32
Return on Equity ROE menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini maka
akan semakin baik bagi perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari Return on Equity ROE adalah
sebagai berikut :
������ �� ������ ROE = Laba Bersih
����� ������ x 100
Menurut David 2013:141 bahwa jenis Profitability ratiosyang digunakan
perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan sama dengan jenis rasio profitabilitas yang diungkapkan Harahap, hanya saja terdapat tambahannya yaitu :
Laba per Saham Earnings per Share EPS Laba per saham berhubungan dengan laba per saham biasa. Jika suatu
perusahaan memiliki baik saham biasa maupun saham preferen yang beredar, maka dividen saham preferen tahun berjalan dikurangi dari laba
bersih untuk memperoleh laba yang tersedia untuk pemegang saham biasa Kieso dkk, 2011:839. Rumus untuk menghitung laba per saham David,
2013:141 adalah :
EPS = ��� ������
������ �� �ℎ���� �� ������ ����� ����������� x 1 Rupiah
2.1.2.5. Kriteria Analisis Rasio Keuangan
Berikut ini diuraikankriteria rasio keuangan yang umum dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas. 1.
Rasio Likuiditas Menurut Kasmir 2012:72 bahwa “Pada Quick Ratio menyatakan semakin
besar rasio cepat Quick Ratio yang terjadi pada perusahaan maka semakin baik, karena rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling likuid yang mampu
Universitas Sumatera Utara
33
menutupi hutang lancar, pada Cash Ratio menyatakan bahwa jika kondisi rasio kas terlalu tinggi masih dapat dikatakan kurang baik karena ada dana yang
menganggur atau yang tidak atau belum digunakan secara optimal”.Menurut Heri 2015:152 :
Berdasarkan hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki
modal kerja aset lancar yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki current ratio yang
tinggi, belum tentu perusahaan tersebut dikatakan baik. Oleh sebab itu, untuk dapat dikatakan apakah suatu perusahaan memiliki tingkat likuiditas
yang baik atau tidak maka diperlukan suatu standar rasio, seperti standar rasio rata-rata industri dari segmen usaha yang sejenis.
Standar rata-rata industri perusahaan sejenis untuk rasio lancaradalah
sebesar 2 kali, rasio cepat sebesar 1.5 kali dan rasio kas sebesar 50 Faizati, 2013.
2. Rasio Solvabilitas LeverageCoverage
Semakin tinggi persentase debt to total assets ratio, semakin besar risiko perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo
Kieso dkk, 2011:747.Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk debt to total assets ratio adalah sebesar 35 Faizati, 2013.
Pada Cash Debt Coverage Ratio,semakin tinggi nilai rasio, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajibannya. Hal ini merupakan sinyal apakah perusahaan dapat membayar utangnya dan bertahan hidup jika sumber dana eksternal menjadi terbatas atau
terlalu mahal. Kieso dkk, 2011:211. Berdasarkan kebanyakan literatur yang ada
Universitas Sumatera Utara
34
menyarankan bahwa 20 adalah ukuran yang memadai untuk Cash Debt Coverage Ratio Nashrullah, 2008.
3. Rasio Aktivitas
Semakin kecil rasioInventory Turn OverITO maka akan semakin buruk bagi perusahaan dan juga sebaliknyakarena dianggap bahwa kegiatan penjualan
berjalan lambatGinting, 2009. Brigham dan Houston 2012:136 menyatakan bahwa “Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk ITO adalah sebesar 10,9 kali”.
Nilai rasio yang cenderung naik memberikan gambaran bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aset, tetapi assets turn over yang tinggi juga
dapat disebabkan karena aset perusahaan yang sudah tua dan yang sudah habis masa ekonomisnya. Jadi turn over yang tinggi ini tergantung pada keadaan
perusahaan dan sebaliknya perputaran yang lamban dari aset menunjukkan adanya kemungkinan turunnya penjualan Michael, 2013. Menurut Brigham dan
Houston 2012:139 bahwa “Rata-rata industri perusahaan sejenis untuk assets turn over adalah sebesar 1,8 kali”.
4.
Rasio Profitabilitas Patel dan Mehta 2012: 6 menyatakan bahwa “Earnings per share hanya
menunjukkan profitabilitas perusahaan pada basis saham. Hal ini tidak mencerminkan berapa banyak yang dibayar sebagai dividen dan berapa banyak
yang dipertahankan di dalam bisnis”. Menurut Heri 2015:193 : Bahwa pada ROA, semakin tinggi hasil pengembalian atas aset ROA
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah
Universitas Sumatera Utara
35
ROA berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Artinya, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Pada
Return on Equity ROE, semakin tinggi hasil dari ROE berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan setiap rupiah dana yang
tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah ROE berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam ekuitas. Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total ekuitas.
Menurut Brigham dan Houston 2012:143 bahwa “Rata-rata industri perusahaan sejenis pada ROA adalah sebesar 9 dan pada ROE sebesar 15”.
2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan