Faktor-faktor Produksi Yang Mempengaruhi Peningkatan Produksi Usahatani Padi

18

2.2. Faktor-faktor Produksi Yang Mempengaruhi Peningkatan Produksi Usahatani Padi

Menurut Bustanul Arifin 2004, dalam ekonomi produksi pertanian, teknologi adalah suatu cara, mekanisme dan proses produksi untuk melakukan kombinasi faktor-faktor produksi input dalam menghasilkan suatu produk output. Perubahan teknologi dengan sendirinya dapat diartikan sebagai perubahan cara mengkombinasikan faktor-faktor tadi. Sementara itu produktivitas dimaksudkan sebagai suatu ukuran efisiensi yang berupa rasio produk dengan faktor produksi tertentu. Inovasi baru atau perubahan teknologi umumnya mampu menaikkan tingkat produksi sekaligus produktivitasnya. Terjadinya kesenjangan produktivitas tanaman pangan antara penelitian dengan petani dapat disebabkan sulitnya petani mengadopsi teknologi baru. Penguasaan teknologi yang terbatas ini sebagian besar disebabkan karena lemahnya permodalan dan terbatasnya ketrampilan berusahatani. Selanjutnya, terbatasnya proses adopsi inovasi, hal ini memang sering terjadi pada masyarakat agraris yang pada umumnya memerlukan waktu yang relatif lama untuk adopsi inovasi tersebut. Apalagi kalau aspek penunjangnya, yaitu terbatasnya penyuluhan pertanian maka proses adopsi inovasi menjadi lamban Soekartawi, 1993. Adopsi, dalam proses penyuluhan pertanian menurut Mardikanto, T., 2009, pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku baik yang berupa :pengetahuan cognitive, sikap affective, maupun ketrampilan psychomotoric pada diri seseorang setelah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 19 menerima inovasi yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penyuluhan memegang paran strategis dalam pembangunan pertanian yang mayoritas pelakunya adalah petani kecil, seperti di Indonesia. Nuhung, I.A., 2006. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi tingkat produksi usahatani secara umum adalah luas lahan garapan, benih, jumlah tenaga kerja efektif, dosis jumlah pupuk , dosis jumlah obat-obatan. Faktor produksi tanah lahan mempunyai kedudukan yang paling penting dalam pertanian terutama di negara Indonesia. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan dengan faktor- faktor produksi lainnya, selain itu tanah lahan merupakan pabriknya hasil pertanian Mubyarto, 1989. Menurut Gomes 1977, dalam Soekartawi, 1986, seringkali ditemui adanya kendala hasil yang mempengaruhi proses produksi pertanian disebabkan karena : 1 Ada perbedaan teknologi yang tidak dapat dipindahkan dan karena perbedaan lingkungan, maka akan selalu ada perbedaan dalam hasil per satuan luas antara hasil tinggi yang dicapaioleh lembaga eksperimen dan hasil potensial terbaik yang dicapai usahatani, perbedaan ini disebut Perbedaan I. 2 Bahwa perbedaan antara hasil potensial dan yang sesungguhnya dicapai usahatani disebut Perbedaan II. Hal ini disebabkan oleh kendala biologi dan sosial ekonomi. Kendala biologi disebabkan oleh peningkatan input yang rendah atau sama sekali tidak digunakan meliputi : a Varietas, tanaman pengganggu, hama dan penyakit, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 20 masalah tanah dan kesuburan tanah. Kendala sosial ekonomi disebabkan oleh keadaan yang menghalangi petani untuk menggunakan tekbologi yang direkomendasikan meliputi : Biaya dan penerimaan, kredit, kebiasaan dan sikap, pengetahuan, kelembagaan, ketidakpastian dan resiko. Sedangkan menurut Iskandar Andi Nuhung 2006, paling tidak ada tiga penyebab aplikasi teknologi tersebut terhambat yaitu : 1 Petani tidak siap, tidak mau dan tidak mampu memanfaatkan teknologi, termasuk di dalamnya system budidaya bertani yang diwariskan turun-temurun; 2 Teknologi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian tidak didesiminasi ke petani karena berbagai kendala; 3 Proses dan mekanisme transformasi teknologi tidak efektif, seperti penyuluhan yang lemah. Faktor produksi benih baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat berpengaruh terhadap produksi yang tinggi dan bermutu. Dari segi kualitas penggunaan benih varietas unggul tahan hama dan penyakit akan memberikan peluang untuk menghasilkan produksi yang lebih tinggi dengan kualitas produk yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan benih lokal varietas lama. Anonim 2008, menyebutkan bahwa dampak temuan varietas unggul telah mengubah budidaya padi dari usahatani sub sistem menjadi usahatani komersial, karena hasil padi yang semula hanya 2 – 3 tonha, dapat meningkat menjadi 5 – 6 tonha gabah kering giling GKG. Menurut Sadjat, S., F.C. Suwarno dan S. Hadi 2001, benih merupakan penentu utama produktivitas,dalam arti semua unsur dasar lain dan faktor- faktor sarana produksi tergantung pada kualitas benih. Subsidi benih sangat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 21 tepat dijadikan sebagai satu program pemerintah termasuk kepada para penangkar benih sehingga ada insentif dalam memanfaatkan benih unggul bagi petani dan penangkar benih memiliki mootivasi di dalam mengembangkan usaha penangkarannya Nuhung, I.A., 2006. Tanaman di dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur-unsur mineral. Unsur-unsur tersebut berada dalam tanah dalam keadaan kurang, maka harus ditambah dengan unsur-unsur mineral tambahan dengan cara dipupuk. Agar pemakaian pupuk dapat berhasil dengan baik dalam artian bisa meningkatkan produktivitas tanaman maka harus memperhatikan ketepatannya dalam hal dosis pemberian, cara pemberian dan jenis pupuk yang akan diberikan Anonim, 1983. Tanaman juga mengalami gangguan oleh hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan tanaman turun produktivitasnya atau bahkan dapat mengakibatkan kematian. Untuk mengendalikan hama dan penyakit salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida. Pengunaan pestisida harus memperhatikan dosis pestisida, cara penggunaannya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka penggunaan pestisida akan dapat mengamankan produktivitas tanaman pertanian. Faktor produksi tenaga kerja dapat diartikan sebagai daya manusia untuk melakukan usaha, sedangkan usaha sendiri diartikan sebagai ikhtiar yang dijalankan untuk memproduksi barang atau jasa. Dalam usahatani padi sawah curahan jam kerja efektif disesuaikan dengan kegiatan produksi yang meliputi : pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 22 pemungutan hasil panen. Curahan jam kerja yang tepat akan memberikan dampak posisif terhadap produksi usahatani padi sawah.

2.3. Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi Usaha Tani

Dokumen yang terkait

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

1 80 95

Evaluasi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian Sl Ptt (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu): Hama Terpadu (Kasus : Petani Padi Sawah, Desa Paya Bakung, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 67 67

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI DESA KEDALEMAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 198

KAJIAN PENDAPATAN DAN MOTIVASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADA USAHATANI SEMANGKA DI KABUPATEN BANYUWANGI

2 12 19

EFEKTIVITAS PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (SL-PTT) PADI SAWAH DI PEKON SIDOREJO KECAMATAN SUMBER REJO KABUPATEN TANGGAMUS

2 15 227

PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAHTANGGA PETANI PADI ORGANIK PESERTA SL-PTT (SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU) DAN NON PESERTA SL-PTT DI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU

0 30 125

Adopsi Inovasi PTT pada Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

0 1 19

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 20

Partisipasi Petani dalam Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi non Hibrida

0 0 11

EVALUASI PETANI PESERTA PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI DI KABUPATEN NGAWI

0 0 20