Pasal 492 Pasal 504 KUHP Tindak Pidana yang Dilakukan oleh Premanisme

lxxv dikatakan bahwa maksud untuk mendapat untung merupakan unsur dari semua penadah.

9. Pasal 492

1 Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau mengganggu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah. 2 Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, atau karena hal yang dirumuskan dalam Pasal 536, dijatuhkan pidana kurungan paling lama dua minggu. Supaya dapat dikenakan pasal ini harus dibuktikan bahwa: a. Orang itu mabuk, mabuk adalah berlainan dengan “kentara mabuk” dalam Pasal 536. Mabuk diartikan kebanyakan minum minuman keras, sehingga tidak dapat menguasai lagi salah satu panca inderanya atau anggota badannya. Kentara mabuk maksudnya lebih dari itu, yaitu mabuk sekali sehingga kelihatan dan menimbulkan gaduh pada sekitarnya. b. Ditempat umum tidak saja dijalan umum tetapi juga ditempat-tempat yang banyak dikunjungi orang banyak. Jika dirumah sendiri, tidak masuk disini. c. Merintangi lalu lintas mengganggu ketertiban umum dan lain sebagainya. Jadi, jika orang tersebut diam saja dirumahnya dan tidak mengganggu apa-apa, tidak dikenakan pasal ini.

10. Pasal 504 KUHP

1 ”Barang siapa mengemis di muka umum, diancam karena melakukan pengemisan dengan pidana kurungan paling lama enam minggu.” lxxvi 2 ”Pengemisan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di atas enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan.” Elemen-elemen dari Pasal 504 tentang larangan mengemis adalah sebagai berikut: a. Larangan ini kelihatannya sedikit janggal dalam masyarakat Indonesia yang biasa berzakat memberi pada fakir miskin. Larangan ini seolah- olah a social, akan tetapi bukan itu yang dimaksud. Pasal ini bukan melarang kepada orang miskin yang meminta pertolongan, akan tetapi melarang melakukan perbuatan itu ditempat umum karena selain perbuatan itu dapat mengganggu orang-orang yang sedang bepergian, pun dilihat kurang pantas dan amat memalukan. Jika datang di rumah orang untuk memintanya, tidak dikenakan pasal ini; b. Minta-minta atau mengemis maksudnya dapat dilakukan dengan meminta secara lisan, tertulis atau memakai gerak-gerik. Menjual lagu- lagu dengan jalan menyanyi mengamen, menyodorkan permainannya sepanjang toko-toko dan rumah-rumah yang biasa dilakukan dikota-kota besar dapat masuk dalam pengertian mengemis.

11. Pasal 506 KUHP