Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal Pengertian Pajak Daerah

2 Penelitian ini merupakan perkembangan dari penelitian yang dilakukan Arshad Darlmalshah Tamara 2009 dengan mengadopsi salah satu variabel yaitu jumlah industri, dan menambahkan dua variabel yaitu jumlah wisatawan dan daya listrik tersambung. Berdasarkan uraian di atas penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah wisatawan, jumlah industri, dan daya listrik tersambung terhadap penerimaan pajak daerah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2006- 2011. A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal

Konsep dasar otonomi daerah adalah pemerintah pusat memberi wewenang kepada pemerintah daerah untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerahnya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Keadaan ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat apabila terus berlangsung akan menyebabkan beban anggaran pada pemerintah pusat. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah berwenang mengatur dan mengatur urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pengertian Pajak Daerah

Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H: iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan 3 dengan tiada mendapat jasa timbal yang secara langsung dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mendefinisikan Pajak Daerah sebagai kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah terbesar, kemudian disusul oleh pendapatan dari retribusi daerah yang harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah. Penerimaan dari pajak ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah pembangunan daerah Suparmoko, 2002: 55. Menurut UU No.28 Tahun 2009 pasal 2 ayat 2, jenis pajak kabupaten atau kota terdiri atas: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

3. Jumlah Wisatawan