Mesolitik Neolitik Uraian Materi

Kegiatan Pembelajaran 2 52 Gambar 8. Gambar Alat serpih, alat dari tulang, dan perhiasan masa logam Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu: a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum Batu Muda. b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam perunggu. Manusia masa neolitik sudah tidak lagi menggantungkan hidupnya pada alam, tetapi sudah menguasai alam lingkungan sekitarnya serta aktif membuat perubahan. Masyarakat mulai mengembangkan penghidupan baru berupa kegiatan bercocok tanam sederhana dengan sistem slash and burn, atau terjadi perubahan dari food gathering ke food producing. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dijinakkan dan dipelihara untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, kegiatan berburu, dan menangkap ikan masih terus dilakukan. Masyarakat masa neolitik mulai menunjukkan tanda-tanda cara hidup menetap di suatu tempat, berkelompok membentuk perkam-pungan-perkampungan kecil. Di masa ini kelompok manusia sudah lebih besar, karena pertanian dan peternakan dapat memberi makan penduduk dalam jumlah yang lebih besar. Pada masa ini diperkirakan telah muncul bentuk perdagangan yang bersifat IPS SMP KK F 53 barter. Barang yang dipertukarkan adalah hasil pertanian ataupun kerajinan tangan. Adanya penemuan-penemuan baru ini menyebabkan masa ini oleh v. Gordon Childe 1958 sering disebut sebagai masa Revolusi Neolitik, karena kegiatan ini menunjukkan kepada kita adanya perubahan cara hidup yang kemudian mempengaruhi perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya manusia.

d. Paleometalik

Masa paleometalik merupakan masa yang mengandung kompleksitas, baik dari segi materi maupun alam pikiran yang tercermin dari benda buatanya. Perbendaharaan masa paleometalik memberikan gambaran tentang kemajuan yang dicapai manusia pada masa itu, terutama kemajuan di bidang teknologi. Dalam masa paleometalik teknologi berkembang lebih pesat sebagai akibat dari tersusunnya golongan-golongan dalam masyarakat yang dibebani pekerjaan tertentu. Pada masa ini teknologi pembuatan alat jauh lebih tinggi tingkatnya dibandingkan dengan masa sebelumnya dimulai dengan penemuan baru berupa teknik peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis- jenis logam. Penemuan logam merupakan bukti kemajuan pyrotechnology karena manusia telah mampu menghasilkan temperatur yang tinggi untuk dapat melebur bijih logam.Benda-benda perunggu di Indonesia ditemukan tersebar di bagian barat dan timur. Hasil utama benda perungu pada masa paleometalik ini meliputi nekara perunggu, kapak perunggu, bejana perunggu, patung perunggu, perhiasan perunggu, dan benda perunggu lainnya. Sedangkan benda-benda besi yang ditemukan antara lain mata kapak, mata pisau, mata sabit, mata tembilang, mata pedang, mata tombak, dan gelang besi. Pada prinsipnya teknik pengerjaan artefak logam ini ada dua macam, yakni teknik tempa dan teknik cetak. Pada masa ini dihasilkan pula gerabah yang menunjukkan perkembangan yang lebih meningkat. Gerabah tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga diperlukan dalam upacara penguburan baik sebagai bekal kubur maupun tempayan kubur. Tradisi penguburan dengan mendirikan bangunan batu besar dikenal sebagai tradisi megalitik muda. Tradisi megalitik muda yang Kegiatan Pembelajaran 2 54 berkembang dalam masa paleometalik telah menghasilkan bangunan batu besar berupa peti kubur batu, kubur dolmen, sarkofagus, kalamba, waruga, dan batu Kandang. Di tempat kuburan semacam itu biasanya terdapat beberapa batu besar lainnya sebagai pelengkap pemujaan nenek moyang seperti menhir, patung nenek moyang, batu saji, lumpang batu, ataupun batu dakon.

e. Tradisi Megalitikum Tradisi megalitik, dikenal sebagai kebudayaan megalitikum adalah bentuk-

bentuk praktik kebudayaan yang dicirikan oleh pelibatan monumen atau struktur yang tersusun dari batu-batu besar megalit sebagai penciri utamanya. Tradisi megalitik tidak mengacu pada suatu era peradaban tertentu, namun lebih merupakan bentuk ekspresi yang berkembang karena adanya kepercayaan akan kekuatan magis atau non-fisik dan didukung oleh ketersediaan sumber daya di sekitarnya. Pada masa pra-Hindu-Buddha sampai sekarang masih memiliki beberapa masyarakat yang masih mendukung tradisi ini, baik dalam bentuk sederhana seperti aslinya, misalnya pada suku bangsa Nias, Batak sebagian, Sumba, dan Toraja, maupun dalam bentuk akulturasi dengan lapisan budaya setelahnya, seperti suku bangsa Bali, Sunda masih dipraktikkan oleh masyarakat Badui, dan beberapa daerah di Jawa. Penggunaan batu-batu besar pada masa Megalitikum sangat erat hubungannnya dengan simbol kekuatan magis atau sebagai altar, alat upacara, serta sarana penguburan, tradisi megalitik juga melibatkan struktur ruangarsitektur tertentu, benda-benda logam pisau, pedang, tabuhan, dan sebagainya, gerabah seperti tempayan, kayu, serta manik-manik. Di Nusantara banyak ditemukan tradisi kubur tempayan yang terkait dengan kultur megalitikum. Adanya kebiasaan menyertakan bekal kubur, berupa manik- manik atau senjata, juga berkembang kuat pada tradisi ini. Pada beberapa tempat, tradisi megalitik juga melibatkan bentuk-bentuk seni tatah batu atau ukir batu, sehingga batu merupakan arca yang menunjukkan figur-figur tertentu, seperti di kawasan Pagaralam, Sumatera Selatan Beberapa istilah yang umum untuk hasil budaya pada masa megalitikum, meliputi:Menhir; Punden Berundak; Dolmen, Kubur batu; Sarcofagus; Arca IPS SMP KK F 55 batu; Waruga. Sedangkan dalam masalah tradisi yang berkembang di masyarakat, erat hubungannya dengan kebiasaan dalam kepercayaan serta kepercayaan hidup sesudah mati. Hal ini nampak pada tradisi bekal kubur, penempatan makam pada gunung, serta kepercayaan bahwa tempat yang lebih tinggi sebagai tempat perseayaman roh nenek moyang.

D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk memahami materi Masa Praaksara Indonesia, anda perlu membaca secara cermat modul ini, gunakan referensi lain sebagai materi pelengkap untuk menambah pengetahuan anda. Kerjakan lembar kerja berikut dengan baik. LEMBAR KERJA LK 6.4 : Pembabakan jaman Praaksara Prosedur Kerja: 1. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok besar dengan jumlah anggota yang sama 2. Masing-masing anggota mendapat kartu jawaban yang sama 3. Salah satu peserta membacakan soal Soal: a Tahun 1836, C.J. Thomsen memperkenalkan model teknologi untuk membagi periodesasi pra aksara di Eropa. Zaman itu adalah; zaman batu, perunggu dan zaman.... b Seperti halnya di Eropa, Pra Aksara di Indonesia dibagi dalam beberapa tingkat teknologi yang memprioritaskan perkembangan kebudayaan material. Tingkat ini terdiri atas, paleolithik, mesolithik, neolithik dan.... c Terjadinya perubahan iklim, seperti munculnya daratan baru, turun naiknya permukaan air laut, serta timbul tenggelamnya sungai dan danau sehingga menyebabkan perubahan bentuk muka bumi terjadi ketika bumi dalam masa.... No. Jawaban Pengecoh 1. Zaman besi Zaman logam Zaman perak