Klasifikasi Tanah di Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Keys To Soil Taxonomy 2014

LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Curah Hujan Stasiun Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah Bulan Basah
Jumlah Bulan Kering

2006
mm

197
119
63
138
217
194
19
83
227
278
229
177
9
1

2007
mm
235
79
148

269
368
129
294
189
207
259
180
356
11
0

2008
mm
167
99
416
261
63
95

138
265
1367
342
287
192
9
0

2009
mm
194
128
257
138
11
71
105
146
131

142
206
234
10
1

2010
mm
120
74
201
216
76
58
219
64
270
85
186
174

7
1

2011
mm
214
130
177
281
163
41
6
234
149
208
259
150
10
2


2012
mm
149
124
194
244
39
84
150
69
104
219
255
249
9
1

2013
mm
312

220
68
142
154
67
44
118
282
298
253
132
9
1

2014
mm
74
24
103
411

192
62
2
254
190
204
232
240
8
2

2015
mm
485
68
161
226
213
189
83

155
154
80
364
144
9
0

RataRata
214.7
106.5
178.8
232.6
149.6
99
106
157.7
308.1
211.5
245.1

204.8
9.1
0.9

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ; Stasiun Klimatologi
Sampali Medan 2016
Lampiran 2. Data Suhu Udara Stasiun Lumbanjulu Kabupaten Toba Samosir
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November

Desember

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
20.9
21.6
21.7
21.9
22.2
22.6
21.9
22.3
22.0
21.3
21.3
21.2

20.8
21.4
22.0
21.7
21.7
21.7
22.2
22.2
21.1
21.1
20.7
20.8

21.1
21.0
21.3
21.6
22.1
21.8
21.7
21.3
21.6
20.8
21.3
20.6

21.2 20.5 21.3
21.0 21.0 20.9
20.3 21.2 21.2
21.0 21.9 21.6
21.7 22.6 22.1
21.3 22.3 21.8
21.2 22.1 21.7
21.3 21.9 21.3
21.3 21.8 21.6
20.9 21.7 20.8
21.3 21.2 21.3
20.9 21.1 20.6
Rata - Rata
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Sampali Medan 2016

20.5
20.8
21.2
21.6
22.0
22.2
22.4
21.4
21.6
21.3
21.3
21.3

21.2
21.1
21.2
21.4
22.3
22.2
21.5
21.7
21.8
21.1
21.5
21.0

21.4
20.6
22.1
22.3
22.3
22.1
22.1
22.2
21.6
21.8
21.0
21.2

20.5
21.4
21.9
21.3
21.8
23.1
22.7
21.4
21.3
21.4
21.1
21.2

Rata Rata
20.94
21.08
21.41
21.63
22.08
22.11
21.95
21.7
21.57
21.22
21.2
20.99
21.49

Geofisika ; Stasiun Klimatologi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T.S., 1991. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian., 2009. Diakses
http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/Sistem Taksonomi Tanah.

dari

Badan Pusat Statistik , 2014. Toba Samosir Dalam Angka 2014. Penerbit BPS
Toba Samosir.
Buol, S.W, F.D. Hole, R.J.McCracken., 1980. Soil Genesis and Classification.
Second Edition. The IOWA State University Press. Ames.
Darmawijaya, M. I., 1990. Klasifikasi Tanah. Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan
Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akamedia Pressindo.
Jakarta.
, 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akamedia Pressindo.
Jakarta.
Miller, R.W., and R.L. Donahue., 1994. Soils An Introduction To Soils And Plant
Growth. Sixth Editon. Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ 07632.
Rachim., D. A dan H.M. Arifin., 2011. Dasar Dasar Klasifikasi Taksonomi Tanah.
Pustaka Reka Cipta, Bandung.
, 2011. Klasifikasi Tanah di Indonesia.. Pustaka
Reka Cipta, Bandung.
Rayes., M. L., 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. CV. Andi
Yogyakarta.
Sutanto, R., 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Soil Survey Staff., 1999. Soil Taxonomy A Basic Of Soil Classification for
Making and Interpreting Soil Surveys. Second Edition. United States
Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service.
Washington.
, 2014. Keys To Soil Taxonomy A. Twelfth Edition. United
States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service.
Washington.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di empat desa yaitu Desa Sionggang Selatan,
Jangga Toruan, Sibaruang, dan Hatinggian Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten
Toba Samosir. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium PT Socfindo Medan dan
di Laboratorium Asian Agri Tebing Tinggi pada bulan Juli 2015 sampai dengan
selesai.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah dari setiap lapisan profil,
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa tanah di laboratorium, dan
bahan lain untuk analisis tanah di lapangan.
Alat yang digunakan adalah Peta Administrasi Kecamatan Lumbanjulu,
Kabupaten Toba Samosir skala 1:100.000, Peta Jenis Tanah Kecamatan
Lumbanjulu dengan skala 1 : 100.000 (sistem klasifikasi Soil Taxonomy 1998),
data curah hujan dan suhu udara, GPS (Global Position System) untuk mengetahui
letak titik koordinat lokasi penelitian dan lokasi profil tanah, formulir isian
deskripsi profil tanah, meteran untuk mengukur ketebalan horison atau lapisan
tanah, buku Munsell Soil Colour Chart untuk menentukan warna tanah, ring
sampel untuk mengambil contoh tanah tidak terganggu, kamera untuk foto
dokumentasi profil tanah serta keadaan daerah penelitian, kantong plastik untuk
tempat contoh tanah, pisau pandu untuk menentukan lapisan/horison dan batas
horison, cangkul untuk menggali profil tanah, label untuk pertanda contoh tanah.

Universitas Sumatera Utara

Metode Penelitian
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode survey dengan
melakukan pengamatan di lapangan untuk mengetahui morfologi dan karakteristik
tanah bagi pengklasifikasian tanah hingga pada kategori sub grup menurut Keys to
Soil Taxonomy 2014.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan
dosen pembimbing, telaah pustaka, penyusunan usulan penelitian, pengadaan
peta-peta yang diperlukan, mengadakan pra survey ke lapangan dan penyediaan
bahan serta peralatan yang digunakan di lapangan.
Kegiatan di Lapangan
a) Pemilihan daerah penelitian
Daerah penelitian ditetapkan atas dasar peta lokasi penelitian dan peta
jenis tanah , kemudian dilakukan pengambilan sampel tanah dari profil pada
masing-masing desa yang mewakili daerah penelitian.
1. Desa Sionggang Selatan dimana titik lokasi profil 020 33’ 54,33’’ LU dan
980 58’ 45,68’’ BT.
2. Desa Jangga Toruan dimana titik lokasi profil 020 33’ 6,91’’ LU dan
990 02’ 52,94’’ BT.
3. Desa Sibaruang dimana titik lokasi profil 020 31’ 17,36’’ LU dan
990 02’ 26,50’’ BT.
4. Desa Hatinggian dimana titik lokasi profil 020 32’ 13,88’’ LU dan
990 01’ 27,20’’ BT.

Universitas Sumatera Utara

b) Pembuatan profil tanah
Profil tanah dibuat dengan menggali sampai kedalaman maksimal (solum
tanah) dengan ukuran 1 m x 1 m x 1,5 m dan digambarkan menurut lapisan atau
horizon tanahnya. Pada tiap daerah penelitian dilakukan penggalian profil yang
mewakili tiap daerah penelitian untuk karakterisasi tanah yang menunjukkan sifat
dan ciri morfologi tanah yang akan diamati.
c) Pengamatan sifat-sifat tanah pada profil tanah
Pengamatan sifat-sifat tanah ini meliputi batas horison atau lapisan tanah,
warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan kedalaman efektif.
d) Pengambilan contoh tanah
Contoh tanah diambil pada setiap horison atau lapisan tanah untuk
dianalisis di laboratorium sedangkan pengambilan contoh tanah tidak terganggu
dengan menggunakan ring sample, Pada saat pengambilan sampel tanah dicatat
juga data-data dari daerah penelitian yang meliputi vegetasi, fisiografi, drainase,
ketinggian tempat, kemiringan lereng, letak geografis dan penggunaan lahan.
e) Penyimpanan contoh tanah
Contoh tanah yang telah diambil langsung dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan diberi tanda sesuai dengan horison tanahnya.
Tahap analisis
a) Analisis di laboratorium, meliputi :
- Tekstur tanah dengan metode pipet
- Bulk Density dengan metode ring sampel
- C-organik dengan menggunakan metode Walkey and Black

Universitas Sumatera Utara

- Basa-basa dapat tukar (Ca2+, Mg2+, K+, dan Na+) dengan menggunakan
metode NH4OAc 1N pH 7
- pH H2O dan KCl dengan menggunakan metode Electrometry
- Retensi Posfat dengan metode Blackmore
- Kapasitas Tukar Kation dengan menggunakan metode NH4OAc 1N pH 7
- P2O5 dengan ekstrak HCl 25%
b. Analisis Data Klasifikasi Tanah (Menurut Keys To Soil Taxonomy 2014)
Data-data hasil penelitian di lapangan dan laboratorium selanjutnya
digunakan untuk pengklasifikasian tanah berdasarkan Keys to Soil Taxonomy
2014.
Tahapan pengklasifikasian tanah sebagai berikut :
1. Penentuan simbol horison utama dan sub horison.
2. Penentuan horizon atas penciri.
3. Penentuan horizon bawah penciri.
4. Penentuan penciri lain : dilihat dari rezim suhu tanah, rezim lengas tanah dan
sifat tanah andik.
4. Penentuan ordo tanah : dengan melakukan pengecekan pada seluruh “Kunci
Ordo Tanah” guna menetapkan nama dari ordo pertama, berdasarkan kriteria /
sifat tanah sesuai dengan tanah yang diklasifikasi.
5. Penentuan sub ordo : dengan mencari halaman yang telah ditentukan untuk
memperoleh “Kunci Sub Ordo” dari ordo yang bersangkutan kemudian
dicocokkan seluruh kunci untuk mengidentifikasi sub ordo dari tanah yang
diklasifikasi, mulai dari yang pertama dijumpai dalam daftar dan semua kriteria
yang diperlukan dipenuhi oleh tanah yang diklasifikasi.

Universitas Sumatera Utara

6. Penentuan great group : dengan mencari halaman sesuai kriteria sub ordo yang
telah diidentifikasi guna memperoleh “Kunci Great group” dengan melihat
kesamaan jenis tanah, tingkat perkembangan dan susunan horison, kejenuhan basa,
regim kelembapan dan suhu.
7. Penentuan sub group : dengan mencari halaman sesuai kriteria great group
yang telah diidentifikasi guna memperoleh “Kunci Sub group” dengan melihat
sifat inti dari great group (subgroup typic), peralihan sifat - sifat tanah ke great
group lain.

Universitas Sumatera Utara

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Lokasi Penelitan
Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba Samosir, berjarak 20 km dari
kota Parapat ke arah kota Balige memiliki luas wilayah sekitar 9090 ha dengan
jumlah penduduk 8237 jiwa dengan ketinggian tempat antara 1000-1800 meter di
atas permukaan laut.
Iklim
Data iklim yang digunakan adalah data curah hujan selama 10 tahun
pengamatan dari tahun 2006 – 2015 yang tertera pada lampiran 1. Data curah
hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali, Medan.
Menurut Schmidt dan Ferguson bulan basah terjadi jika curah hujan > 100
mm, bulan lembab terjadi jika curah hujan 60 – 100 mm dan bulan kering terjadi
jika curah hujan < 60 mm dengan harga Q yang diperoleh dari perbandingan
antara bulan kering dan bulan basah dapat dituliskan dengan rumus :
Q = Rata rata bulan kering x 100 %
Rata rata bulan basah
Suhu tanah dapat dihitung dari suhu udara sebagaimana dikemukakan oleh
Newhall (1972 dalam Wambecke,1981). Cara ini dikembangkan untuk daerah
tropik yang dirumuskan sebagai berikut : Suhu Tanah = (2,5 + suhu udara rata rata
tahunan) 0C.
Variasi suhu tanah musim dingin dan musim panas pada kedalaman 50 cm
dari permukaan tanah adalah : 0,33 x selisih suhu udara rata-rata musim panas dan
musim dingin.
Berdasarkan rumusan data di atas kecamatan Lumbanjulu termasuk tipe
iklim A (sangat basah), di mana rata-rata bulan kering 0,9 dan rata-rata bulan

Universitas Sumatera Utara

basah 9.1 sehingga diperoleh harga Q sebesar 9.89% yang terletak pada range 0%
< Q < 14.3%. Data suhu tanah sebesar 23,990C dihitung dari 2,5 + suhu udara
rata-rata tahunan (2,5 + 21,490C) dan variasi suhu tanah musim dingin dan musim
panas pada kedalaman 50 cm dari permukaan sebesar 0,38 0C dihitung dari 0,3 x
selisih suhu udara rata rata musim panas ( 0,3 x (22,110C – 20,940C). .
Daerah penelitian mempunyai regim kelembaban udik .Regim kelembapan
udik berarti tanah tidak kering di beberapa bagian selama 90 hari kumulatif dalam
setahun yang dapat dilihat dari data curah hujan. Hubungan curah hujan dengan
regim kelembapan udik yaitu jika data curah hujan menunjukkan sepanjang tahun
didominasi oleh bulan basah atau mempunyai distribusi hujan yang baik dan
mempunyai cukup hujan pada musim panas. Dari Dari data curah hujan 10 tahun
terakhir (2006-2015) menunjukkan tidak adanya bulan kering yang mencapai 3
bulan atau lebih (90 hari atau lebih) dan curah hujan rata-rata tahunan dan bulanan
yang tinggi

(2224,4 mm/tahun dan 185,36 mm per bulan. Hal ini juga

mengindikasikan bahwa daerah penelitian tidak kering selama 90 hari kumulatif.
Daerah penelitian juga mempunyai regim temperatur isohipertermik
berarti variasi suhu terpanas dan terdingin lebih kecil dari 60C yaitu 0,380C dan
suhu tanah rata-rata tahunan lebih besar dari 220C yaitu 23,990C. Data rata rata
curah hujan dan suhu udara disajikan pada tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Rata – Rata Curah Hujan dan Suhu udara Daerah Penelitian Tahun
2006 -2015
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Curah Hujan ( mm )

Suhu udara (0C)

214,7
106,5
178,8
232,6
149.6
99,0
106,0
157,7
308,1
211,5
245,1
204,8

20.94
21,08
21,41
21,63
22,08
22,11
21,95
21,70
21,57
21,22
21,20
20,99

Stasiun : Klimatologi Sampali Medan, 2016.
Vegetasi dan Penggunaan Lahan
Vegetasi yang terdapat di Kecamatan Lumbanjulu antara lain hutan alami,
semak belukar , perkebunan rakyat, lahan basah dan pertanian lahan kering.
Penggunaan lahan pada daerah penelitian secara umum terdiri atas perkebunan,
sawah dan perkampungan (peta penggunaan lahan terlampir).

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Deskripsi profil pada daerah penelitian adalah sebagai berikut :
Deskripsi Profil 1
Lokasi

:Desa Sionggang Selatan Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten
Toba Samosir

Koordinat Profil

: 020 33’ 54,33’’ LU dan 980 58’ 45,68’’ BT

Kemiringan Lereng

: 20 %

Relief

: Bergelombang

Elevasi

: 1067 m dpl.

Tempat di Lereng

: Lereng Tengah

Cuaca

: S : Cerah
K : Cerah

Drainase

: Baik

Genangan/Banjir

: Jarang

Gley

: Tidak ada

Air Tanah

: > 150 cm

Penghanyutan/erosi

: Sedikit

Keadaan batu

: Besar : Tidak ada

Pertumbuhan

: Pinus (Pinus merkusii) , Pakis-pakisan (Cycas rumphii)

Penggunaan Lahan

: Vegetasi alami

Kedalaman Efektif

: 30 - 50 cm

Bahan Induk

: Tuff Toba

Kecil : Tidak ada

Dideskripsi Tanggal : 10 Juli 2015

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil I (Desa Sionggang Selatan)
Profil I

Horison
A

Kedalaman
(cm)
0 - 7/13

Bw1

7/13 - 42/39

Bw2

42/39 - 80/94

B/C

> 94

Keterangan
Warna Coklat keabuabuan sangat gelap (10YR
3/2); tekstur lempung liat
berpasir, struktur remah,
halus, lemah; konsistensi
agak lekat, plastis (basah),
sangat gembur (lembap),
agak
keras
(kering),
perakaran halus sedang,
batas jelas dan berombak
Warna Coklat kekuningan
gelap (10 YR 5/4); tekstur
lempung berpasir; struktur
gumpal bersudut, sedang,
sedang; konsistensi agak
lekat, plastis (basah),
gembur (lembap) agak
keras (kering), perakaran
halus sedikit, batas baur
dan berombak
Warna Coklat kekuningan
(10 YR 5/6), tekstur
lempung liat berpasir;
struktur gumpal bersudut,
sedang; konsistensi agak
lekat
plastis
(basah)
,gembur (lembap), agak
keras (kering), batas baur
dan berombak
Warna Coklat sangat
pucat (10 YR 7/4), tekstur
lempung liat berpasir;
struktur gumpal bersudut,
sedang; konsistensi tidak
lekat
plastis
(basah),
gembur (lembap), agak
keras (kering)

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil 2
Lokasi

: Desa Jangga Toruan Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten
Toba Samosir

Koordinat Profil

: 020 33’ 6,91’’ LU dan 990 02’ 52,94’’ BT

Kemiringan Lereng

: 25 %

Relief

: Berbukit

Elevasi

: 1125 m dpl.

Tempat di Lereng

: Puncak Lereng (Summit)

Cuaca

: S : Cerah
K : Cerah

Drainase

: Baik

Genangan/Banjir

: Jarang

Gley

: Tidak ada

Air Tanah

: > 150 cm

Penghanyutan/erosi

: Sedikit

Keadaan batu

: Besar : Tidak ada

Pertumbuhan

: Aren (Arenga pinata), Pinus (Pinus merkusii) Kacang
Tanah( Arachis hypogaea L.), Jengkol (Archidendron
pauciflorum)

Bahan Induk

: Tuff Toba

Kedalaman Efektif

: 70 cm

Kecil : Tidak ada

Dideskripsi Tanggal : 9 Juli 2015

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil II (Desa Jangga Toruan)
Profil II

Horison
Ap

Kedalaman
(cm)
0 - 18/20

Bw1

18/20 - 77/73

Bw2

77/73-128/121 Warna
Coklat
gelap
kekuningan (10 YR 5/6)
tekstur
lempung
liat
berpasir, struktur gumpal
bersudut, sedang, lemah;
konsistensi agak lekat
plastis (basah) ,gembur
(lembap), agak keras
(kering) batas baur dan
berombak

Bw3

> 128

Keterangan
Warna Coklat (10 YR
4/3), Tekstur liat berpasir,
struktur remah, sedang,
lemah; konsistensi agak
lekat
plastis
(basah)
gembur (lembap), agak
keras (kering), perakaran
halus banyak , batas jelas
dan berombak
Warna Coklat kekuningan
gelap (10 YR 4/4), tekstur
liat berpasir, struktur
remah sedang, sedang;
konsistensi
plastis dan
agak
lekat
(basah)
,gembur (lembap), agak
keras (kering) perakaran
halus sedang, batas baur
dan berombak

Warna Coklat sangat
pucat (10 YR 7/4), tekstur
lempung liat berpasir;
struktur gumpal bersudut,
sedang; konsistensi tidak
lekat
plastis
(basah),
gembur (lembap), agak
keras (kering)

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil 3
Lokasi

: Desa Sibaruang Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba
Samosir

Koordinat Profil

: 020 31’ 17,36’’ LU dan 990 02’ 26,50’’ BT

Kemiringan Lereng

: 16 %

Relief

: Bergelombang

Elevasi

: 1032 m dpl.

Tempat di Lereng

: Kaki Lereng

Cuaca

: S : Cerah
K : Cerah

Drainase

: Baik

Genangan/Banjir

: Jarang

Gley

: Tidak ada

Air Tanah

: > 150 cm

Penghanyutan/erosi

: Sedikit

Keadaan batu

: Besar : Tidak ada

Pertumbuhan

Kecil : ada

: Aren (Arenga pinata), Kopi (Coffea Arabica L.),
Pakis-pakisa (Cycas rumphii),

Bahan Induk

: Tuff Toba

Kedalaman Efektif

: 30 – 50 cm

Dideskripsi Tanggal : 9 Juli 2015

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil III (Desa Sibaruang)
Profil III

Horison
A

Kedalaman
(cm)
0 - 23/22

Keterangan

B/A

23/22 - 40/45

Warna Coklat kekuningan
(10 YR 5/4), tekstur
lempung liat berpasir,
struktur granular sedang,
sedang, konsistensi plastis
dan agak lekat (basah),
gembur (lembap), agak
keras (kering), perakaran
halus sedang , batas baur
dan berombak

Bw1

40/45 - 95/93

Warna Coklat kekuningan
(10 YR 5/6), tekstur
lempung liat berpasir,
struktur gumpal bersudut
sedang, lemah, konsistensi
agak lekat plastis (basah)
gembur (lembap), agak
keras (kering) , batas baur
dan berombak

Bw2

> 95

Warna Coklat kekuningan
(10 YR 6/4), tekstur
lempung liat berpasir,
struktur gumpal bersudut
sedang, kuat; konsistensi
agak lekat dan plastis
(basah), gembur (lembap),
agak keras (kering)

Warna Coklat keabuabuan sangat gelap (10
YR 2/3), tekstur lempung
liat berpasir, struktur
remah, sedang, lemah,
konsistensi sangat gembur
plastis dan agak lekat
(basah), sangat gembur
(lembap) , lepas (kering),
perakaran halus banyak ,
batas jelas dan berombak

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil 4
Lokasi

: Desa Hatinggian Kecamatan Lumbanjulu, Kabupaten Toba
Samosir

Koordinat Profil

: 020 32’ 13,88’’ LU dan 990 01’ 27,20’’ BT

Kemiringan Lereng

: 25 %

Relief

: Berbukit

Elevasi

: 1162 m dpl.

Tempat di Lereng

: Lereng Tengah

Cuaca

: S : Cerah
K : Cerah

Drainase

: Baik

Genangan/Banjir

: Jarang

Gley

: Tidak ada

Air Tanah

: > 150 cm

Penghanyutan/erosi

: Sedikit

Keadaan batu

: Besar : ada

Pertumbuhan

: Pakis-pakisan (Cycas rumphii), Durian (Durio zibethinus),

Bahan Induk

: Tuff Toba

Kedalaman Efektif

: 55 cm

Kecil : ada

Dideskripsi Tanggal : 11 Juli 2015

Universitas Sumatera Utara

Deskripsi Profil IV (Desa Hatinggian )
Profil

Horison
A

Kedalaman
(cm)
0 - 36/30

Keterangan

Bw1

36/30 – 77/69

Warna Kuning Kecoklatan
(10 YR 6/8), tekstur
lempung liat berpasir,
struktur granular sedang,
sedang
;
konsistensi
plastis dan agak lekat
(basah), lepas (lembap),
lepas (kering), perakaran
halus sedang, batas baur
dan berombak

Bw2

> 77

Warna Coklat kekuningan
(10 YR 5/6), tekstur
lempung liat berpasir,
struktur granular, sedang,
lemah, konsistensi agak
lekat plastis (basah), lepas
(lembap), agak keras
(kering)

Warna Coklat gelap (10
YR 3/3), tekstur lempung
liat berpasir , struktur
granular, sedang, lemah,
konsistensi agak lekat
plastis (basah), lepas
(lembap), lepas (kering),
perakaran halus banyak ,
batas jelas dan berombak

Universitas Sumatera Utara

Sifat Fisika Tanah
Sifat fisik tanah yang dianalisis di laboratorium adalah sebaran besar butir
fraksi (tekstur tanah) dan bulk density dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 : Hasil Analisis Sifat Fisika Tanah pada 4 Profil
Profil Tanah

Horizon

Kedalaman

----cm----

Distribusi Ukuran Partikel
Pasir Pasir
Debu
Liat
Kasar Halus
---%---

Tekstur

BD
g/cm3

I (Desa Sionggang Selata

A
Bw1
Bw2
B/C

0 – 7/13
7/13 – 42/39
42/39 – 80/94
> 94

47
63
56
53

8
7
11
9

17
10
11
9

28
20
22
29

LLiP
LP
LLiP
LLiP

1,063
0,978
1,057
1,342

II (Desa Jangga Toruan)

Ap
Bw1
Bw2
Bw3

0 – 18/20
18/20 – 77/73
7 7/73 – 128/121
> 128

44
47
54
51

7
10
9
7

10
7
7
7

39
36
30
35

LiP
LiP
LLiP
LLiP

1,268
1,392
1,432
1,496

III (Desa Sibaruang)

A
B/A
Bw1
Bw2

0 – 23/22
23/22 – 40/45
40/45 – 95/93
> 95

47
45
49
46

11
11
8
7

13
13
15
18

29
31
28
29

LLiP
LLiP
LLiP
LLiP

1,095
1,047
1,431
1,450

IV (Desa Hatinggian)

A
Bw1
Bw2

0 – 36/30
36/30 – 77/69
> 77

53
58
64

9
10
7

10
8
8

28
24
21

LLiP
LLiP
LLiP

1,062
1,331
1,395

Keterangan: LLiP = Lempung liat berpasir, LP = Lempung berpasir, LiP = Liat
berpasir

Universitas Sumatera Utara

Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang dianalisis di laboratorium adalah pH H2O dan KCl, basa-basa tukar, KTK, P2O5, kandungan C-organik ,
retensi posfat dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3 : Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah pada 4 Profil
Profil Tanah

Horizon

Kedalaman

pH
H2O

KTK

KB

me/100g

%

Ca-dd

P 2O 5

Mg-dd

K-dd

Na-dd

C-org

BO Ret-P

KCL

----cm----

me/100 g mg/kg me/100g me/100g me/100g

-%-

I (Desa Sionggang Selatan)

A
Bw1
Bw2
B/C

0 – 7/13
7/13 – 42/39
42/39 – 80/94
> 94

4,7
5,4
5,5
4,3

4,20
5,25
5,33
4,10

14,44
11,52
11,28
14,93

50,48
38,54
62,50
72,00

6,70 142,46
4,25 22,98
6,99 22,50
9,89 33,79

0,14
0,08
0,04
0,09

0,31
0,06
0,02
0,39

0,14
0,05
0,00
0,38

3,430
0,880
0,260
0,210

5,913
1,517
0,448
0,362

85,82
93,27
94,95
74,16

II (Desa Jangga Toruan)

Ap
Bw1
Bw2
Bw3

0 – 18/20
18/20 – 77/73
7/73 – 128/121
> 128

5,3
5,3
4,9
5,2

3,83
3,81
3,83
3,76

11,43
7,64
17,94
11,33

39,80
79,18
54,79
96,20

4,05 104,36
5,63 34,24
9,06 29,52
10,14 27,37

0,37
0,36
0,49
0,42

0,13
0,06
0,20
0,12

0,00
0,00
0,08
0,22

1,290
0,420
0,500
0,360

2,223
0,724
0,862
0,620

47,48
52,52
48,44
44,83

III (Desa Sibaruang)

A
B/A
Bw1
Bw2

0 – 23/22
23/22 – 40/45
40/45 – 95/93
> 95

4,5
5,0
4,7
4,4

3,94
3,95
3,99
4,02

12,88
8,93
10,62
26,71

82,14
92,72
30,79
70,57

10,18 100,41
7,81 25,36
3,03 16,28
18,35 20,77

0,13
0,13
0,18
0,21

0,12
0,09
0,06
0,11

0,15
0,25
0,00
0,18

2,040
0,240
0,210
0,290

3,516
0,413
0,362
0,499

58,65
60,46
52,04
59,50

IV (Desa Hatinggian)

A
Bw1
Bw2

0 – 36/30
36/30 – 77/69
> 77

5,2
5,4
5,8

4,09
4,25
4,18

10,94
22,37
24,06

59,32
71,92
35,03

6,27
15,87
0,14

0,07
0,14
0,14

0,15
0,08
0,86

0,00
0.00
7,29

2,140
1,331
1,395

3,689 69,11
2,294 74,16
2,404 50,84

89,90
38,80
14,24

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan
Klasifikasi Tanah
Berdasarkan data-data yang diperoleh baik pengamatan di lapangan dan data iklim
data laboratorium, maka dapat dilakukan klasifikasi tanah dengan menggunakan
Kunci Soil Taxonomy (USDA, 2014). Langkah pertama yang dilakukan adalah
menentukan horison atas penciri (epipedon), horison bawah penciri, serta sifat
penciri lain. Setelah itu dilakukan penentuan ordo, sub ordo, great group dan sub
group.
Penentuan Horison Atas Penciri
Profil I (Epipedon/Horison A)
- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar
1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 142,46 miligram per
kilogram yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman
125 cm.
- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air
atau tidak adanya genangan air.
- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan jenuh air
(selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu
dalam tahun-tahun normal.
- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan
dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 7 cm, kandungan c-organik tidak
sebesar 6% atau lebih hanya ada 3,43 % dan tidak memiliki 4% atau lebih corganik pada semua lapisan.

Universitas Sumatera Utara

- Termasuk epipedon Molik karena posisinya berada di permukaan, struktur
sedang dan tidak keras ketika kering, warna tanah dengan nilai value 3 atau
kurang dalam keadaan lembap yaitu sebesar 3, dan nilai chroma 3 atau kurang
dalam keadaan lembap yaitu sebesar 2, memiliki kejenuhan basa lebih besar
dari 50% yaitu 50,48% dan c-organik lebih dari 0,6% yaitu 3,43% dan n-value
kurang dari 0,7 yaitu 0,109.
Profil II (Epipedon/Horison Ap)
- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar
1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 104,36 miligram per
kilogram yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman
125 cm.
- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air
atau tidak adanya genangan air.
- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan jenuh air
(selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu
dalam tahun-tahun normal.
- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan
dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 18 cm, kandungan c-organik
tidak sebesar 6% atau lebih hanya ada 1,290% dan tidak memiliki 4% atau
lebih c-organik pada semua lapisan.
- Tidak termasuk epipedon Molik karena tidak memiliki kejenuhan basa lebih
besar dari 50%, hanya memiliki kejenuhan basa sebesar 39,80%.
- Termasuk epipedon Umbrik karena posisi di atas permukaan, struktur sedang
dan tidak keras ketika kering, Kandungan c-organik lebih dari 0.6% yaitu

Universitas Sumatera Utara

1.29%, nilai kejenuhan basa kurang dari 50% yaitu 39,90 % , n-value kurang
dari 0.7 yaitu 0.23 dan tanah dalam keadaan lembab lebih dari 3 bulan.
Profil III (Epipedon/Horison Ap)
- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar
1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 100,41 miligram per
kilogram yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman
125 cm.
- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air
atau tidak adanya genangan air.
- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan jenuh air
(selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu
dalam tahun-tahun normal.
- Tidak termasuk epipedon Melanik, karena tidak memiliki horison permukaan
dengan tebal 30 cm hanya memiliki ketebalan 23 cm, kandungan c-organik
tidak sebesar 6% atau lebih hanya ada 2,040% dan tidak memiliki 4% atau
lebih c-organik pada semua lapisan.
- Termasuk epipedon Molik karena posisinya berada di permukaan, struktur
sedang dan tidak keras ketika kering, memiliki kejenuhan basa lebih besar dari
50% yaitu 82,14 %, c-organik lebih dari 0,6 % yaitu 2,04 % , dan n-value
kurang dari 0.7 yaitu 0,49 serta kandungan P2O5 kurang dari 1500 miligram per
kilogram yaitu 100,41 miligram per kilogram yang tidak mengalami penurunan
secara teratur.

Universitas Sumatera Utara

Profil IV(Epipedon/Horison A)
- Tidak termasuk epipedon Anthropik, karena kandungan P2O5 tidak sebesar
1500 miligram per kilogram atau lebih, hanya ada 89,90 miligram per kilogram
yang tidak mengalami penurunan secara teratur hingga kedalaman 125 cm.
- Tidak termasuk epipedon Folistik, karena tidak memiliki lapisan yang jenuh air
atau tidak adanya genangan air.
- Tidak termasuk epipedon Histik, karena tidak memiliki lapisan jenuh air
(selama 30 hari atau lebih, kumulatif) dan reduksi selama sebagian waktu
dalam tahun-tahun normal.
- Tidak termasuk epipedon Melanik karena kandungan c-organik tidak sebesar
6% atau lebih hanya ada 2,040% dan tidak memiliki 4% atau lebih c-organik
pada semua lapisan, dan tidak memiliki sifat tanah andik dan tidak memiliki
nilai value dan chroma sebesar 2 atau lebih kecil hanya memiliki nilai value 4
dan chroma 3
- Termasuk epipedon Molik karena posisinya berada di permukaan, struktur
sedang dan tidak keras ketika kering, memiliki kejenuhan basa lebih besar dari
50% yaitu 59,32 %, c-organik lebih dari 0,6 % yaitu 2,14 % , dan n-value
kurang dari 0.7 yaitu 0,50 serta kandungan P2O5 kurang dari 1500 miligram per
kilogram yaitu 88,90 miligram per kilogram yang tidak mengalami penurunan
secara teratur.

Universitas Sumatera Utara

Penentuan Horison Bawah Penciri
Profil I (Horison Bw1)
- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan
olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus yang ada hanya debu
dan liat tanpa humus.
- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak
ada horison A2 = E (bukan merupakan horison eluvial) melainkan horison Bw
dan tidak terdapat bahan albik.
- Tidak termasuk horison Argilik, karena tidak terjadi iluviasi liat sebesar 1,2
kali persen atau lebih di horison B dimana tergolong horison eluviasi yang
mengandung liat total 15-40% yaitu 28%, maka seharusnya di horison Bw1
harus mengandung liat 33,6% akan tetapi kandungan liat menurun sebesar
20%.
- Tidak termasuk horison Kalsik, karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan
dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.
- Termasuk horison Kambik, karena memiliki ketebalan horison lebih dari 15
cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dalam 50 cm dan mempunyai
struktur tanah, tidak terjadi iluviasi liat yang nyata, bukan merupakan bagian
dari horison Ap, warnanya tidak cukup gelap dan tidak memenuhi kriteria
argilik.
Profil II (Horison Bw1)
- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan
olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus yang ada hanya debu
dan liat tanpa humus.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak
ada horison A2 = E (bukan merupakan horison eluvial) melainkan horison Bw.
- Tidak termasuk horison Argilik, karena tidak terjadi iluviasi liat sebesar 1,2
kali persen atau lebih di horison B dimana tergolong horison eluviasi yang
mengandung liat total 15-40% yaitu 39%, maka seharusnya di horison Bw1
harus mengandung liat 46,8% akan tetapi kandungan liat menurun sebesar
36%.
- Tidak termasuk horison Kalsik karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan
dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.
- Termasuk horison Kambik, karena memiliki ketebalan horison lebih dari 15
cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dalam 50 cm dan mempunyai
struktur tanah, tidak terjadi iluviasi liat yang nyata, bukan merupakan bagian
dari horison Ap, warnanya tidak cukup gelap dan tidak memenuhi kriteria
argilik.
Profil III (Horison Bw1)
- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan
olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus yang ada hanya debu
dan liat tanpa humus.
- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak
ada horison A2 = E (bukan merupakan horison eluvial) melainkan horison Bw.
- Tidak termasuk horison Argilik, karena tidak terjadi iluviasi liat sebesar 1,2
kali persen atau lebih di horison B dimana tergolong horison eluviasi yang
mengandung liat total 15-40% yaitu 29%, maka seharusnya di horison Bw1

Universitas Sumatera Utara

harus mengandung liat 34,8 % akan tetapi kandungan liat menurun sebesar
28%.
- Tidak termasuk horison Kalsik, karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan
dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.
- Termasuk horison Kambik, karena memiliki ketebalan horison lebih dari 15
cm, horison tidak mengalami kondisi aquik dan mempunyai struktur tanah,
tidak terjadi iluviasi liat yang nyata, bukan merupakan bagian dari horison Ap,
warnanya tidak cukup gelap dan tidak memenuhi kriteria argilik.
Profil IV(Horison Bw1)
- Tidak termasuk horison Agrik, karena tidak terdapat langsung di bawah lapisan
olah yang mengandung akumulasi debu, liat dan humus.
- Tidak termasuk horison Albik, karena horison tidak berwarna pucat atau tidak
ada horison A2 = E (bukan merupakan horison eluvial).
- Tidak termasuk horison Argilik, karena tidak terjadi iluviasi liat di horison B.
- Tidak termasuk horison Kalsik, karena tidak dianalisa kandungan CaCO3 dan
dicoba dilanjutkan ke horison selanjutnya.
- Termasuk horison Kambik, karena memiliki ketebalan horison lebih dari 15
cm, horison tidak mengalami kondisi aquik, tidak terjadi iluviasi liat yang
nyata, bukan merupakan bagian dari horison Ap, warnanya tidak cukup gelap
dan tidak memenuhi kriteria argilik.

Universitas Sumatera Utara

Penentuan Penciri Lain
Profil I - IV
- Memiliki regim kelembapan udik karena tanah tidak pernah kering dalam 90
hari (kumulatif) yaitu lebih dari 90 hari atau dari data curah hujan rata rata
bulan basah berkisar 7 – 10 bulan tiap tahun atau 210 hari hingga 300 hari
(kumulatif).
- Memiliki regim suhu tanah isohipertermik karena varias suhu terpanas dan
terdingin lebih kecil dari 60C yaitu 0,380C dan suhu tanah rata-rata tahunan
lebih besar dari 220C yaitu 23,990C.
Penentuan Ordo
Profil I
- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost (diisi es)
dalam 100 cm dari permukaan tanah atau tidak ada bahan gelik dalam 100 cm
dan lapisan permafrost dalam 200 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Histosol, karena tidak dianalisis hal yang berhubungan untuk
menentukan sifat tanah andik maka dicoba melanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki epipedon plagen/argilik atau
kandik yang ada epipedon molik tetapi tidak mempunyai horison spodik yang
ada kambik.
- Tidak termasuk Andisol, karena sifat tanah andik tidak dianalisis maka dicoba
dilanjutkan ke ordo selanjutnya
- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horison oksik yang ada horison
kambik dan tidak memiliki kadar liat sebesar 40 % dari permukaan tanah
hingga kedalaman 18 cm yang ada sebesar 28 %.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki bidang kilir atau ped, tidak
memiliki kadar liat rata rata 30 % atau lebih yang ada sebesar 24,75 % pada
semua horison atau dalam 18 – 50 cm atau pada kontak litik, densik, paralitik
dan duripan dan horison petrokalsik.
- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban arid tetapi
regim kelembapan udik, epipedon okrik ataupun antropik dan horison salik.
- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horison argilik atau kandik yang
ada horison kambik.
- Tidak termasuk Mollisol, karena memiliki epipedon molik tetapi nilai
kejenuhan basa tidak sebesar 50% atau lebih di semua horison hingga
kedalaman 180 cm yang ada hanya pada horison A, Bw1 dan B/C
- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki epipedon plagen tetapi tidak
memiliki horison argilik, kandik atau natrik yang ada hanya horison kambik.
- Termasuk Inceptisol, karena memiliki horison kambik yang batas atasnya di
dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral dan batas bawahnya pada
kedalaman 25 cm atau lebih di bawah permukaan tanah mineral .
Profil II
- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost (diisi es)
dalam 100 cm dari permukaan tanah atau tidak ada bahan gelik dalam 100 cm
dan lapisan permafrost dalam 200 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Histosol, karena tidak dianalisis hal yang berhubungan untuk
menentukan sifat tanah andik maka dicoba melanjutkan ke ordo selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki epipedon plagen/argilik atau
kandik yang ada epipedon umbrik tetapi tidak mempunyai horison spodik yang
ada kambik.
- Tidak termasuk Andisol, karena sifat tanah andik tidak dianalisis maka dicoba
dilanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horison oksik yang ada horison
kambik dan tidak memiliki kadar liat sebesar 40 % dari permukaan tanah
hingga kedalaman 18 cm yang ada sebesar 39 %.
- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki bidang kilir atau ped, memiliki
kadar liat rata rata 30 % atau lebih yang ada sebesar 35 % pada semua horison
atau dalam 18 – 50 cm atau pada kontak litik, densik, paralitik dan duripan dan
horison petrokalsik.
- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban arid tetapi
regim kelembapan udik, epipedon okrik ataupun antropik dan horison salik.
- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horison argilik atau kandik yang
ada horison kambik.
- Tidak termasuk Mollisol, karena tidak memiliki epipedon molik dan nilai
kejenuhan basa tidak sebesar 50% atau lebih di semua horison hingga
kedalaman 180 cm yang ada hanya pada horison Bw1, Bw2 dan Bw3.
- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki epipedon plagen tetapi tidak
memiliki horison argilik, kandik atau natrik yang ada hanya horison kambik.
- Termasuk Inceptisol, karena memiliki horison kambik yang batas atasnya di
dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral dan batas bawahnya pada
kedalaman 25 cm atau lebih di bawah permukaan tanah mineral .

Universitas Sumatera Utara

Profil III
- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost (diisi es)
dalam 100 cm dari permukaan tanah atau tidak ada bahan gelik dalam 100 cm
dan lapisan permafrost dalam 200 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Histosol, karena tidak dianalisis hal yang berhubungan untuk
menentukan sifat tanah andik maka dicoba melanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki epipedon plagen/argilik atau
kandik yang ada epipedon molik tetapi tidak mempunyai horison spodik yang
ada kambik.
- Tidak termasuk Andisol, karena sifat tanah andik tidak dianalisis maka dicoba
dilanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horison oksik yang ada horison
kambik dan tidak memiliki kadar liat sebesar 40 % dari permukaan tanah
hingga kedalaman 18 cm yang ada sebesar 29 %.
- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki bidang kilir atau ped, tidak
memiliki kadar liat rata rata 30 % atau lebih yang ada sebesar 29,25 % pada
semua horison atau dalam 18 – 50 cm atau pada kontak litik, densik, paralitik
dan duripan dan horison petrokalsik.
- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban arid tetapi
regim kelembapan udik, epipedon okrik ataupun antropik dan horison salik.
- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horison argilik atau kandik yang
ada horison kambik.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk Mollisol, karena memiliki epipedon molik tetapi nilai
kejenuhan basa tidak sebesar 50% atau lebih di semua horison hingga
kedalaman 180 cm yang ada hanya pada horison A, B/A dan Bw2.
- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki epipedon plagen tetapi tidak
memiliki horison argilik, kandik atau natrik yang ada hanya horison kambik.
- Termasuk Inceptisol, karena memiliki horison kambik yang batas atasnya di
dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral dan batas bawahnya pada
kedalaman 25 cm atau lebih di bawah permukaan tanah mineral.
Profil IV
- Tidak termasuk Gelisol, karena tidak terdapat lapisan permafrost (diisi es)
dalam 100 cm dari permukaan tanah atau tidak ada bahan gelik dalam 100 cm
dan lapisan permafrost dalam 200 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Histosol, karena tidak dianalisis hal yang berhubungan untuk
menentukan sifat tanah andik maka dicoba melanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Spodosol, karena tidak memiliki epipedon plagen/argilik atau
kandik yang ada epipedon umbrik tetapi tidak mempunyai horison spodik yang
ada kambik.
- Tidak termasuk Andisol, karena sifat tanah andik tidak dianalisis maka dicoba
dilanjutkan ke ordo selanjutnya.
- Tidak termasuk Oxisol, karena tidak memiliki horison oksik yang ada horison
kambik dan tidak memiliki kadar liat sebesar 40 % dari permukaan tanah
hingga kedalaman 18 cm yang ada sebesar 28 %.
- Tidak termasuk Vertisol, karena tidak memiliki bidang kilir atau ped, tidak
memiliki kadar liat rata rata 30 % atau lebih yang ada sebesar 24,33 % pada

Universitas Sumatera Utara

semua horison atau dalam 18 – 50 cm atau pada kontak litik, densik, paralitik
dan duripan dan horison petrokalsik.
- Tidak termasuk Aridisol, karena tidak memiliki regim kelembaban arid tetapi
regim kelembapan udik, epipedon okrik ataupun antropik dan horison salik.
- Tidak termasuk Ultisol, karena tidak memiliki horison argilik atau kandik yang
ada horison kambik.
- Tidak termasuk Mollisol, karena memiliki epipedon molik tetapi nilai
kejenuhan basa tidak sebesar 50% atau lebih di semua horison hingga
kedalaman 180 cm yang ada hanya pada horison A, Bw1.
- Tidak termasuk Alfisol, karena tidak memiliki epipedon plagen tetapi tidak
memiliki horison argilik, kandik atau natrik yang ada hanya horison kambik.
- Termasuk Inceptisol, karena memiliki horison kambik yang batas atasnya di
dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral dan batas bawahnya pada
kedalaman 25 cm atau lebih di bawah permukaan tanah mineral
Penentuan Sub Ordo
Profil I
- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada
kedalaman 40-50 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah gelik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah cryik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah ustik
yang ada regim kelembapan tanah udik.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah xerik yang ada
regim kelembapan tanah udik.
- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim
kelembaban tanah udik; tanah tidak pernah kering selama 90 hari (kumulatif),
setiap tahunnya.
Profil II
- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada
kedalaman 40-50 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah gelik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah cryik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah ustik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah xerik yang ada
regim kelembapan tanah udik.
- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim
kelembaban tanah udik; tanah tidak pernah kering selama 90 hari (kumulatif),
setiap tahunnya..
Profil III
- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada
kedalaman 40-50 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah gelik
yang ada regim kelembapan tanah udik.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah cryik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah ustik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah xerik yang ada
regim kelembapan tanah udik.
- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim
kelembaban tanah udik; tanah tidak pernah kering selama 90 hari (kumulatif),
setiap tahunnya.
Profil IV
- Tidak termasuk Aquept, karena tidak mengalami kondisi aquik pada
kedalaman 40-50 cm dari permukaan tanah.
- Tidak termasuk Gelept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah gelik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Cryept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah cryik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak termasuk Ustept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah ustik
yang ada regim kelembapan tanah udik.
- Tidak Xerept, karena tidak memiliki regim kelembaban tanah xerik yang ada
regim kelembapan tanah udik.
- Termasuk Udept, karena memiliki ciri Inceptisol lain dengan regim
kelembaban tanah udik; tanah tidak pernah kering selama 90 hari (kumulatif),
setiap tahunnya.

Universitas Sumatera Utara

Penentuan Great Group
Profil I
- Tidak termasuk Sulfudept karena tidak mempunyai horison sulfurik yang batas
atasnya di dalam 50 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.
- Tidak termasuk Durudept karena tidak mempunyai duripan yang batas atasnya
di dalam 100 cm dari permukaan yang ada horison kambik.
-

Tidak termasuk Fragiudept karena tidak mempunyai fragipan yang batas
atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.

- Termasuk Humudept karena memiliki epipedon molik.
Profil II
- Tidak termasuk Sulfudept karena tidak mempunyai horison sulfurik yang batas
atasnya di dalam 50 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.
- Tidak termasuk Durudept karena tidak mempunyai duripan yang batas atasnya
di dalam 100 cm dari permukaan yang ada horison kambik.
-

Tidak termasuk Fragiudept karena tidak mempunyai fragipan yang batas
atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.

- Termasuk Humudept karena memiliki epipedon molik.
Profil III
- Tidak termasuk Sulfudept karena tidak mempunyai horison sulfurik yang batas
atasnya di dalam 50 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.
- Tidak termasuk Durudept karena tidak mempunyai duripan yang batas atasnya
di dalam 100 cm dari permukaan yang ada horison kambik.
-

Tidak termasuk Fragiudept karena tidak mempunyai fragipan yang batas
atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.

Universitas Sumatera Utara

- Termasuk Humudept karena memiliki epipedon molik..
Profil IV
- Tidak termasuk Sulfudept karena tidak mempunyai horison sulfurik yang batas
atasnya di dalam 50 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.
- Tidak termasuk Durudept karena tidak mempunyai duripan yang batas atasnya
di dalam 100 cm dari permukaan yang ada horison kambik.
-

Tidak termasuk Fragiudept karena tidak mempunyai fragipan yang batas
atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah yang ada horison kambik.

- Termasuk Humudept karena memiliki epipedon molik..
Penentuan Sub Group
Profil I
- Tidak termasuk Lithic Humudept karena tidak terdapat kontak litik di dalam 50
cm dari permukaan tanah.
- Tidak temasuk Vertic Humudept karena tidak memiliki rekahan-rekahan di
dalam 125 cm dari permukaan tanah mineral selebar 5 mm atau lebih dengan
mencapai ketebalan 30 cm atau lebih.
-

Tidak temasuk Aquandic Humudept karena tidak memiliki deplesi redoks
berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 60 cm dari
permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian
waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak temasuk Andic Oxyaquic Humudept karena tidak mengalami jenuh air
hingga kedalaman 100 cm dalam tahun-tahun normal selama 20 hari konsekutif
atau 30 hari kumulatif.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak temasuk Andic Humudept karena tidak dianalisis parameter Al dan Fe

1,0 sehingga dicoba ke sub group selanjutnya.
- Tidak termasuk Vitrandic Humudept karena tidak memiliki fragmen berukuran
lebih kasar dari 2.0 mm menyusun lebih dari 35% volumenya pada keseluruhan
satu horison atau lebih dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm
dari permukaan tanah mineral.
- Tidak termasuk Fluvaquentic Humudept karena mempunyai kemiringan lereng
kurang dari 25 % yaitu 20 %, tetapi tidak memiliki deplesi redoks berkroma 2 atau
kurang pada satu horison atau lebih di dalam 60 cm dari permukaan tanah mineral
serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak termasuk Aquic Humudept karena tidak memiliki deplesi redoks
berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 60 cm dari
permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian
waktu dalam tahun-tahun normal.
- Tidak termasuk Oxyaquic Humudept karena tanah tidak mengalami jenuh air
dalam 100 cm dari permukaan tanah selama 20 hari konsekutif atau 30 hari
kumulatif.
- Tidak termasuk Psammentic Humudept karena tidak memiliki kelas besar-butir
berpasir pada keseluruhan horison.
- Tidak termasuk Oxic Humudept, karena tidak memiliki KTK sebesar 24 cmol
(+)/kg liat pada 50% atau lebih pada kedalaman 25 cm dari permukaan tanah
mineral sampai kedalaman 100 cm yang ada hanya 11,28 – 14,93 cmol (+)/kg
liat.

Universitas Sumatera Utara

- Tidak termasuk Cumulic Humudept karena memiliki kemiringan lereng kurang
dari 25% yaitu 20% tetapi tidak memiliki epipedon molik yang berada dengan
ketebalan 50 cm atau lebih hanya ada setebal 7 cm dan tidak mengalami
penurunan karbon organik secara tidak teratur pada kedalaman 25 -125 cm .
- Termasuk Fluventic Humudept karena memiliki lereng kurang dari 25% yaitu
20%

serta memiliki kandungan bahan organik 0.2%

atau lebih pada

kedalaman 125 cm di bawah permukaan tanah mineral yaitu sebesar 0,210%.
Profil II
- Tidak termasuk Lithic Humudept karena tidak terdapat kontak litik di dalam 50
cm dari permukaan tanah.
- Tidak temasuk Vertic Humudept karena tidak memiliki rekahan-rekahan di
dalam 125 cm dari permukaan tanah mineral selebar 5 mm atau lebih dengan
mencapai ketebalan 30 cm atau lebih.
-

Tidak temasuk Aquandic Humudept karena tidak memiliki deplesi redoks
berkroma 2 atau kurang pada satu horison atau lebih di dalam 60 cm dari
permukaan tanah mineral serta tidak berada kondisi aquik selama sebagian
waktu dalam tahun-tahun normal.

- Tidak temasuk Andic Oxyaquic Humudept karena tidak mengalami jenuh air
hingga kedalaman 100 cm dalam tahun-tahun normal selama 20 hari konsekutif
atau 30 hari kumulatif.
- Tidak temasuk Andic Humudept karena tidak dianalisis parameter Al dan Fe

1,0 sehingga dicoba ke sub group selanjutnya.
- Tidak termasuk Vitrandic Humudept karena tidak memiliki fragmen berukuran
lebih kasar dari 2.0 mm menyusun lebih dari 35% volumenya pada keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

satu horison atau lebih dengan ketebalan total 18 cm atau lebih di dalam 75 cm
dari permukaan tanah mineral.
- Tidak termasuk Fluvaquentic Humudept karena mempunyai kemiringan lereng
kur