Kitosan tidak larut dalam air, pelarut-pelarut organik, juga tidak larut dalam alkali dan asam-asam mineral pada pH di atas 6,5 kecuali di bawah kondisi-kondisi
tertentu. Dengan adanya sejumlah asam, maka dapat larut dalam air-metanol, air- etanol, air-aseton, dan campuran lainnya. Kitosan larut dalam asam formiat dan asam
asetat Muzzarelli R.A.,1976. Kitosan dengan rumus molekul C
6
H
11
NO
4 n
pertama sekali ditemukan oleh C. Rughet pada tahun 1859 dengan cara memasak kitin dengan basa. Hal tersebut
menyebabkan gugus asetil dari kitin terlepas dan diperoleh gugus amina. Kitosan adalah senyawa yang tidak larut dalam air dan dalam larutan basa kuat, sedikit larut
dalam HCl, HNO
3
,H
3
PO
4
0,5, sedangkan dalam H
2
SO
4
tidak larut. Kitosan juga tidak larut dalam beberapa pelarut organik, seperti alkohol, aseton, tetapi kitosan
dengan mudah larut dalam asam organik berair seperti asam asetat, asam propionat, asam formiat, dan asam laktat. Kitosan tidak beracun dan mudah terbiodegradasi.
Berat molekul sekitar 1,2 x 10
5
, bergantung juga kepada proses yang terjadi selama deasetilasi
Bastaman S.,1989. Kitosan dapat digunakan sebagai coating semi permeabel yang dapat
dimodifikasi sehingga dapat menunda pematangan delaying repenning dan menurunkan transpirasi pada buah dan sayuran pada film yang menggunakan kitosan
aqueous jernih, kuat, fleksibel, dan baik sebagai penghambat oksigen Stanford, 1989.
2.6.3.1. Zat aktif kitosan sebagai anti mikroba
Kitosan yang diperoleh dari dinding sel jamur atau dinding crustacea mampu menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri yang bersifat patogen dan menyebabkan
resistensi tumbuhan terhadap infeksi jamur dan virus. Namun kitosan dengan berat molekul rendah, kehilangan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme tapi masih dapat melindungi tanaman dari bakteri patogen.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas anti mikroba kitosan dan turunannya tergantung pada berat molekul rata-rata. Mikrokristalin kitosan dan turunannya, khususnya garam-garam,
menunjukkan anti virus yang tinggi Synoweeiky J.,2003. Aktivitas anti mikroba dari kitosan, disebabkan kitosan yang bermuatan positif
dalam larutan asam encer berinteraksi secara elektrostatis dengan permukaan sel bakteri yang bermuatan negatif dan mengganggu sitosis normal pada permukaan.
Tokura melaporkan bahwa aktifitas anti mikroba dari kitosan bergantung pada berat molekul dan interaksi yang ditunjukkan diantara sel bakteri dan kitosan.
Tokura,1977 Adapun aktivitas kitosan sebagai anti mikroba telah diuji pada penelitian
pengaruh kitosan terhadap bakteri pada popok bayi. Kain popok bayi yang telah dilapisi kitosan dilakukan uji aktivitas bakteri menggunakan metode total plate count
TPC untuk mengetahui jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada masing-masing media sampel. Metode ini tidak menentukan jenis bakteri, hanya menghitung total
koloni bakteri yang tumbuh. Kain popok tanpa perlakuan kitosan digunakan sebagai kontrol. Hasil yang diperoleh seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 aktivitas kitosan sebagai anti bakteri
Sampel Jumlah koloni bakteri yang tumbuh
CFUg Kain popok baru tanpa kitosan
210 Kain popok baru dengan kitosan 0,05
Tidak ditemukan Kain popok baru dengan kitosan 0,10
900 Kain popok baru dengan kitosan 0,15
2230 Kain popok bekas dengan kitosan 0,05
2460
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa konsentrasi optimum kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri adalah 0,05 bv. Semakin besar
konsentrasi kitosan, jumlah koloni bakteri yang tumbuh semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan bahwa kitosan tidak hanya memiliki sifat menghambat tapi juga dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Adanya atom nitrogen menjadikan
kitosan sebagai inhibitor dan sumber makanan bakteri sekaligus. Bakteri membutuhkan konsentrasi tertentu untuk bisa mengubah kitosan sebagai sumber
makanannya. Semakin besar konsentrasi kitosan di atas 0,05, sifat kitosan sebagai sumber makanan semakin besar sehingga sifat kitosan sebagai inhibitor semakin turun
Http: www.uns.ac.idfilesaktivitas kitosan
.
2.6.3.2. Kegunaan kitosan