Modal Sosial Social Capital

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

.

2.1 Modal Sosial Social Capital

Tentang konsep modal sosial Menurut Syahra 2003: 3 mengatakan sebagai berikut : “Konsep modal sosial dapat diaplikasikan dalam upaya percepatan peningkatan keberdayaan masyarakat sebagai salah satu langkah penting untuk mencapai keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Prinsip dasar dari modal sosial adalah bahwa hanya kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki seperangkat nilai sosial dan budaya yang menghargai pentingnya kerjasama yang dapat maju dan berkembang dengan kekuatan sendiri. Suatu kelompok masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan bantuan dari luar untuk mengatasi kesulitan ekonomi, tetapi mereka sendiri juga harus secara bersama-sama memikirkan dan melakukan langkah langkah terbaik guna mengatasi masalah tersebut dengan mengerahkan segenap potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Dengan demikian modal sosial menekankan perlunya kemandirian dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi, sementara bantuan dari luar dianggap sebagai pelengkap guna memicu inisiatif dan produktivitas yang muncul dari dalam masyarakat sendiri. Sebagai sebuah konsep sosiologis modal sosial merupakan pendekatan yang semakin intensif digunakan dalam mengatasi masalah kemiskinan di banyak negara, termasuk di Indonesia”. Coleman dalam Syahra 2003:6 lebih mengembangkan lagi pemikirannya tentang modal sosial melalui sebuah karya besarnya yang terbit dua tahun kemudian dengan judul Foundations of Social Theory Dalam bukunya itu Coleman mengatakan antara lain bahwa modal sosial, seperti halnya modal ekonomi, juga bersifat produktif. Tanpa adanya modal sosial seseorang tidak akan bisa memperoleh keuntungan material dan mencapai keberhasilan lainnya secara optimal. Sebagaimana modal-modal lainnya, seperti modal fisik dan modal manusia, modal sosial tidak selalu member manfaat dalam segala situasi, tetapi hanya terasa manfaatnya dalam situasi tertentu. Suatu bentuk modal sosial bisa Universitas Sumatera Utara 12 bermanfaat untuk memudahkan seseorang melakukan tindakan dalam suatu situasi, tetapi dalam situasi lain tidak ada gunanya dan bahkan bisa menimbulkan kerugian. Putnam dalam Syahra 2003:9 menyimpulkan modal sosial yang berwujud norma-norma dan jaringan keterkaitan merupakan prakondisi bagi perkembangan ekonomi. Selain itu juga merupakan prasyarat yang mutlak diperlukan bagi terciptanya tata pemerintahan yang baik dan efektif. Ada tiga alasan penting bagi Putnam untuk mengatakan demikian. Pertama, adanya jaringan sosial memungkinkan adanya koordinasi dan komunikasi yang dapat menumbuhkan rasa saling percaya di antara sesama anggota masyarakat. Kedua, kepercayaan trust memiliki implikasi positif dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dibuktikan dengan suatu kenyataan bagaimana keterkaitan orang-orang yang memiliki rasa saling percaya mutual trust dalam suatu jaringan sosial memperkuat norma-norma mengenai keharusan untuk saling membantu. Ketiga berbagai keberhasilan yang dicapai melalui kerjasama pada waktu sebelumnya dalam jaringan ini akan mendorong bagi keberlangsungan kerjasama pada waktu selanjutnya. Fukuyama dalam Syahra 2003:10 mengatakan bahwa kepercayaan muncul apabila masyarakat sama-sama memiliki seperangkat nilai-nilai moral yang memadai untuk menumbuhkan perilaku jujur pada warga masyarakat. Kelangsungan hidup organisasi dan kelembagaan besar ekonomi juga ditentukan oleh masyarakat sipil civil society yang sehat dan dinamis, yang pada gilirannya tergantung pula pada adat kebiasaan dan etika, sebagai hal-hal yang hanya bisa Universitas Sumatera Utara 13 terbentuk secara tidak langsung dengan adanya kemauan untuk itu, serta adanya kesadaran yang semakin besar dan penghargaan terhadap budaya. James Coleman, Robert Putnam dan Francis Fukuyama merupakan tokoh- tokoh yang pemikirannya telah mendorong para pakar lainnya untuk melakukan pengkajian mengenai peranan modal sosial dalam berbagai bidang, seperti politik dan pemerintahan, pelayanan umum transaksi ekonomi, pendidikan, kesehatan, rekrutment tenaga kerja, pertanian, pengelolaan sumber air, pengentasan kemiskinan, dan sebagainya. Kajian-kajian yang telah dilakukan kemudian dijadikan sebagai titik tolak dalam mengembangkan berbagai unsur pokok modal sosial, seperti jaringan hubungan, norma-norma sosial, kepercayaan dan kemauan untuk saling berbalas kebaikan resiprositas guna meningkatkan kualitas dari bidang-bidang tersebut. Darii uraian diatas Ada tiga indikator modal sosial, yaitu : 1. Networking Jaringan Sosial Jaringan merupakan terjemahan dari network, menurut lawang yang dikutip oleh Damsar 2009 : 158 jaringan yang dimaksud yaitu : a. Ada ikatan antar simbul orang atau kelompok yang dihubungkan dengan media hubungan sosial. Hubungan sosial ini di ikat dengan kepercayaan. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak. b. Ada kerja antar simbul orang atau kelompok yang melalui media hubungan sosial menjadi satu kerja sama, bukan kerja bersama–sama. Universitas Sumatera Utara 14 Agusyanto 2007 : 13 jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus dimana ikatan yang menghubungkan suatu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini , maka secara tidak langsung ataupun langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia. 2. Trust Kepercayaan Dalam pandangan Fukuyama 2002, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Damsar 2009 mencoba menjelaskan pengertian kepercayaan menurut beberapa ahli yaitu : a. Torsvik 2000: 458, kepercayaaan merupakan kecendrungan perilaku tertentu yang dapat mengurangi risiko yang muncul dari prilakunya. b. Luhmann 1979:1988, dasar terikat, bukan kepada resiko, namun kepada berbagai kemungkinan. c. Giddens 2005 : 45 kepercayaan sebagai keyakinan akan reliabilitas seseorang atau system terkait dengan berbagai hasil atau peristiwa , dimana keyakinan itu mengekspresikan suatu iman faith terhadap integritas atau cinta kasih orang lain, atau terhadap ketepatan prinsip abstrak pengetahuan teknis. Universitas Sumatera Utara 15 d. Zucker 1986, kepercayaan sebagai seperangkat harapan yang dimiliki bersama –sama oleh semua yang berada dalam pertukaran. e. Lawang 2004 : 36, kepercayaan merupakan hubungan antar dua belah pihak atau lebih yang mengandung salah satu pihak atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial. 3. Reciprocal Hubungan Timbal Balik Dimana terjalinnya suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelaku yang memiliki hubungan tersebut, sehingga hubungan timbal balik ini akan mengasilkan keuntungan satu sama lainnya. Segala sesuatu yang dikerjakan akan mengharapkan suatu hubungan timbal balik yang akan menguntungkan satu sama lainnya dimana adanya suatu tujauan yang ingin mereka capai, hubungan timbal balik yang terjadi pada kelompok pemulung ini merupakan modal bagi mereka, hubungan saling membantu merupakan modal bagi kaum seperti pemulung. Hubungan timbal balik akan terus berlangsung terjadi dalam kehidupan mereka, saling membutuhkan satu sama lainya. Hubungan timbal balik yang terjadi pada kelompok pemulung merupakan salah satu strategi yang mereka lakukan dalam kehidupan mereka, karena dengan modal seperti ini yang hanya mereka miliki. proses terjadinya suatu reciprocal tidak hanya terjadi seperti jual beli akan tetapi melalui proses yang sudah terjadi sebelumnya dalam kehidupan masyarakat, dan hubungan seperti ini terjadi dalam jangka panjang maupun pendek. Hal seperti ini juga akan dirasakan oleh tingkat rasa sosial yang tinggi, selain itu hubungan timbal balik akan terjadi ketika orang tersebut merasa bahwa ia pernah dibantu oleh seseorang tersebut dalam artian balas budi. Setiap Universitas Sumatera Utara 16 kehidupan seseorang selalu mengharapkan balasan terhadap kebaikan yang ia peroleh dari orang tersebut akan tetapi hal ini juga akan terjadi dengan tingkat kepedulian sosial yang tinggi, saling membantu dan saling memperhatikan.

2.2 Kondisi Sosial Ekonomi