PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

(1)

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN

MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Fitriana NIM 12108249070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

i

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Fitriana NIM 12108249070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

v

MOTTO

Belajar membaca bagaikan menyalakan api, setiap suku kata yang di eja akan menjadi percik yang menerangi.

(Victor Hugo)

Ubahlah masa depan menjadi lebih baik dengan meningkatkan minat membaca. Karena sesungguhnya dengan kita membaca maka kita akan memperoleh banyak pengetahuan yang berharga untuk bekal solusi permasalahan yang kita temukan di

masa depan. (Penulis)


(7)

vi

PERSEMABAHAN

1. Alm Sere dan Ibu Hj. Naini beserta keluarga Alm Sere yang senantiasa mendoakan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak yang selalu bersedia mendengar keluh kesan ku. 3. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.


(8)

vii

PENINGKATAN MINAT MEMBACA MENGGUNAKAN MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS IIIB

SD NEGERI JAGERAN, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Oleh Fitriana NIM 12108249070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul.

Jenis penelitian ini adalah PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran berjumlah 31 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 14 siswa perempuan. Desain dari penelitian ini menggunakan model kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari plan, act observe, dan reflect. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala minat membaca dan observasi. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriftif

Penelitian menunjukkan bahwa penggunanaan media Big Book dapat meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul dari segi proses maupun hasil. Pada siklus I, siswa masih ragu berpendapat, belum berani mengangkat tangan pada ingin memberikan pendapat, bertanya, dan maju ke depan kelas membaca. Dilihat dari hasil, dibuktikan dengan niai rata-rata minat membaca pada pratindakan 56% meningkat pada siklus I Pertemuan I 57% dan Pertemuan II 62%. Pada siklus II mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 62% dan 76%.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji Sykur atas kehadiran Allah SWT dan segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiikan skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book pada Siswa Kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Tentu tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin berhasil disusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menuntun ilmu di kampus FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan berbagai kemudahan. 3. PPSD yang telah memberikan motivasi pengarahan.

4. Bapak Agung Hastomo,M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan pemikiran dalam membimbing penulisan sampai penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD FIP UNY yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan, sehingga ilmu tersebut dapat penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi ini.

6. Ibu Sumartina, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jageran Sewon Bantul, yang telah memberikan izin serta dukungan untuk melaksanakan penelitian di kelas III SD Negeri Jageran Sewon Bantul.


(10)

ix

7. Ibu Erfiana Ida Wahyuni, S.Pd. selaku wali kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon Bantul, yang telah bersedia bekerjasama dan pelaksana tindakan dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Siswa-siswi kelas IIIB SD Negeri jageran Sewon Bantul atas semangat dan kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran pada penelitian yang dilaksanakan oleh penulis.

9. Bapak dan Ibu tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan baik secara materi, moral, dorongan, nasehat serta doa dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati serta kasih sayang.

10.Keluarga Bapak Suparlan, M.Pd selaku Kepala Asrama yang telah memberikan motivasi, dorongan serta kebersamaan dan kekeluargaan, sehingga penulis merasa nyaman ketika melaksanakan penyusunan skripsi. 11.Wiwin Hendrawan, yang selalu memberikan dukungan dan support dalam

penyusunan skripsi ini.

12.Teman-teman PPGT ber asrama, selaku Teman Seperjuangan yang telah memberikan motivasi, dorongan serta rasa kebersamaan dalam melaksanakan penyusunan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu persatu yang telah memberikan pemanfaatan, baik moril maupun materi dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Tiada apapun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, hanya doa dan harapan semoga budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan yang Maha Esa.


(11)

x

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mohon maaf dan terima kasih.

Yogyakarta, 14 November 2016 Penulis


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batas Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Tentang Minat Membaca ... 11

B. Kajian Tentang Media Cetak ... 28

C. Peningkatan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book ... 46

D. Karakter Siswa Kelas IIIB SD ... 47 hal


(13)

xii

E. Kerangka Pikir ... 49

F. Hipotesis Tindakan ... 51

G. Hipotesis Operasional ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 53

B. Subjek dan objek Penelitian ... 54

C. Setting Penelitian ... 55

D. Desain Penelitian ... 55

E. Metode Pengumpulan Data ... 59

F. Instrument Penelitian ... 61

G. Teknik Analisi Data ... 63

H. Kriteria Keberhasilan ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 65

1. Kondisi Awal Siswa ... 66

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 67

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 67

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 68

c. Observasi Tindakan Siklus I ... 76

d. Refleksi Tindakan Siklus I ... 82

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 87

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 87

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 88

c. Observasi Tindakan Siklus II ... 94

d. Refleksi Tindakan Siklus II ... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 101


(14)

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel: 1. Perbandingan Perkembangan

Kognitif dan Perkembangan Bahasa ... 48

Tabel: 2. Kisi-kisi Skala Minat Membaca ... 60

Tabel: 3. Kisi-kisi Observasi ... 62

Tabel: 4. Katagori Kemandirian Belajar dan Interval Persentasenya ... 63

Tabel: 5. Hasil Observasi Siswa Selama Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa siklus I ... 80

Tabel: 6. Hasil Observasi Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I ... 81

Tabel: 7. Nilai Hasil Keterampilan membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran pra Siklus I ... 86

Tabel: 8. Hasil Observasi Pembelajaran Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 97

Tabel: 9. Hasil Observasi Keterampilan Membaca dengan Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 98

Tabel: 10. Pencapaian KKM Minat membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB Siklus II ... 100

Tabel: 11. Kategori Kemandirian Belajar dan Interval Persentase Membaca Menggunakan media Big Book ... 101


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar: 1. Kerangka Pikir ... 51 Gambar: 2. Model Kemmis dan Mc Taggart ... 56 Gambar: 3. Siswa Membaca Teks Bacaan di Depan Kelas Pra tindakan ... 66 Gambar: 4. Siswa Membaca Secara Individu Menggunakan

Media Big Book ... 71 Gambar: 5. Guru Melakukan Apersepsi Kepada Siswa Siklus I ... 73 Gambar: 6. Siswa Yang Tidak Memperhatikan Guru

Pada Saat Menjelaskan Siklus I ... 78 Gambar: 7. Guru Membimbing Siswa membaca di Depan kelas Siklus I .... 79 Gambar: 8. Diagram Batang Perbandingan Minat Membaca

Siswa Pra tindakan dan Siklus I ... 85 Gambar: 9. Guru Menjelaskan Bagaimana Cara

Bermain Pesan Berantai Siklus II ... 90 Gambar: 10. Siswa Mengangkat Tangan Ingin maju Membaca Siklus II ... 96 Gambar: 11. Diagram Batang Peningkatan Minat membaca

Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB

Jageran Sewon, Bantul Siklus I dan Siklus II ... 100 hal


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: 1. Lembar Obervasi Guru ………. .. 114

Lampiran: 2. Lembar Observasi Siswa ... 117

Lampiran: 3. Rubrik Penilaian Minat Membaca Siswa ... 118

Lampiran: 4. Lembar Skala Minat Membaca Siswa ... 120

Lampiran: 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ... 122

Lampiran: 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ... 127

Lampiran: 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama ... 132

Lampiran: 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ... 137

Lampiran: 9. Nilai Hasil Keterampilan Membaca Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan ... 142

Lampiran: 10. Keterampilan Minat membaca Menggunakan Media Big Book siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan I ... 143

Lampiran 11. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus I Pertemuan II ... 144

Lampiran 12. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan I ... 145

Lampiran 13. Hasil Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Siklus II Pertemuan II ... 146

Lampiran 14. Peningkatan Hasil Keterampilan Minat Membaca Menggunakan Media Big Book Siswa Kelas IIIB SDN Jageran Pada Pratindakan, Siklus I dan II ... 147

Lampiran 15. Dokumentasi Siklus I dan siklus II ... 148 hal


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa merupakan unsur penting di dalam pendidikan. Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada lawan bicara. Bahasa juga merupakan alat yang efektif dan efisien dalam menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikiran seseorang baik dituangkan di dalam tulisan maupun lisan. Bahasa sangat besar manfaatnya di dalam kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam penyampaian pesan.

Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak bahasa. Oleh karena itu agar dapat memahami bahasa satu dengan bahasa yang lainnya perlu adanya bahasa pemersatu atau bahasa nasional yaitu: bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia penting untuk dipelajari sehingga kurikulum memberikan amanat agar pembelajaran bahasa Indonesia diselenggarakan lebih bermakna di jenjang sekolah dasar ataupun sekolah lanjutan. Tujuan dalam bahasa Indonesia adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, ke empat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu ke satuan. Sehubungan dengan itu, guru dan siswa harus memiliki komunikasi dan kerja sama yang baik dalam pembelajaran bahasa agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai yakni ketercapaian empat kompetensi dalam bahasa Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai jika setiap proses pembelajaran berbahasa lebih diperhatikan agar tepat sasaran dan


(19)

2

mampu meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, termasuk didalamnya adalah keterampilan berbicara yang memiliki banyak manfaat dalam perkembangan berbahasa siswa.

Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang, membaca siswa akan memperoleh banyak pengetahuan yang ia miliki dan sangat bermanfaat bagi siswa tersebut. Oleh karena itu, guru harus mempunyai perhatian khusus agar minat membaca siswa meningkat. Membaca merupakan suatu keterampilan yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis (HG. Tarigan, 2008: 7).

Membaca diketahui banyak manfaat bagi siswa. Oleh karena itu guru juga perlu memperhatikan tinggi rendahnya minat membaca siswa yang kini menjadi masalah besar di Indonesia. (Agus priyadi 2014) mengemukakan bahwa kurangnya minat membaca di Indonesia ditunjukkan hasil survey berkala di 40 negara oleh organisasi kerja sama dan pengembangan ekonomi (OECD) yang mengambil sampel pelajar 15 tahun. Indonesia berada diposisi ke dua terbawa bersama Tunisia.

Membaca tersebut merupakan masalah terbesar bagi semua pihak, baik pemerintah, guru, orang tua siswa mampu masyarakat Indonesia pada umumnya. Masalah ini menjadi tantangan utama yang harus segera dicari jalan keluarnya karena rendahnya minat membaca masyarakat menjadi kebiasaan membaca menjadi rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah menjadi kemampuan membaca menjadi rendah masalah membaca timbul


(20)

3

karena minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Inilah kenyataan yang sedang terjadi pada masyarakat Indonesia sekarang ini.

Membaca juga merupakan suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikologuistik, dan meta kognitif. Menurut (Farida Rahim 2005: 2) mengatakan membaca sebagian proses visual membaca juga merupakan menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Rendahnya minat membaca akan mempengaruhi kemampuan menulis padahal menulis sangat penting bagi siswa karena melalui menulis siswa dapat dilatih berpikir lebih mudah. Selain itu, menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat untuk lebih kuat dalam mata pelajaran (HG. Tarigan 2013: 4). Oleh karena itu minat membaca perlu ditanamkan dan ditimbulkan sejak anak masih kecil, sebab minat membaca pada anak tidak dapat terbentuk dengan sendirinya tetapi minat membaca pada anak terutama pada anak sekolah dasar dapat terbentuk melalui suatu proses atau kebiasaan.

Berbicara merupakan bagian dari kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata mengapresiasikan penyampaian pikiran, gagasan, dan perasaan. Menurut HG. Tarigan (2013: 16), berbicara adalah suatu system yang dapat didengar (audible), berbicara suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sangpendengar atau penyimak. Tujuan berbicara juga untuk mengkomunikasikan agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif.


(21)

4

Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai pembelajaran bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca (Iskandarwassid dan Sunender Dadang, 2013: 248). Bandingkan tiga kemampuan bahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkuatn sekalipun. Hal ini karena kemampuan menulis menghendaki penguasa berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan Sementara itu, menurut Syamsudin (1991:2), dalam arti sederhana menulis itu mencoret-coret dengan alat tulis, dan dalam arti sesungguhnya menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung. Pendapat di atas menunjukkan bahwa menulis merupakan salah satu cara dalam melakukan komunikasi dengan orang lain tanpa harus saling berhadapan.

Menyimak menurut HG.Tarigan (2013: 31) suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Sampai saat ini penguasaan membaca untuk lulusan sekolah dasar jauh dari harapan. Keluhan tentang rendahnya minat membaca lulusan sekolah dasar dalam hal ini terus dikumandangkan berbagai peneliti mendukung keluhan tersebut. Upaya demi upaya telah dirancang mencari jalan keluarnya,


(22)

5

salah satu bentuk upaya yang dilakukan adalah peningkatan afektivitas pengajaran berbasis keterampilan seperti yang dikembangkan pada kurikulum 2013. Siswa dituntut memiliki kemampuan membaca. Burns, ddk. (Farida Rahim 2005: 1), mengemukakan bahwa kemampuan membaca merupakan suatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus dan anak-anak yang melihat tingginya nilai membaca dalam kegiatan kepribadian.

Orang tuapun memiliki peran penting dalam membiasakan anak membaca dan menulis karena waktu kecil lebih banyak bersama orang tua dibanding bersama guru di sekolah. Orang tua dapat memberi dukungan dengan cara menyediakan buku-buku bacaan bagi anak serta menyediakan waktu khusus untuk mendampingi anak saat belajar. Akan tetapi, kenyataannya jauh berbeda dari harapan, orang tua yang seharusnya meneruskan apa yang dibiasakan guru kepada anak di sekolah, tidak dilaksanakan lagi di rumah, padahal kebiasaan membaca harus dilakukan dengan terus menerus dengan harapan akan terbentuk kepribadian yang kuat dalam diri anak sampai dewasa, sehingga membaca menjadi kebiasaan jika dilakukan secara kontinyu, pengulangan, dan serta bimbingan yang rendah. Keterlibatan orang tua diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengaturan diri anak, yang menjadi hal pokok dalam fungsi perkembangan kognitif. Dilanjutkan bahwa anak yang orang tuanya memberikan informasi dapat memahami pemanduan,


(23)

6

partisipasi yang lebih besar di sekolah. Agar nantinya orang tua melihat kesuksesan anak yang sangat dibutuhkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru kelas IIIB di SD Negeri Jageran pada hari Senin, 16 November 2015 dapat diketahui sebagian besar minat membaca siswa di kelas IIIB masih kurang dan belum memenuhi nilai standar yang telah ditentukan yaitu minimal siswa mendapat nilai KKM 75%. Menurut para guru kelas IIIB ada beberapa yang menyebabkan rendahnya minat membaca siswa di SD Negeri Jageran. Jam kunjungan perpustakaan rendah, dan nilai KKM siswa masih rendah, daftar hadir siswa hanya beberapa siswa saja di dalam perpustakaan, daftar pinjaman buku juga masih kurang yang diharapkan, Baik buku pelajaran. Dari berbagai jenis media yang digunakan dalam membaca, salah satunya adalah Big Book. Big Book dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan bagi siswa kelas III SD. Tulisan pada Big Book cukup besar dan gambarnya menarik. Big Book merupakan buku cerita besar berukuran sekitar 60 x 50 cm dan biasanya berisi gambar dengan warna yang indah. “Membaca dengan menggunakan Big Book baik dilakukan untuk kelas rendah, kelas 1, 2, dan 3 SD karena siswa belum begitu terampil membaca. Guru membacakan cerita dengan lambat dari Big Book, yang teksnya ditulis dengan huruf besar

dan dilengkapi dengan gambar berukuran besar yang biasanya berwarna”


(24)

7

Selain itu di perpustakaan juga tidak ada penjaganya yang dapat mengontrol kegiatan siswa saat di perpustakaan. Oleh karena itu tidak ada penjaga di perpustakaan maka guru yang harus menjaga siswa saat kegiatan di perpustakaan sehingga siswa lebih terarah dan tidak hanya bermain-main saat di perpustakaan.

Selain masalah di atas peneliti menemukan juga bahwa siswa kurang memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki sebab waktu luang itu hanya digunakan untuk bermain di lingkungan sekolah, Belum adanya terlihat siswa membaca buku baik pelajaran pada saat jam istirahat. Ada berbagai cara untuk meningkatkan minat membaca siswa salah satu dengan menggunakan media yang mendukung. Banyak ragam media yang dapat digunakan oleh guru untuk menarik minat membaca siswa salah satunya yaitu media Big Book. Media Big Book termasuk media cetak yang di dalamnya terdapat gambar dan teks. Media Big Book sesuai dengan namanya yaitu Big Book adalah buku yang berukuran besar. Selama proses pembelajaran, guru menyatakan bahwa guru belum pernah menggunakan media berupa Big book bagi siswa untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam membaca.

Big Book yang merupakan buku cerita berukuran besar juga dapat digunakan untuk pembelajaran membaca. Big Book kaya akan gambar warna warni yang membuat siswa tertarik. Di samping itu Big Book juga membuat siswa dapat membaca dengan jelas karena tulisan yang disajikan didalamnya berukuran besar. Big Book juga mempunyai beberapa keunggulan diantaranya membuat siswa seolah-olah masuk dalam cerita saat membaca. Dengan


(25)

kata-8

kata yang sederhana, Big Book tepat digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan kelas rendah.

Rendahnya minat membaca siswa dapat dilihat melalui aktivitas siswa dalam memanfaatkan waktu luang yang dimiliki. Siswa pada saat guru tidak memasuki ruangan kelas siswa tidak memanfaatkan waktu untuk membaca tetapi siswa hanya bermain di dalam kelas seperti, pada saat waktu luang juga pada jam istirahat siswa kelas IIIB tidak semuanya siswa masuk di dalam perpustakaan hanya beberapa siswa yang datang mengunjungi perpustakaan.

Berdasarkan latar belakang di atas penyebab permasalahan utama adalah kurangnya minat membaca siswa. Untuk membuktikan dugaan tersebut, maka diadakan penelitian dengan judul “peningkatan minat membaca menggunakan media Big book pada siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran sewon

bantul”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat didefinisikan masalah-masalah sebagai berikut.

1. Masih kurangnya minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran. 2. Kurangnya minat siswa untuk membaca buku di perpustakaan.

3. Waktu luang yang dimiliki siswa misalnya pada jam istirahat kurang dimanfaatkan untuk mengunjungi perpustakaan tapi hanya digunakan untuk bermain.

4. Tidak ada penjaga perpustakaan yang dapat membantu kegiatan siswa saat membaca di perpustakaan.


(26)

9 5. Guru belum memakai media Big Book.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, perlu adanya pembatasan masalah dengan tenaga, dan kemampuan penelitian yang terbatas.

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada “peningkatan minat membaca siswa kelas IIIB menggunakan media Big Book SD Negeri Jageran Sewon, Bantul”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana meningkatkan minat membaca dengan menggunakan media Big Book siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul?”.

E. Tujuan penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat membaca siswa kelas IIIB SD Negeri Jageran Sewon, Bantul.

F. Manfaat penelitian 1. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan minat membaca kepada siswa. b. Bagi guru, penelitian ini memberikan masukan dan pengalaman


(27)

10

c. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sasaran untuk memenuhi tugas akhir sekali menambah bekal untuk profesi guru kelak.

d. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman siswa untuk meningkatkan minat membaca siswa.

e. Bagi orang tua, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pemahaman orang tua akan pentingnya dukungan mereka terhadap pendidikan anak.


(28)

11

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Minat Membaca

1. Pengertian Minat Membaca

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 246) Membaca merupaka kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental dalam sistem kognisinya.

Nurhadi (Samsu Somadayo, 2011: 5) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Oleh karena itu membaca harus diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin, dengan membaca seseorang dapat berinteraksi dengan perasaan dan pikiran, memperoleh informasi, dan meningkatkan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses untuk memahami suatu tulisan untuk memperoleh informasi atau keterangan dari apa yang dibaca. Membaca juga melibatkan berbagai proses kegiatan yang mencakup kegiatan fisik dan mental.


(29)

12

Pembelajaran membaca di SD dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut. Kelas rendah siswa masih pada tahap pembelajaran membaca permulaan. Membaca permulaan merupakan tahapan membaca paling awal. “Siswa dituntut untuk mampu menerjemahkan bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan. Dalam hal ini, tercakup pula aspek kelancaran membaca. Siswa harus dapat membaca wacana dengan lancar, bukan hanya membaca kata-kata ataupun mengenali huruf-huruf yang tertulis” (Sabarti Akhadiah, 1992/ 1993: 11).

Membaca permulaan adalah kesanggupan siswa dalam mengenal dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang kemudian diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara (Ratno Saputro, 2012: 19). Dari pengertian tersebut mengandung makna bahwa membaca permulaan adalah pengenalan dan pemahaman huruf dan lambang tulisan.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan yaitu pengenalan dan pemahaman tulisan berupa kata maupun kalimat kemudian diucapkan atau dilisankan supaya tulisan tersebut mempunyai makna tertentu dan pembaca dapat menangkap makna tersebut. Agar siswa dapat memahami makna dari teks yang dibacanya siswa tersebut haruslah bersunguh-sungguh dalam membaca apa yang ingin dibaca. Hal ini diperlukannya bantuan dari guru untuk meningkatkan minat membaca siswa.


(30)

13

Minat merupakan suatu faktor yang cukup penting mempengaruhi kemampuan membaca. Menurut Tarigan (Dalman 2013: 141) minat membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan.

Dalman (2013: 142) mengemukakan bahwa minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya.

Farida rahim (2005: 28) mengemukakan bahwa minat yang kuat akan disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan aktivitas membaca yang dilakukan dengan kemauan anak sendiri dengan tidak memaksa untuk membaca, anak yang mempunyai minat membaca yang kuat akan dengan ketersediaan bahan bacaan serta dilakukan dengan penuh ketentuan. Guru juga harus berusaha


(31)

14

memotivasi siswanya, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap membaca akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Bunata (dalam Dalman 2013: 142-143) mengemukakan bahwa minat membaca sangat ditemukan oleh beberapa faktor, yaitu: faktor lingkungan, faktor keluarga, faktor kurikulum, faktor infrastruktur masyarakat, serta faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan. a. Faktor lingkungan keluarga.

Minat membaca sebaliknya dimulai dari lingkungan keluarga. Di tengah kesibukan sebaliknya orang tua mensihkan waktu untuk menemani anaknya untuk membaca buku dan orang tua diharapkan mampu menjadi teladan dalam meningkatkan minat baca anak, anak sering meniru kebiasaan orang tua .jika orang tua memiliki kebiasaan orang tuanya. Anak akan merasa senang jika orang tua selalu ada bersama mereka, karena pada umumnya anak masih membutuhkan bimbingan orang dewasa agar terbentuk suantu kebiasaan baik. b. Faktor kurikulum.

Tujuan pendidikan di Indonesia semakin jelas dalam mengembangkan kemampuan potensi anak bangsa agar terwujudnya sumber daya manusia yang kompetitif tetapi kurikulum yang tidak tegas mencantumkan kegiaatan membaca dalam suatu bahan kajian membuat anak hanya mau membaca bagian yang akan diuji saat ujian.


(32)

15

Kepada sekolah guru-guru seaharusnya menjadi teladan bagi siswa dalam hal membaca buku, waktu-waktu kosong sebaliknya diisi dengan membaca buku.

Perpustakaan di sekolah sebaiknya dikelolah dengan baik agar buku-buku yang tersedia dapat dimanfaatkan siswa dengan baik. Proses pembelajaran pun harus dapat mengarahkan siswa untuk rajin membaca buku dengan memanfaatkan literature yang ada di perpustakaan atau sumber belajar lainnya.

c. Faktor infastruktur masyarakat.

Kurangnya minat baca masyarakat ini dapa dilihat dari kebiasaan sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih menghabiskan uang demi hal kain dari pada membeli buku ke toko buku atau pun ke perpustakaan, misalnya lebih memilih ke tempat-tempat ramai. Kurangnya minat membaca masyarakat dapat dilihat juga di tempat-tempat umum misalnya terminal bus, stasiun kereta api lebih banyak orang memilih menungguh kendaraan tanpa aktivitas atau lebih memilih bermain handphone dibandingkan membaca buku. d. Faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.

Sebaiknya pemerintah daerah mengadakan suatu program seperti perpustakaan keliling atau perpustakaan tetap di tiap-tiap daerah agar lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.Dilihat dari kenyataan sebenarnya pemerintah sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang minat membaca. Misalnya di Yogyakarta


(33)

16

tersedia wilayah, setiap universitas dilengkapi perpustakaan, dan lembaga penddidikan yang lainnya juga dilengkapi dengan perpustakaan. Akan tetapi, fasilitas yang ada belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat pada umumnya.

Abdul Hadis (2006: 45) mengemukakan minat belajar anak juga dipengaruhi berbagai faktor diantaranya faktor objek belajar, metode, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas pembelajaran, lingkungan belajar, suara guru, dan lainnya. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam peningkatan minat membaca siswa.

1) Faktor personal

Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Dari beberapa faktor yang ada dalam diri anak dapat dijelaskan dalam kecerdasan kemampuan anak dalam membaca. Dari hal tersebut kebutuhan psikologiis harus diperhatikan sejak anak masih berumur usia dini karena itu merupakan bekal anak untuk tahap perkembangan selanjutnya.


(34)

17 2) Faktor institusional

Faktor institusional aadalah faktor-faktor yang di luar diri anak, yaitu:

1) Ketersediaan jumlah buku-buku dan jenis-jenis buku bacaan. 2) Terhadap gambar-gambar yang menarik dan warna-warni 3) Status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis. 4) Pengaruh orang tua, guru, teman sebaya anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca pada siswa dapat meningkatkan jika semua pihak berperan aktif baik orang tua, guru, pemerintahan maupun masyarakat pada umumnya, pada dasarnya siswa sekolah dasar masih membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih dewasa.

3. Upaya Meningkatkan Minat Membaca

Peningkatan minat membaca mau tidak mau kini sudah sangat diperlukan. HG.Tarigan (2008: 106-107) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan minat membaca, perlu sekali pembaca berusaha.

a. Menyediakan waktu untuk membaca

Waktu adalah emas, perkataan ini yang sering menjadi ungkapan orang untuk menghargai waktu mereka dengan berbagai macam kesibukan. Membaca merupakan usaha yang paling efisien untuk mengetahui segala kejadian dunia modern. Oleh karena itu, 15-30 menit dalam sehari harusnya digunakan untuk membaca. Dikatakan bahwa orang yang ingin maju sajalah yang tidak menyediakan waktu


(35)

18

untuk mencoba membaca dalam hidupnya apalagi seorang siswa dan guru, bagi siswa sekolah dasar upaya ini tidak mudah dilakukan, peran aktif orang dewasa sangat dibutuhan agar dapat terbentuk kebiasaan menyediakan waktu tersendiri untuk membaca dengan teratur.

b. Memilih bahan bacaan yang baik.

Memilih bahan bacaan yang hendaknya diperhatikan saat ingin membaca karena bahan bacaan yang tidak diinginkan akan menghilang minat membaca juga. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi siswa dan guru, kedua pihak ini harus membaca berbagai sumber bacaan. Akan tetapi, bagi siswa sekolah dasar sebaiknya bacaan yang disediakan disesuaikan dengan keinginan dan perkembangan siswa seperti yang diungkapkan oleh Jos Daniel (1996:136-138) bahwa pemilihan bahan bacaan bagi siswa perlu memperhatikan kebermaknaan dan kemenarikan teks bacaan; isi budaya dalam bacaan dan derajat kesulitan teks sesuai dengan jenjang pengetahuan kebehasaan siswa.

Bob Harjanto (2011: 42-68) mengemukakan beberapa tips untuk menumbuhkan bacaan anak pada anak antara lain:

1) Membiasakan membacakan buku sejak anak dalam kandungan, sejak dalam kandungan anak sudah bisa mendengar suara ibu dan ayahnya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membaca kepada anak, misalnya membacakan ayat-ayat suci.

2) Membiasakan membaca buku setelah anak lahir, seorang bayi sudah mampu menerima informasi dengan cepat dan mudah,


(36)

19

karena otak bayi dari 0 hingga 3 tahun bagaikan spontan yang akan menyerap informasi apa pun dari sekelilingnya. Sebaiknya buku-buku cerita kepada anak harusnya lebih menarik lagi agar anak juga tidak jenuh dalam membaca buku cerita, ada beberapa teknik dalam membaca buku yang dapat anak senangi yaitu: menikmati dan gembira dengan dibacakan buku cerita. Teknik tersebut diantaranya melakukan persiapan, bercerita dengan semangat, jika anak tidak bosan dalam membaca buku cerita anak dapat menceritakan kembali yang dia pahami oleh buku cerita, membaca buku kepada anak harus dilakukan sejak dini tak perlu menungguh sampai anak bisa membaca sendiri.

3) Jadilah model atau panutan, bila orang tua menunjukkan kecintaan pada buku dan membaca, maka anak-anak pasti akan mengikutinya, maka kita sendiri pun sebagai orangtunya harus jadi model panutan untuk anak tunjukkan bahwa kita sangat antusisasi pada buku, anak akan meniru kebiasaan tersebut;

4) Jadilah buku sebagai pusat informasi, rasa ingin tahu anak sangat tinggi. Meskipun kita ketahui hal yang mereka tanyakan kita menjawabnya secara langsung, bagi anak anak usia sekolah biasakan mereka menjadi buku sebagai sarana untuk menjawab ketidaktahuan mereka.

5) Mengajak anak ke tempat toko buku atau perpustakaan, waktu refresing atau waktu luang dapat digunakan sebagai kesempatan


(37)

20

untuk mengunjungi perpustakaan, atau pameran buku. Di sekolah juga dapat diarahkan ke perpustakaan dengan tetapi anak harus dikontrol;

6) Membeli buku yang sesuai dengan minat anak, orang tua kadang bersifat memaksa dalam memilih buku bacaan anak, padahal anak belum tentu mau membaca buku yang orang tua pilihkan, Padahal memaksa selera pribadi anak justru dapat menggangu dan menghambat minat membaca anak. Anak perlu pendamping atau bimbingan dalam batas-batas tertentu;

7) Mengatur keuangan dalam membeli buku, merupakan media yang terpenting bagi proses menjadikan anak pandai, berwawasan luas. Salah satu untuk memiliki buku adalah dengan cara membelinya di took buku. Oleh karena itu orang keungan keluarga harus disisipkan untuk membelikan buku anak;

8) Tukar buku dengan teman, dana terkadang menjadi kendala bagi keluarga untuk membeli buku. Orang tua juga dapat mengerti kepada anak tentang cara memliki buku, anak bisa saling menukar buku kepada temannya dengan ketentuan kebersihan dan keuntungan buku tersebut;

9) Beri hadiah yang memperbesar semangat membaca, orang tua sangat penting untuk membangun kepercayaan diri anak. Anak-anak juga sangat semangat jika diberi hadiah atau penghargaan. Dengan cara yang digunakan anak dirangsang dalam minat


(38)

21

membaca. Jika anak dapat menyelesaikan pembacaan sebuah buku anak dapat menceritakan ulang dengan kata-kata positif yang akan membangun rasa percaya diri anak dalam membaca sehingga anak akan menyukai kegiatan membaca;

10) Jadilah buku sebagai hadiah untuk anak, anak yang akan senang hadiah dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan minat membaca anak. Misalnya momen penting serta kenaikan kelas anak mendapatkan hadiah yang dinanti-nantikan oleh setiap kenaikan kelas.

11) Membuat buku sendiri, orang tua dapat cara tersendiri agar anak senang dengan buku, anak bisa diajak di sekolah membuat buku tersendiri agar anak nanti lebih senang dengan buku. Anak bisa diajak membuat buku dengan menentukan judul keluargaku, anak dapat memilih judul tersendiri agar anak dapat mencintai buku yang dibuat sendiri oleh anak, membuat buat buku sendirimenjadi salah satu kegiatan untuk mengisi waktu luang anak. Anak juga mempunyai kesempatan untuk berkarya dan mengembangkan imajinasinya;

12) Menempatkan buku pada tempat yang mudah dijangkau, tempat yang dijangkau buku juga mempengaruhi minat baca anak. Oleh karena itu guru dan orang tua sebaliknya menyadari hal ini. Buku diletakkan di tempat yang dapat dijangkau anak;


(39)

22

13) Jadilah orang tua yang gemar bercerita, orang tua tentu saja memiliki gemar bercerita atau yang penuh banyak pengalaman. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat menjadi bahan cerita bagi anak tetapi cerita tersebut dikemas sesuai bahasa anak yang dapat dimengerti, misalnya cerita rakyat yang mempunyai nilai-nilai karakter yang baik;

14) Buatlah perpustakaan keluarga, perpustakaan rumah dibuat semampunya karena membuat perpustakaan memang butuh biaya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan harus minat membaca pada siswa harus membutuhkan proses yang panjang bahkan anak yang masih dalam kandungan, dan siswa yang sudah sekolah, orang tua juga harus memiliki peran dan sangat besar dalam meningkatkan minat membaca pada siswa.

4. Unsur unsur yang Mempengaruhi Minat

Elizabeth B. Hurlock (1978: 32) mengemukakan bahwa ada unsur-unsur minat, macam-macam minat dan fungsi minat, yaitu :

a. Unsur Unsur Minat 1) Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti dengan baik, dan hal ini berpengaruh terhadap minak anak dalam pembelajaran.

Sumadi Suryabrata (2004: 14) menyatakan bahwa “ perhatian


(40)

23

aktivitas yang dilakukan.” Kemudian slameto (2003: 105),

berpendapat “perhatian anak adalah kegiatan yang dilakukan

seseorang dalam hubungan dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan.

Maka dari itu sebagainya seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian peserta didikmya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pembelajaran membaca yang diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengerbangkan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang anak yang mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, anak pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus dengan belajar.

2) Perasaan Senang

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan yang

didefinisikan “sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang

umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan alami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf (Sumadi Suryabrata, 2004: 66) tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan


(41)

24

dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapa timbul karena mengamati, menanggap, mengingat-ingat atau memiliki.

Perasaan terkait sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusu berpengaruhterhadap semangat belajar. Jika seorang anak mengadakan penelitian yang agak spontan melalui perasaannya tentang pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasil penilaian yang positif maka akan timbul perasaan yang senang dihatinya akan tetapi jika penilaiannya negative makan akan timbul perasaan tidak senang. Perasaan senang akan meninmbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.

3) Motif

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, motif dapat dikatakan sebagai dorongan yang menggerakan seseorang bertingkah laku ( Sumadi Suryabrata, 2004: 155).Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorong.Hal ini sebagai motivasi belajar dara penggerakannya yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan, minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah


(42)

25

termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentang waktu yang tertentu.

4) Bakat

Bakat merupakan suatu unsur dari dalam diri yang erat hubungannya dengan mianat.Bakat merupakan faktor yang dibawa sejak bayi yang dapat mengebangkan minat. Bakat dapat berkembang apabila ditunjang atau didukung oleh lingkungan yang memadai dengan bimbingan intensif (Supri Harjana 2003: 15). 5) Cita-cita

Cita-cita merupakan suatu unsur kejiwaaan yang dapat mempengaruhi dirinya mengarah (melukis) untuk menimbulkan adanya minat (Supri Harjana 2003: 15).

6) Dorongan

Motif yang memebrika alasan, penyebab mendorong seseorang sehingga yang bersangkutan dapatbberbuat.Motif tertuju ke sesuatu tujuan, sedangkan tujuan motif disebut intensif. Peran motif dalam setiap individu sama, tetapi realisasinya menimbulkan aktivitas yang berbeda. Motif juga sebagi dorongan manusia untuk berbuat agar kebutuhannya dapt dipenuhi, sehingga tepat menuju ke satu tujuan yang dikehendakin (Supri Harjana, 2003: 17).


(43)

26 7) Kemauan

Bila seseorang mempunyai minat terhadap suatu objek tertentun berarti seseorang itu ada kemauan untuk melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan objek tersebut.Dengan adanya kemauan yang kuat sberarti seseorang sudah mengantongi modal yang kuat untuk mencapai tujuan (Supri Harjan 2003: 19).

Prosesnya pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakuka aktivitas belajar. Hal ini merupaka pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Oleh karena itu apa yang seseorang lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh mana yang ia lihat itu mempunyai hubungan denga kepentingan sendiri.

Jadi motivasi merupaka dasr penggerakan yang mendorong aktivitas belajar seseorang sehingga anak berminat terhadap suatu objek, karena minat adalah alat motivasi dalam belajar. Dari beberapa pendapat para ahli di atas bahwa unsur-unsur minat dapat disimpulkan yaitu keterkaitan anak untuk belajar. Seseorang anak yang memiliki minat yang tinggi maka akan termotivasi untuk belajar. Adanya minat belajar dapat dipengaruhi berbagai hal, terutama saat pembelajaran: perhatian, perasaan senang, motif, bakat, dan lain-lain ( Elizabeth B. Hurlock 1978: 34).


(44)

27 b. Macam-macam Minat.

Ada dua macam minat yaitu: minat instriktik dan minat ekstrinsik. Minat instriktik adalah yang berkaitan dengan aktivitas itu sendiri, yang lebih mendasar dibanding minat ekstrinsik, minat ini asli dari dalam diri yang bersangkutan. Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Contohnya minat instrinsik yaitu anak sudah mempunyai minat dari diri anak. Contoh minat ekstrinsik yaitu: anak laki-laki melihat sepak bola di televise, anak akan merasa senag seperti pemain bola tersebut. Maka anak mempunyai minat dan ingin menjadi pemain sepak bola.

c. Fungsi Minat

Fungsi minat bagi kehidupan anak dapat dipengaruhi beberapa hal seperti sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita

Sebagai contoh anak yang berminat pada guru maka cita-citanya adalah sebagai guru professional yang mempunyai kepintaran, sedangkan anak yang berminat pada kedoteranmaka cita-citanya menjadikedoteran.

2) Minat sebagai pendorong yang kuat

Minat anak untuk menguasai pembelajaran bisa mendorongnya untuk belajar di rumah bersama teman-temannya.


(45)

28

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pembelajaran tapi antara satu anak dengan yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda.

4) Minat yang terbentuk sejak kecil atau masa kanak-kana sering tertawa seumur hidup karena minat membawah kepuasan.

Sebagai contoh minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Dan apa bila minat ini tidak terwujud maka bisa menjadi observasi yang akan di bawah.

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa minat anak terbentuk sejak kecil yang mempengaruhi intensitas cita-cita. Minat ini akan menjadi motivasi yang kuat bagi anak untuk belajar. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik maka anak harus mempunyai minat yang tinggi.

B. Kajian tentang Media cetak 1. Pengertian Media Cetak.

Media cetak merupak suatu media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk digunakan menyampaikan pesan kepada orang lain.Dalam media cetak ini yang menjadi unsur utama adalah tulisan (teks) dan gambar (visual), atau dapat dikombinasikan menjadi satu.Secara harfiah pengertian mediacetak bisa diartikan sebagai sebuah media


(46)

29

penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis.Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media eletronik dan juga media digital.Moh Faiz (2013)

Daryanto (2010: 24) berpendapat bahwa media cetak merupakan produk alat pencetak semakin modern dan efektif penggunaannya media cetak terdiri dari buku pelajaran, surat kabar, dan majalah, ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran terprogram. Dengan menggunakan media cetak siswa bisa mengetahui informasi dari berbagai sumber, dari sumber-sumber tersebut siswa dapat mengetahui pengetahuan- pengetahuan baru.

Hujair Ah Sanaky (2013: 57) mengatakan media cetak adalahsuatujenis media yang paling banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Media cetak juga memiliki banyak bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, dan studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. Dalam proses pembelajaran media cetak ini dapat dikombinasikan dengan sebagai alat informasi utama dan terhadap penggunaan media lainnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media cetak merupakan bahan dasar dari kertas atau kain yang bisa digunakan untuk menyampiakan pesan kepada orang lain secara efektif agar penerima informasi mengetahui informasi-informasi terkait dengan kehidupan manusia.


(47)

30

2. Jenis-jenis Media Cetak

Adapun Jenis jenis media cetak menurut Daryanto (2010: 24-26) antara lain:

a. Buku pelajaran merupakan suatu penyajian dalam bentuk cetakan yang secara logis membahas tentang cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.

b. Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang peranan dan pengaruhnya tidak diragukan lagioleh masyarakat yang membacanya.

c. Ensiklopedi atau kamus besar yang membahas tentang berbagai peristilahan ilmu pengetahuan yang baru dan akan dijadikan sumber yang cukup penting bagi siswa. Sumber bacaan ini merupakan bacaan penunjang.

d. Buku suplemen merupakan ukuran-ukuran yang lebih kecil dan menarik lebih perhatian anak-anak, hal ini akan menambah pengetahuan keterampilan dan sikap-sikap yang cukup menunjang kemantapan kebribadian anak.

e. Pengajaran berprogram adalah salah satu jenis penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individu sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya dan melalui media ini siswa dapat memperoleh hasil dengan kemampuannya juga.


(48)

31

Hujair Ah Sanaky (2013: 100-103) mengungkapkan jenis jenis media cetak ada beberapa yaitu:

a) Kartun

Sebagai alat media yang menggunakan gambar interpretative yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara cepat dan ringkas terhadap orang lain, kemampuan media kartu sangat besar menarik perhatian sikap maupun tingkah laku.

b) Poster

Poster tidak saja penring untuk menyampaikan kesan kesan sesuatu.Poster adalah gambar yang berukuran besar dan memberi tekanan pada satu atau dua ide poko secara sederhana dan jelas. Poster juga cepat dipahami bagi orang-orang atau masyarakat yang melihatnya. Poster juga dapat direkayasa sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian orang.

c) Alat gambar berseri

Alat gambar yang berseri suatu alat yang disdain sedemikian rupa untuk dapat meletakkan gambar-gambar dalam suatu pesan bahan pembelajaran. Maka pembelajaran dapat mempermudah dan menangkap materi pembelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media gambar berseri.

Berdasarkan kesimpulan di atas pada penelitian ini peneliti mengunakan media berupa Big Book yang berukuran besar dan gambar gambar, warna warni yang menarik bagi anak, media Big Book juga


(49)

32

berupa media cetak yang bisa menyapikan pesan kepada siswa berupa buku besar yang digunakan dalam pembelajaran.

3. Pengertian Media Big Book

Dalam proses pembelajaran di SD, keberdaan media sangat penting. Media berpengaruh terhadap antusias siswa untuk belajar. Media membantu siswa agar lebih mudah lagi memahami materi yang di pelajari. Salah satunya upaya meningkatkan minat membaca siswa, dengan menggunakan media. Fungsi media dalam pembelajaran mengarahkan perhatian pembelajaran untuk menerima informasi atau pesan dan berguna untuk meningkatkan informasi (Hujar AH Sanaky 2013: 7-8) tentu saja siswa akan lebih mudah paham dengan menggunakan media Big Book dengan gambar dibandingkan dengan kata kata.

Menurut Musfiqon (2012: 28) media akan memperjelas sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Guru yang mengajar dengan memakai media akan lebih maju dibandingkan dengan guru yang belum menggunakan media, siswa yang lebih memahami suatu konsep saat guru menghadirkan media di dalam kelas.

Pengertian media disampaikan oleh beberapa ahli diantaran Robert Heinich, dkk dalam Musfiqon (2012: 26) menjelaskan bahwa media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber informasi


(50)

33

dan penerima. Lebih lanjut Arief S. Sadiman (1986: 6) mempaparkan kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Berdasarkan menurut parah ahli dapat disimpulkan media berupa alat peraga untuk membantu guru dan siswa agar lebih menggunakan benda kongkrit tidak dengan kata kata, agar siswa lebih memahaminya lagi dengan materi yang di pelajari.

Senada dengan Arif S. Sadiman, Oemar Hamalik dalam Musfiqo (2012: 27) mengatakan bahwa media adalah sebagian teknik yang digunaka dalam rangka lebih mengatifkan komunikasi anatar guru dan murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Briggs dalam (Rostina Sundaya 2013: 5) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang ada dalam buku tepe-recorder, kaset, video, kamera, flim, slide. Media merupakan alat bantu untuk memberikan perangsangan bagi peserta didik supaya terjadi proses pembelajaran.

Sedangkan Gegne melalui Musfiqon (2012: 27) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis kompenen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Brings menyatakan bahwa media alat bantu untuk memberikan merangsangan pikiran, perhatian, dan minat bagi siswa supaya proses belajar terjadi.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah media alat untuk menyampikan pesan dari


(51)

34

guru kepada siswa yang dapat menjelakan penyajian pesan jadi yang abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan merangsang perhatian dan minat siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Usaid (2015: 19) mengemukakan bahwa Big Book buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Big book berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambar,sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama antara guru dan murid. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya A3, A4, A5, atau seukuran Koran. Dahlberg melalui Usaid (2015: 20) mengemukakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan.

Berdasarkan menurut para ahli di atas mengakatakan bahwa media Big Book membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran, dan untuk membantu guru dengan alat peraga untuk menyampaikan pesan kepada siswa dengan membuat media abstrak menjadi kongkrit sehingga mudah dipahami siswa dan merangsang minat membaca siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Hakikat Big Book

Kasihani K.E. Suyanto ( 2010: 104) menjelaskan bahwa media Big Book merupakan salah satu media yang disenangi anak-anak dan dapat dibuat oleh guru sendiri. Buku berukuran besar ini biasanya digunakan untuk kelas rendah. Di dalamnya berisi cerita yang bermakna dan singkat


(52)

35

dengan tulisan berukuran besar di beri gambar dan warna-warni. Anak biasa membaca sendiri atau mendengarkan cerita oleh guru kelas.

Big Book dapat menjadi motivasi yang kuat untuk anak belajar mengucapkan kata, bentuk dan jenis kata sepeti majemuk, kata kerja singkat, maupun sajak. Kebiasaan dalam mendengarkan atau membaca cerita akan menambah kosakata yang kuat. Menutut pendapat lynch (melalui Ika dan Bambang, 2012: 9).

Dari pendapat di atas, dapat disimpulakan bahwa media Big Book merupakan media untuk belajar mengucapkan kata, bentuk maupun jenis kata yang digemari anak-anak. Big Book digunakan di kelas rendah seperti kelas I, II, III yang berisi cerita singkat yang bermakna dan bergambar.

5. Keuntungan Menggunaka Big Books

Usaid (2015: 21) menyebutkan beberapa keuntungan menggunakan Big Book yaitu sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlihat dalam kegiatan membaca dengan cara yang tidak menakutkan.

b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membaca tulisan tersebut.

c. Memungkinkan siswa secara bersama sama memberi makna kepada setiap tulisan yang ada dalam Big Book.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan batuan guru dan teman-teman lainnya. e. Diskusi siswa, termasuk siswa terlambat membaca. Dengan membaca

Big Book bersama-sama, timbul keberanian dan dan keyakinan dalam

diri siswa bahwa mereka” sudah bisa” membaca.

f. Mengembangkan semua aspek bahasa.

g. Dapat disekelilingi percakapan yang relevan mengenai isi cerita bersama siswa sehingga topic bacaan semakin berkembang sesuai pengalaman dan imajinasi siswa.


(53)

36

Keuntungan menggunakan Big Book menurut Mohana Nambiar (1993: 5) yaitu;

a. Karena Big Book berukuran besar, siswa dapat melihat lebih jelas cerita yang jelas, seperti saat mereka membaca buku sendiri. Hal tersebut tentu akan menarik bagi siswa.

b. Big Book merupakan pembelajaran lebih fokus terhadap membaca dan juga guru. Biasanya guru yang mengunakan buku kecil siswa lebih banyak tidak memperthatikan guru pada saat menjelaskan di depan kelas, Namun dengan menggunakan Big Book akan lebih menarik lagi bagi siswa.

c. Siswa akan lebih memahami isi cerita yang ada di dalam Big Book dari pada buku bacaan biasa karena kata-kata yang mengandung dalam Big Book berisi tulisan dan gambar. Siswa dapat mengikuti kata-kata yang diucapkan oleh guru.

d. Big Book membantu siswa memahami isi cerita karena dalam Big Book terdapat tulisan dan juga gambar. Dengan gambar tersebut akan membantu siswa dalam memahami isi cerita,

e. Big Book merupakan hal yang baru bagi siswa karena media tersebut baru digunakan di dalam kelas. Hal baru akan membuat siswa lebih tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang ada di dalam Big Book, sehingga siswa sangat antusiasi dalam pembelajaran.


(54)

37

Usaid (2015: 20) menjelaskan karakteristik Big Book yaitu;

a. Cerita singkat 10-15 halaman yang melibatkan siswa lebih tertarik dengan media,

b. Pola kalimat yang lebih jelas sehingga siswa mudah mengerti, c. Gambar yang besar membantu siswa lebih mengerti makna dari

cerita,

d. Jenis ukuran huruf yang besar agar siswa lebih jelas membacanya, e. Dengan isi cerita media Big Book lebih jelas agar siswa lebih

mudah memahaminya.

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa Big Book merupakan buku cerita yang berukuran besar dengan gambar yang berwarna warni sehingga dapat menari minat membaca siswa dan cerita yang sederhana dan digunakan siswa untuk belajar dan menambahkan kosakata.

6. Kriteria Pemilihan Media PembelajaranBig Book

Menurut Nana Sudjanah dan Ahmad Rifai (2013: 4-5) mengemukakandalam memilih media sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; yang mengandung makna bahwa media pengajaran dipilih atas dassar dan tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi dalam pelajaran yang memiliki makna bahwa bahan pelajaran yang sifatnya nyata, prinsip, konsep dan generalisasi


(55)

38

sangat membutuhkan bantuan media agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan.

c. Kemudahan memperoleh media; yang artinta media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru untuk proses mengajar dan media ini biasanya tidak memerlukan biaya yang mahal, disamping sederhana penggunaannya juga praktis.

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya apapun media yang diperlukan syarat utamanya adalah guru dapat menerapkannya dalam proses pengajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunaknnya; artinya media dapt digunakan dalam waktu yang efektif sehingga media tersebut memiliki kegunaan dan bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan tarap berpikir siswa; artinya dalam memilih media untuk proses pengajaran guru harus menyesuaikan dengan tarag berpikir siswa, agar maknayang terkandung dalam media tersebut dapat dan mudah dipahami oleh siswa.

Musfiqon (2012: 188-121) berpendapat bahwa kriteria-kriteria pemilihan media Big Book dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Kesesuaian dengan tujuan

Pemilihan media juga hendaknya menjunjang ke tujuan pembelajaran, media juga dipilih dengan kesesuai indikator yang


(56)

39

sudah ditetapkan dalam tujuan pemeblajaran agar lebih efektif dan efisien.Maka media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajran dapat berfungsi secara optimal.

b. Ketepatgunaan

Proses konteks media pembelajaran diartikan dengan pemilihan media telah didasarkan pada kegunaan. Jika media itu dirasa belum tepat dan belum berguna maka tidak perlu dipilih dan gunakan dalam pembelajaran seperti media yang digunakan yaitu Big Book, materi yang dipelajari harus sesuai dengan tujuan pembelajaran maka media Big Book juga berisi gambar-gambar. c. Keadaan peserta didik

Dalam pemilihan media juga harus dipertimbangkan dengan keadan peserta didik, karena kemampuan siswa juga berbeda-beda dalam pemilihan media Big Book juga tidak terlalu sulit untuk siswa suapaya dapat mengerti dengan pembelajaran yang dijelakan oleh guru.

d. Ketersediaan

Suatu media sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran media juga tidak digunakan jika tidak tersedia di sekolah, media merupaka alat mengajar yang seharusnya sudah disediakan dari sekolah untuk memenuhi keperluan guru. Jika guru tidak mampu membuat media yang belum disediakan di sekolah


(57)

40

maka guru juga harusnya memilih media alternatif yang sudah tersedia di sekolah untuk membuat media Big Book tersebut.

e. Biaya kecil

Pemilihan media yang digunakan hendaknya dapat dijangkau dengan biaya yang murah tetapi dapat berguna dalam proses pembelajaran, dan media tersebut juga dapat digunakan dengan berulang kali artinya media tersebut tidak sekali pakai dan dapat digunakan untuk kedepannya.

f. Keterampilan guru

Kemampuan guru terkadang menjadi kendala dalam pemilihan dan penggunaan media guru lebih dominan menggunakan media sederhana dengan alasan mereka kurang mampu atau kurang memahami dalam menggunakan media yang lebih bagus dan modern. Pada dasarnya media yang akan dapat meningkatkan hasil yang optimal. Jadi seharusnya guru harus lebih membuka wawasan dan pengetahuan baru tentang media pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa.

g. Mutu teknis

Media yang dipilih hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian pesan atau materi pembeljaaran kepada anak didik, Untuk itu media yang dipilih dan dapat digunakan hendaknya memilih mutu teknis sangat bagus.


(58)

41

Selain itu Azhar Arsyad (1997: 75-76) mempaparkan kriteria memilih media untuk kepentingan pengajaran sebagai berikut; a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran,

b. Tepat untuk mendukung isi pembelajaran, c. Praktis, luwes, dan bertahan,

d. Guru juga terampil dalam memilih media, e. Pengelompokkan sasaran,

f. Mutu teknis dan pengembangan yang lebih baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya guru harus memperhatikan kriteria-kriteria yang sudah tercantum di atas, supaya dapat membantu dan mempermudah tugas-tugas sebagai seorang pengajar, karena dengan media guru mudah dapat menyampaikan tujuan pembelajaran, dan juga media dapat mempermudah siswa dalam memahami isi materi yang disampikan.

7. Langkah langkah Pembelajaran Menggunakan Media Big Book

Susan Barbara (2006: 494-497) memaparkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Big Book supaya memudahkan guru untuk mengajar lebih mudah. Berikut langkah-langkah pembeljaran menggunakan media Big Book:

a. Guru yang membuat media Big Book sendiri dapat membuat cerita yang akan di tulis ke dalam Big Book. Cerita merupakan cerita sederhana yang cocok untuk kelas IIIB SD. Bisa juga cerita yang sudah dikenal supaya mereka lebih mengerti jalan cerita.

b. Setelah membuat cerita, guru dapat dapat menggunakan kertas manila, karton coklat, untuk bagia depan sampul. Big Book merupakan buku


(59)

42

yang berukuran besar, sehingga guru dapat menggambarkan pola cerita.

c. Guru menggambar rangkaian cerita di atas kertas, bisa juga menempelkan gambar majalah bekas untuk media Big Book, sampul depan Big Book harus diberi warna yang menarik bagi siswa agar siswa melihat seperti buku bacaan dongeng. Kemudia satukan semua Big Book yang dibuat lalu berikan rener supaya media Big Book bisa di bulak balik depan belakang.

d. Saat Big Book di gunakan untuk mengajar, pertama-tama guru memperlihatkan anak-anak media Big Book dengan gambar apa yang anak-anak dapat lihat di sampul Big Book dan siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Guru bertanya kepada siswa gambar apa yang anak-anak dapat lihat di sampul depan Big Book, siswa juga langsung mengamati gambar yang di lihat di depan kelas. Siswa kemudia memunculkan pendapat anak-anak dengan kata-kata sederhana, Guru juga terus memancing siswa agar rasa ingin tahu siswa bertambah dan pokus pada pembelajaran. Guru dapat menuliskan di papan tulis dengan pendapat siswa yang berbeda dengan isi cerita Big Book. e. Selanjutnya, guru mulai membacakan judul isi cerita media Big Book

untuk menambah rasa ingin tahu siswa makin bertambah lagi. Hal ini bertujuan supaya keadaan dalam kelas semakin akrab lagi. guru juga mengkaitkan dengan judul isi cerita media Big Book.


(60)

43

f. Guru memulai membacakan isi cerita media Big Book dengan keras dan ekspresi yang semangat supaya siswa dapat fokus dalam mendengarkan isi cerita media Big Book.

g. Guru juga bertanya kepada siswa bagimana isi cerita yang telah dibacakan guru, apakah menarik atau tidak.

h. Guru mengajak siswa membaca bersama-sama dengan suara yang keras. Guru juga menunjukkan setiap kata yang dibacakan.

i. Guru menyuruh siswa membacanya secara berkelompok agar siswa lebih benar-benar memahaminya isi cerita.

j. Guru menunjukkan kepada siswa satu per satu untuk membaca, membaca berulang-ulalang untuk meningkatkan keterampilan minat membaca siswa.

k. Guru juga mengembangkan keterampilan membaca siswa apakah siswa mengetahui isi yang dibaca atau belum. Hal yang bisa dilakukan dalam kegiatan pengembangan yaitu menceritakan kembali isi cerita yang dibaca.

Selain itu, Lynch (Mohana Nambiar, 2008: 4-5) juga mnejelaskan ada beberapa langkah-langkah dalam menggunakan Big Book untuk pembelajaran yaitu:

a. Guru mengatur tempat duduk siswa dengan latar “U” agar siswanya lebih melihat mendengar atau melihat jelas isi cerita Big Book

b. Guru memperlihatkan sampul Big Book, judulnya dan nama pengarangnya


(61)

44

c. Guru bertanya tentang apa yang dilihat, dan bagaimana isi cerita Big Book, apa yang terjadi diakhir cerita. Guru menuliskan di papan tulis d. Guru juga memperhatikan sikap siswa yang ingin tahu tinggi terhadap

isi cerita yang akan dibacakan

e. Guru mulai membacakan teks isi cerita dengan intonasi yang keras dan jelas, guru juga harus menjadi model pembaca terbaik bagi siswa f. Guru mencocokkan prediksi siswa dengan cerita

g. Guru juga menanyakan kepada siswa, apakah siswa suka mendengar cerita yang didalam Big Book

h. Dan guru menanyakan kepada siswa apa alur cerita yang dibacakan tadi.

Secara garis besar, berpendapat di atas hampir sama. Namun didalam menggunakan Big Book sebagai media pembelajaran, Lynch mempaparkan secara detail penggunaan di dalam kelas.Langkah langkah pembelajaran menggunakan media Big Book dari Lynch dapat disederhanakan dan disesuaikan dengan kebetuhan di lapangan. Pada penelitian ini, langkah langkah pembelajaran membaca melalui media Big Book adalah sebagai berikut:

a. Guru mengatur tempat duduk siswa supaya lebih nyaman

b. Guru memperlihatkan sampul Big Book dan membacakan judulnya c. Guru bertanya kepada siswa apa yang mereka pikirkan setelah melihat

judul cerita Big Book


(62)

45

e. Guru membacakan isi cerita Big Book dengan intonasi yang keras dan jelas

f. Guru mencocokkan prediksi siswa dengan cerita yang telah dibacakan g. Guru menanyakan apakah siswa suka mendengar isi cerita di dalam

Big Book

h. Guru membacakan Big Book dengan menunjukkan satu persatu kata kata

i. Guru mempersiapakan kepada siswa yang ingin bertanya terkait dengan isi cerita di dalam Big Book

j. Guru membacakan isi cerita di dalam Big Book dengan seluruh siswa ikut membaca bersama sama

k. Guru membantukkan kelompok kepada siswa untuk membaca cerita di dalam Big Book

l. Guru menyuruh siswa perwakilan untuk membaca isi cerita di dalam Big Book

m. Guru lebih mengatur siswa agar siswa yang lainnya lebih mendengarkan teman yang sedang membaca cerita di dalam Big Book n. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang minat

membaca

o. Guru menyuruh siswa untuk menuliskan kembali isi cerita di dalam Big Book, apakah siswa masih ingat atau tidak.


(63)

46

C. Peningkatan minat membaca menggunakan media Big Book

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, dijelaskan bahwa media Big Book berpengaruh terhadap minat membaca siswa. Big Book merupakan buku cerita yang berukuran besar yang di dalamnya terdapat cerita sederhana dan gambar yang berwarna. Big Book tentu menarik bagi siswa kelas IIIB SD .siswa akan senang membaca buku cerita yang banyak bergambar, berwarna, dan tulisan yang besar seperti Big Book .terlebih, mereka jarang atau bahkan belum pernah membaca dengan menggunakan media Big Book. BigBook merupakan pengalaman bagi siswa seperti di rumah saat orang tua membacakan cerita pendek oleh orang tua.

Big Book memingkan semua siswa di dalam kelas melihat kata-kata dan gambar saat guru di depan kelas membacakannya. Hal tersebut sama seperti mereka membaca dongeng sebelum tidur di rumah. Guru-guru juga meyakinkan bahwa pembelajaran dengan menggunkan media Big Book menarik perhatian siswa di dalam kelas.

Syafi’ie (melalui Samsu Somadayo 2011: 5) menyampikan bahwa membaca adalah kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti bari-baris tulisan, pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata-kata terhadap bacaan. Membaca juga merupakan proses pengembangan terhadap pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilam memahami kata-kata, paragraf-paragraf dalam bacaan secara kritis dan evaluantif keseluruhan bacaan.


(64)

47

Proses pembelajaran membaca dengan menggunakan media Big Book dilakukan secara berulan-ulang, supaya siswa dapat menegtahui isi bacaan secara jelas. Selain itu juga supaya siswa mendapatkan kosa kata. Dengan menggunakan media Big Book membaca dilakukan secara berulang-ulang supaya siswa menjadi terampil dan lancer membaca, dalam membaca perlu ada proses berulang-ulang kata-kata supaya siswa paham akan isi bacaan dan menjadi lancar membaca. Melalui Big Book guru dapat menjadi model bagaimana mengungkapkan kata-kata dan kalimat yang benar. Big Book membuat siswa pahan dan mengerti yang disampaikan terhadap gambar ilustrasi, dengan media Big Book berpengaruh terhadap meningkatkan minat membaca siswa.

D. Karakteristik siswa kelas III SD

Piaget (melalui sugihartono dkk 2012: 109) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap-tahapan; yaitu : (1) tahap sensorimotor (0-2 tahun); (2) tahap praoperasional (2-7 tahap); (3) tahap operational kongkrit (7-11 tahun); (4) tahap formal (12-15 tahun).

Anak usia kelas III berada pada tahap konkretoprerasional. Menurut Sunarto dan Agung Hatono (2013; 24-25) pada tahap operasional kongkrit anak sudah dapat berbagai macam tugas yang kongkrit. Anak mulai mengebangkan tiga macam operasional berpikir yaitu:

1. Identifikasi: mengenali sesuatu, 2. Negasi: mengingkari sesuatu, dan


(65)

48

Sudarwan Danim (2011: 64) menjelaskan bahwa tahap operasional kongkret dengan adanya istilah operasi berdasarkan segala hal yang nyata atau kongkret. Anak masih tidak dapat berpikir baik secara logis maupun abstrak dan hipotesis.

Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 105-106) membandingkan antara perkembangan kognitif dari piaget dan perkembangan bahasa Sunarto dan Agung Hartono. Perbandingan tersebut dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel: 1. Perbandingan perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa

Perkiraan umur

Fase-fase perkembagan kognitif menurut piaget

Fase-fase perkembangan bahasa

Lahir 2 tahun Tahap sensorimotorik anak memanifulasi objek di lingkungan dan mulai membuka konsep.

Fase fonologis anak bermain dengan bahasa mengoceh atau meniru bunyi bunyi yang didengan dengan kata sederhana. Lahir 2-7

tahun

Tahap praoperasional anak memahami simbolik mereka sudah nampak tapi belum berpikir logis.

Fase sintaksis anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara menggunakan kalimat. Lahir 7-11

tahun

Tahap operasional kongkrit anak sudah dapat berpikir logis mengenai benda benda kongkrit.

Fase semantik anak dapat membedakan kata sebagai symbol bunyi dari kata yang terkandung makna.

Adapun beberapa karakteristik siswa kelas III SD yang mengemukakan Baset (melalui Mulyana Sumantri, dkk. 2001: 11) yaitu: 1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengenal dunia,

2. Masih senang bermain,

3. Masih suka mengatur dan menanggani berbagai hal,

4. Selalu ingin berprestasi dan tidak suka dengan rasa kecewa, 5. Saat mereka sudah puas, mereka sudah mulai belajar dengan baik,


(66)

49

6. Belajar dengan cara langsung melihat dengan mengajar kepada teman-teman.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak kelas III SD berada pada tahap operasional kongkret. Mereka sudah bisa berpikir atau logis dengan mengenal benda sebatas yang kongkret. Dalam perkembangan bahasa siswa sudah dapat mengunakan kata-kata yang baik, suatu hal yang disenangi mereka, jika mereka senang, mereka juga bisa bergembira. Mereka juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang ada di lingkungannya. Mereka biasanya bisa melihat secara langsung yang dialaminya.

E. Kerangka pikir

Membaca merupakan keterampilan reseptif, denga menggunakan media Big Book. Membaca merupakan tahap awal. Siswa diajarkan membaca kalimat serta menyeluruh dengan jelas, membaca merupakan dasar dari menulis, seseorang dapat menciptakan minat anak untuk membaca. Sehingga membaca pada anak kelas IIIB SD perluh lebih diperhatikan. Jika siswa sudah lancar membaca, kedepannya siswa tidak akan menemukan masalah di aspek kebahasaan lainnya seperti menulis dan tentunya akan lebih mudah untuk mengartikan kata.

Siswa kelas IIIB SD masih pada tahap operasional kongkret, pada tahap tersebut siswa belum mampu untuk berpikir abstrak. Untuk itu, segala hal perlu dikongkret. Begitu juga dalam pembelajaran di kelas. Guru harus kreatif dalam antusias siswa untuk belajar. Guru juga bisa menggunakan media untuk memperjelas pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Media


(67)

50

bisa berfungsi sebagai untuk membantu siswa dan guru dari benda abstrak dijadikan kongret.

Proses pembelajaran minat membaca juga bisa memerlukan media. Media yang sering digunakan dalam pembelajaran membaca yaitu: buku cerita bergambar atau komik. Guru dapat menarik perhatian siswa lewat media yang digunakan dengan gambar, dan cerita yang sesuai anak SD. Tentu saja mereka sangat antusiasi dengan ingin tahu yang lebih tinggi.

Big Book merupakan buku cerita yang berukuran besar dapat digunakan unntuk pembelajaran membaca. Big Book merupakan gambar yang berwarna warni yang membuat siswa tertarik. Big Book juga membuat siswa dapat membaca dengsn jelas karena tulisannya memiliki ukuran yang besar. Big Book dapat digunakan di kelas rendah seperti kelas I, II, III.

Big Book berpengaruh dalam meningkatkan minat membaca. Big Book merupakan media yang alternative untuk kelas rendah. Disamping menarik, Big Book juga memberikan pengetahuan yang luasa bagi siswa, Siswa dapat menyimpulkan cerita yang telah dibaca siswa dan menemukan makna dari cerita.

Media Big Book dapat meningkatkan minat membaca. Kelebihan media tersebut guru dapat mempermudah siswa dalam menggunakan media Big Book. Media tersebut dapat digunakan di kelas IIIB SD dengan diberikan gambar, warna warni yang menarik dengan huruf besar.


(68)

51

Gambar: 1. Bagan Kerangka Pikir. F. Hipotesis Penelitian

Pembelajaran menggunakan media Big Book dapat meningkatkan minat membaca siswa. Untuk itu, berdasarkan kajian teori di atas maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pembelajaran bahasa indonesia mengunakan media Big Book di kelas IIIB SDN jageran sewon, bantul dapat meningkatkan minat membaca siswa.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan istilah-istilah yang muncul dan sesuai dengan judul penelitian untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran hasil penelitian.

1. Minat Membaca

Minat membaca merupakan aktivitas membaca yang dilakukan dengan kemampuan sendiri tanpa ada yang memaksa, dan memiliki ciri


(69)

52

khas diantaranya perhatian, dorongan, keterkaitan, dan kemauan, serta dilakukan dengan penuh ketentuan yang diukur dengan skala minat.

2. Membaca

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan. Informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh melalui kegiatan membaca. Membaca yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan membaca permulaan dengan artian pengenalan dan pemahaman huruf dan lambang tulisan yang kemudian diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar, serta kelancaran dan kejelasan suara.

3. Big Book

Big Book merupakan alat penyampaian pesan kepada siswa berupa buku anak-anak yang berukuran besar dan digunakan untuk pembelajaran minat membaca supaya tujuan dalam minat membaca lebih tercapai. Ada pun ciri ciri media Big Book yaitu: (1). Cerita singkat (10-15 halaman); (2). Pola kalimat jelas; (3). Gambar memiliki makna; (4). Jenis dan ukuran jelas terbaca; (5). Jenis cerita mudah dipahami.


(70)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) kolaborasi. Menurut Imam Suyitno (2013: 11) penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan sebutan PTK merupakan studi sistematis yang dilakukan oleh guru dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Daryanto (2011: 4) mengungkapkan, “PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Suharsimi Arikunto (2010:

47) mengatakan, “PTK dengan model kolaborasi yaitu PTK yang dilakukan

dalam kelompok 2 (dua) orang.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran peningkatan minat membaca siswa kelas IIIB SDN Jageran yaitu nilai keterampilan membaca siswa masih rendah dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media Big Book dalam upaya peningkatan minat membaca pada siswa kelas IIIB SDN Jagearan.


(71)

54

Penelitian tindakan kelas ini tentunya memiliki kelebihan. Kelebihan dari penelitian tindakan kelas menurut Zainal Arifin (2012: 107) diantaranya: 1. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback basic system

pembelajaran dengan cara yang lebih subtansial dan kritis,

2. Mendorong guru untuk berbagai masalah pembelajaran dengan pihak-pihak yang terkait,

3. Dapat memperdayakan potensi guru,

4. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kolaborasi timdalam PTK,

5. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat reflektif-evaluasi dalam PTK,

6. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerja sama, 7. Meningkatkan kesepakatan melalui kerja sama secara demokrasi dan, 8. Timbulnya semangat dan motivasi kerja melalui dinamika kelompok.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Sekolah yang akan menjadi tempat penelitian adalah kelas IIIB di SDN Jageran yang terletak di jalan Krapyak kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul Kota Bantul Provinsi D I Yogyakarta. Jumlah siswa di kelas IIIB SDN Jageran adalah 31 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, objek penelitian ini yaitu peningkatan minat membaca menggunakan media Big Book siswa kelas IIIB SDN Jageran Sewon, Bantul.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)