PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET KLORBUTANOL0,2%b/v

SKRIPSI

ZAHRA

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP
STERILITAS SEDIAAN TETES MATA FENILEFRIN
HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET KLORBUTANOL
0,2 % b/v

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

ii

iii

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
kepada seluruh hambanya. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik,

shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
semoga kesejahteraan terlimpah kepada para keluarga, para sahabat dan orang –
orang yang beriman.
Alhamdulillahirabbil’aalamiin dengan selesainya skripsi yang berjudul
PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP SEDIAAN TETES
MATA
FENILEFRIN
HIDROKLORIDA
DENGAN
PENGAWET
KLOROBUTANOL 0,2% B/V ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Sugiyartono, MS., Apt selaku dosen pembimbing I dan kepada
Ibu Arina Swastika M, S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing II atas waktu
serta bimbingannya dan arahan yang selalu diberikan sehingga skripsi ini
menjadi sempurna.
2. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt selaku penguji I dan Ibu Uswatun
Chasanah, Dra., Apt selaku penguji II yang telah memberikan saran dan
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Nailis Syifa, S.Farm., Apt Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ibu Siti Rofida.,S.Farm.,Apt selaku dosen wali saya.
5. Ibu Sofia Aprina selaku kepala laboraturium dan para laboran yang telah
membantu di laboraturium Steril mas Dani, mbak Evi, mas Ferdi, mbak Susi,
para staf T.U farmasi mbak Yuli, pak Joko serta para laboran mikrobiologi
dan seluruh staf Prodi Farmasi terimakasih atas bantuan dan dukungannya
6. Para dosen Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang semoga bermanfaat bagi saya dan
orang lain.
7. Kedua orang tua saya yang saya cintai yang tidak henti – hentinya
mendoakan, member dukungan, nasehat, serta kesabarannya yang luar biasa
kepada saya, terimakasih mama baba.
8. Adik- adikku Himami dan iik terimakasih atas dukungan dan doa dari kalian.
9. Semua keluarga besarku nenek, tante- tanteku, om- omku terimakasih atas doa
dan dukungan kalian.
10. Para teman seperjuangan skripsi steril : Dian, Anis, Shella terimakasih atas
kerjasama kalian selama ini.

iv


11. Sahabat- sahabatku lia, ara, sahera, rizki eka, enik rizki, vita yang selalu
mendukung dan terimakasih atas persahabatan yang terjalin selama ini,
semoga sukses untuk kita semua.
12. Suami tercinta Muhsin terimakasih atas dukungannya selama ini.
13. Teman-teman Keluarga besar Angkatan 2010 Farmasi Univesitas
Muhammadiyah Malang terutama kelas Farmasi C terima kasih atas
persahabatan yang telah terjalin selama ini, semoga akan terus selalu terjaga
persahabatan kita ini.
14. Serta semua pihak baik yang telah membantu hingga terselesainya skripsi ini
dengan sempurna.
Akhirnya semoga semua mendapatkan limpahan rahmat Allah SWT atas
segala bantuan yang telah diberikan hingga skripsi ini terselesaikan, semoga kelak
menjadi bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, terutama di bidang ilmu kefarmasian.

v

RINGKASAN

PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP SEDIAAN
TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET

KLOROBUTANOL 0,2% B/V
Salah satu sediaan steril yang ada dipasaran adalah sediaan tetes mata,
karena pemakaianya lebih dari satu kali dan langsung berhubungan masuk ke
dalam jaringan tubuh yaitu mata dan kemungkinan terjadinya kontaminasi pada
saat penyimpanan, maka sediaan tetes mata ini membutuhkan pengawet.
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sterilitas sediaan terhadap
frekuensi pengambilan yang dilakukan terhadap sediaan tetes mata fenilefrin
hidroklorida dengan menggunakan pengawet klorobutanol 0,2% b/v. Metode yang
digunakan adalah inokulasi langsung sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi
ke-IV, pengambilan untuk uji sterilitas sampel dilakukan di Laminar Air Flow
Cabinet, sampel yang digunakan sebanyak 21 botol dimana setiap botol
mendapatkan perlakuan yang sama yaitu dilakukan pengambilan sampel untuk
mewakili frekuensi pengambilan di masyarakat

sebanyak 0,5 ml, dan

disimpanpan dalam ruangan terbuka pada suhu kamar, kemudian masing – masing
sediaan diambil sebanyak 2 ml di LAFC untuk di inokulasikan kemasing –
masing media uji yaitu media Thioglikolat dan diinkubasikan pada suhu 30–32 °C
selama 14 hari dan diamati hasilnya dan untuk media Casamino diinkubasikan

pada suhu 20 – 25 °C selama 14 hari untuk diamati hasilnya.
Sebelum melakukan uji sterilitas sampel dilakukan pemeriksaan
pendahuluan untuk memastikan kondisi fisik serta isi sediaan, selain itu dilakukan
control lingkungan LAFC sebelum uji sterilitas dan saat uji sterilitas sediaan
untuk mengetahui kondisi dan menjamin lingkungan bebas kontaminan, kemudian
dilakukan juga uji inaktivasi sediaan untuk menghilangkan efek bakteriostatik
sediaan dari data diperoleh hasil 1:1 untuk Media Thioglikolat dan 1:1 untuk
media Casamino sesuai dengan kontrol pembanding yang digunakan, kontrol
pembanding yang digunakan ada 2 yaitu kontrol media positif berupa cairan keruh
sedangkan kontrol media negatif cairan jernih, pada kontrol negatif masing –
masing media langsung di inkubasi selama 14 hari sedangkan untuk kontrol

vi

positif sediaan di tambahkan Bacillus subtilis untuk thioglikolat dan Candida
albicans untuk casamino dan diikubasikan selama 14 hari.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa uji sterilitas
sediaan dengan pengambilan selama 1 minggu berturut dan penyimpanan sediaan
selama 30 hari sesuai frekuensi pengambilan di masyarakat terhadap sediaan tetes
mata Fenilefrin hidroklorida dengan pengawet klorobutanol 0,2% b/v masih

dalam keaadaan steril.

ABSTRAK
PENGARUH FREKUENSI PENGAMBILAN TERHADAP SEDIAAN
TETES MATA FENILEFRIN HIDROKLORIDA DENGAN PENGAWET
0,2% B/V
In

this

study

using

Phenylephrine

hydrochloride

ophthalmic


preparations with influence the frequency retrieval done as many as a week
appropriate treatment existing at the community usage, the sample were test in
Laminar Air Flow Cabinet with inoculation as much as two ml’s and get to
incubation within 14 days to be observed the results, the first stage of the test
was undergone to define LAFC condition and then test the sterility and fertility
of mediaas control comparator preparation, afterthat preparation were dissolved
with sterile water to inactivation preservative by comparison dilution 1:1 to
Thioglikolat and 1:1 to Casamino in the last stage test the sterility preparation
sample according to treatment and compare the result with control compare.
From the result of this research that obtained using with the taking of
specimens of sterility test for 1 week and storage for 30 days preparations a
phenylephrine hydrochloride with the preservative chlorobutanol 0,2% w/v doe
not affect the supply’s sterility.
Keywords:

Sterilization,
Preservatives,

eye


drops,

Phenylephrine

Retrieval frequency, Storage

vii

hydrochloride,

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .. …….. ..........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................

ii


LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................

iii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

iv

RINGKASAN .................................................................................................

vi

ABSTRACT ....................................................................................................

vii

DAFTAR ISI……………….. ..........................................................................

ix


DAFTAR TABEL……………… ....................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ………. .........................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN… .........................................................................

1

1.1 Latar belakang….. ..........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................

3


1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................

3

1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

4

2.1 Tinjauan Tentang Sediaan Mata.....................................................

4

2.1.1 Sediaan Tetes Mata ..............................................................

4

2.1.2 Tinjauan Wadah Sediaan Tetes Mata ..................................

4

2.1.3 Tinjauan Persyaratan dan karakteristik sediaan Mata .........

4

2.2 Tinjauan Bahan Pengawet. .............................................................

5

2.2.1 Definisi Klorbutanol ...........................................................

5

2.3.2 Mekanisme kerja pengawet ...............................................

6

2.2.3 Klorbutanol .........................................................................

6

2.3.4 Aplikasi dala Formulasi Farmasi atau Teknologi ..............

7

2.3.5 Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan .................................

8

2.3 Tinjauan Sediaan Fenilefrin hidroklorida ......................................

8

2.3.1 Indikasi dan Kegunaan ........................................................

8

2.3.2 Struktur Molekul Fenilefrin Hidroklorida ...........................

9

ix

2.3.3 Deskripsi Fenilefrin Hidroklorida .......................................

9

2.3.4 Farmakokinetika Obat...................................................... ...

9

2.2.4 Kontra indikasi ...................................................................

9

2.2.5 Efek Samping dan Peringatan..............................................

9

2.4 Tinjauan tentang mikrobiologi .......................................................

9

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme ...................................................................

10

2.4.2 Sumber – Sumber Kontaminasi ..........................................

11

2.5 Tinjauan Tentang Sterilisasi ..........................................................

13

2.5.1 Sterilisasi panas kering .....................................................

14

2.5.2 Sterilisasi Uap (lembab panas) ..........................................

14

2.5.3 Sterilisasi dengan penyaringan ..........................................

15

2.5.4 Kinetika Pembinasaan Mikroorganisme ............................

15

2.6 Teknik Aseptik

..........................................................................

16

..........................................................................

16

2.6.2 Ruang Aseptik ....................................................................

17

2.6.3 Kategori kelas ruangan ........................................................

17

2.7 Tinjauan Pengujian Sterilitas ........................................................

18

2.6.1 Personil

2.7.1 Metode uji Sterilitas

........................................................

18

2.7.2 Proses uji Inokulasi Langsung ................................................. 19
2.7.3 Media......................................... .........................................

19

2.7.5 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas

.........................................

24

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................

25

3.1 Uraian Sediaan Tetes Mata ............................................................

25

3.2 Skema Kerangka Konseptual .........................................................

26

BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................

28

4.1 Desain Penelitian ..........................................................................

28

4.2 Alat dan bahan ….. .........................................................................

28

4.2.1 Alat ....................................................................................

28

4.2.2 Bahan..................................................................................

28

x

4.3 Prosedur penelitian .........................................................................

29

4.3.1 Sterilisasi Alat ...................................................................

29

4.3.2 Penyiapan Sediaan dan Sterilitas Sediaan..........................

29

4.3.3 Penyiapan “Laminar Air Flow Cabinet” Dan
Memasukkan Semua Bahan Dan Alat ...............................

30

4.3.4 Kontrol Lingkungan Laminar Air
Flow Cabinet (LAFC) .....................................................

30

4.3.5 Penyiapan Media ...............................................................

32

4.3.6 Uji Inaktivasi Pengawet ...................................................

33

4.3.7 Perlakuan ..........................................................................

34

4.3.8 Uji Sterilitas (Pengambilan Sampel) ................................

35

4.3.9 Uji Sterilitas .......................................................................

36

BAB V HASIL PENELITIAN .........................................................................

39

5.1 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
sebelum dan saat uji inaktivasi ....................................................

39

5.2 Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
sebelum dan saat pengujian sterilitas............................................

40

5.3 Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (Pemeriksaan Sediaan) ..............

41

5.4 Hasil Uji Fertilitas Media Untuk Kontrol Positif ...........................

41

5.5 Hasil Uji Sterilitas Media Untuk Kontrol Negatif .........................

42

5.6 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet .......................................................

43

5.7 Hasil Pemeriksaan Uji Sterilitas Sampel........................................

43

5.8 Hasil Kontrol Lingkungan Perlakuan ............................................

44

BAB VI PEMBAHASAN…… ........................................................................

49

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

54

DAFTAR PUSTAKA………. .........................................................................

55

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1

Perlengkapan dan Kandungan Kuman Dari Manusia .........................

16

II.2

Klasifikasi Ruangan Bersih .................................................................

18

IV.1

Volume Pengambilan Sampel Perlakuan............................................

35

IV.2

Volume Pengambilan Sampel Berulang Untuk Penelitian .................

36

V.5.1

Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet
Sebelum dan Saat Uji Inaktivasi .........................................................

V.5.2

39

Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet Sebelum dan Saat
Pengujian Sterilitas………. ................................................................

40

V.5.3 Hasil Pemeriksaan Fisik Pendahuluan ................................................

40

V.5.4

Hasil Uji Fertilitas Media Kontrol Positif ...........................................

41

V.5.5

Hasil Uji Sterilitas Media Untuk Kontrol Negatif ..............................

42

V.5.6.1 Hasil Pengamatan Uji Inaktivasi Pengawet Pada
Media Thioglikolat

..........................................................................

44

V.5.6.2 Hasil Pengamatan Uji Inaktivasi Pengawet Pada
Media Kasamino

..........................................................................

45

V.5.7.1 Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dengan Media Thioglikolat..

46

V.5.7.2 Hasil Pengamatan Uji Sterilitas Sampel dengan Media Kasamino....

47

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.2 Struktur Molekul klorbutanol ........................................................................

6

2.3 Struktur Molekul fenilefrin hidroklorida .......................................................

9

3.1 Gambar Kerangka Konseptual.......................................................................

26

4.1 Sebelum Uji Sterilitas ...................................................................................

31

4.2 Saat Uji Sterilitas ........................................................................................... 31
4.3 Kerangka Operasional ...................................................................................

xiv

38

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Daftar Riwayat Hidup….. ........................................................................

57

2.

Surat Pernyataan………….......................................................................

58

3.

Sertifikasi sediaan ……… ........................................................................

59

4.

Sertifikasi pengawet…….. .......................................................................

60

5

Sertifikasi Bakteri …………… ................................................................

61

6.

Lampiran sediaan ………………. ...........................................................

62

7.

Sertifikasi Jamur……………...................................................................

58

8.

Foto Hasil Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet Sebelum dan
sesudah Uji Sterilitas………. ...................................................................

59

Lampiran foto ................................................................................. .........

63

10. Foto Hasil Uji Sterilitas dan Ferilitas Media ...........................................

69

11. Foto Hasil Uji sterilitas Sampel Media Thioglikolat ...............................

70

11. Foto Hasil Uji sterilitas Sampel Media Casamino ...................................

72

12. Foto Alat – Alat yang Digunakan Untuk Penelitian ................................

74

9.

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2009. Sediaan Farmasi Steril. Seri farmasi Industri 4, Bandung :
Institut Teknologi Bandung. Hal : 252-257, 261
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi. Edisi keempat, Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia 541, 542, 553
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Jakarta : Badan POM
Cooper and Gunn’s. 1972. Dispensing For Pharmaceutical Student. Twelfth
Edition. Ptman Medical.
Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in
Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New york : CRC
Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1978. Formularium Nasional. Edisi
kedua, Jakarta. Hal: 316
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
IV. Jakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2011. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume
45, Jakarta.
Lachman, H.A., Leon L., 1993. Pharmaceutical Dosage Forms. 2nd Edition.
New York : Marcell Dekker, INC.
Lukas, S., 2006, Formulasi Steril. Yogyakarta : penerbit CV. ANDI OFFSET
Remington, J.P., 1995. The Science and Pharmacy. Easton, penssylvania : Mack
Publishing Company.
Raymond, C.R. et al., 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. fifth
edition, London, UK : Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABeta.
Sweetman, s.c. et al, 2009. Martindale’s Drugs Restricted in Sport Pocket
Companion. Pharmaceutical Press
Sylvia T. Pratiwi., 2008. Mikrobiologi Farmasi, Yogyakarta : penerbit erlangga

55

56

Tatro, D.S. A to Z Drug Facts. Books@@Ovid, 2003
Voight, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta : Gadjah
MadaUniversityPres

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pengobatan pada mata sudah dikenal sejak zaman mesir purba. Orang
yunani dan mata sudah dikenal sejak zaman mesir purba. Pengobatan pada mata
sudah dikenal sejak zaman Mesir Purba. Orang Yunani dan diduga karena
masalah kestabilan obat yang belum diketahui secara pasti. Apotek Alcon (cikal
bakal dari Alcon Laboratories Inc) merupakan apotek pertama yang menyediakan
obat mata steril pada tahun 1947, jauh sebelum FDA mengeluarkan ketentuan
pada tahun 1953 yang menyatakan bahwa larutan obat mata tidak steril dianggap
sebagai palsu (adulterated), dan USP baru menerima ketentuan persyaratan obat
mata harus steril pada tahun 1955 (Agoes, 2013).
Obat tetes mata adalah obat tetes steril, umumnya isotonis dan isohidris.
Digunakan dengan cara meneteskan ke dalam lekuk mata atau ke permukaan
selaput bening mata (Lukas, 2006).Beberapa larutan obat mata perlu hipertonik
untuk meningkatkan daya serap dan menyediakan kadar bahan aktif yang cukup
tinggi untuk menghasilkan efek obat yang cepat dan efektif. Apabila larutan obat
seperti ini digunakan dalam jumlah kecil, pengenceran dengan air mata cepat
terjadi sehingga rasa perih akibat pertonisitas hanya sementara. Tetapi
penyesuaian isotonisitas oleh pengenceran dengan air mata tidak berarti. Jika
digunakan larutan hipertonik dalam jumlah besar sebagai koliria untuk
membasahi mata. Jadi yang penting adalah larutan obat mata untuk keperluan ini
harus mendekati isotonic (Depkes RI, 1995).
Sterilitas merupakan salah satu persyaratan penting untuk larutan oftalmik.
Karena stabilitas terhadap panas dari sedian mata extemporer sering tidak
diketahui, cara pembuatan obat mata ini sebaiknya disterilkan dengan cara filtrasi
melalui penyaringan bakteri. Kerugian cara sterilisasi ini adalah tidak mampu
menghilangkan kontaminasi virus. Cara ini juga sangat bergantung pada
operasional teknik aseptik yang dilakukan dalam sterilisasi larutan dan
pengemasannya. Beberapa larutan oftalmik dapat disterilakan dalam autoklaf
dengan catatan bahwa obat stabilitas terhadap panas. Dalam memformulasikan

1

2

sediaan untuk tetes mata, baik secara industri maupun “extemporer”, perlu
diperhatikan sejumlah faktor, seperti tipe sediaan dan cara penggunaannya,
aktivitas dan stabilitas bahan aktif obat, pengaturan tonisitas, pilihan metode
sterilisasi, dan pengemasan untuk sediaan obat mata yang dibuat (Agoes, 2013).
Persyaratan pengawet untuk setiap sistetm sediaan farmasi bersifat unik
untuk setiap sistem, dan tidak hanya tergantung pada obat dan konsentrasinya,
tetapi juga pada bahan tambahan yang digunakan dan tipe dari kemasaan. Larutan
oftalmik harus jernih dan bebas partikel partikulat untuk kenyamanan dan
keamanan. Formulasi suspensi oftalmik dapat dibuat jika diperlukan untuk
membuat produk yang bertujuan meningkatkan waktu kontak kornea, atau jika
diperlukan untuk obat tidak larut atau tidak stabil dalm pembawa air (Agoes,
2013).
Pada sediaan larutan optalmik, kontaminan yang berbahaya adalah
Pseudomonas aeruginosa. Klorbutanol merupakan pengawet yang bisa digunakan
untuk sediaan tetes mata terutama sediaan dengan dosis ganda (multiple dose).
Klorbutanol memiliki sifat sebagai antibakteri dan anti jamur. Efektif terhadap
resiko adanya bakteri gram positif dan gram negativ dan beberapa jamur seperti
Candida albicans, pseudomonas aeruginosa dan staphylococcus albus. Namun,
aktivitas antimikroba ini juga dapat ditingkatkan dengan kombinasi dengan
pengawet antimikroba lainnya (Rowe, 2009). Walaupun sediaan tetes mata dosis
ganda sudah mengandung pengawet tetapi sterilitas tetes mata perlu dijamin. Hal
ini dikarenakan frekuensi pengambilan yang semakin banyak akan memperbanyak
mikroorganisme dan ini mempersulit kerja pengawet dalam melakukan tugasnya.
Efektivitas dari pengawet dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu kadar atau
konsentrasi

dari

pengawet

dan

jumlah

bioburden.

Bioburden

sangat

mempengaruhi efektivitas dari suatu pengawet yang bekerja sebagai antibakteri.
Bila populasi bioburden semakin meningkat maka keefektivan dari suatu
pengawet berkurang.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui
sterilitas dan Frekuensi pengambilan yang dilakukan secara berturut-turut
memungkinkan sediaan terkontaminasi sehingga perlu ditambahkan zat pengawet.
Pengawet adalah agen antimikroba yang ditambahkan kedalam formulasi sediaan

3

untuk mengontrol pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroba (Lukas, 2006)
Klorbutanol dalam konsentrasi 0,2% b/v setelah segel kemasan terbuka sampai 30
hari.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh frekuensi
pengambilan terhadap sterilitas dari sediaan tetes mata fenilefrin hidroklorida
dengan pengawet Klorbutanol 0,2% b/v setelah disegel terbuka sampai 30 hari.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menentukan sterilitas dari sediaaan tetes mata
fenilefrin hidroklorida dengan pengawet Klorbutanol 0,2% b/v

setelah segel

terbuka selama 30 hari.

1.4 ManfaatPenelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan informasi mengenai obat
tetes mata fenilefrin hidroklorida dengan pengawet Klorbutanol 0,2% b/v dan
juga dapat sebagai acuan mahasiswa lainnya dalam melanjutkan penelitian ini.