Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DEVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008
OLEH
NAMA : AHMAD GALAXY
NIM : 050503105
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
MEDAN 2 0 1 0
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,
Ahmad Galaxy NIM: 050503105
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs.Wahidin Yasin, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Risanty,SE, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas saran-sarannya.
(4)
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Sofyan Siregar dan Ibunda Hj. Siti Mour Nasution terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Agustus 2010 Yang membuat pernyataan,
Ahmad Galaxy NIM: 050503105
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah untuk mengetahui apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2005-2008. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 143 perusahan maunufaktur dan Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik
purposive sampling diperoleh 13 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai dan variabel dependen yang digunakan adalah dividen kas. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F, uji t dan Adjusted R Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba tunai secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas.
(6)
ABSTRACT
This research has a pupose to knowing that accounting profit dan cash profit have an effect neither parsial nor simultant to cash dividend on banking company listed in Indonesia stock exchange. The priode that is used in this research is 2005-2008. Number of population in this research is 143 manufacturing company. After had selected by using purposive sampling technic. The sampel that is gotten is 13 company.
Kinds of data used is secondary data. Accounting profit and cash profit is used as independend variable and cash dividend is used as dependend variable. Analyzes model that is used is multiple regression. Classic assumption tests that is used is normality test, multicolinearity test, autocorelation test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were f-test, t-test and Adjusted R square. The result of this research show that accounting profit and cash profit turnover simultanly have an effect to cash dividend. accounting profit parsially have an effect to cash dividend. Cash profit parsially have an effect to cash dividend
Keyword: accounting profit , cash profit dan cash dividend
(7)
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6
1. Dividen ... 6
a. Pengertian Dividen ... 6
b. Jenis-Jenis Dividen ... 6
c. Prosedur dan Pembayaran Dividen ... 7
(8)
a. Pengertian kebijakan Dividen ... 8
b. Teori Kebijakan Dividen ... 8
3.Konsep Laba Akuntansi ... 10
4.Konsep Penusutan di Dalam Laba Tunai ... 14
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 17
1. Kerangka Konseptual ... 17
2. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19
B. Jenis dan Sumber Data ... 19
C. Populasi Penelitian ... 20
D. Sampel dan Teknik Penentuan Sampel ... 20
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 21
F. Metode Analisis Data... 22
1. Uji Asumsi Klasik ... 22
2. Analisi Regresi ... 25
3. Pengujian Hipotesis ... 26
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 28
(9)
1.Hasil Uji Normalitas Data ... 29
2.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 34
3.Hasil Uji Autokorelasi ... 35
4.Hasil Uji Multikolinearitas ... 36
C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 37
1. Uji Koefisien Determinasi... 38
2. Hasil Pengujian Simultan (uji F) ... 40
3. Hasil Pengujian Parsial (uji t) ... 41
D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 43
B. Keterbatasan ... 43
C. Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Konsep laba, Perhitungan Dan Penerimaan ... 13
Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 20
Tabel 4.1 Statitstik Deskriptif ... 28
Tabel 4.2 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Sebelum Tranformasi) ... 31
Tabel 4.3 One–Sample Kolmogorov–Smirnov Test (Setelah Transformasi) ... 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 35
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 36
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 37
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi... 38
Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 40
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 17
Gambar 4.1 Grafik Histogram (sebelum Tranformasi) ... 30
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot (sebelum Tranformasi) ... 30
Gambar 4.3 Grafik Histogram (setelah Tranformasi) ... 32
Gambar 4.4 Grafik P-P Plot (setelah Tranformasi)... 33
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian ... 48
Lampiran ii Data Penelitian ... 54
Lampiran iii Statistik Deskriptif ... 55
Lampiran iv Uji Normalitas ( Sebelum Transformasi) ... 56
Lampiran v Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) ... 58
Lampiran vi Uji Normalitas ( Setelah Transformasi) ... 60
Lampiran vii Hasil Uji Heteroskedastisitas... 61
Lampiran viii Hasil Uji Autokorelasi ... 62
Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas ... 63
Lampiran x Uji Hipotesis ... 63 \
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah untuk mengetahui apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun parsial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2005-2008. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 143 perusahan maunufaktur dan Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik
purposive sampling diperoleh 13 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel
dalam penelitian ini.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Variabel independen yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai dan variabel dependen yang digunakan adalah dividen kas. Model analisis data yang digunakan adalah regresi berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji F, uji t dan Adjusted R Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Laba akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba tunai secara parsial berpengaruh terhadap dividen kas.
(14)
ABSTRACT
This research has a pupose to knowing that accounting profit dan cash profit have an effect neither parsial nor simultant to cash dividend on banking company listed in Indonesia stock exchange. The priode that is used in this research is 2005-2008. Number of population in this research is 143 manufacturing company. After had selected by using purposive sampling technic. The sampel that is gotten is 13 company.
Kinds of data used is secondary data. Accounting profit and cash profit is used as independend variable and cash dividend is used as dependend variable. Analyzes model that is used is multiple regression. Classic assumption tests that is used is normality test, multicolinearity test, autocorelation test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were f-test, t-test and Adjusted R square. The result of this research show that accounting profit and cash profit turnover simultanly have an effect to cash dividend. accounting profit parsially have an effect to cash dividend. Cash profit parsially have an effect to cash dividend
Keyword: accounting profit , cash profit dan cash dividend
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ketika menanamkan modal di suatu emiten. Investor mempunyai dua tujuan utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa capital
gain maupun dividen. Capital gain merupakan return yang diperoleh dari selisih
harga beli dan harga jual dari transaksi saham yang dilakukan oleh investor Sedangkan dividen adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan untuk pemegang saham perusahaan tersebut. (Gordon dalam Sartono, 1998: 366) menyatakan bahwa shareholder lebih memilih deviden pada saat ini dibandingkan
return yang tinggi dari capital gain dimasa yang akan datang . Ada dua jenis
dividen yang bisa diperoleh pemegang saham, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Dividen non kas adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh dividen non kas adalah dividen saham (stock dividend) dan dividen aktiva.
Dividen kas merupakan masalah yang sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan emiten bahkan cenderung terjadi kontroversi antara pemegang saham dan perusahaan emiten. Kontroversi yang ada adalah antara pendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang diajukan oleh
(16)
Miller dan Modigliani (MM) yang sering disebut teori irrelevansi dividen, sementara argumen lain menyatakan bahwa dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan yang sering disebut teori relevansi dividen, dan argumen terakhir yang menyatakan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan nilai perusahaan (Hanafi, 2004).
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar dividen dibanding retain earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai pengukur kinerja akuntansi perusahaan.
Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan biaya yang layak dibebankan kepadanya. Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesung-guhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba (Muqodim, 2005:114).
Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau ke-satuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya operasi perusahaan (laba bersih). Selain
(17)
menggunakan nilai laba akuntansi dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan, seringkali perusahaan juga mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini; beban penyusutan dan amortisasi.
Depresiasi dan amortisasi merupakan biaya non kas, artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Suatu aktiva dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan. Penyusutan aktiva dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah tidak banyak perusahaan manufaktur khususnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mampu memberikan dividen berdasarkan priode pengamatan yaitu 2005-2008. dari 143 perusahaan yang menjadi periode pengamatan hanya 14 emiten yang sanggup memberikan deviden secara empat tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2005-2008. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk meliti lebih lanjut mengenai mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian deviden kas yang dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Indonesia.Penelitian mengenai pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pernah dilakukan oleh Elizabeth (2000) dan Murtanto dan Febby (2004). Ketiga peneliti tersebut memiliki kesimpulan yang sama dalam penelitian mereka yaitu bahwa Laba Akuntansi dan Laba Tunai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemeberian dividen kas. Dalam
(18)
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan ketiga peneliti yang lain tersebut yaitu peneliti menggunakan priode empat tahun berturut-turut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel perusahaan yang lebih baik lagi. Karena komitmen perusahaan tersebut dalam memberikan dividen. ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti yang lain. Ketiga peneliti tersebut hanya menggunakan tiga priode waktu berturut-turut. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan baru buat investor, masyarakat maupun peneliti yang lain.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008?.”
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas baik secara parsial dan simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
(19)
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini ditujukan untuk Akademisi, investor dan emiten.
1. Akademisi, untuk menambah wawasan tentang prilaku pasar modal khususnya mengenai kebijakan dividen,
2. Investor maupun calon investor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menjual atau menahan saham bedasarkan harapan atas dividen kas yang dibagikan menggunakan informasi laba akuntansi dan laba tunai yang dilaporkan perusahaan,
3. Emiten maupun calon emiten, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dividen agar memaksimumkan nilai perusahaan.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen
a. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai (Warsono, 2003: 271). Menurut Hanafi (2004:361) menyatakan bahwa “Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan”.
b. Jenis-Jenis Dividen
Menurut Skousen (2004: 907) dividen dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi lima jenis yaitu:
1) Dividen tunai (Cash Dividend)
Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.besar kecilnya pembagian dividen tergantung pada
(21)
pembatasan-pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam perusahaan.
2) Dividen saham (Stock Dividend)
Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada para pemegang saham tanpa diminta pembayaran dan dalam jumlah saham yang sebanding dengan saham yang dimiliki. 3) Sertifikat dividen (Script Dividend)
Dividen dalam bentuk skrip maksudnya perusahaan tidak membayar pada saat itu tetapi memilih membayar pada masa yang akan datang karena saldo kas yang ada di tangan tidak mencukupi. Dividen ini dibagikan dengan tujuan agar perusahaan tetap dapat mempertahankan citra dan nama baik perusahaan.
4) Dividen harta
Aktiva yang dibagi dapat berupa surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan lain,barang-barang persedian lain atau aktiva lain.
5) Dividen likuiditas
Dividen likuiditas merupakan pembayaran kembali modal yang disetor atau ditanam. Pembagian dividen dalam bentuk ini biasanya berasal dari selain laba ditahan.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya adalah sebagai berikut (Brigham & Houston, 2001: 84):
(22)
2) Tanggal pencatatan pemegang saham(holder of record date), 3) Tangal pemisahan dividen (ex-dividen date),
4) Tanggal pembayaran(payment date). 2.Pengertian dan Teori Kebijakan Dividen
a. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan.akan tetapi dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen pada saat ini.jadi aspek utama dalam kebijakan dividen perusahaan adalah menetukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan (james, 2005: 270). Menurut Sartono (1990: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan guna pembiayan investasi dimasa datang”. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan didalam perusahaan yang berarti laba tersebut harus ditahan didalam perusahaan (Riyanto , 2001: 265).
(23)
b. Teori Kebijakan Dividen
Bringham (2001: 66) menyebutkan terdapat tiga teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen dan dua isu teoritis lainnya yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
1) Dividend irrelevance theory
Dividend Irrelevance Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa
kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi ditentukan laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan tidak relevan untuk dipersoalkan.
2) Bird in the hand-theory
Bird In The Hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner
menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout
ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen
daripada capital gain.
3) Teori preferensi pajak
Teori ini diajukan oleh lifzenberger dan ramaswamy. Mereka menyarankan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dari capital
gain,para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda
(24)
4) Hipotesis kandungan informasi atau pengisaratan
Hipotesis kandungan informasi atau pengisyaratan (information content
orsignaling hipothesis) adalah teori yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen atas laba.
5) Pengaruh Klien(clientele effect)
Pengaruh Klien (clientele effect) adalah kecenderungan suatu perusahaan untuk menarik kelompok investor yang menyukai kebijkan dividennya.
3. Konsep Laba Akuntansi
Menurut Sofyan (2008: 304),”Laba akuntansi adalah perbedaan revenue antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada priode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada priode tersebut”. Menurut Sofyan (2008: 304), “dalam konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan pandangan dalam menghitung laba (Income). Disini diperkenalkan empat pendapat yaitu:
a. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip
Historical Cost yang sering disebut Historical Cost Accounting atau Conventional Accounting sebagaimana yang kita anut pada saat ini, yang
dinamakan Accounting Income,
b. Permikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan perubahan tingkat harga umum ( General Price Level) dan tetap mempertahankan prinsip historical cost yang ini dikenal dengan istilah
(25)
General Price level Adjusted Historical Cost Acounting (GPLA Historical Accounting) dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income,
c. Pemikiran radikal, yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian bukan Historical Cost lagi dimana konsep ini dikenal dengan
Current Value Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Current Income,
d. Pemikiran neo radikal yng menggunakan Current Value tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum yang disebut GPLA Current Value
Accounting sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.”
Menurut Belkaouli (2000: 332), “defenisi tentang laba itu mengandung lima sifat sebagai berikut.
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi ,yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
b. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu,artinya merupakan prestasi perusahan itu pada perode tersebut.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.
d. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinga hasil dikurangi dengan biaya yang diterima /dikeluarkan pada periode yang sama.
(26)
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi sebagai berikut (Sofyan, 2008:305).
a. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik.
b. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena dan periodik yang dapat diukur.
c. Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input dan output.
d. Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa. e. Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu
dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan.
Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut (Sofyan, 2008: 305).
a. Dapat terus-menerus ditelusuri dan diuji.
b. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability) c. Memenuhi konsep conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang
direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
d. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Para pendukung ini antara lain Ijiri,Kohler,Littleton dan Mautz. Namun, disamping adanya keistimewaannya ini,kelemahan yang terkandung didalamnya adalah sebagai berikut.
(27)
a. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada namun belum direalisai.
b. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan Hal ini timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dengan biaya.
c. Penerapan prinsip realisasi, Historical Cost dan Conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.
Hendriksen (1992) dan Most (1982) memberikan kelemahan laba akuntansi sebagai berikut ( Sofyan, 2008: 306).
a. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori akuntansi.Akuntansi dinilai:
1) Belum mampu memberikan ukuran yang terbaik untuk menentukan nilai arus jasa dan perubahan nilainya,
2) Belum sepakat mana yang masuk dan tidak masuk dalam perhitungan laba, 3) Ketidaksepakatan antara berbagai pihak siapa yang menjadi pemakai
informasi net income ini.
b. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang berbeda-beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar perusahaan maupun dalam suatu periode tertentu.
c. Perubahan tingkat hargatelah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan dalam laporan keuangan .
(28)
e. Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan.
f. Kurang informasi fisik dan perilaku yang membuat informasi laba semakin bermanfaat.
g. Beberapa konsep laba, perhitungan laba serta mereka yang membutuhkannya disusun Hendriksen (1992:155) dalam tabel sebagai berikut.
Tabel.2.1
Konsep laba, perhitungan dan penerimaan
Konsep laba Perhitungan laba Penerimaan informasi
Value Added
(Tambahan nilai)
Harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok barang dan jasa yang dijual
Pegawai, pemilik,kreditor dan pemerintah.
Laba bersih perusahaan (enterprise net income)
Kelebihan hasil (revenue) dari biaya, seluruh
pendapatan (gain) dan rugi.biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil
Pemegang
saham,pemegang obligasi dan pemerintah
Laba bersih bagi investor
Sama seperti enterprise
income tetapi setelah
dikurangi pajak penghasilan
Pemegang saham, pemegang obligasi dan kreditor jangka panjang. Laba bersih bagi
pemegang saham residual (residual
equity holders)
Laba bersi bagi pemegang saham dikurangi deviden bagi pemegang saham preferen
Pemegang saham biasa (sekarang dan yang potensial ) terkecuali proritas pembayaran tidak terpenuhi
Sumber : hendriksen, Elson S (1992) Accounting Theory ,Georgetown :Richard D Irwin,inc.hlm.155
4. Konsep Penyusutan Dalam Laba Tunai.
Fasilitas fisis atau biasa disebut dengan aktiva operasional menghasilkan pendapatan lebih banyak melalui penggunaannya daripada melalui penjualan kembali aktiva tersebut. Aktiva ini dapat dipandang sebagai kuantitas jasa ekonomi potensial yang dikonsumsi selama menghasilkan pendapatan (Dyckman
(29)
dkk, 1996: 590). Fasilitas fisis memberi kontribusi jasa ke operasi berupa kapasitas atau daya. Sehingga kos daya atau kapsitas fasilitas fisis tersebut harus diserap menjadi bagian kos produksi dan akhirnya menjadi beban pendapatan (Suwardjono, 2005: 437). Prinsip-prinsip akuntansi menghendaki adanya penandingan biaya dari semua jenis aktiva operasional dengan pendapatan selama umur manfaatnya. Terminologi akuntansi untuk proses ini berbeda-beda tergantung pada kategori aktiva tersebut :
a. Penyusutan adalah alokasi periodik biaya aktiva tetap terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan.
b. Deplesi adalah alokasi periodik dari biaya sumber daya alam, seperti cadangan mineral dan kayu, terhadap pendapatan periodik yang dihasilkan. c. Amortisasi adalah alokasi periodik dari aktiva tak berwujud terhadap
pendapatan periodik yang dihasilkan. Istilah amortisasi juga digunakan pada aktiva keuangan dan kewajiban
Depresiasi merupakan suatu proses alokasi kos secara sistematik dan rasional dan jumlah rupiahnya diukur atas dasar bagian kos potensi jasa yang dianggap telah dimanfaatkan dalam menciptakan pendapatan. Depresiasi sebagai biaya tidak berbeda dengan jenis biaya operasi lainnya. Depresiasi merupakan biaya yang benar-benar terjadi dan dikeluarkan seperti biaya lainnya. Memang benar biaya depresiasi untuk periode tertentu tidak menunjukan pengeluaran pada periode tersebut. Biaya depresiasi mengukur bagian pengeluaran masa lalu yang dipandang layak dibebankan terhadap kegiatan atau pendapatan periode berjalan. Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem
(30)
biaya dibayar di muka. Akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau periode berjalan (Suwardjono, 2005: 437-438).
Pengertian depresiasi dan amortisasi sebagai proses akumulasi dana didasari bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya. Akibatnya perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh. Dengan mengurangi pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi dan amortisasi yang dibebankan. Depresiasi dan amortisasi adalah biaya tidak tunai karena depresiasi dan amortisasi tidak memerlukan pengeluaran kas. dianggap sebagai sumber dana untuk menghitung sumber dana atau aliran kas masuk (proceeds) dengan cara menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi. (Suwardjono, 1989: 439).
Cara menghitung semacam ini hanyalah salah satu teknik penghitungan sumber dana dimana depresiasi dan amortisasi sebagai beban non kas yang artinya biaya tersebut tidak lagi memerlukan pengeluaran kas sekarang ataupun di masa depan. Sehingga pembebanan depresiasi ke dalam pendapatan serta menambahkan kembali nilai depresiasi dan amortisasi ke laba akuntansi dapat dikatakan sebagai teknik dalam menghitung sumber dana.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dapat mendukug penelitian ini adalah Elizabeth (2000) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Laba Akuntansi Dan Laba
(31)
Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 1999-2001”, Murtanto dan Febby (2004) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas. Pada Perusahaan Yang Go Publik Di BEJ 1999-2001” dan Fitri Ariyanti (2007) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2004”.Tinjauan penelitian terdahulu dapat dilhat pada tabel 2.2 sebagai berikut.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama peneliti
(Tahun penelitian)
Variabel penelitian Hasil penelitian
Elizabeth(2000) Variabel Independen : Laba Akuntansi,Laba Tunai Variabel Dependen : Deviden kas
baik secara simultan ataupun secara parsial variabel laba akuntansi dan laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas.
Murtanto dan Febby (2004)
Variabel Independen : Laba Akuntansi,Laba Tunai Variabel Dependen : Deviden kas
baik secara simultan ataupun secara parsial variabel laba akuntansi dan laba tunai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas.
Fitri Ariyanti, (2007)
Variabel Indevenden: Laba akuntansi, Laba tunai Variabel
Devenden: Deviden kas.
terdapat hubungan antara variabel indevenden dengan deviden kas. Variabel yang mempunyai hubungan yang kuat dengan deviden kas adalah variabel laba akuntansi
(32)
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu diatas maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Independen (X) Dependen (Y
Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu laba akuntansi dan laba tunai, serta satu variabel dependen deviden kas. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh positif terhadap pemberian dividen tunai. Semakin tinggi laba akuntansi dan laba tunai, semakin tinggi kesempatan buat para emiten untuk memberikan dividen kepada investor/ pemegang saham
Laba Akuntansi
(X1) Dividen kas Laba Tunai
(33)
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenaranya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan kerangka koseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
H2: Laba akuntansi berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008.
H3: Laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan
(34)
BAB III
METODE PENELITILIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) , “penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003; 124) dan merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2005 sampai dengan 2008. Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia,
(35)
C. Populasi Penelitian
Menurut Sugiono (2004: 72) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008. Populasi penelitian berjumlah 143 emiten.
D. Sampel dan Teknik Penentuan Sampel
Menurut sugiyono (2004 : 73), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan dengan total pengamatan 52 (13x 4 tahun )amatan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria dengan pertimbangan judgement
sampling (Jogiyanto, 2004:79). Pada tabel 3.1 berikut ini adalah
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 3.1
Sampel Perusahaan
NO Emiten Kode
1 IGAR
2 Kalbe Farma Tbk KlBF
3 Tempo Scan Fasifik Tbk TSPC
4 ASII
5 INDF
6 LMSH
7 UNVR
8 AUTO
(36)
10 Semen Gresik Persero Tbk
11 GDYR
12 Kimia Farma Tbk KAEF
13 Trias Sentosa Tbk TRST
Sumber: Lampiran i
kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik purposive
sampling adalah sebagai berikut:
1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI priode tahun 2005 -2008, perusahaan manufaktur tidak pernah delisting pada periode tersebut,
2. perusahaan manufaktur yang membagikan dividen secara berturut mulai dari periode tahun 2004 - 2008.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk pengujian hipotesis terdapat variabel laba akuntansi, laba tunai dan dividen kas. Operasionalisasi dari ketiga variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Laba Akuntansi dan Laba Tunai
Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Namun, kebanyakan perusahaan juga sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya merupakan laba akuntansi setelah diperhitungkan dengan beban-baban non kas (Murtanto dan Febby, 2004). Laba akuntansi yang digunakan dalam penellitian ini adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Ukuran laba bersih sebagai variabel laba akuntansi mendasar pada penelitian
(37)
Elizabeth (2000) dan Murtanto dan Febby (2004). Alasan penggunaan laba bersih sebagai variabel laba akuntansi dikarenakan laba bersih adalah laba yang menunjukan kinerja dan pertanggungjawaban manajemen. Laba tunai yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba akuntansi setelah ditambahkan dengan beban-beban non kas dalam hal ini adalah beban penyusutan dan beban amortisasi.
2. Variabel Dividen Kas
Dividen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dividen kas. Besarnya dividen kas dapat dilihat pada laporan arus kas aktivitas pendadaan akhir tahun dan laporan perubahan laba ditahan pada tahun pengamatan.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS 16. Adapun analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
(38)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sample yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali ,2005: 110).
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
(39)
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali ,2001:57).
Multikolinieritas dapat juga dilihat daari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2001: 91).
c. Uji Heteroskedastisitas.
Menurut Imam Ghozali (2005:105), uji heteroskedastisitas bertujuan mengujiapakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001:69).
(40)
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali 2005:95). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).
2. Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier
regresion) adalah sebagai berikut :
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e Dimana :
Y = Dividen Kas X1 = Laba Akuntansi
X2 = Laba Tunai
a = Konstanta
b1,b2 = koefisien regresi dari setiap variable independen
e = Faktor eror 3. Pengujian Hipotesis.
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(41)
a.Uji Simultan (Uji F )
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005:169. Menurut Syafrizal Helmi ( 2007:113) untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada table berikut ini:
(42)
Nilai Interprestasi
0.0-0.19 Sangat tidak erat
0.2-0.39 Tidak erat
0.4-0.59 Cukup erat
0.6-0.79 Erat
(43)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2008. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 52 amatan. Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Laba_Akuntansi 52 812 9191000 998836.02 1748553.504
Laba_Tunai 52 4271 2.5477 1561817.88 2829147.497
Deviden_Kas 52 2 1124 176.62 281.461
Valid N (listwise) 52
Sumber: lampiran iii
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. variabel laba akuntansi memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 52, dengan nilai minimum (terkecil) 812, nilai maksimum (terbesar) 9191000 dan mean (nilai rata-rata) 998836.02 Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1748553.504,
2. variabel laba tunai memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 52, dengan nilai minimum (terkecil) 4271, nilai maksimum (terbesar) 2.5477 dan mean (nilai
(44)
rata-rata) 1561817.88. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 2829147.497,
3. variabel dividen kas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 52, dengan nilai minimum (terkecil) 2, nilai maksimum (terbesar) 1124 dan mean (nilai rata-rata) 176.62 Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 231.461,
4. jumlah sampel yang digunakan ada sebanyak 52 buah.
B.Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
Ho : data residual terdistribusi normal,
Ha : data residual terdistribusi tidak normal.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini akan digunakan kedua cara tersebut.
a. Analisis Grafik
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data
(45)
dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Dengan melihat tampilan grafik histogram, penulis melihat bahwa gambar histogram telah berbentuk lonceng tetapi menceng ke arah kiri yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot
(46)
terlihat titik-titik tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji
Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.47043378E2
Most Extreme Differences Absolute .303
Positive .303
Negative -.236
Kolmogorov-Smirnov Z 2.187
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,000. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal karena probabilitas < 0.05.
(47)
Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dan grafik dapat ketahui bahwa data yang digunakan oleh penulis tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali (2005:32), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal”. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau LN. Hasil transformasi data dapat dilihat pada lampiran vi. Setelah dilakukan transformasi, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil uji normalitas data setelah transformasi:
a. Analisis Grafik
Gambar 4.3 Histogram
(48)
Gambar 4.4 P-Plot
b. Uji Statistik
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.59438521
Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .794
Asymp. Sig. (2-tailed) .553
a. Test distribution is Normal.
Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.3 dan gambar 4.4 di atas terlihat bahwa setelah dilakukan transformasi data ke logaritma natural (Ln) terlihat bahwa grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar/mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.3. pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.533. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi
(49)
normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-F karena 0,533> 0,05 (H0 diterima).
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2005:105) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik dengan melihat grafik scatterplot yaitu dengan cara melihat titik-titik penyebaran pada grafik dan uji glejser, dengan cara meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut) sebagai variabel dependennya. Perumusan hipotesis adalah :
H0 : tidak ada heteroskedastisitas,
Ha : ada heteroskedastisitas.
Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima (ada heteroskedastisitas) dan jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada heteroskedastisitas).
Gambar 4.5
Uji Heteroskedastisitas( scatterplot) Sumber: Lampiran v
(50)
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.415 .688 3.511 .001
LN_Laba_Akuntansi -.483 .299 1.276 1.615 .113
LN_Tunai .380 .307 .980 1.241 .221
a. Dependent Variable: Absut
Sumber: Lampiran v
Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari tabel 4.4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel laba akuntansi adalah 0,113 (>0.05), untuk variabel laba tunai adalah 0,221 (>0,05). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas karena semua variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji
(51)
Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto (2009:91), Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,
2) angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .508a .258 .228 1.62660 1.494
a. Predictors: (Constant), LN_Tunai, LN_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas
Sumber: Lampiran vi
Tabel 4.5 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,494 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4. Hasil Uji Multikolinieritas
“Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas” (Ghozali, 2005:91). Menurut Ghozali (2005) “adanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10”. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas. Apabila tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi
(52)
multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.525 1.367 1.115 .270
LN_Tunai .365 .609 .435 .598 .552 .029 1.015
LN_Laba_
Akuntansi .060 .594 .074 .102 .919 .029 1.015
a. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas Sumber: Lampiran vii
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki
tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis, didapat nilai VIF untuk variabel laba akuntansi adalah 1,015 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0,29 (>0,1), nilai VIF untuk variabel laba tunai adalah 1.015 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.29 ( >0.1). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas
C. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
(53)
Tabel 4.7
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Laba_Tunai,
Laba_Akuntan sia
.Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Dividen_Kas
Sumber: Data Olahan SPSS, 2010
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat diketahui bahwa :
a. variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu laba akuntansi dan laba tunai tidak ada variabel independen yang dikeluarkan,
b. metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. 1. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai
adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”(Ghozali, 2005).
(54)
Tabel 4.8
Adjusted R2 Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .508a .258 .228 1.62660
a. Predictors: (Constant), LN_Laba_Akuntansi, LN_Tunai
Sumber: Lampiran viii
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diambil beberapa keterangan sebagai berikut:
R= 0.508 berarti hubungan (relation) antara laba akuntansi dan laba tunai sebesar 50.8 %. Artinya hubungannya cukup erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Menurut Syafrizal Helmi (2007:113) Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini.
Nilai Interpretasi
0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat
0.2 – 0.39 Tidak Erat
0.4 – 0.59 Cukup Erat
0.6 – 0.79 Erat
0.8 – 0.99 Sangat Erat
R Square sebesar 0.258 berarti 25.8 % dividen kas dapat dijelaskan oleh laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya 74.2 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Adjusted R Square sebesar 0.228 berarti 22.8% dividen kas dapat
(55)
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika variabel lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square.
Standard Error Of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang
diprediksi. Standard Error Of Estimated juga disebut standard deviasi. Dalam penelitian ini Standard Error Of Estimated adalah 1.62660. Semakin
kecil standar deviasi berarti model semakin baik. 2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independen. Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap dividen kas. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistk F(uji F). Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima menunjukkan bahwa variabel
independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat pada table 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 45.045 2 22.523 8.513 .001a
Residual 129.645 49 2.646
Total 174.691 51
a. Predictors: (Constant), LN_Laba_Akuntansi, LN_Tunai b. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas
(56)
Sumber: Lampiran ix
Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Uji F, maka didapat nilai signifikansinya (0.01) <0.05, menunjukan bahwa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan/ serempak adalah signifikan terhadap dividen kas.
3. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t (uji t). Jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji parsial (uji t) dapat dilihat pada table 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.525 1.367 -1.115 .270
LN_Tunai .365 .609 .435 .598 .002
LN_Laba_Akuntansi .060 .594 .074 .102 .009
a. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas
Sumber: Lampiran ix
Variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0.009) lebih kecil dari 0.05. Variabel laba tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas.. Hal
(57)
ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0.002) lebih kecil dari 0.05. Dari tabel 4.9 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 1.525+ 0.365X1 + 0.060X2 + e
D.Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data sebagaimana disajikan dalam tabel 4.8 didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0.228 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 22.8 %, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 77.2%. Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) atau Uji F, maka didapat nilai signifikansinya (0.01) <0.05, menunjukan bahwa pengaruh laba akuntansi dan laba tunai secara simultan/ serempak adalah signifikan terhadap dividen kas. Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan Fitri (2007) yang menyatakan bahwa laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh secara simultan terhadap dividen kas.
Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui peran variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Analisis mengenai hasil uji t tes masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut:
1. Laba akuntansi
Variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0.009) lebih besar dari 0.05. Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan
(58)
Fitri (2007) yang menyatakan bahwa laba akuntansi secara parsial berpengaruh secara terhadap dividen kas.
Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen tunai (cash dividen) dan dividen saham (stock
dividen). Dividen tunai (cash dividen) merupakan dividen yang dibayarkan oleh
emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya.
(dividend per share). Dividen tunai (dividen kas) diambil dari sisa laba bersih
perusahaan (laba Akuntansi) perusahaan. kenaikan pada laba akuntansi akan meningkatkan kesempatan pada perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham. Namun kenaikkan pada laba bersih belum tentu menunjukan bahwa perusahaan pasti akan membayar dividen. Karena laba bersih tidak menunjukkan satuan uang tunai yang dimiliki perusahaan. melainkan selisih antara pendapatan dan beban dimana pendapatan tersebut tidak menunjukkan berapa uang yang diterima perusahaan melainkan realisasi pendapatan perusahaan baik piutang maupun tunai. sehingga sangat sulit untuk menggunakan patokan laba bersih untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2. Laba tunai
Variabel laba tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen kas.. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan (0.002) lebih besar dari 0.05. Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan Fitri (2007) yang menyatakan bahwa laba tunai secra parsial berpengaruh terhadap dividen kas
(59)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Adjusted R Square sebesar 0.228 menunjukkan bahwa secara keseluruhan
variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 22.8 %, sedangkan variabel lain-lain yang tidak dimasukkan dalam model mampu menjelaskan sebesar 77.2%.
2. Variabel laba akuntansi dan laba tunai secara simultan/ serempak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05, Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan Fitri (2007).
3. Variabel laba akuntansi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap berpengaruh terhadap dividen kas, hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.009 lebih kecil dari 0.05. Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan Fitri (2007),
4. Variabel laba tunai secara parsial berpengaruh positif dan signifikan berpengaruh terhadap dividen kas. Variabel laba tunai berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen ka, hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.002 lebih kecil dari 0.05, Penelitian ini sejalan dengan Elizabeth (2000), Mutanto dan Febby (2004) dan Fitri (2007).
(60)
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi pada laba akuntansi dan laba tunai yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi dividen kas,
2. periode pengamatan yang hanya empat tahun yaitu dari tahun 2005 sampai dengan 2008.
C. Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dan para investor .
1. Bagi penelitian selanjutnya, penulis berharap kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan variabel independen yang lain selain variabel independen yang ada dalam penelitian ini sehingga hasilnya dapat lebih digeneralissi, 2. Bagi peneliti selanjutnya, dalam membuat kembali penelitian yang sama
peneliti diharapkan agar menambah jumlah periode pengamatan untuk memperkuat kembali hasil penelitian yang telah ada.
3. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat memberikan arah kepada investor bahwa belum tentu posisi laba akuntansi dan laba tunai yang baik dalam variabel pada dalam penelitian ini dapat menunjukan bahwa perusahaan pasti akan memberikan dividen kas kepada pemegang sahamnya.
(61)
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Fitri, 2007, Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai
dengan Deviden Kas Pada Industri Barang Konsumsi Di Indonesia,
Skiripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial
Management, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, PT. Salemba Empat, Jakarta.
Dermawan, Elizabeth Sugiarto, Laba Akuntansi dan Laba Tunai dengan dividen
Kas, Jurnal Akuntansi Universitas Tarumanegara.
Dyckman, Dukes dan Davis, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta, 1996.
Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hanafi. M .Manduh, 2005. Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta.
Harahap,Sofyan Syafri.2008.Teori Akuntansi,Edisi revisi-10, Rajawali Pers, Jakarta
Helmi, Safrizal, 2007. SPSS 16, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Hendriksen, Eldon S dan F. Van Breda, Teori Akunting, Edisi ke-5, Interaksara, 2000. 62
Murtanto dan Feby Feiruza Yuridya, Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi
dan Laba Tunai Dengan Dividen Kas, Jurnal Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi
Muqodim, Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta, Mei 2005. , Vol.4, No.1, April, 2004, hal. 85-105
Suwardjono, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi ke-3, BPFE, Yogyakarta, Maret 2005
James, 2005. Fundamental of financial management, Alih bahasa Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan-Buku Edisi12, Salemba Empat, Jakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Srikpsi, Fakultas Ekonomi, Sumatera
(62)
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi kesatu, Erlangga, Jakarta.
Riyanto. Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi ke empat, BPFE ,Yogyakarta.
Sartono, R.Agus, (1990), Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta Sugiyono, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis,Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta,
Bandung.
Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Edisi pertama, Penerbit Med Press, Yogyakarta.
Stice, Earl K, James D. Stice dan Fred k. Skousen, 2004..Intermediate Accounting
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Warsono, 2003.Manajemen Keuangan Perusahaan, Bayu Media Publishing, Jilid 1,Edisi ketiga, Cetakan Pertama, Malang.
(63)
LAMPIRAN
Lampiran i POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
NO SEKTOR/SUBSEKTOR KODE
MEMBERI DEVIDEN
SAMPEL (TAHUN)
2005 2006 2007 2008
I
A − − − −
1 − − − −
2 − − − −
3 √ − − −
4 − − − −
5 − − − −
6 √ √ − −
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √
9 √ √ − −
10 − − − −
11 − − − −
12 − − − −
13 Siantar TOP Tbk STTP − − − −
14 √ − − −
B −
1 − − − −
2 Gudang Garam Tbk √ √ √ −
3 √ √ − −
4
RMBA √ √ √ −
C −
1 √ − − −
2 − − − −
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ − −
6 − − − −
(64)
lampiran i (Lanjutan)
NO SEKTOR/SUBSEKTOR KODE
MEMBERI DEVIDEN
SAMPEL (TAHUN)
2005 2006 2007 2008
8
− − − −
9 √ √ √ √ √
D
− − − −
1 − √ − −
2
− − − −
3 √ √ − −
4 √ √ √ √ √
E − − − −
1 Kedawung Setia Industrial Tbk − − − −
2 − − − −
3 − − − − II − − − −
F − − − −
1
√ √ √ √ √
2 − − −
3 SMGR √ √ √ √ √
G − − − −
1 √ − √ −
2 √ − √ −
3 − − − − 4 − − − −
5 − − − −
6 √ √ − −
H −
1
√ √ √ −
2 − − − −
3 √ √ √ −
4 − − − −
5 − − − −
6 − − − −
(65)
Lampiran i (Lanjutan)
NO SEKTOR/SUBSEKTOR KODE
MEMBERI DEVIDEN
SAMPEL (TAHUN)
2005 2006 2007 2008
8 Lion Metal Works Tbk √ √ − −
9 √ √ √ √ √
10 − − − −
/;;11 − √ − −
I −
1 − − √ −
2 −
3 √ √ − −
4 − − − −
5 Intanwijaya Internasional Tbk √ − − −
6 √ √ − −
7 − − − −
8 −
9 √ − − −
J −
1 − − − −
2
AKPI − − − −
3 Asiaplast Industries Tbk − − − −
4 − − √ −
5 √ − − −
6 − − − −
7 IGAR √ √ √ √ √
8 − − − −
9 − − − −
10 Siwani Makmur Tbk − − − −
11 − − − −
12 − − − −
13 √ √ √ √ √
14 − − − −
K − − − −
1
− √ −
(66)
Lampiran i (Lanjutan)
NO SEKTOR/SUBSEKTOR KODE
MEMBERI DEVIDEN
SAMPEL (TAHUN)
2005 2006 2007 2008
3 − − √ −
4 − − − −
L −
1 − − − −
2
− − − −
3 − − − −
4 TIRT − − − −
M −
1 − − √ −
2 − − − −
3 −
4 − 5 − − − −
6 Suparma Tbk − − − −
7 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk − − − −
III ANEKA INDUSTRI −
N −
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 − − −
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ −
6
− − − −
7 Indospring Tbk − − √ −
8 Multi Prima Sejahtera Tbk − − − −
9 √ √ − −
10 − − − −
11 − − − −
12 √ √ √ −
13 − − − −
O −
(1)
Lampiran v ( Lanjutan)
Laba Akuntansi
Laba
Tunai
Deviden
Kas
6.70
8.80
4.48
13.03
12.83
3.40
9.64
9.63
1.61
15.69
16.18
5.08
8.69
9.10
3.91
12.54
12.89
3.22
13.85
14.77
3.85
14.37
14.66
5.01
13.47
13.98
2.56
10.92
11.47
0.69
14.69
15.05
5.75
10.97
10.13
2.30
14.74
15.09
5.37
11.46
11.82
4.09
13.25
13.56
5.68
8.90
10.27
1.10
16.03
16.55
6.77
9.13
9.55
4.09
(2)
Lampiran vi
UJI NORMALITAS
(3)
Lampiran vi ( Lanjutan)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.59438521 Most Extreme Differences Absolute .110
Positive .110
Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .794
Asymp. Sig. (2-tailed) .553
a. Test distribution is Normal.
Lampiran vii
UJI HETEROSKEDASTISITAS
(4)
Lampiran vii (Lanjutan)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.415 .688 3.511 .001
LN_Laba_Akuntansi -.483 .299 -1.276 -1.615 .113
LN_Tunai .380 .307 .980 1.241 .221
a. Dependent Variable: Absut
Lampiran viii
Uji AUTOKORELASI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .508a .258 .228 1.62660 1.494
a. Predictors: (Constant), LN_Tunai, LN_Laba_Akuntansi b. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas
(5)
Lampiran ix
Uji MULTIKOLINERITAS
Coefficients
aModel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficient
s
T
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error
Beta
Tolerance VIF
1
(Constant)
-1.525 1.367
-1.115E0 .270
LN_Tunai
.365
.609
.435
.598
.552 .029
1.015
LN_Laba_Akunta
nsi
.060
.594
.074
.102
.919 .029
1.015
a. Dependent Variable: LN_Deviden_Kas
Lampiran x
UJI HIPOTESIS
Uji Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .508a .258 .228 1.62660
a. Predictors: (Constant), LN_Laba_Akuntansi, LN_Tunai
(6)
Lampiran x ( Lanjutan)
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.525 1.367 -1.115 .270
LN_Tunai .365 .609 .435 .598 .002
LN_Laba_Akuntansi .060 .594 .074 .102 .009