Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO), FDR (FINANCING TO DEPOSIT RATIO), DAN NPF (NON PERFORMING FINANCING)

TERHADAP RETURN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2014

OLEH :

ADRIAN FALANDA 140522136

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014.” Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2016 Yang membuat pernyataan

Adrian Falanda NIM. 140522136


(3)

ABSTRAK

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing)

Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, dan non performing financing terhadap return bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan 2010 - 2014 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam laporan keuangan tahunan bank syariah. Proses analisis yang dilakukan adalah uji asumsi klasik, dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, menunjukkan bahwa seluruh variable berpengaruh secara simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa hanya satu variable saja yang tidak berpengaruh secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah yaitu variable CAR, sedangkan variable FDR dan NPF terbukti berpengaruh secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Return Bagi hasil Deposito Mudharabah .


(4)

ABSTRACT

The Effect of CAR ( Capital Adequacy Ratio), FDR ( Financing To Deposit Ratio), and NPF ( Non Performing Financing) To

Return of Sharing Holder of Mudharabah’s Deposit on TheIslamic Banks in Indonesia from 2010-2014

This research aim to to know the influence of capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, and non performing financing to return of sharing holder of mudharabah’s deposit on the Islamic banks in indonesia. The data used in this research is annual data 2010 - 2014 publicized by Indonesia’s Bank in annual financial statement of Islamic banks. Process the analysis of taken is classic assumption test, and then hereinafter done by a hypothesis examination. Statistical methods used is doubled linear regression.

Pursuant to got research result, indicating that all variable have an effect on by simultan to return of sharing holder of deposit mudharabah, while research result by parsial is showing that only one just just variable is which do not have an effect on by parsial to return of sharing holder of deposit mudharabah that is variable CAR, while variable FDR and NPF proven to have an effect on by parsial to return of sharing holder of deposit mudharabah.

Keyword : Capital Adequacy Ratio, Financing To Deposit Ratio, Non Performing Financing, and Return of Sharing holder of Mudharabah’s Deposit


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO), FDR (FINANCING TO DEPOSIT RATIO), DAN NPF (NON PERFORMING FINANCING) TERHADAP RETURN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2010-2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai ditulis dengan baik, untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM,

Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang telah telah meluangkan waktu, pikiran, motivasi dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak dan Dra. Naleni Indra, M.M, Ak, CA selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang telah memberikan motivasi, saran, dan kritikan yang membangun sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan doa kepada saya, dan juga para sahabat dan teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena terbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Januari 2016 Penulis

Adrian Falanda NIM: 140522136


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Bank Syariah ... 10

2.1.1Pengertian Bank Syariah ... 10

2.1.2Fungsi Utama Bank Syariah ... 12

2.2 Mudharabah... 13

2.2.1 Pengertian Mudharabah ... 13


(8)

2.3 Sumber Hukum Akad Mudharabah ... 16

2.4 Deposito Mudharabah ... 16

2.5 Landasan Hukum Deposito Mudharabah ... 18

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil ... 19

2.7 Pengaruh CAR, FDR, dan NPF Terhadap Return Bagi HasilMudharabah ... 21

2.8 Penelitian Terdahulu ... 24

2.9 Kerangka Konseptual ... 26

2.10 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITI ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Batasan Operasional ... 29

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.4.1 Variabel Independen ... 30

3.4.2 Variabel Dependen ... 32

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.7 Jenis Data ... 36

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Teknik Analisis ... 37

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 38


(9)

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas ... 39

3.9.1.3 Uji Heteroskedasisitas ... 39

3.9.1.4 Uji Autokorelasi ... 40

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

3.9.3 Uji Hipotesis ... 41

3.9.3.1 Uji F ... 41

3.9.3.2 Uji t ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Gambaran Umum Mengenai CAR, NPF, Dan FDR Pada Bank Umum Syariah ... 43

4.1.1 Capital Adequency Rasio... 43

4.1.2 Finanching To Deposit Ratio ... 45

4.1.3 Non Performing Finanching ... 47

4.1.4 Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Equivalent Rate) ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 52

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 55

4.2.3 Uji Hipotesis ... 56

4.2.2.1 Koefisien Determinasi ( ) ... 56

4.2.2.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 57 4.2.2.3 Uji Signifikan Parameter (Uji Statistik T) . 58


(10)

4.3 Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rasio CAR, FDR,NPF dan RBH Tahun 2010-2014 ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variable ... 33

3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

4.1 Data CAR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014. ... 44

4.2 Data FDR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014. ... 46

4.3 Data NPF Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014. ... 48

4.4 Data RBH Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014. ... 50

4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 52

4.6 Coefficients (a) ... 53

4.7 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW) ... 55

4.8 Model Summary (b) ... 55

4.9 Model Summary (b) ... 56

4.10 ANOVA (b) ... 57


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 27 4.1 Grafik Pertumbuhan CAR Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014 ... 45 4.2 Grafik Pertumbuhan FDR Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014 ... 47 4.3 Grafik Pertumbuhan NPF Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014 ... 49 4.4 Grafik Pertumbuhan RBH Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014 ... 51 4.5 Scatterplot ... 54


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Surat Permohonan pembimbing ... 68 2 Data CAR Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin

Periode Maret 2010 – Desember 2014. ... 69 3 Data FDR Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014. ... 70 4 Data NPF Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014. ... 71 5 Data RBH Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah

Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010 – Desember 2014. ... 72 6 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 73 7 Hasil Uji Hipotesis ... 75


(14)

ABSTRAK

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing)

Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, dan non performing financing terhadap return bagi hasil deposito mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan 2010 - 2014 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam laporan keuangan tahunan bank syariah. Proses analisis yang dilakukan adalah uji asumsi klasik, dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, menunjukkan bahwa seluruh variable berpengaruh secara simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, sedangkan hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa hanya satu variable saja yang tidak berpengaruh secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah yaitu variable CAR, sedangkan variable FDR dan NPF terbukti berpengaruh secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, dan Return Bagi hasil Deposito Mudharabah .


(15)

ABSTRACT

The Effect of CAR ( Capital Adequacy Ratio), FDR ( Financing To Deposit Ratio), and NPF ( Non Performing Financing) To

Return of Sharing Holder of Mudharabah’s Deposit on TheIslamic Banks in Indonesia from 2010-2014

This research aim to to know the influence of capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, and non performing financing to return of sharing holder of mudharabah’s deposit on the Islamic banks in indonesia. The data used in this research is annual data 2010 - 2014 publicized by Indonesia’s Bank in annual financial statement of Islamic banks. Process the analysis of taken is classic assumption test, and then hereinafter done by a hypothesis examination. Statistical methods used is doubled linear regression.

Pursuant to got research result, indicating that all variable have an effect on by simultan to return of sharing holder of deposit mudharabah, while research result by parsial is showing that only one just just variable is which do not have an effect on by parsial to return of sharing holder of deposit mudharabah that is variable CAR, while variable FDR and NPF proven to have an effect on by parsial to return of sharing holder of deposit mudharabah.

Keyword : Capital Adequacy Ratio, Financing To Deposit Ratio, Non Performing Financing, and Return of Sharing holder of Mudharabah’s Deposit


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangannya. Mereka menganggap bank merupakan lembaga keuangan yang aman dalam melakukan berbagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju dan berkembang antara lain aktivitas penyimpanan dan penyaluran dana (Ismail, 2011:29).

Bank merupakan lembaga yang sangat dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat yang ada di negara maju dan berkembang yang digunakan sebagai tempat transaksi keuangannya. Masyarakat sudah sangat percaya terhadap lemabaga ini sebagai lembaga keuangan yang aman dalam melakukan sebagai macam aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang sering dilakukan masyarakat di negara maju dan negara berkembang antara lain merupakan aktivitas penyimpananaa dan penyaluran dana.

Pada saat ini sudah sangat banyak bank yang berbasis syariah yang mencul, Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Salah stu ciri khas bank syariah yaitu tidak menerima atau membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan


(17)

akad-akad yang diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada al-qur’an dan hadits, semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan isi al-qur’an dan hadits Rasulullah SAW.

Awal berdirinya bank syariah di Indonesia dapat kita telusuri kehadirannya dengan menurut aturan atau regulasi yang berkaitan dengan perbankan di Indonesia. Kehadiran pertama bank syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1991 dan mulai beroperasi penuh tahun 1992. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat krisis moneter yang terjadi pada akhir tahun 1990, bank ini mengalami kesulitan sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank Syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank syariah.

Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak investor yang menginvestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya bank syariah


(18)

menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk bagi hasil atau bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah islam. Bank syariah menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan pada umumnya dalam akad jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam margin keuntungan, bentuk bagi hasil, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan syariah islam. Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah, imbalan yang diterimah oleh bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di bank syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana di atur dalam syariah islam.

Keuntungan yang disepakati saat nasabah membuka rekening. Penghimbunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah (titipan) dan Mudharabah (investasi). Produk yang ditawarkan dengan menggunakan prinsip mudharabah adalah tabungan dan deposito. Untuk produk ini nasabah akan mendapatkan return bagi hasil yang diperoleh dari pendapatan bank atas penyaluran dana nasabah yang bersangkutan.

Produk dana yang merupakan pilihan terbesar dari seluruh dana masyarakat yang disimpan pada perbankan syariah adalah berupa deposito


(19)

mudharabah. Investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan suatu usaha, hasil usaha yang dilaksanakan oleh pengelola dana atau pengguna dana akan dibagi dengan pemilik dana dengan pembagian sesuai kesepakatan di antaranya. Imbalan yang akan diterima pihak-pihak yang melaksanakan kerja sama usaha akan dibagi sesuai dengan perhitungan bagi hasil. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah tingkat bagi hasil yang diberikan kepada nasabah deposan yang lebih kompetitif terhadap bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional. Ada bebrapaa faktor yang mempengaruhi tingkat bagi hasil seperti investment rate, total dana investasi, jenis dana, nisab, dan masih banyak lagi yang akan lebih dijelaskan pada penelitian ini.

Pada dasarnya bank syariah memiliki beberapa jenis yaitu; Bank Umum Syariah (BUS), Unit usaha syariah (UUS), dan Bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Bank umum syariah merupakan bank yang berdiri sendiri sesuai dengan akta pendirinya bukan merupakan bagian dari bank konvensional, jumlah Bank Umum Syariah saaat ini berjumlah 11 unit yang terdiri atas Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank BRI Syariah, Bank Syariah BNI, Bank Syariah BRI, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank Jaber dan Banten, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank victoria Syariah, Bank BCA Syariah. Bedahalnya dengan Unit Usaha Syariah yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi masih menjadi bagian dari induknya yang pada umumnya adalah bank konvensional, sedangkan jika


(20)

dilihat pada Bank Pembiaayan Rakyat Syariah (BPRS) ada beberapa aktivitas yang dilarang dalam unit usaha ini yaitu tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Return bagi hasil yang diberikan kepada nasabah untuk deposito mudharabah berkisar antara 8% sampai 11%. Imbal hasil untuk deposan ini dipengaruhi oleh meningkatnya nisbah bagi hasil yang diterima bank syariah dari penempatan dananya. Besar kecilnya tingkat bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah tidak terlepas dari besarnya tingkat permodalan, pembiayaannya dan kualitas asset bank yang dapat dilihat dari tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to deposit ratio (FDR), dan Non PerformingFinancing (NPF), yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Rasio CAR, FDR, NPF, dan RBH Tahun 2010-2014

Rasio 2010 2011 2012 2013 2014

CAR 16,25% 16,63% 14,13% 14,12% 15,74%

FDR 89,67% 88,94% 100,00% 103,32% 91,50%

NPF 3,02% 2,52% 2,22% 2,62% 4,33%

Ekuivalen RBH

7,32% 6,30% 6,27% 4,79% 7,18% Sumber : Statistik Perbankan Syariah

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat return bagi hasil deposito mudharabah selama priode 2010-2013 mengalami penurunan, sedangkan pada akhir priode 2014 mengalami peningkatan. Dengan demikian perlu diketahui faktor apa yang menjadi penyebab menurunnya dan meningkatnya return bagi hasil deposito


(21)

mudharabah, sehingga bisa mengambil langkah untuk lebih meningkatkan

return bagi hasil deposito mudharabah pada tahun berikutnya. Kemudian dapat dilihat pada tabel 1.1 bahwa tidak ada hasil CAR yang berada dibawah pada ketentuan Bank Indonesia yaitu 8%. Besarnya CAR pada Bank Umum Syariah pada priode 2010-2011mengalami peningkatan sebesar 0,38%, sedangkan pada return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,02%. Pada tahun 2011-2012 CAR mengalami penurunan sebesar 2,50% dan return bagi hasil deposito mudharabah juga mengalami penurunan sebesar 0,03%. Pada tahun 2012-2013 CAR mengalami peningkatan sebesar 0,29% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,48%, pada tahun 2013-2014 CAR mengalami peningkatan sebesar 1,32% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami peningkatan sebesar 2,39%.

Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa FDR pada bank umum syariah di tahun 2010-2014 tidak ada yang dibawah dan diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu 80-100%. Dimana besarnya FDR pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 0,73% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,02%. Pada tahun 2011-2012 FDR mengalami peningkatan sebesar 11,06%. Pada tahun 2012-2013 FDR mengalami peningkatan sebesar 3,32% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,48%. Pada tahun 2013-2014 FDR mengalami penurunan sebesar 11,82% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami peningkatan sebesar 2,39%.


(22)

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa NPF pada bank umum syariah di tahun 2010-2014 tidak ada yang berada diatas ketentuan bank indonesia yaitu 5%. Pada tahun 2010-2011 NPF mengalami peningkatan sebesar 0,50% dan

return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,02%. Pada tahun 2011-2012 NPF mengalami penurunan sebesar 0,30% dan return

bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 0,03%. Pada tahun 2012-2013 NPF mengalami peningkatan sebesar 0,40% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 1,48%. Pada tahun 2013-2014 NPF mengalami peningkatan sebesar 1,71% dan return bagi hasil deposito mudharabah mengalami peningkatan sebesar 2,39%. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “ Pengaruh CAR, NPF dan FDR Terhadap Return Bagi Hasil Deposito

Mudharabah Pada Perbankan Syariah.” dimana penulis akan lebih memfokuskan penelitian terhadap Bank umum syariah dari pada UUS yang masih berada dibawah bank konvensional sehingga rasio CAR, FDR, dan NPF masih bergabung dengan induknya.

1.2Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang beberapa faktor internal yang mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah jangka waktu 12 bulan dengan menggunakan data laporan keuangan triwulanan terhitung mulai Maret 2010 sampai Desember 2014 dengan melihat besarnya


(23)

Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), dan Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Dari masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apakah CAR berpengaruh secara parsial terhadap RBH deposito

mudharabah pada perbankan syariah?

b. Apakah FDR berpengaruh secara parsial terhadap RBH deposito

mudharabah pada perbankan syariah?

c. Apakah NPF berpengaruh secara parsial terhadap RBH deposito

mudharabah pada perbankan syariah?

d. Apakah CAR, FDR, dan NPF berpengaruh secara simultan terhadap RBH deposito mudharabah pada perbankan syariah ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap RBH deposito mudharabah

pada perbankan syariah.

b. Untuk menganalisis Pengaruh FDR terhadap RBH deposito mudharabah

pada perbankan syariah.

c. Untuk menganalisis Pengaruh NPF terhadap RBH deposito mudharabah

pada perbankan syariah.

d. Untuk menganalisis pengaruh ketiga variable secara simultan sterhadap RBH deposito mudharabah pada perbankan syariah.


(24)

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh dari penelitian yang dilakukan penulis antara lain adalah

a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return bagi hasil bank syariah.

b. Bagi akademis, memperkaya konsep dan teori yang menyokong tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return bagi hasil di dunia perbankan syariah.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapakan memberikan informasi dan masukan yang selama ini belum memahami konsep bagi hasil deposito

mudharabah, dan bagi bank dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penyusunan strategi lebih lanjut dalam rangka menghadapi persaingan. d. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian yang berkaitan dengan masalah ekonomi khususnya mengenai faktor yang mempengaruhi return bagi hasil bank syariah.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank Syariah

2.1.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.

Pengertian bank syariah menurut Ali (2009 : 1) “ialah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam”.

Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank


(26)

syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah.


(27)

2.1.2 Fungsi Utama Bank Syariah

Berikut ini adalah fungsi utama bank syariah menurut Ismail (2011:39), yaitu :

Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. berikut ini adalah beberapa fungsi bank syariah :

A. Penghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari masyarkat yag kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan bentuk investasi dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Masyarakat yang kelebihan dana membutuhkan keberadaan bank syariahuntuk menitipkan dananya dengan aman. Keamanan atas dana yang dititipkan atau diinvestasikan di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi pertimbangan. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya diinvestasikan di bank syariah.

Return merupaakan imbalan yaang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang diinvestasikan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk bonus dananya dititipkan dengan menggunakan akad al-wadiah, dan bagi hasil dalam hal dana yang diinvestasikan menggunakan akad al-Mudharabah.

B. Penyaluraan Dana Kepada Masyarakat

Menyaalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan (user of fund) merupakan fungsi kedua. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dari persyaratan yang berlaku. Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan mengucapkan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha.

Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh oleh bank atas penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.

Pembiayaan bank syariah dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.


(28)

b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa.

C. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan yang diberikan bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahanbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan bank lainnya. Beberapa bank berusah meningkatkan teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa dan akurat.

2.2 Mudharabah

Investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan suatu usaha. Dalam investasi mudharabah, imbalan yang akan diterima pihak-pihak yang melaksanakan kerja sama usaha akan dibagi sesuai keuntungan bagi hasil.

2.2.1 Pengertian Mudharabah

Pengertian Al- Mudharabah Menurut Ismail (2011 : 83), “adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100% yang disebut dengan shahibul maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha disebut dengan mudharib”.


(29)

Mudharabah Menurut Ali (2009 : 25) “ialah sebuah akad kerja sama, sama antarpihak, yaitu pihak pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh (100%) modal; sedangkan pihak lainnya sebagai pengelolah”.

PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimanaa pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkaan pihak kedua (pengelolah dana/mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung pemilik dana

Bagi hasil dari usaha dihitung sesuai dengan nisab yang disepakati antara pihak-pihak yang berkerja sama. Secara muamalah, pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan modalnya kepada pedagang/pengusaha (mudharib) untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan atau usaha. Keuntungan yang dihasilkan mudharib itu akan dibagikan hasilnya dengan shahibul maal. Pembagian hasil usaha ini berdasarkan kesepakatan yang telah dituangkan dalan akad.

Keuntungan usaha secara mudharabah, dibagi berdasarkan kesepakatan, dimana apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola. Namun jika kerugian itu disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi.


(30)

2.2.2 Jenis-jenis Mudharabah

Jenis-jenis mudharabah menurut Nurhayati dan wasilah (2013;130), Mudharabah memiliki tiga jenis, yaitu mudharabah muthlaqah, dan mudarabah muqayyadah, mudharabah musyarakah berikut ini adalah penjelasan tentnag ketiga jenis mudarabah.

A. Mudarabah Muthlaqah

Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat.

Jenis mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry, atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk keperluan spekulasi, perdagangan minuman keras (sekalipun memperoleh izin dari pemerintah), perternakan babi, atau pun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya.

Dalam mudharabah muthalaqah, pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu. Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka kerugian itu akan di tanggung oleh pemilik dana.

B. Mudharabah Muqyyadah

Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana lokasi, cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga.

Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat. Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konseksuensi keuangan.


(31)

C. Mudharabah Musytarakah

Mudharabah Musytarakah adalah mudhrabah di mana pegelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Diawal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan engan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut jenis mudharabah seperti ini disebut mudhrabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah.

2.3Sumber Hukum Akad Mudharabah

Menurut Salman (2009;219) hukum mudharabah “adalah jaiz (boleh), mudharabah telah dipraktikan secara luas oleh orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem Islam.

1. Al-Quran

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS 62:10)

“.... Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya....” (QS 2:283)

2. As-Sunnah

Dari Shalih bib Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: :”tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”( HR. Ibnu Majah)

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mngurangi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan. Abbas didengar Rasu lullah SAW, beliau membenarkannya.” (HR. Thabrani dan Ibnu Abbas) “.

2.4Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan


(32)

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Sifat deposito yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan tabungan mudharabah.

Deposito, menurut undang-undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah dan/atau UUS. Pada deposito berjangka terdapat variasi waktu yaitu, depoito jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.

Perbedaan yang terdapat pada waktu deposito berjangka di samping merupakan perbedaan masa penyimpanan, juga akan menimbulkan perbedaan terhadap balas jasa berupa persentase nisab bagi hasil. Pada umumnya, semankin lama jangka waktu deposito berjangka akan semankin tinggi persentase nisab bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah.

Deposito berjangka diterbitkan atas nama, baik atas nama perorangan maupun atas nama badan hukum, bukti kepemilikan deposito berjangka berupa bilyet deposito. Pihak yang dapat mencairkan deposito berjangka hanya pihak yang namanya tercantum di dalam bilyet deposito berjangka. Deposito berjangka tidak dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan.


(33)

Bank memberikan imbalan atas penempatan deposito berjangka berupa bagi hasil yang besarnya ditentukan pada saat pembukaan sesuai dengan nisab yang telah diperjanjikan, pembayaran bagi hasil deposito dilakukan pada saat deposito berjangka dibuka. Pembayaran bagi hasil deposito dapat dilakukan secara tunai, dpindahbukukan ke rekening lain yang dimiliki oleh nasabah seperti giro atau tabungan atau langsung dikirimkan ke bank lain atau menambah nominal deposito berjangka.

2.5 Landasan Hukum Deposito Mudharabah

Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Secara teknis mengenai deposito mudharabahini dalam pasal 36 huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah. Pasal ini intinya menyebutkan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya dalam melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk Mudharabah.

Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/1V/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan bahwa keperluan masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, memerlukan jasa perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan


(34)

dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI ini deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudharabah, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.

2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembannya, termasuk di dalamnya Mudharabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan

bukan piutang.

4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil menurut ismail (2011;96) :

a. Investment Rate

Merupakan persentase dana yang diinvestasikan kembali oleh bank syariah baik ke dalam pembiayaan maupun penyaluran dana lainnya. Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari Bank Indonesia, bahwa sejumlah persentase tertentu atas dana yang dihimpun dari masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi harus


(35)

ditempatkan dalam giro wajib minimum untuk menjaga likuiditas bank syariah. Giro wajib minimum (GWM) merupakan dana yang wajib dicadangkan oleh setiap bank untuk mendukung likuiditas bank.

b. Total Dana Investasi

Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan mempengaruhi bagi hasil yang diterimaoleh nasabah investor. Total dana yang berasal dari investas mudharabah dapat dihitung dengan menggunakan saldo minimum bulanan atau saldo harian. Saldo minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah mengendap dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.

c. Jenis Dana

Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat ditawarkan dalam beberapa jenis, yaitu; tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan sertifikasi investasi mudharabah antar bank syariah. Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada besarnya bagi hasil.

d. Nisab

Nisab merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah disepakati antara bank dan nasabah investor. Nisab dapat berbeda-beda bila dilihat dari beberapa segi :

a. Persentase nisab antarbank syariah akan berbeda, hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.

b. Persentase nisab akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang dihimpun, seperti nisab untuk tabungan dan deposito akan berbeda. c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada besarnya

persentase nisab bagi hasil. Misalnya, nisab untuk deposito berjangka dengan waktu satu bulan akan berbeda dengan deposito berjangka waktu tiga bulan dan seterusnya.

e. Metode Perhitungan Bagi Hasil

Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi hasil, yaitu bagi hasil yang dihitung dengan menggunakan konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue sharing, dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya. Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan persentase nisab dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

f. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akntansi juga akan mempengaruhi bagi hasil antar lan penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh pada laba usaha bank, bila bagi hasil menggunakan metode profit/loss saharing, maka penyusutan


(36)

akan berpengaruh pada bagi hasil, akan tetapi bila menggunakan revenue saharing, maka penyusutan tidak akan mempengaruhi bagi hasil.

2.7 Pengaruh CAR, FDR, Dan NPF Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah

A. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Pengertian CAR Menurut Koncoro (2002;573), “adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko”.

Menurut ketentuan Bank Indonesia jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan Besarnya nilai CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :

ATMR = Aset Tertimbang Menurut Resiko

B.Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR (Financing to Deposit Ratio) Menurut wijaya (2005;116), “adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan


(37)

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito

mudharabah.

Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari FDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi antara 85% dan 100%. Sedangkan berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam surat Edaran Bank Indonesia No 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Dengan ketentuan ini berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga asalkan tidak melebihi 110%.

Ditetapkannya maksimum pemberian kredit (pembiayaan) dan FDR yang harus diperhatikan oleh bank syariah, maka bank syariah tidak dapat begitu saja serampangan melakukan ekspansi pembiayaan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya atau untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah assetnya. Karena hal itu akan membahayakan kelangsungan hidup bank tersebut dan akan


(38)

membahayakan dana simpanan para nasabah penyimpan dana dari bank itu (Sadjeni, 2007;177)

Besarnya nilai FDR suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

C.Non Performing Financing (NPF)

Menurut Rivai (2006;476), “Setiap bank tidak mengharapkan terjadinya NPF, namun dalam kegiatan usaha, walaupun telah dilaksanakan dengan baik, pasti masih ada resiko-resiko lain yang tidak terprediksi sebelumnya dalam perencanaan awal. Perkembangan pemberian pembiayaan yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila pembiayaan yang diberikannya ternyata menjadi bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok pembiayaan beserta bagi hasil yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dalam perjanjian pembiayaan.

NPF merupakan situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan kepada bank akan mengalami risiko kegagalan. Ada beberapa pengertian pembiayaan bermasalah, yaitu :

1. Pembiayaan yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank;

2. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

3. Mengalami kesulitan di dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga/denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan”.

Menurut Muhammad (2005;165), “Kredit atau pembiayaan golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak Kelancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan dikategorikan menjadi 5 macam, yaitu :

1. Lancar atau Kolektabilitas

2. Kurang Lancar atau Kolektabilitas 3. Diragukan atau Kolektabilitas 4. Perhatian khusus atau Kolektabilitas 5. Macet atau Kolektabilitas


(39)

I’tikad nasabah untuk menyelesaikan kredit bermasalah, dinilai berdasarkan penilaian mengenai kemauan dan kesediaannya, antara lain : 1. Berinisiatif dan aktif melakukan negosiasi dengan bank.

2. Melakukan full disclosure mengenai keadaan perusahaan dan grupnya kepada nasabah.

3. Memikul beban kerugian yang akan ditetapkan sebagai hasil negosiasi. 4. Mempunyai rencana restrukturisasi atau menyampaikan rencana

restrukturisan untuk dibicarakan dengan bank”.

Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu akan sangat bermakna jika judul-judul peneltian yang digunakan sebagai bahan pertimbangan sangat bersinggungan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Biasanya penelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang terkait langsung dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh penelitian maupun instansi-instansi pendidikan, adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu NAMA PENELITIAN JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN Muhammad Luthfi (2010) Pengaruh Imbalan Bagi Hasil Terhadap Simpanan Nasabah (Deposito Mudharabah) Pada Bank Syariah Bukopin

Variabel Bebas : Bagi Hasil

Variabel Terikat : Simpanan Masyarakat Bahwa deposito mudharabah dipengaruhi oleh imbalan bagi hasil sangat berperan besar dalam peningkatan jumlah simpanan


(40)

NAMA PENELITIAN JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN

2010 nasabah dalam

bentuk deposito mudharabah Isna dan Sunaryo (2012) Pengaruh ROA, BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Variabel Bebas: ROA,BOPO, dan Suku Bunga Variabel Terikat: Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Secara simutan ROA, BOPO, dan suku bunga berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, secara parsial hanya suku bungalah yang berpengaruh positif terhadap deposito mudharabah. ROA dan BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadaap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Azmy (2008) Hubungan antara

FDR, CAR, Inflasi, dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Variabel Bebas : FDR, CAR, Inflasi, Suku Bunga

Variabel Terikat : Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Secara simultan CAR, Inflasi, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah secara parsial hanya CAR, Inflasi, dan Suku Bunga yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah,


(41)

NAMA PENELITIAN JUDUL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN HASIL PENELITIAN sedangkan FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah Umaira Arifa (2008) Analisis Pengaruh NPF dan FDR Terhadap persentase return bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah pada bank Indonesia Variabel Bebas: NPF dan FDR Variabel terikat: persentase return bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah

Hasil uji regresi linear berganda NPF berpengaruh secara signifikan terhadap RBH deposito mudharabah mutlaqah pada Bank Muamalat Indonesia. Peningkatan NPF sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0,502 sedangkan FDR tidak berpengaruh pada uji log linear model NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH di Bank Muamalat Indonesia, NPF pengaruh efektif.

2.9 Kerangka Konseptual

Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang terdapat pada penelitian terdahulu maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut :


(42)

Capital Adequacy Ratio (CAR)

(X1)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

(X2)

Non Performing Financing (NPF)

(X3)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris apakah ada pengaruh capital adequency rasio (X1) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, financing to deposit rasio (X2) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah, non performing financing terhadap return bagi hasil deposito mudharabah. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh ketiga variable tersebut terhadap return bagi hasil deposito mudharabah .

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah


(43)

Capital Adequancy Ratio (CAR), yang ak an diteliti pengaruhnya secara Parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah (Y)

Financing To Deposit Ratio (FDR), yang akan diteliti pengaruhnya secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah (Y)

Non Performing Financing (NPF), yang akan diteliti pengaruhnya secara parsial terhadap return bagi hasil deposito mudharabah CAR, FDR, dan NPF yang akan diteliti pengaruhnya secara

simultan terhadap return bagi hasil deposito mudharabah (Y)


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan didalam skripsi ini adalah penelitian kausal. Menurut Umar (2003 : 30)”penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuntitatif yang terdapat pada bank umum syariah priode 2010-2014.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Data yang diperoleh berasal dari situs bank indonesia yaitu www.bi.go.id dan www.idx.co.id dan juga melalui situs masing-masing bank yang akan diteliti. Kedua situs tersebut dipilih karena kedua situs tersebut merupakan situs yang terlengkap dan termudah dalam mendapatkan laporan keuangan. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan September sampai Desember 2014.

3.3 Batasan Operasional

Ada beberapa batasan yang terdapat dalam penelitian ini :

1. Variabel independen yang digunkan dalam penelitian ini adalah CAR, FDR, dan NPF.


(45)

2. Objek penelitian yang digunakan adalah semua bank umum syariah pada priode 2010-2014.

3. Data yng digunakaan di dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah pada priode 2010-2014

3.4 Definisi Operasional Variabel

Didalam penelitian ini melibatkan tiga variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat), adapun yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah capital adequancy ratio, financing to deposit ratio, dan non performing financing. Sedangkan yang termaasuk di dalam variabel dependen dalam penelitian ini adalah return bagi hasil deposito mudharabah.

3.4.1 Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga variabel, yaitu :

a. CAR (Capital Adequancy Ratio)

CAR menurut Koncoro (2002;573) “adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya adalah agar likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup terjamin. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko”.

Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) maka bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang


(46)

sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan. Rumus yang digunakan untuk menghitung kecukupan modal adalah

Keterangan :

ATMR = Aset Tertimbang Menurut Resiko

b. FDR (Financing to Deposit Ratio)

FDR (Financing to Deposit Ratio) menurut Wijaya (2015;116) “adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit”.

Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah.

Besarnya perhitungan FDR dalam dihitung dengan menggunakan rumus :


(47)

c. NPF (Non Performing Financing)

NPF atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank syariah.

Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus:

3.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat )

Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana para nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito masing-masing nasabah digunakan bank untuk pembiayaan yang menguntungkan. Sementara nisbah bagi hasil


(48)

adalah nisbah dimana bank mendapatkan hak atas laba yang disisihkan pengusaha atas dana-dana Mudharabah yang digunakan untuk pembiayaan. Untuk melihat besaran persentase bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh deposan dapat menggunakan perhitungan rate of return

Rumus:

Keterangan :

RR = Rate Of Return BBH = Bonus Bagi Hasil

SSRH = Saldo Rata-Rata Harian Dana Pihak Ke-3

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.1

Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Rumus Skala

1 Independen 1

CAR (Capital

Adequancy Ratio)

adalah rasio kecukupan modal yang harus disediakan untuk menjamin dana deposan. Tujuannya

adalah agar

likuiditas/kemampuan bank membayar kepada deposan cukup


(49)

No Variabel Definisi Rumus Skala

terjamin. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka

semakin kuat

kemampuan bank

2 Independen 2

FDR (Financing to Deposit Ratio) adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Rasio

3 Independen 3

NPF (Non Performing Financing) atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh bank.


(50)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah semua bank umum syariah di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia dalam priode 2010-2014, sedangkan untuk teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini, yaitu :

1. Bank Umum Syariah yang Memiliki Deposito Mudharabah jangka waktu 12 bulan

2. Bank Umum Syariah telah beroperasi minimal 1 januari 2010

3. Bank Umum Syariah yang menyajikan laporan keuangan triwulan pada Bank Indonesia dan memiliki kelengkapan laporan keuangan pada periode tahun 2010-2014

No Variabel Definisi Rumus Skala

4 Dependen Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank


(51)

Tabel 3.2

Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian

No Singkatan Populasi Penelitian

Kriteria

Sampel Penelitian 1 2 3

1 BMI PT BANK MUAMALAT

INDONESIA

2 BSM PT BANK SYARIAH MANDIRI

3 BRIS PT BANK BRI SYARIAH

4 BMS PT BANK MEGA SYARIAH

5 BNIS PT BANK BNI SYARIAH ­ ­ ­

6 BCAS PT BANK BCA SYARIAH ­ ­ ­

7 BJBS PT BANK JABAR BANTEN

SYARIAH ­ ­ ­

8 BPS PT BANK PANIN SYARIAH ­ ­

9 BSB PT BANK SYARIAH BUKOPIN

10 BVS PT BANK VICTORIA

SYARIAH ­ ­ ­

11 BMSI PT BANK MAYBANK SYARIAH

INDONESIA ­ ­ ­

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa jumlah atau berbentuk angka. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder.

Menurut Indriantoro dkk (1999:115) data skunder “yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.


(52)

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2010 sampai 2014. Data penelitian didapatkan dari website resmi masing-masing perusahaan yang akan diteliti

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu.

2. Melalui media internet dengan cara mengunduh data yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan triwulan perusahaan melalui website masing-masing Bank Umum Syariah yang akan diteliti dan pada website Bank Indonesia, untuk melihat apakah Bank Umum Syariah melampirkan laporan keuangannya pada Banik Indonesia.

3.9 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau lebih. analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS.


(53)

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat statistik yang harus dipenuhi linear berganda. Selain itu, untuk mendapatkan model regresi linear berganda yang baik harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat dicapai jika memenuhi asumsi klasik. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain :

3.9.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali, 2011:160-163);. Uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov.


(54)

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas , Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2011:105-106). Ada atau tidak adanya multikolinearitas dalam model persamaan yang terbentuk dengan di uji menggunakan indikator Varians Inflation Factor (VIF).Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance >0.1 atau sama dengan VIF <10.

3.9.1.3 Uji Heteroskedasisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya


(55)

melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.

3.9.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (ImamGhozali, 2011:110). Secara sederhana adalah bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya.

3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang diteliti, baik secara parsial maupun secara simultan. Variabel independen mana yang paling kuat pengaruhnya (CAR FDR atau NPF) terhadap variabel dependen (return bagi hasil deposito mudharabah) dan variabel mana yang mempunyai pengaruh sangat signifikan secara parsial.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat yaitu :


(56)

Keterangan :

Y = RBH (return bagi hasil) a = Konstanta

X1 = CAR (Capital Adequacy Ratio) X2 = FDR (Non Performing Financing) X3 = NPF (Non Performing Financing) b1 = koefisien arah regresi CAR b2 = koefisien arah regresi FDR b3 = koefisien arah regresi NPF

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis penulis menggunakan Uji F dan uji t-test student) :

3.9.3.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara simultan terhadap variabel dependen.

Hipotesis Nol yang hendak di uiji adalah apakah semua

parameter dalam model sama dengan nol atau tidak. Apabila F

hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

secara bersama-sama variabel CAR, FDR dan NPF

berpengaruh secara signifikan terhadap return bagi hasil

mudharabah. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, berarti Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya secara bersama-sama variabel

CAR, FDR dan NPF tidak berpengaruh secara signifikan


(57)

3.9.4.2 Uji t

Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98). Apabila t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya koefisien a dan b signifikan. Sebaliknya

apabila t hitung < t tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak,


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Mengenai CAR, NPF dan FDR pada Bank Umum Syariah

Data-data yang diperlukan dalam analisa ini diperoleh dari Laporan Keuangan Triwulanan Profit Distribution/Distribusi Bagi Hasil Bank Muam. Dari hasil olah data penelitian yang dilakukan maka diperoleh gambaran sebagai berikut:

4.1.1Capital Adequacy Ratio

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat bahwa CAR Bank Umum Syariah pada periode penelitian sangat fluktuatif. Pada Bank Muamalat Indonesia nilai CAR tertinggi di peroleh pada bulan Maret 2014, yaitu sebesar 17,64% dan nilai CAR terendah yaitu pada bulan Juni 2010, yaitu sebesar 10,12%. Sedangkan pada Bank Syariah Mandiri nilai CAR tertinggi di peroleh pada bulan September 2014, yaitu sebesar 15,63% dan nilai CAR terendah diperoleh pada bulan Desember 2010, yaitu sebesar 10,64%.

Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah nilai tertinggi CAR di peroleh bulan Juni 2010 yaitu sebesar 25,95% sementara nilai CAR terendah diperoleh pada bulan Desember 2015 yaitu sebesar 11,35%. Pada Bank Mega Syariah nilai CAR tertinggi diperoleh pada bulan Desember 2015, yaitu sebesar 19,26% sedangkan CAR terendah


(59)

diperoleh pada bulan September 2012, yaitu sebesar 11,16%. Pada Bank Syariah Bukopin nilai CAR tertinggi diperoleh pada bulan September 2012, yaitu sebesar 17,72% sedangkan nilai CAR terendah diperoleh pada bulan Juni 2014, yaitu sebesar 10,74%.

Tabel 4.1

Data CAR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah

Bukopin Periode Maret 2010 – Desember 2014.

Sumber : Laporan Keuangan BMI, BSM, BRIS, BMS, dan BSB data diolah

Bulan BMI BSM BRIS BMS BSB

Mar-10 10,52 12,52 13,66 12,14 13,50 Jun-10 10,12 12,46 25,95 12,11 12,24 Sep-10 14,62 11,49 22,07 12,36 11,37 Des-10 13,32 10,64 20,62 13,14 11,51 Mar-11 12,42 11,89 21,72 15,07 12,12 Jun-11 11,64 11,26 19,99 14,75 17,46 Sep-11 12,59 11,10 18,33 13,77 17,72 Des-11 12,05 14,70 14,74 12,03 15,29 Mar-12 12,13 13,97 14,34 12,90 14,58 Jun-12 14,55 13,70 13,59 13,08 13,25 Sep-12 13,28 13,20 12,92 11,16 12,28 Des-12 11,70 13,88 11,35 13,51 12,78 Mar-13 12,08 15,29 11,81 13,49 12,63 Jun-13 13,62 14,24 15,00 13,01 11,84 Sep-13 12,95 14,42 14,66 12,70 11,18 Des-13 17,55 14,12 14,49 12,99 11,10 Mar-14 17,64 14,90 14,15 15,28 11,24 Jun-14 16,37 14,94 13,99 15,93 10,74 Sep-14 14,77 15,63 13,86 16,90 16,15 Des-14 14,22 14,81 12,89 19,26 15,85


(1)

Data FDR Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat

Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010

Desember 2014

Bulan

BMI

BSM

BRIS

BMS

BSB

Mar-10 99,47 83,93 108,38 92,43 92,7

Jun-10 103,71 85,16 91,23 86,68 108,91

Sep-10 99,68 86,31 102,7 89,11 102,9

Des-10 91,52 82,54 95,82 78,11 99,37

Mar-11 95,82 84,06 97,44 79,2 95,18

Jun-11 95,71 88,52 93,34 81,48 93,45

Sep-11 92,45 89,86 95,58 83 81,12

Des-11 85,18 86,03 90,55 83,08 83,66

Mar-12 97,08 87,25 101,76 84,9 90,34

Jun-12 99,85 92,21 102,77 92,09 93,56

Sep-12 99,96 93,9 99,99 88,03 99,33

Des-12 94,15 94,4 103,07 88,88 92,29

Mar-13 102,02 95,61 100,9 98,37 87,8

Jun-13 106,44 94,22 103,67 104,19 92,43

Sep-13 103,4 91,29 105,61 102,89 95,15

Des-13 99,99 89,37 102,7 93,37 100,29

Mar-14 105,4 90,34 102,13 95,53 97,14

Jun-14 96,78 89,91 95,14 95,68 102,84

Sep-14 98,81 85,68 94,85 90,5 103,66


(2)

LAMPIRAN 4

Data NPF Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat

Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010

Desember 2014

Bulan

BMI

BSM

BRIS

BMS

BSB

Mar-10 5,83 0,66 1,92 1,8 4,14

Jun-10 3,93 0,88 1,97 2,02 3,67

Sep-10 3,36 1,45 2,06 2,6 4

Des-10 3,51 1,29 2,14 2,11 3,42

Mar-11 3,99 1,12 1,7 2,64 0,98

Jun-11 3,57 1,14 2,77 2,14 1,61

Sep-11 3,71 1,26 2,27 2,25 1,57

Des-11 1,78 0,95 2,12 1,79 1,54

Mar-12 1,97 0,86 2,4 1,53 2,85

Jun-12 1,94 1,41 2,15 1,51 2,5

Sep-12 1,61 1,55 1,89 1,41 4,46

Des-12 1,81 1,14 1,84 1,32 4,26

Mar-13 1,76 1,55 2,01 1,42 4,28

Jun-13 1,86 1,1 1,94 2,19 4,03

Sep-13 1,84 1,59 2,14 1,63 3,86

Des-13 0,78 2,29 3,26 1,45 3,68

Mar-14 1,56 2,65 3,36 1,62 3,97

Jun-14 3,18 3,9 3,61 1,81 3,86

Sep-14 4,74 4,23 4,19 1,82 3,81


(3)

Data RBH Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat

Indonesia Syariah,Bank Mega Syariah, dan Bank Syariah Bukopin Periode

Maret 2010

Desember 2014

Bulan

BMI

BSM

BRIS

BMS

BSB

Mar-10

7,78 6,4 7,77 5,36 8,55

Jun-10 6,38 6,42 7,49 5,54 8,38

Sep-10 6,89 6,59 7,8 5,58 8,45

Des-10 7,46 6,46 7,48 6,07 8,19

Mar-11 6,73 6,13 7,52 6,13 8,22

Jun-11 6,71 5,69 7,67 5,9 6,26

Sep-11 6,29 5,76 7,59 5,57 5,74

Des-11 6,13 5,19 8,17 5,74 5,94

Mar-12 5,43 5,25 7,95 5,79 5,75

Jun-12 5,58 5,88 7,75 5,71 5,44

Sep-12 5,97 5,96 7,69 5,14 5,58

Des-12 5,37 5,69 7,45 5,09 7,27

Mar-13 5,57 5,25 6,54 5 5,67

Jun-13 5,58 5,32 6,46 4,83 6,01

Sep-13 5,43 4,39 6,46 4,24 6

Des-13 5,62 5 6,51 5,04 6

Mar-14 5,43 4,91 7,04 4,67 6,15

Jun-14 5,59 5,01 7,04 4,63 6,25


(4)

LAMPIRAN 6

Hasil Uji Asumsi Klasik

a.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPF FDR RBH

N 100 100 100 100

Normal Parametersa,b

Mean 13,9784 2,4489 94,1195 6,1648

Std. Deviation 2,65124 1,13876 7,14639 1,04107

Most Extreme Differences

Absolute ,140 ,174 ,067 ,092

Positive ,140 ,174 ,046 ,092

Negative -,099 -,088 -,067 -,081

Kolmogorov-Smirnov Z 1,204 1,135 ,670 ,921

Asymp. Sig. (2-tailed) ,139 ,185 ,760 ,364

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1,806 1,398 1,292 ,199

CAR ,037 ,038 ,094 ,981 ,329 ,976 1,025

NPF ,226 ,089 ,247 2,540 ,013 ,946 1,057

FDR ,035 ,014 ,240 2,496 ,014 ,968 1,033

a. Dependent Variable: RBH

c.

Uji Heteroskedastisitas

d.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson


(6)

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Hipotesis

a.

Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,408 ,77956 1,158

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF b. Dependent Variable: RBH

b.

Uji F

ANOVAb

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 15,183 3 5,061 5,274 ,002a

Residual 92,116 96 ,960

Total 107,299 99

a. Predictors: (Constant), FDR, CAR, NPF b. Dependent Variable: RBH

c.

d.

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1,806 1,398 1,292 ,199

CAR ,037 ,038 ,094 ,981 ,329 ,976 1,025

NPF ,226 ,089 ,247 2,540 ,013 ,946 1,057

FDR ,035 ,014 ,240 2,496 ,014 ,968 1,033


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) dan return on asset (ROA) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah: studi pada PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk

0 4 1

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 7 90