BAB III KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
3.1. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan studi pustaka dan kerangka pemikiran yang digunakan, penelitian mengenai dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap
penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi dan distribusi pendapatan masyarakat ini dilakukan. Berdasar analisa kondisi eksisting ditemukan fakta bahwasannya
PDRB Provinsi Jawa Barat atas dasar harga berlaku tahun 2010 cukup tinggi, yaitu sebesar Rp. 765.13 trilyun. Angka tersebut menempatkan Provinsi Jawa
Barat sebagai kekuatan ekonomi penting terbesar ketiga di Indonesia, dimana berkontribusi 14.7 terhadap perekonomian nasional. Melihat kontribusi Provinsi
Jawa Barat yang besar pada Produk Domestik Bruto Indonesia, maka dapat dikatakan pula bahwa peranan sektor-sektor ekonomi di Jawa Barat juga penting
bagi perekonomian nasional. Di sisi lain di tengah kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat yang
menunjukkan indikator-indikator yang pertumbuhan yang positif, ternyata ada berbagai permasalahan yang juga timbul. Permasalahan tersebut misalkan
menurunnya peranan sektor industri, yang merupakan salahsatu sektor unggulan di Jawa Barat, dalam perekonomian Jawa Barat dari kurun tahun 2007-2010;
masih tingginya angka pengangguran 10.57 angkatan kerja; masih tingginya angka kemiskinan 4.8 juta jiwa; serta adanya kecenderungan penurunan
panjang dan kualitas jalan infrastruktur transportasi yang ada di Jawa Barat. Melihat fakta pentingnya kontribusi sektor ekonomi di Jawa Barat bagi
perekonomian nasional maka diperlukan upaya untuk mendorong peningkatan
kinerja sektor ekonomi di Jawa Barat. Banyak kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong kinerja sektor ekonomi misalkan dengan
mendesain kebijakan pro pertumbuhan dan mendukung perkembangan kinerja sektor-sektor unggulan. Salahsatu upaya penting dalam rangka mendukung
pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Barat misalkan dengan menyediakan infrastruktur energi, telekomunikasi, infrastruktur transportasi, dan infrastruktur
penting lainnya. Sejalan dengan penelitian ini, salahsatu upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menyediakan infrastruktur transportasi.
Dengan adanya daya dukung infrastruktur transportasi yang baik diharapkan kinerja dan peranan sektor ekonomi di Jawa Barat dapat meningkat.
Dengan menimbang poin-poin kebijakan untuk mendorong kinerja sektor ekonomi diatas, ditentukan langkah kebijakan dengan melakukan injeksi
investasi infrastruktur transportasi untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi dan pada saat yang sama untuk mengarahkan distribusi
pendapatan masyarakat. Secara diagramatik, kerangka pemikiran dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor
ekonomi dan distribusi pendapatan masyarakat disajikan pada Gambar 3. Dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan infrastruktur transportasi
dalam penelitian ini diukur melalui pertumbuhan output, penyerapan lapangan kerja di sektor industri, serta perubahan distribusi pendapatan masyarakat.
Untuk memperoleh nilai kuantitatif parameter makro ekonomi tersebut di provinsi Jawa Barat, digunakan SNSE Jawa Barat yang modelnya akan dibangun.
Konstruksi SNSE Jawa Barat tahun 2010 dikembangkan dari Input-Output tahun 2010 yang disusun dan dipublikasikan oleh BPS Provinsi Jawa Barat. Data selain
tabel Input-Output 2010 yang digunakan sebagai dasar benchmark dalam menyusun SNSE, data penunjang yang berasal dari survei dan data sekunder
dari BPS maupun data sekunder dari instansi diluar BPS digunakan sebagai data pendukung untuk melengkapi sel-sel dalam sub matriks yang tidak bisa dipenuhi
oleh data dari Tabel Input-Output terutama data yang berhubungan dengan transaksi transfer baik transfer antar institusi domestik maupun transfer dari
institusi domestik dengan luar negeri luar Jawa Barat dan Luar negeri.
Perekonomian Provinsi Jawa Barat
Pengaruh terhadap pendapatan
sektoral Pengaruh terhadap
pendapatan Faktorial
Pengaruh terhadap
pendapatan institusi
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi
Perubahan Distribusi Pendapatan Masyarakat
Investasi Infrastruktur Transportasi
Gambar 3.
Kerangka Pemikiran
Dampak Investasi
Infrastruktur Transportasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Ekonomi dan Distribusi Pendapatan Masyarakat
Setelah SNSE tahun 2010 dibangun, dilakukan analisis keterkaitan antar sektor, analisis multiplier, analisis dekomposisi dan simulasi kebijakan
pembangunan infrastruktur transportasi dengan melakukan dekomposisi sektor konstruksi menjadi sektor konstruksi untuk transportasi dan non transportasi.
Untuk mencapai tujuan dari studi ini, maka ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini, yang digambarkan sebagaimana
tercantum dalam Gambar 4.
IO JABAR TAHUN 2010
PENYUSUNAN SAM Jabar 2010
PENYUSUNAN NERACA‐NERACA SUB‐MATRIKS DLM KERANGKA
SAM Jabar
IMBALANCE SAM Jabar 2010
SAM JABAR TAHUN 2010 FINAL
BALANCING REKONSILIASI
CEK AND RECHECK
•PDRB Sektoral 2010Jawa Barat
•PDRB Penggunaan 2010Jawa Barat
•PDRB JABAR •APBD
•SUSENAS •SKTIR
•SAKERNAS •SUSENAS
•NERACA PERDAGANGAN •Data sekunder lainnya
DLL
Struktural Path AnalisisSPA
Analisis Dekomposisi dan Struktur Ekonomi
Analisis Simulasi Kebijakan Investasi
Infra. Transportasi Analisis Multiplier
Sektoral
Pertumbuhan Ekonomi
Output dan nilai tambah
Distribusi Pendapatan Lapangan Kerja
Implikasi Dampak Investasi Infrastruktur Transportasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Distribusi Pendapatan Masyarakat di Provinsi Jawa Barat
Gambar 4. Tahapan Analisis Dampak Investasi Infrastruktur Transportasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi dan
Distribusi Pendapatan Masyarakat di Provinsi Jawa Barat
Menyadari posisi penting pembangunan infrastruktur transportasi sebagai ”driving force for economic growth”, maka kebutuhan analisis dampak investasi
infrastruktur transportasi terhadap perekonomian secara komprehensif dalam kerangka makro ekonomi sangat diperlukan. Mengukur dampak investasi
infrastruktur transportasi dengan alat analisis yang sifatnya partial mikro dalam mengidentifikasi biaya cost dan keuntungan benefit pada dasarnya sangat
terbatas keampuhannya. Kelemahannya adalah susah mengukur secara akurat besarnya biaya dan keuntungan secara spasial dan dampak pengganda yang
ditimbulkan secara menyeluruh. Identifikasi biaya danatau keuntungan langsung atau tidak langsung menimbulkan kerumitan tersendiri dalam analisis. Dengan
demikian sangat penting untuk memasukkan aspek spasial dan keterkaitan antar sektor ekonomi dan institusi sehingga dapat dihitung dampak penggandanya
terhadap industri lain dan distribusi kesejahteraan masyarakat dalam perekonomian suatu wilayah.
Tahapan yang dilakukan didalam penelitian ini dapat dilihat seperti halnya yang dideskripsikan pada Gambar 4. Secara umum ada beberapa tahapan yang
dilakukan dalam melakukan penelitian ini. Pada langkah awal dilakukan inventarisasi data-data sekunder seperti halnya: Tabel IO provinsi Jabar 2010,
APBD Provinsi Jabar 2010, SKTIR, Susenas, Sakernas, statistik keuangan pemerintah, indikator ekonomi dan data lainnya yang relevan.
Pada langkah selanjutnya dilakukan penyusunan kerangka data SNSE yang sesuai untuk analisa permasalahan yang ada dengan melakukan
penentuan jumlah sektor di blok neraca faktor produksi, blok neraca institusi, blok neraca sektor aktivitas produksi, dan neraca eksogen yang terdiri dari neraca
modal dan rest of the world Daryanto dan Hafizrianda, 2010. Dalam penelitian ini dibentuk sebanyak 80 sektor ekonomi.
Analisis multiplier dilakukan untuk melihat dampak investasi infrastruktur transportasi terhadap output dan pendapatan dan kesempatan kerja yang
terbentuk di Jawa Barat.Dari hasil penghitungan multiplier juga dapat dilakukan analisis keterkaitan dan dekomposisi. Analisa dekomposisi dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang dampak multiplier dimana multiplier akan didekomposisi menjadi komponen Pengganda Transfer,
Pengganda Open Loop dan Pengganda Closed Loop. Analisis SPA dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang mekanisme transmisi dampak suatu
kebijakan investasi
infrastruktur transportasi
terhadap perkembangan
perekonomian secara menyeluruh dan khususnya terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor Industri dan distribusi pendapatan rumah tangga.
3.2. Hipotesis