21 1.Tanda
Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analisis di mana di dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk
interpretasi pesan yang dimaksud. Secara sederhana, tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia.
2. Acuan tanda atau objek Objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya dijadikan
sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut. 3. Pengguna Tanda interpretant
Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Kriyantono, 2007 : 263.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan hasil dari meninjau, pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki atau mempelajari kitab-kitab; buku; buku primbon KBBI,
2003:912. Tinjauan pustaka merupakan hasil dari penelitian terdahulu yang
memaparkan pandangan dan analisis yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti.
Sesuai dengan pendapat diatas, maka penulis akan memaparkan beberapa tinjauan pustaka seperti:
22 Reny Syafrida, skripsi 2012: “Kajian fungsi dan makna tradisi
penghormatan leluhur dalam sistem kepercayaan masyarakat Tionghoa di Medan”. Skripsi ini menjelaskan bahwa penghormatan leluhur memiliki fungsi
seperti ritual, solidaritas keluarga serta kelangsungan garis keturunan. Penulis juga menuliskan beberapa upacara penghormatan leluhur serta tata cara jalannya
upacara. Skripsi ini juga menjelaskan bahwa makna budaya yang terkandung di dalam aktivitas penghormatan leluhur ini memiliki makna integrasi keluarga dan
kerabat. Laya Pirevia Maengkom, skripsi 1987: “Penghormatan leluhur suatu
tradisi dalam keluarga Cina”. Skripsi ini menjelaskan tentang tata cara penghormatan leluhur pada suatu keluarga etnis Tionghoa yang merupakan unit
sosial dasar dimana setiap anggotanya ikut ambil bagian dalam pemeliharaan religi tradisional tersebut. Dalam penghormatan leluhur ini penulisnya juga
menguraikan bahwa tradisi ini bukan hanya merupakan suatu kepercayaan atau religi saja tetapi juga mempunyai fungsi social dan turut berperan dalam
kehidupan keluarga. Hermina Sutami, jurnal 2012: “Kuliner untuk Arwah: Realita Akulturasi
Budaya Kaum Cina Peranakan”. Jurnal ini menjelaskan tentang akulturasi budaya di bidang kuliner khususnya untuk memperingati hari kematian arwah leluhur.
Sajian yang dihidangkan berupa kuliner yang memang berasal dari cina, tetapi dari daerah setempat juga tidak dilarang. Penulis menekankan tulisan ini pada
upacara ritual Konfusianisme yang agak berbeda dengan daerah lain. Upacara hari
23 peringatan kematian leluhur dilakukan di rumah pribadi ataupun vihara. Dalam
upacara tersebut sajian kuliner yang dipersembahkan tidaklah sama. Chris Ferdinand Gulo, skripsi 2014: “Makna dan Fungsi Pembakaran
Kertas Pada Masyarakat Tionghoa”. Skripsi ini menguraikan 3 perayaan yaitu, imlek, cap go meh, dan ceng beng. Dalam 3 perayaan tersebut, adanya tradisi
pembakaran kertas dan kertas yang digunakan pun berbagai macam jenis, makna, dan fungsinya. Dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh, makna dari tradisi
pembakaran kertas ini adalah sebagai rasa pengucapan rasa syukur terhadap Tuhan. Sedangkan pada perayaan Ceng Beng, makna dari tradisi pembakaran
kertas adalah sebagai penghormatan terhadap leluhur dan orang tua yang telah meninggal.
Para Confucian 2011:4 dalam artikel yang berjudul “Pembakaran kertas pada Tradisi Tionghoa”. China: Tiongkok. Menguraikan bahwa, pembakaran
kertas merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Masyarakat Tionghoa mempercayai tradisi bakar kertas akan membuat leluhurnya
tidak kekurangan dana di alam baka. Uang kertas yang dibakar merupakan dana yang digunakan para leluhur di alam baka. Pembakaran kertas dilaksanakan agar
para leluhur tidak mengalami kelaparan dan kehausan serta tidak kekurangan dana atau uang di alam baka, karena masyarakat Tionghoa mempercayai di alam baka
memiliki kehidupan yang sama seperti di bumi, oleh sebab itu para leluhur membutuhkan materi sama seperti manusia.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian makna persembahan makanan, membakar harta, membakar transportasi, dan
membagikan sembako bagi masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar dalam ritual sembahyang arwah dengan metode Antropologi budaya dan dengan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yang lebih menekankan hasil pengamatan adalah pada pelaksanaan tradisi persembahan makanan, membakar
harta, membakar transportasi, dan membagikan sembako bagi masyarakat Tionghoa di Pematangsiantar dalam perayaan sembahyang arwah.
Menurut Punaji Setyosari penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa,
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Hal senada
juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dengan apa adanya. Sukmadinata 2006:72 menjelaskan penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena