadilan Anak: 1. Masa Penahanan Pada putusan disebutkan bahwa terdakwa Hebron Hutajulu telah ditahan dengan ketentuan a. Penyidik tanggal 16 Agustus 2007, No. Pol: S.P. Han130VIII2007Dit. Reskim, sejak tanggal 16 Agustus 2007 sd 04 September 2007; b. Perpanjangan penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 05 September 2007 sd 14 September 2007; c. Penuntut Umum, tanggal 12 September 2007, No. Print- 459N.2.4KEt.2092007, sejak tanggal 12 September 2007 sd 21 September; d. Hakim Pengadilan Negeri No. 3403Pid.B2007PN-Mdn, sejak tanggal 18 September 2007 sd 02 Oktober 2007. Dilihat dari masa penahanan sebagaimana diuraikan di atas, telah sesuai dengan masa penahanan berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 31997 Tentang Pengadilan Anak. Namun jika dikaji lebih lanjut lagi, terdapat suatu kerancuan yaitu pada masa penahanan terdakwa Hebron Hutajulu oleh hakim Pengadilan Negeri. Berdasarkan Surat PerintahPenetapan Penahanan Hakim PN No. 3403Pid.B2007PN-Mdn, terdakwa ditahan sejak tanggal 18 September 2007 sampai 02 Oktober 2007 15 hari dan tidak dilakukan perpanjangan Universitas Sumatera Utara penahanan kembali. Sedangkan putusan dijatuhkan pada tanggal 31 Oktober 2007. Lalu kemana si terdakwa sejak tanggal 03 Oktober 2007 - 31 Oktober 2007? Dari pertimbangan hakim dalam putusan dapat diketahui bahwa terdakwa tetap ditahan guna mempermudah pelaksanaan putusan serta menghindari terdakwa melarikan diri atau akan mengulangi perbuatannya. Yang menjadi permasalahan, sejak tanggal 03 Oktober 2007 masa penahanan terdakwa telah habis dan seharusnya apabila terdakwa masih ingin ditahan lagi hingga penjatuhan putusan maka harus dilakukan perpanjangan penahanan. Namun ternyata dalam putusan tidak ada menyebutkan tentang perpanjangan penahanan. Apabila hal itu terjadi, semestinya anak tersebut sudah harus dikeluarkan dari tahanan demi hukum Pasal 47. 2. Tidak ada menyebutkan pertimbangan atas Laporan Pembimbing Kemasyarakatan pada putusan. Hakim dapat meminta penjelasan dari Pembimbing Kemasyarakatan atas hal tertentu yang berhubungan dengan perkara untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. Putusan yang dijatuhkan oleh hakim wajib mempertimbangkan Laporan Penelitian Kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan Pasal 59 ayat 2. Apabila ketentuan ini tidak dipenuhi, mengakibatkan putusan batal demi hukum. Jika putusan batal demi hukum maka segala sesuatu kembali ke keadaan seperti semula dan putusan yang dijatuhkan dianggap: a. tidak ada sejak semula; b. tidak mempunyai kekuatan hukum; Universitas Sumatera Utara c. tidak mempunyai daya eksekusi. Sedang pemeriksaan atau berita acara pemeriksaan tetap sah dan mempunyai kekuatan hukum. Karena dalam putusan ini tidak ada menyebutkan pertimbangan atas Laporan Pembimbing Kemasyarakatan, maka semestinya putusan ini adalah batal demi hukum. Tetapi dalam prakteknya putusan ini tetap berlaku dan dilaksanakan, dimana terpidana anak Hebron Hutajulu saat ini telah menjalani pidananya di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIA Tanjun Gusta Medan selama hampir 2 dua tahun. 3. Tidak ada menyebutkan tentang segala hal ikhwal yang bermanfaat bagi anak oleh orang tua. Sebelum mengucapkan putusannya, hakim memberikan kesempatan kepada orang tua, wali atau orang tua asuh untuk mengemukakan segala hal ikhwal yang bermanfaat bagi anak. Segala hal ikhwal yang dikemukakan oleh orang tua ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi hakim Pasal 59 ayat 1. Namun pada praktek persidangan terdakwa Hebron Hutajulu, sebelum hakim mengucapkan putusannya tidak ada memberikan kesempatan kepada orang tuanya untuk menyampaikan segala hal ihkwal yang bermanfaat. 71 Dalam Putusan yang dianalisa, menyebutkan bahwa ibu terdakwa yang bernama Emri Tampubolon hanya memberikan keterangan bahwa terdakwa 71 Hasil wawancara dengan terpidana Hebron Hutajulu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Tanjung Gusta Medan, 07 Mei 2009. Universitas Sumatera Utara adalah anak kandungnya, berkelakuan baik dan selama ini tidak ada permasalahan yang berarti dalam kehidupan keluarga. 4. Hakim kurang jeli dalam memperhatikan kebenaran umur terdakwa. Pada identitas terdakwa Hebron Hutajulu dalam putusan disebutkan bahwa terdakwa masih berumur 16 tahun, lahir pada tanggal 25 Desember 1991 dengan pendidian SMP. Data tersebut diperoleh hanya berdasarkan keterangan terdakwa sendiri. Padahal pada saat proses persidangan ia telah berumur 18 tahun, dan sebenarnya lahir pada tanggal 25 Desember 1989 dengan pendidikan SMA. Kebohongan atau pemalsuan umur tersebut dilakukan dengan maksud agar hukuman yang dijatuhkan kepadanya lebih ringan. 72 Disini aparat penegak hukum khususnya hakim yang mempunyai peranan mengungkapkan kebenaran materil harus lebih teliti dengan meminta surat-surat yang ada hubungannya dengan kelahiran si anak, seperti Akta Kelahiran. Kalau anak tidak mempunyai akta surat tersebut, dapat dilihat pada surat-surat lain misalnya Surat Tanda Tamat Belajar, Kartu Pelajar, Surat Keterangan Kelahiran. Namun perlu diketahui bahwa surat-surat tersebut hanya sekedar untuk mengetahui saja, bukan dipakai sebagai surat bukti di persidangan. 73 72 Hasil wawancara dengan terpidana Hebron Hutajulu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Tanjung Gusta Medan, 07 Mei 2009. 73 Gatot Supramono, Op. Cit., hlm. 20. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN