Sampah Sebagai Sumber Air Lindi

suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan. Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi bisa mencapai ribuan mgL, sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan Machdar, I, 2008. Menurut Soemirat, 1996, Leachate adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air limpasan hujan baik melalui proses infiltrasi maupun proses perkolasi dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi yang sangat halus serta mikroba patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi yang potensial baik bagi air permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar 3.500 mgL.

2.6.1. Sampah Sebagai Sumber Air Lindi

Timbunan sampah yang berasal dari sampah domestik dapat mengganggumencemari karena : lindi air sampah, bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas Nitrogen dan Asam Sulfida, adanya zat Mercury, Chrom dan Arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur permukaan tanah menjadi racun Pustekom, 2005. Selayaknya benda cair, air lindi ini akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Air lindi dapat merembes ke dalam dan bercampur dengan air tanah, ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Bisa dibayangkan, air lindi yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik dengan Universitas Sumatera Utara konsenterasi sekitar 5000 kali lebih tinggi dari pada dalam air tanah, masuk dan mencemari tanah atau air sungai. Dalam rangka analisis keadaan lingkungan, masalah indikator biologis perlu diketahui dan ditentukan. Indikator biologis dalam hal ini merupakan penunjuk ada tidaknya kenaikan keadaan lingkungan dari garis dasar, melalui analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat di dalam hewan maupun tanaman. Beberapa unsur kimia atau jenis logam yang pernah dijumpai sebagai pencemar lingkungan perairan yang terdeteksi melalui indikator biologis antara lain sebagai berikut Wardhana, 2003 : 1. Indikator biologis Phytoplankton : Besi Fe, Kobalt Co, Nikel Ni, plutonim Pu, Cesium Cs, ytrium Y, dan Tritium H3. 2. Indikator biologis Zooplankton : Mangan Mn, Strontium Sr, Ytrium Y, Besi Fe, Nikel Ni, Kobalt Co, Zirkonium Zr. 3. Indikator biologis Mollusca : Seng Zn, Nikel Ni, Tembaga Cu, Kadmium Cd, Kromium Cr, Mangan Mn, Cesium Cs, Kobalt Co. 4. Indikator biologis Crustacea : Strontium Sr, Ytrium Y, Cesium Cs, Kobalt Co, Seng Zn, Mangan Mn, Tritium H3. 5. Indikator biologis ikan dan sejenisnya : Plutonium Pu, Mangan Mn, Cesium Cs, Seng Zn, Besi Fe, Kobalt Co, Zirkonium Zr dan Strontium Sr. Unsur kimia atau sejenisnya yang terkandung di dalam indikator biologis seperti tersebut diatas dapat berupa unsur kimia biasa maupun dalam bentuk unsur Universitas Sumatera Utara radioaktif. Selain itu dalam masalah indikator biologis suatu pengertian yang disebut dengan Biological Magnification, yaitu pelipatan kandungan bahan pencemar oleh organisme yang tingkatannya lebih tinggi.

2.6.2. Proses Pencemaran dari Sumber Pencemar Sampai ke Manusia