Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 54PMK.012007 dan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132PMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 67PMK.012008.
C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan
kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerjasama. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dikepalai oleh seorang
Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi.
Struktur Organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah struktur organisasi lini dan staf, yang dipimpin oleh seseorang Kepala
kantor wilayah Direktorat Jendral Pajak Sumatera Utara , dimana seluruh pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil dibawah naungan Departemen Keuangan Negara
Replubik Indonesia. Kantor Pelayanan Pajak KPPPratama Medan Kota membawahi 1satu bagian
dan 6 enam seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional. Adapun bidang-bidang
Universitas Sumatera Utara
yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Umum
3. Seksi Ekstensifikasi 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI
5. Seksi Pelayanan 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON I, II, III,IV
7. Seksi Pemeriksaan 8. Seksi Penagihan
9. Kelompok Jabatan Fungsional
D. Uraian Tugas dan Fungsi 1. Kepala Kantor
Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPPBB, dan Karikpa maka kepala Kantor KPP Pratama mempunyai Tugas Mengkoordinasi
Pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan, pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.
2. Sub Bagian Umum
Membantu dan menunjang kelancaran tugas kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretarian terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata
usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan.
3. Seksi Ekstensifikasi
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendapatan objek dan subjek pajak,
penilaian objek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakn,
urusan tata usaha angka penerimaan pajak, pengalokasia dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan,
Universitas Sumatera Utara
pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja.
5. Seksi Pelayanan
Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP, serta kerja sama perpajakan
sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Seksi Pengawasan dan Konsultan WASKON I, II, III, IV
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan Wajib pajak PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak lainnya, bimbingan atau himbauan
kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajb Pajak, analis kinerja Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan
evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 empat Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian
tugasnya didasarkan pada cakupan wilayahterritorial tertentu.
7. Seksi Pemeriksaan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan perencanaan pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan
Universitas Sumatera Utara
dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
8. Seksi Penagihan
Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan
pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
9. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP
Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi,
integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi
dengan Seksi Ekstensifikasi.Selain itu, teknologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan
secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN PENAGIHAN PAJAK
A. Ketentuan Umum 1. Dasar Hukum Panagihan Pajak
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007; b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak Dengan
Surat Paksa; c. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Penyitaan
Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa; d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Penjualan
Barang Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Penyanderaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;
f. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 335KMK.041996 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak Dan Penetapan Besarnya Penghapusan;
g. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa Tanggal 26
Universitas Sumatera Utara
Desember 2000; h. Peraturan Menteri Keuangan - 24PMK.032008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus;
i. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 565KMK.042000 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak Dan Penetapan Besarnya Penghapusan tanggal 26
Desember 2000; j. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 147KMK.041998 Tentang Penunjukan
Pejabat Untuk Penagihan Pajak Pusat, Tata Cara dan Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak;
k. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 267KMK.041995 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 608KMK.041994 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Pajak dan Penunjukan Pejabat Yang berwenang Mengeluarkan Surat Paksa Tanggal 21 Desember 1994;
l. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 148KMK.041998 Tentang Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang
Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa; m. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563KMK.042000 Tentang
Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak Yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.
Tanggal 26 Desember 2000;
Universitas Sumatera Utara
n. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 149KMK.041998 Tentang Syarat- syarat, Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Jurusita Pajak;
o. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 562KMK.042000 Tentang Syarat- syarat, Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Jurusita Pajak Tanggal 26
Desember 2000; p. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564KMK.042000 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Surat Paksa dan Penyitaan di Luar Wilayah Kerja Pejabat Yang Menerbitkan Surat Paksa. Tanggal 26 Desember 2000;
q. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 20PJ.1995 Tentang Jadwal Waktu Tindakan Penagihan Pajak Tanggal 23 Februari 1995;
r. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP - 01PJ.71996 Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan
Piutang Pajak; s. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 21PJ.71996 Tentang Penagihan dan
Pencegahan Daluwarsa; t. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 05PJ.751998 Tentang Upaya
Peningkatan Pencairan Tungakan Pajak; u. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE - 13PJ.751998 Tentang Jadwal Waktu
Pelaksanaan Penagihan Pajak
Universitas Sumatera Utara
2. Dasar Penagihan Pajak
Pasal 18 ayat 1 UU KUP menyebutkan Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan SKKBT, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah,
merupakan dasar penagihan pajak. Dalam Pasal 12 UU PBB menyebutkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
SPPT, Surat Ketetapan SKP, dan Surat Tagihan Pajak STP merupakan dasar penagihan pajak.
Pasal 14 ayat 1 UU BPHTB menyebutkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan STB, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan maupun Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar
penagihan pajak
Universitas Sumatera Utara
B. PengertianWajib Pajak dan Penanggung pajak
Berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU KUP wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Sedangkan Menurut Undang-undang Nomor 28
Tahun 2007, penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
C. Utang pajak
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007, utang pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau kenaikan
yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
D. Penyebab Timbulnya Utang Pajak