42
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan prosedur atau cara-cara dalam suatu penelitian. Metode penelitian juga memberikan garis-garis yang tegas, maksudnya
adalah agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya. Pada bab ini dibahas tentang jenis
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta metode analisis data.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional yaitu rancangan penelitian yang digunakaan untuk menelaah
hubungan antara dua variabel pada situasi atau kelompok subjek Notoatmodjo, 2005:145.
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Suryabrata 1998:72 “variabel sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian”. Pada penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel bebas dan terikat.
a.
Variabel bebas atau variabel x yaitu variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel x dalam penelitian ini adalah komunikasi therapeutic
perawat.
b.
Variabel terikat atau variabel y yaitu variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui seberapa besarnya efek atau pengaruh variabel lain, dalam
penelitian ini yang menjadi variabel y adalah motivasi sembuh pada pasien rawat inap.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah : 1. Komunikasi therapeutic perawat
Komunikasi therapeutic adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Komunikasi therapeutic memandang gangguan atau penyakit pada pasien bersumber pada gangguan komunikasi, pada ketidakmampuan pasien untuk
mengungkap dirinya, pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien..
Alat ukur komunikasi therapeutic perawat berupa skala, setelah di uji maka data akan didistribusikan, semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala ini maka
komunikasi terapeutik perawat berjalan dengan baik, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka komunikasi perawat berjalan kurang baik
2. Motivasi sembuh pada pasien rawat inap Motivasi sembuh adalah daya atau kekuatan yang berasal dari dalam diri
individu atau penderita suatu penyakit yang mendorong, membangkitkan, menggerakkan, melatarbelakangi, menjalankan dan mengontrol seseorang serta
mengarahkan pada tindakan penyembuhan atau pulih kembali serta bebas dari suatu penyakit yang telah dideritanya selama beberapa waktu dan membentuk
suatu keadaan yang lebih baik dari dalam badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Alat ukur
pada motivasi sembuh berupa skala, setelah diuji maka data akan didistribusikan, semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala ini maka motivasi sembuh pasien
tinggi, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka motivasi sembuh pasien rendah.
3.4 Populasi dan Sampel