commit to user
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah
1. Kondisi Geografis Kabupaten Ngawi.
Kabupaten Ngawi di wilayah barat propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan propinsi JawaTengah Luas wilayah Kabupaten
Ngawi adalah 1.298,58 km
2
, dimana sekitar 40 persen atau sekitar506,6 km
2
berupa lahan sawah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Perda Kabupaten Ngawi tahun 2004 secara administrasi wilayah ini terbagi kedalam 19
kecamatan dan 217 desa , dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak 7
21’ – 7 31’ lintang
Selatan dan 110 10’ -111
40’ Bujur Timur. Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah
sebagai berikut : -
Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora dan Kabuapaten Bojonegoro.
- Sebelah Timur: Kabupaten Madiun.
- Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.
- Sebelah Barat: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen.
37
commit to user 38
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi Sumber : Ngawi Dalam Angka 2010
2. Kondisi Demografis Kabupaten Ngawi
Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi akhir Tahun 2010 adalah 892.051 jiwa, terdiri dari 438.223 penduduk laki-laki dan 453.828 penduduk
perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 96 artinya bahaw setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki.Peningkatan
penduduk di Kabupaten Ngawi setiap tahun meningkat 0,36 persen. Kepadatan penduduk menunjukan rasio antara jumlah penduduk
dengan luas wilayah . Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi naik sekitar 2 jiwa untuk setiap kilometer persegi dari tahu sebelumnya.
3. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Ngawi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Hal ini dapat
commit to user 39
diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto PDRB dari tahun ke tahun. Dengan kata lain PDRB merupakan tolok ukur perkembangan
ekonomi secara regional, yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan nasional.
Tabel 4.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000
Kabupaten Ngawi Tahun 2005
– 2010 Juta Rupiah Tahun
Harga Berlaku Harga Konstan
2005 3,831,351.82
2.256.039,62 2006
4,445,555.02 2.385.681,99
2007 5,031,429.00
2.510.075,52 2008
5,770,273.08 2.639.717,89
2009 6,444,782.65
2.785.335,43 2010
6,618,922.70 2.942.602,51
Sumber : BPS Kab Ngawi Pertumbuhan ekonomi regional yang dicerminkan oleh Produk
Domestik Regional Bruto PDRB sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang turut memberi andil dalam pertumbuhan produksi dari masing-masing sektor.
Perkembangan PDRB baik berdasarkan atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun dapat mencerminkan laju
pertumbuhan ekonomi di suatu daerah perkembangan ini tentunya akan dapat menggambarkan kemajuan pembangunan ekonomi di daerah tersebut selama
kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah yang diukur berdasarkan PDRB
harga konstan menggambarkan kemampuan suatu daerah untuk menciptakan output nilai tambah pada suatu waktu tertentu. Perkembangan PDRB di
commit to user 40
suatu daerah dapat dilihat dari dua sisi pendekatan yaitu dari sisi sektoral dan sisi penggunaan. PDRB dari sisi sektoral merupakan penjumlahan seluruh
komponen nilai tambah yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya, sedangkan dari sisi penggunaan
menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut.
Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kab Ngawi menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga berlaku Tahun 2006-2010 Juta Rupiah
No Lapangan Usaha
2006 2007
2008 2009
2010 1
2 3
4 5
6
1 Pertanian
1,629,981.80 1,843,370.50
2,129,128.28 2,378,578.04
2,442,114.51 2
Penggalian 23,924.26
27,821.13 31,159.67
34,743.03 21,120.65
3 Industri
275,496.96 306,568.98
354,275.13 399,597.13
374,343.95 4
Listrik, Gas dan Air minum
31,946.84 36,199.99
44,111.18 53,443.97
53,361.98 5
Bangunan 202,821.88
243,130.70 276,908.89
304,976.38 283,303.88
6 Perdagangan
1,241,254.87 1,412,591.98
1,610,680.64 1,807,677.16
1,948,482.87 7
Pengangkutan 181,477.29
205,072.67 233,711.75
259,515.53 251,771.58
8 Bank dan Lembaga
Keuangan 218,291.53
243,939.08 273,336.32
302,413.64 300,586.38
9 Jasa-Jasa
640,359.59 712,733.97
816,961.22 903,837.77
943,836.90 PDRB
4,445,555.02 5,031,429.00
5,770,273.08 6,444,782.65
6,618,922.70
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kab Ngawi menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga berlaku Tahun 2006-2010 Juta Rupiah
No Lapangan Usaha
2006 2007
2008 2009
2010 1
2 3
4 5
6
1 Pertanian
905.474,59 941.025,58
985.007,46 1.039.356,65
1.092.374,15 2
Penggalian 13.864,37
14.403,57 15.442,31
16.286,80 16.983,88
3 Industri
149.370,19 155.405,22
162.856,61 173.860,51
184.792,71 4
Listrik, Gas dan Air minum
13.032,72 13.730,36
14.673,00 16.013,48
17.819,46 5
Bangunan 104.902,34
110.420,20 116.758,32
120.634,70 127.066,94
6 Perdagangan
651.328,99 697.427,05
745.925,20 793.681,83
848.170,35 7
Pengangkutan 82.364,00
87.412,59 92.497,17
98.137,08 104.975,22
8 Bank dan Lembaga
Keuangan 129.690,39
137.199,62 142.016,95
148.281,52 154.159,75
9 Jasa-Jasa
335.654,41 353.051,03
364.537,86 379.082,87
396.260,05 PDRB
2.385.681,99 2.510.075,52
2.639.717,89 2.785.335,43
2.942.602,51
Sumber : PDRB Kabupaten Ngawi.
commit to user 41
Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ngawi menunjukkan
perkembangan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Memasuki tahun 2006, kondisi perekonomian di Kabupaten Ngawi sudah menunjukkan
kondisi yang stabil. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan walaupun tidak terlalu besar.dan masih jauh dari kondisi sebelum terjadinya krisis moneter.
Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari distribusi persentase masing-masing sektor ekonomi terhadap total PDRB suatu daerah. Struktur
ekonomi yang dinyatakan dalam persentasem menunjukkan kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuannya menciptakan nilai
tambah. Persentase yang besar pada suatu sektor menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan produksi dari sektor tersebut.
Pertanian, 36.91
Bank dan Lembaga
Keuangan, 4.69
Jasa-Jasa, 14.02
Pengangkutan , 4.03
Perdagangan, 28.05
LGA 0.83 Bangunan,
4.73 Industri, 6.20
Penggalian, 0.54
Gambar 3.2 Strutur Ekonomi Kabupaten Ngawi
Sumber: Badan Statistik Kabupaten Ngawi
commit to user 42
Struktur perekonomian Kabupaten Ngawi tahun 2010 terlihat pada gambar 3.2, dimana sektor pertanian masih mendominasi kontribusi mencapai
36,91 persen. Kontribusi sektor ini mengalami kenaikan tahun sebelumnya yang mencapai 36,90 persen. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan
produksi beberapa komoditi tanaman bahan makanan utamanya padi. Sektor perdagangan menjadi kontributor terbesar kedua terhadap
PDRB Kabupaten Ngawi. Pada Tahun 2010 sektor ini memberi kontribusi sebesar 28,05 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sekotr jasa menjadi
kontributor terbesar ketiga setelah pertanian dan perdagangan. Pada tahun 2010 sektor ini menyumbang sebesar 14,02 persen terhadap total PDRB.
Besaran Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Ngawi merupakan jumlah seluruh nilai tambah dari produk barang dan jasa yang
dasar pengukurannya timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Ngawi tahun 2005 mencapai 3.831.
351,83 juta rupiah. Angka tersebut secara konsisten naik dari tahun ke tahun hingga 2010 baik atas harga berlaku maupun harga konstannya. Pada tahun
2009 PDRB atas dasar harga berlaku adhb mencapai 6.444.782,83 juta rupiah, atau meningkat sekitar 11,69 persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan PDRB adhb tahun 2010 jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan PDRB adhb pada tahun 2009 yang mencapai 14,68 persen. Sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan adhk pada tahun 2010 mencapai 2.942.602,51 juta rupiah atau meningkat sekitar 5,65 persen.
commit to user 43
PDRB berlaku dan konstan mempunyai pola pertumbuhan masing- masing seperti yang terlihat pada gambar1. PDRB atas dasar harga berlaku
mempunyai kecepatan pertumbuhan lebih tinggi. Hal ini karena di dalamnya masih dipengaruhi oleh factor harga, sedangkang pertumbuhan PDRB atas
dasar harga konstan lebih lambat karena angka tersebut murni menggambarkan produksi yang terjadi dari tahun ke tahun.
Perkembangan harga secara umum dari PDRB dapat dilihat dari perubahan Indeks harga Implisit. Peningkatan indeks harga implicit
menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa, dan sebaliknya penurunan indeks harga implicit menunjukkan penurunan harga barang dan jasa. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa perubahan itu sebenarnya adalah inflasi yang didapatkan dari PDRB yang komponennya meliputi seluruh barang dan jasa
yang ada dalam suatu perekonomian. Selanjutnya angka tersebut sering diistilahkan inflasi PDRB.
Pola laju infalsi PDRB Kabupaten Ngawi dalam 5 tahun terkahir cenderung turun dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2008. Inflasi tertinggi
dalam 5 tahun terkahir terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 12,26 persen. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada waktu itu membawa
dampak kenaikan beberapa harga barangjasa lainnya, hal ini menjadi pendorong utama inflasi tinggi tersebut. Imbas kenaikan herga BBM tersebut
tidak bertahan lama. Dua tahun kemudian secara berturut-turut turun menjadi 11,75 persen pada tahun 2006 dan7,62 persen pada tahun 2007. walaupun
commit to user 44
sempat naik pada tahun 2008 ke level 8 persen, pada tahun terkahir 2009 inflasi kembali turun menjadi 5,72 persen.
Inflasi pada tahun 2009 ini adalah yang terendah dalam 10 tahun terakhir, hal ini setidaknya mengindikasikan tingkat harga cenderung stabil.
Dalam menghitung output suatu wilayah, walaupun diketahui lebih banyak barang atau jasa yang dihasilkan, tetapi kita tidak dapat menceritakan
apakah rata-rata per orang menjadi lebih baik kesejahteraanya, jika tidak melihat PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapitanya.
Biasanya semakin meningkat nilai PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapita suatu wilayah, semakin baik pula tingkat perekonomian wilayah
itu. Walaupun kedua ukuran tersebut belum bisa memperlihatkan kesenjangan pendapatan antar produk, namun paling tidak diperoleh indikasi apakah rata-
rata per orang lebih sejahtera atau tidak.
Tabel 4.4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Ngawi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Jutaan Rupiah
No Lapangan Usaha
Atas Dasar Berlaku 2005-2010 2005
2006 2007
2008 2009
2010
1 Pertanian
1,422,944.90 37.1
1,629,981.80 36.7
1,843,370.50 36.6
2,129,128.28 36.9
2,378,578.04 36.9
2,442,114.51 36.9
2 Penggalian
20,444.39 0.53
23,924.26 0.54
27,821.13 0.55
31,159.67 0.54
34,743.03 0.54
21,120.65 0.32
3 Industri
243,982.92 6.37
275,496.96 6.2
306,568.98 6.09
354,275.13 6.14
399,597.13 6.2
374,343.95 5.66
4 Listrik, Gas dan Air
minum 27,322.24
0.71 31,946.84
0.72 36,199.99
0.72 44,111.18
0.76 53,443.97
0.83 53,361.98
0.81 5
Bangunan 172,033.04
4.49 202,821.88
4.56 243,130.70
4.83 276,908.89
4.8 304,976.38
4.73 283,303.88
4.28 6
Perdagangan 1,049,123.88
27.4 1,241,254.87
27.9 1,412,591.98
28.1 1,610,680.64
27.9 1,807,677.16
28.1 1,948,482.87
29.4 7
Pengangkutan 146,204.02
3.82 181,477.29
4.08 205,072.67
4.08 233,711.75
4.05 259,515.53
4.03 251,771.58
3.8 8
Bank dan Lembaga Keuangan
188,861.99 4.93
218,291.53 4.91
243,939.08 4.85
273,336.32 4.74
302,413.64 4.69
300,586.38 4.54
9 Jasa-Jasa
560,434.44 14.6
640,359.59 14.4
712,733.97 14.2
816,961.22 14.2
903,837.77 14
943,836.90 14.3
PDRB 3,831,351.82
100 4,445,555.02
100 5,031,429.00
100 5,770,273.08
100 6,444,782.65
100 6,618,922.70
100
Sumber : Ngawi dalam Angka BPS
commit to user 45
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, terlihat bahwa perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ngawi menunjukkan perkembangan
yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Memasuki tahun 2006, kondisi perekonomian di Kabupaten Ngawi mengalami kemajuan dengan
tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,21 persen. Lalu pada periode tahun 2006 mengalami sedikit penurunan yaitu dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi 5,16 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari
PDRB merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya. Angka pertumbuhan menunjukkan kenaikan produksi barang atau jasa
terhadap tahun sebelumnya, dengan tidak dipengaruhi variabel harga. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan banyak dipengaruhi oleh sektor
yang dominan. Apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sebuah sektor mempunyai kontribusi yang besar terhadap totalitas perekonomian, maka aabila sektor
tersebut mempunyai pertumbuhan tinggi secara langsung akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi secara total.
Kemajuan ekonomi kabupaten ngawi merangkak naik dari 4,53 persen pada tahun 2005 menjadi 5,65 pada tahun 2010. Kurun waktu tahun 2005
sampai dengan 2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi selalu dibawah pertumbuhan Propinsi Jawa Timur. Hal ini bisa dimengerti karena
commit to user 46
perekonomian Jawa Timur didominasi oleh sektor industri sedangkan perekonomian Kabupaten Ngawi didominasi sektor pertanian, dimana pada
umumnya pertumbuhan sektor industri akan lebih cepat dibandingkan dengan sektor pertanian. Akan tetapi sejak tahun 2009 untuk pertama kalinya
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi di atas pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur yang pada tahun itu mencapai 5,01 persen.
4. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah