1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Perbuatan belajar timbul karena adanya motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan perbuatan belajar. Hamzah B. Uno 2006: 1
mengemukakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan itu dapat timbul dari dalam diri subjek
atau dari luar diri subjek sehingga subjek melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor
intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal
dari luar. Faktor intrinsik dapat berupa hasrat dan keinginan berhasil untuk mencapai cita-cita. Sementara itu, faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan-kegiatan yang menarik.
Motivasi belajar pada mulanya adalah suatu kecendrungan alamiah dalam diri umat manusia, tapi kemudian terbentuk sedemikian rupa dan
secara berangsur-angsur, tidak hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai hasil belajar itu sendiri Raymond J. Wlodkowski
dan Judith H. Jaynes, terjemahan Nur Setyo Budi Widarto, 2004: 19. Menurut Sardiman, 2007: 75 dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan
2
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat dicapai.
Hakikat motivasi belajar menurut Hamzah B.Uno 2006: 23 adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan-perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar
dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 Adanya
harapan dan cita-cita masa depan; 4 Adanya penghargaan dalam belajar.; 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.; 6 Adanya lingkungan
belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. Setiap siswa pasti memiliki hasrat dan keinginan untuk berhasil. Hal ini terlihat jelas ketika
siswa bersungguh-sungguh dalam belajar. Selain itu ketika ditanya tentang cita-cita, siswa dengan semangatnya menjawab ingin menjadi dokter, guru,
pilot, dan lain-lain. Namun kenyataannya, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas III SD Negeri Jageran pada hari Senin tanggal 28 Oktober
2015 terdapat sebagian besar siswa memang ingin berhasil tapi diduga mereka masih malas belajar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi
yang diperoleh siswa, baik dari guru, orangtua, lingkungan siswa, sarana prasarana dan lain-lain. Motivasi ini diperlukan siswa untuk membangkitkan
atau mendorong siswa untuk belajar.
3
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan adanya dorongan dan kebutuhan
siswa dalam belajar. Hal ini berpengaruh dengan tingkat keberhasilan siswa. Jika kebutuhan siswa terpenuhi maka dengan sendirinya siswa akan terdorong
dan termotivasi untuk belajar tanpa adanya tekanan akan kebutuhannya yang belum terpenuhi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswa kelas III
SD N Jageran, kebutuhannya dapat berupa kebutuhan jasmaniah dan rohani. Begitu juga sebaliknya jika kebutuhan siswa belum terpenuhi maka
keinginannya untuk belajar akan berkurang. Pada kenyataannya dilapangan sebagian besar siswa yang sudah terpenuhi kebutuhannya namun mereka
belum terdorong untuk belajar. Hal ini juga disebabkan karena siswa kurang mendapatkan motivasi untuk belajar baik dari guru, orangtua, lingkungan
sekitar siswa, sarana prasarana dan lain-lain. Adanya penghargaan dalam belajar. Siswa akan termotivasi untuk
belajar jika pendapat atau jawaban siswa dihargai oleh guru. Namun pada kenyataannya pendapat siswa sering tidak dihargai oleh guru. Hal ini terlihat
pada saat observasi di lapangan, ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, guru langsung menjawab pertanyaannya tersebut. Dengan kata lain,
kesempatan siswa untuk memikirkan jawaban kurang diberikan oleh guru. Berarti dapat di ketahui secara tidak langsung guru tidak memerlukan
jawaban dari siswa. Ini membuat siswa tidak mau berpikir dan menjawab pertanyaan lisan dari guru karena siswa sudah tahu kalau pertanyaannya akan
dijawab oleh guru.
4
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Jika pembelajaran yang dirancang guru dibuat menarik maka dengan sendirinya siswa akan senang
untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Namun kenyataanya dilapangan dalam proses pembelajarannya guru kurang memanfaatkan media
pembelajaran yang menarik yang mampu mendorong siswa untuk semangat dalam belajar. Siswa selama proses pembelajaran lebih sering menggunakan
buku paket. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan
seorang siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan belajar yang kondusif dibutuhkan siswa untuk tetap fokus untuk belajar. Jika didalam kelas guru
merancang suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan maka siswa akan termotivasi untuk belajar. Namun kenyataannya di dalam kelas
guru kurang merancang suasana kelas yang kondusif sehingga siswa merasa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Suasana kelas terlihat
monoton dengan penataan bangku yang menunjukkan pembelajaran hanya dilakukan dua arah antara guru dengan siswa. Selain itu, masih sedikit
gambar-gambar yang dipajang di dinding ruang kelas untuk menarik perhatian siswa. Ketika guru menjelaskan di papan tulis, siswa lebih asyik
dengan dunianya sendiri misalnya siswa bermain dengan teman sebangkunya dan tidak mendengarkan penjelasan guru.
Ahmad Susanto, 2014: 2 Pembelajaran IPS di SD memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu untuk memahami dan mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap, keterampilan sosial, kewarganegaraan, fakta,
5
peristiwa, konsep dan generalisasi serta mampu merefleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Tujuan tersebut sudah jelas dan
tegas untuk memberikan bekal bagi siswa. Sementara Awan Mutakin, 2003 Susanto, 2014: 10 mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara
keseluruhan membantu setiap individu untuk meningkatkan aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai keterampilan. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan suatu strategi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah
satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media gambar.
Berdasarkan hasil obervasi di lapangan pada saat kegiatan magang 3 di SD Negeri Jageran pada tanggal 24 september- 02 oktober 2015 ditemukan
bahwa guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini kebanyakan menggunakan ceramah. Ceramah cenderung teoretis dan
komunikasi yang terjadi hanya satu arah yaitu guru menjadi satu-satunya sumber belajar serta kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Ahmad Susanto 2014: 5 proses pembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan dan kelemahan pikiran, keterampilan yang
diperoleh hanyalah sebatas pengumpulan fakta-fakta dan pengetahuan abstrak
. Belajar dengan cara mengafal membuat siswa bergantung pada guru
sebagai sumber informasi dan karenanya siswa kurang peduli dengan kekurangannya sendiri. Siswa tidak berkeinginan untuk belajar secara lebih
mendalam lagi karena informasi sudah tersedia. Siswa kurang mendapatkan
6
motivasi baik itu dari guru, orangtua, lingkungan sekitar siswa, sarana prasarana, dan lain-lain dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas. Selain
itu kurangnya media pembelajaran yang menarik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang hanya tertumpuk di
ruang perpustakaan dan kurang dimanfaatkan oleh guru untuk membantu memperlancar proses pembelajaran.
Salah satu upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam belajar adalah dengan menggunakan media. Penggunaan media dalam
pembelajaran penting, karena fungsi media dalam proses pembelajaran merupakan penyaji stimulus atau informasi yang berguna untuk
meningkatkan keserasian penerimaan informasi. Media akan memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis Djuanda, 2006: 102. Hamalik,
1986 Azhar Arsyad, 2011: 15 mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Banyak media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 2007: 3 mengemukakan jenis
media dibagi menjadi empat macam seperti berikut: 1 Media grafis, seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.
Media grafis juga sering disebut sebagai media dua dimensi, bisa media yang mempunyai dua ukuran panjang dan lebar; 2 Media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun,
7
model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; 3 media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan Over Head Proyektor dan lain-lain; 4
Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. Namun pada penelitian ini peneliti menerapkan strategi menggunakan
media bergambar untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam pembelajaran IPS karena media gambar merupakan alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Media gambar
adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Media gambar ini dapat
membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat
terlihat dengan lebih jelas. Media gambar bertujuan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya. Media gambar memiliki
kelebihan yang bersifat konkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, pembuatannya mudah dan juga murah. Tujuan dari media gambar pada mata
pelajaran IPS yaitu dapat memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Selain itu media gambar dalam pembelajaran IPS juga
bertujuan agar mengurangi rasa jenuh pada siswa saat proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk menerapkan strategi menggunakan media gambar untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
8
Sosial. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri Jageran dalam pembelajara IPS
melalui media gambar”.
B. Identifikasi Masalah