Analisis Peranan Sektor Pariwisata dan Subsektor Pendukungnya terhadap Perekonomian Kabupaten Badung

 

ANALISIS PERANAN SEKTOR PARIWISATA DAN
SUBSEKTOR PENDUKUNGNYA TERHADAP
PEREKONOMIAN KABUPATEN BADUNG

GALUH RAGA PRAMANA

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

 

 

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peranan
Sektor Pariwisata dan Subsektor Pendukungnya terhadap Perekonomian
Kabupaten Badung adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 28 Mei 2013

Galuh Raga Pramana
NIM H14090069

 

ABSTRAK
GALUH RAGA PRAMANA. Analisis Peranan Sektor Pariwisata dan Subsektor
Pendukungnya terhadap Perekonomian Kabupaten Badung. Dibimbing oleh
ARIEF DARYANTO.

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor berbasis jasa yang potensial
dan strategis dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah.
Pengembangan pada sektor pariwisata akan berpengaruh terhadap perkembangan
sektor-sektor ekonomi lainnya. Kabupaten Badung adalah salah satu daerah yang
berada di Provinsi Bali dengan memiliki tempat-tempat wisata utama dari Pulau
Bali. Hal ini merupakan salah satu alasan yang mendorong pemerintah untuk terus
meningkatkan pengembangan dari sektor pariwisata. Penelitian ini menggunakan
analisis input-output dari Tabel Input-Output Kabupaten Badung tahun 2009
dengan klasifikasi 54 sektor yang diagreasi menjadi 13 sektor dan 9 sektor. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memiliki pengaruh yang
besar, sedangkan sektor pariwisata kurang memiliki pengaruh terhadap sektor
ekonomi lainnya. Pada subsektor pariwisata yaitu subsektor restoran, rumah
makan dan warung memiliki pengaruh yang besar terhadap sektor perekonomian
lainnya baik sektor hulu maupun hilir. Oleh karena itu, pemerintah harus terus
meningkatkan sektor pariwisata dengan memprioritaskan pengembangan
subsektor restoran, rumah makan, dan warung agar dapat mendorong
perekonomian Kabupaten Badung.
Kata kunci: Input Output, Kabupaten Badung, Pariwisata

ABSTRACT

GALUH RAGA PRAMANA. Role of Tourism Sector and Supporters Subsector
on the Badung regency Economy Analysis. Supervised by ARIEF DARYANTO
The tourism sector is one of the sector-based potential and strategic services
in the development of national and regional economies. Development of the
tourism sector will affect the development of other economic sectors. Badung
regency is one of the areas in the province of Bali by having the main tourist
attractions of the Bali island. This is one of the reasons that prompted the
government to continue to enhance the development of the tourism sector. This
research uses input-output analysis of the Input-Output Tables Badung Regency in
2009 with the classification of 54 sectors into 13 sectors and 9 sectors. Results of
this study indicate that the trade sector has a huge effect, while the tourism sector
has less influence on other economic sectors. However, the sub-sector of tourism
subsector restaurants and cafes have a considerable influence on other sectors of
the economy both upstream and downstream. Therefore, the government should
continue to improve the tourism sector by prioritizing the development of
subsector restaurants, and cafes in order to stimulate the economy of the Badung
regency.
Keywords: Badung Regency, Input-Output, Tourism
 


 

ANALISIS PERANAN SEKTOR PARIWISATA DAN
SUBSEKTOR PENDUKUNGNYA TERHADAP
PEREKONOMIAN KABUPATEN BADUNG

GALUH RAGA PRAMANA

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


 

 

 

Judul Skripsi : Analisis Peranan Sektor Pariwisata dan Subsektor Pendukungnya
terhadap Perekonomian Kabupaten Badung
Nama
: Galuh Raga Pramana
NIM
: H14090069

Disetujui oleh

Arief Daryanto, Ph. D
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr. Dedi Budiman Hakim
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

 

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 sampai Mei 2013
ini ialah Analisis Peranan Sektor Pariwisata dan Subsektor Pendukungnya
terhadap Perekonomian Kabupaten Badung.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Arief Daryanto, Ph.D selaku
dosen pembimbing selama proses penyelesaian skripsi, Bapak Dr.Ir. Manutun
Parulian Hutagaol M.Si dan Ibu Ranti Wiliasih M.Si selaku dosen penguji dalam
proses sidang sikripsi, pihak BPS Pusat yang telah menyediakan dan melayani
penulis saat proses pengumpulan data. Kepada Rissa, Assrianti, dan Reska yang
telah banyak membantu selama proses pengumpulan dan pengolahan data.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak tercinta Agus Irianto, Ibu

tercinta Nanik Sugiyarti, serta kakak dan adik tercinta Dian Purbasari dan Pupi
Rahma Sari yang telah memberi dukungan secara moril. Kepada seluruh teman
dan sahabat Departemen Ilmu Ekonomi 46 atas dukungannya selama menjalani
pendidikan di Bogor, serta seluruh pihak yang telah menyemangati dan selalu
mendoakan yang terbaik bagi penulis.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, 28 Mei 2013

Galuh Raga Pramana

 

 

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii


DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2


Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4

Definisi Kepariwisataan

4


Peran Pariwisata

5

Tujuan Pembangunan Pariwisata Nasional

7

Penelitian Terdahulu

7

Kerangka Pemikiran

9

METODE PENELITIAN

10


Lokasi dan Waktu Penelitian

10

Jenis dan Sumber Data

10

Metode Analisis

10

Analisis Keterkaitan

10

Dampak Penyebaran

11

Analisis Multiplier

12

Sektor Kunci

14

Konsep dan Definisi Operasional Data
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BADUNG

14
19

Sektor Pariwisata Kabupaten Badung

21

Objek Wisata Kabupaten Badung

23

v

 

Perkembangan Kunjungan Wisata Kabupaten Badung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Kabupaten Badung

24
24
24

Struktur Permintaan

24

Struktur Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

26

Struktur Investasi

28

Struktur Ekspor Impor

28

Struktur Nilai Tambah Bruto

29

Struktur Output Sektoral

31

Analisis Keterkaitan

31

Analisis Dampak Penyebaran

34

Analisis Pengganda (Multiplier)

37

Analisis Sektor Kunci

40

SIMPULAN DAN SARAN

42

Simpulan

42

Saran

43

DAFTAR PUSTAKA

43

LAMPIRAN

45

RIWAYAT HIDUP

59

 

 

 

 

DAFTAR TABEL
1.

Distribusi persentase produk domestik regional bruto (PDRB)
Kabupaten Badung atas dasar harga konstan 2000 (persen)

2.
3.

Rumus pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja
PDRB sektor pariwisata Kabupaten Badung atas dasar harga konstan
2000 (juta rupiah)
Perkembangan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung
Struktur permintaan antara dan permintaan akhir perekonomian
Kabupaten Badung 2009 (juta rupiah)
Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah terhadap
perekonomian Kabupaten Badung tahun 2009 (juta rupiah)
Struktur investasi sektor-sektor perekonomian Kabupaten Badung
tahun 2009 (juta rupiah)
Ekspor impor sektor-sektor perekonomian Kabupaten Badung tahun
2009 (juta rupiah)
Struktur nilai tambah bruto Kabupaten Badung tahun 2009 (juta
rupiah)
Struktur output sektor-sektor perekonomian Kabupaten Badung
tahun 2009 (juta rupiah)
Keterkaitan output ke depan sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Badung tahun 2009 (agregasi 9 sektor)
Keterkaitan output ke depan subsektor pariwisata Kabupaten Badung
tahun 2009 (agregasi 13 sektor)
Keterkaitan output ke belakang sektor-sektor perekonomian
Kabupaten Badung tahun 2009 (agregasi 9 sektor)
Keterkaitan output ke belakang subsektor pariwisata perekonomian
Kabupaten Badung tahun 2009 (agregasi 13 sektor)
Koefisien penyebaran sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Badung
Koefisien penyebaran subsektor pariwisata Kabupaten Badung
Kepekaan penyebaran sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Badung
Kepekaan penyebaran subsektor pariwisata Kabupaten Badung
Pengganda output sektor-sektor perekonomian Kabupaten Badung
Pengganda output subsektor pariwisata Kabupaten Badung
Pengganda pendapatan sektor-sektor perekonomian Kabupaten
Badung
Pengganda pendapatan subsektor pariwisata Kabupaten Badung
Indeks multiplier aktual subsektor pariwisata Kabupaten Badung
tahun 2009.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

2
13
22
24
26
27
28
29
30
31
32
33
34
34
35
36
36
37
38
39
40
40
41

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.

Kerangka pemikiran operasional
Peta wilayah Kabupaten Badung
Fasilitas kepariwisataan di Kabupaten Badung tahun 2010
Jumlah akomodasi/hotel berbintang, non berbintang/melati, dan
pondok wisata di Kabupaten Badung tahun 2009
5. Diagram sektor kunci

9
20
21
22
41

vii

 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Agregasi 13 sektor dan 9 sektor dari klasifikasi 54 sektor Tabel
Input Output Kabupaten Badung tahun 2009
2. Matriks koefisien teknis klasifikasi 13 sektor
3. Matriks koefisien teknis klasifikasi 9 sektor
4. Matriks kebalikan leontif terbuka klasifikasi 13 sektor
5. Matriks kebalikan leontif terbuka klasifikasi 9 sektor
6. Backward open total requirements klasifikasi 13 sektor
7. Backward open total requirements klasifikasi 9 sektor
8. Forward open total requirements klasifikasi 13 sektor
9. Forward open total requirements klasifikasi 9 sektor
10. Multiplier output klasifikasi 13 sektor
11. Multiplier output klasifikasi 9 sektor
12. Multiplier income klasifikasi 13 sektor
13. Multiplier income klasifikasi 9 sektor
 

 

45
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

1
 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang berbasis jasa yang
potensial dan stategis dalam pengembangan perekonomian nasional maupun
daerah. Hal ini dikarenakan pada sektor pariwisata mampu mendatangkan
pendapatan bagi negara maupun daerah. Hal ini juga yang mendorong pemerintah
terus meningkatkan pembangunan sektor pariwisata disamping menurunnya
peranan sektor minyak dan gas sebagai sumber pendapatan.
Menurut Wahab (1992), pariwisata adalah salah satu jenis industri baru
yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan dan standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktif lainnya. Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari pengembangan
sektor pariwisata. Salah satunya adalah menggalang persatuan bangsa yang
rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, bahasa, adat istiadat dan cita rasa yang
beraneka ragam pula. Selain hal tersebut, pariwisata tidak akan menimbulkan
masalah polusi dan akan terus mengalami perkembangan tanpa harus merusakkan
sumberdaya alam di suatu wilayah.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi
dalam penyerapan tenaga kerja. Adanya kunjungan wisatawan pada suatu daerah,
maka daerah tersebut diharuskan dapat menyediakan permintaan dari wisatawan
tersebut. Hal tersebut menjadi suatu peluang usaha bagi masyarkat baik dalam
bentuk penginapan atau hotel, rumah makan atau restoran, jasa angkutan dan lain
sebagainya, sehingga pengangguran akan berkurang dan pendapatan masyarakat
akan meningkat. Selain hal tersebut, sektor pariwisata juga memiliki multiplier
effect yang sangat berperan bagi perekonomian. Kunjungan wisatawan baik
domestik maupun mancanegara akan berpengaruh pada konsumsi wisatawan.
Dampaknya akan berpengaruh pada nilai belanja pengeluaran wisatawan
(spending leisure), sehingga akan berpengaruh terhadap kesempatan kerja,
pendapatan dan penerimaan devisa bagi daerah tujuan wisata. Disamping itu, juga
berhubungan dengan aktivitas ekonomi lain seperti transportasi, komunikasi,
pertanian, industri dan sektor lainnya, sehingga sektor pariwisata memiliki
keterkaitan dengan sektor lainnya.
Kabupaten Badung merupakan salah satu daerah di Provinsi Bali yang
memiliki letak geografis yang strategis. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
tempat wisata utama Pulau Bali yang berada di wilayah tersebut. Salah satu
diantaranya adalah Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Jimbaran, Desa Sangeh,
Tanjung Beno, Pura Taman Ayun, dan Waterboom.


 

Tabel 1 Distribusi persentase produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten
Badung atas dasar harga konstan 2000
(Persen)
SEKTOR
2008
2009
2010
2011
Pertanian
8.50
8.23
8.29
8.04
Pertambangan
dan
0.11
0.10
0.10
0.10
Penggalian
Industri Pengolahan
2.80
2.79
2.88
2.82
Listrik, Gas dan Air
1.60
1.60
1.60
1.60
Bersih
Bangunan
4.54
4.42
4.31
4.36
Perdagangan
4.57
4.64
4.75
4.86
Pariwisata
66.79
67.32
67.35
67.51
Keuangan, Persewaan,
2.72
2.62
2.53
2.43
dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
8.37
8.28
8.19
8.28
TOTAL
100
100
100
100
Sumber: BPS Kabupaten Badung 2012.

Dari Tabel 1 tersebut, dapat diketahui sektor yang memberikan sumbangan
terbesar dalam PDRB Kabupaten Badung adalah sektor pariwisata. Sektor
pariwisata juga memiliki sumbangan terhadap PDRB yang terus meningkat setiap
tahunnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor pariwisata merupakan
sektor andalan dan sangat potensial untuk terus dikembangkan di Kabupaten
Badung.
Pembangunan dan pengembangan pada sektor pariwisata diharapkan akan
menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor ekonomi lain. Hal ini akan
sangat berpengaruh dalam peningkatan laju pertumbuhan perekonomian, sehingga
diperlukan analisis terhadap keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor-sektor
ekonomi yang lainnya.

Perumusan Masalah
Sektor pariwisata di Kabupaten Badung tidak akan terlepas dari
keberadaan sektor-sektor ekonomi lainnya. Terjadinya suatu perubahan pada
sektor pariwisata akan berpengaruh pada sektor ekonomi lainnya, dan begitu pula
sebaliknya terjadinya perubahan pada salah satu sektor ekonomi yang lain, juga
akan berpengaruh pada sektor pariwisata. Kondisi seperti inilah yang sering
disebut dengan multiplier effect dimana perubahan pada salah satu sektor akan
mempengaruhin kondisi sektor yang lain.
Peningkatan dan pengembangan pada sektor pariwisata Kabupaten Badung
diharapkan dapat sebagai sektor kunci bagi perkembangan sektor-sektor ekonomi
lainnya yang akan meningkatkan PDRB Kabupaten Badung.
Berdasarkan hal diatas, dirumuskan beberapa permasalahan yang menjadi
fokus dalam penelitian ini, sebagai berikut :

3
 

1. Bagaimana
peranan sektor pariwisata dalam pembentukan output,
permintaan
antara, permintaan akhir, dan nilai tambah bruto Kabupaten
Badung?
2. Bagaimana keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya?
3. Berapakah besar dampak dan pengaruh penyebaran sektor pariwisata
terhadap
sektor lainnya?
4. Bagaimana efek multliplier output dan pendapatan sektor pariwisata dalam
perekonomian?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari uraian perumusan masalah diatas penelitian ini memiliki
beberapa tujuan, yaitu :
1. Menganalisis peran sektor pariwisata dalam pembentukan output,
permintaan
antara, permintaan akhir, dan nilai tambah bruto Kabupaten
Badung.
2. Menganalisis keterkaitan sektor pariwisata dengan sektor-sektor lainnya di
Kabupaten Badung.
3. Menganalisis dampak dan pengaruh penyebaran sektor pariwisata terhadap
sektor lainnya.
4. Menganalisis efek multiplier output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor
pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Badung.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pengambil kebijakan di
Kabupaten Badung dalam melakukan perencanaan pengembangan
pariwisata
dan perekonomian Kabupaten Badung.
2. Sebagai bahan pustaka, informasi dan referensi bagi pihak yang
membutuhkan serta sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini melakukan analisis dengan menggunakan data yang terdapat
pada Tabel Input-Output Kabupaten Badung tahun 2009 klasifikasi 54 sektor yang
kemudian di agregasi menjadi 13 sektor dan 9 sektor. Hal ini dilakukan untuk
melihat keterkaitan dan pengaruh penyebaran antar subsektor pendukung
pariwisata (subsektor restoran, hotel, transportasi dan komunikasi, jasa biro
perjalanan wisata, jasa hiburan dan atraksi budaya). Agregasi 9 sektor dilakukan
untuk menganalisis keterkaitan dan pengaruh penyebaran sektor pariwisata
terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya. Data Input-Output yang dianalisis adalah


 

data transaksi domestik atas dasar harga produsen. Penggunaan sektor pariwisata
dalam penelitian ini terdiri dari lima subsektor pendukung, yaitu; subsektor
restoran, hotel, transportasi dan komunikasi, jasa biro perjalanan wisata, jasa
hiburan, dan atraksi budaya.

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Definisi Kepariwisataan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan dijelaskan sebagai berikut:
1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi, dalam jangka waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
wisata. Wisatawan dapat berasal dari dalam negeri atau yang dikenal dengan
sebutan wisatawan domestik dan adapula wisatawan yang berasal dari luar
negara tujuan yang disebut wisatawan mancanegara (wisman).
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pengusaha.
5. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,
dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan usaha pariwisata.
Menurut Cooper dalam Heriawan (2004), pariwisata adalah serangkaian
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok
dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan
kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan di tempat
tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya akan
kembali ke tempat tinggal semula. Hal tersebut memiliki dua elemen yang

5
 

penting, yaitu: perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan
dengan berbagai aktivitas wisatanya.
Semua orang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat (tempat asal)
ke tempat lain termasuk kegiatan wisata. Perjalanan rutin seseorang ke tempat
bekerja walaupun mungkin cukup jauh dari segi jarak tentu bukan termasuk
kategori wisatawan. Dengan kata lain, kegiatan pariwisata adalah kegiatan
bersenang-senang (leisure) yang mengeluarkan uang atau melakukan tindakan
konsumtif (Heriawan, 2004).
Individu yang melakukan kegiatan wisata sering disebut sebagai
wisatawan. Dalam hal tersebut wisatawan dibagi menjadi dua ada wisatawan
nusantara dan wisatawan mancanegara.
Wisatawan Nusantara
Wisatawan Nusantara atau domestic tourist adalah penduduk Indonesia
yang melakukan perjalanan dalam wilayah geografis Indonesia (perjalanan dalam
negeri) secara sukarela dalam jangka waktu kurang dari satu tahun dan bukan
untuk tujuan bersekolah atau bekerja, serta sifat perjalanannya bukan rutin
(commuting).

Wisatawan Mancanegara
Wisatawan mancanegara adalah setiap orang yang mengunjungi sebuah
negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan yang
bukan untuk bekerja atau memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi.
Berikut definisi wisatawan menurut Ismayanti (2010) yaitu:
1. Visitor
Visitor atau pengunjung adalah siapa pun yang melakukan perjalanan ke
daerah lain di luar lingkungan kesehariannya dalam jangka waktu tidak
lebih dari 12 bulan berturut-turut dan tujuan perjalanan tidak untuk
mencari nafkah di daerah tersebut.
2. Tourist
Tourist atau wisatawan merupakan pengunjung yang menginap atau
pengunjung yang tinggal di daerah tujuan setidaknya satu malam
diakomodasi umum ataupun pribadi.
3. Same day visitor
Same day visitor atau pengunjung harian adalah ekskurionis, pengunjung
yang tidak bermalam diakomodasi umum atau pribadi di daerah tujuan.

Peran Pariwisata
Pariwisata adalah suatu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup, serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Pariwisata juga
sebagai sektor yang kompleks yang meliputi industri-industri dalam arti klasik
seperti industri kerajinan tangan dan cendramata, penginapan, dan transfortasi
sehingga secara ekonomi juga dapat dipandang sebagai industri.


 

Pengembangan di dalam sektor pariwisata akan berhasil dengan baik,
apabila masyarakat luas dapat lebih berperan atau ikut serta secara aktif. Agar
masyarakat luas dapat lebih dapat berperan serta dalam pembangunan
kepariwisataan, maka masyarakat perlu diberi pemahaman tentang apa yang
dimaksud dengan pariwisata serta manfaat dan keuntungan-keuntungan apa yang
akan diperoleh. Disamping itu, masyarakat juga harus mengetahui hal-hal yang
dapat merugikan yang diakibatkan oleh adanya pariwisata tersebut.
Menurut Hutabarat (1992), peranan pariwisata saat ini antara lain adalah:
1. Peran Ekonomi
Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah. Peningkatan
pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal dari pembelanjaan dan biaya
yang dikeluarkan wisatawan selama perjalanan dan persinggahannya seperti
untuk hotel, makan dan minum, cenderamata, angkutan, dan sebagainya.
Selain itu juga, mendorong peningkatan dan pertumbuhan di bidang
pembangunan sektor lain. Salah satu ciri khas pariwisata, adalah sifatnya
yang tergantung dan terkait dengan bidang pembangunan sektor lainnya.
Dengan demikian, berkembangnya kepariwisataan akan mendorong
peningkatan dan pertumbuhan bidang pembangunan lain.
Pengembangan pariwisata berpengaruh positif pada perluasan peluang
usaha dan kerja. Peluang usaha dan kerja tersebut lahir karena adanya
permintaan wisatawan. Dengan demikian, kedatangan wisatawan ke suatu
daerah akan membuka peluang bagi masyarakat tersebut untuk menjadi
pengusaha hotel, wisma, homestay, restoran, warung, angkutan dan lain-lain.
Peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat
lokal untuk bekerja dan sekaligus dapat menambah pendapatan untuk dapat
menunjang kehidupan rumah tangganya.
2. Peran Sosial
Semakin luasnya lapangan kerja. Sarana dan prasarana seperti hotel,
restoran dan perusahaan perjalanan adalah usaha-usaha yang ”padat karya”.
Untuk menjalankan jenis usaha yang tumbuh dibutuhkan tenaga kerja dan
makin banyak wisatawan yang berkunjung, makin banyak pula lapangan
kerja yang tercipta. Di Indonesia penyerapan tenaga kerja yang bersifat
langsung dan menonjol adalah bidang perhotelan, biro perjalanan, pemandu
wisata, instansi pariwisata pemerintah yang memerlukan tenaga terampil.
Pariwisata juga menciptakan tenaga di bidang yang tidak langsung
berhubungan, seperti bidang konstruksi dan jalan.
3. Peran Kebudayaan
Mendorong pelestarian budaya dan peninggalan sejarah. Indonesia
memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, peninggalan sejarah yang
selain menjadi daya tarik wisata juga menjadi modal utama untuk
mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata akan
mengupayakan agar modal utama tersebut tetap terpelihara, dilestarikan, dan
dikembangkan.
Mendorong terpeliharanya lingkungan hidup. Kekayaan dan keindahan
alam seperti flora dan fauna, taman laut, lembah hijau pantai, dan sebagainya,
merupakan daya tarik wisata. Daya tarik ini harus terus dipelihara dan
dilestarikan karena hal ini merupakan modal bangsa untuk mengembangkan
pariwisata. Wisatawan selalu menikmati segala sesuatu yang khas dan asli.

7
 

Hal ini merangsang masyarakat untuk memelihara apa yang khas dan asli
untuk diperlihatkan kepada wisatawan.

Tujuan Pembangunan Pariwisata Nasional
Sesuai dengan perkembangan dalam rangka pembangunan nasional, guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat pembangunan pariwisata dilanjutkan dan
ditingkatkan dengan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi
kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk
memperbesar penerimaan devisa. Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan
berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata,
perikehidupan dalam keseimbangan, dan kepercayaan pada diri sendiri.
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1990, penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan
untuk:
a. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu
obyek dan daya tarik wisata
b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa
c. Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja
d. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat
e. Mendorong pendayagunaan produksi nasional.
Sesuai dengan tujuan tersebut, berbagai program yang digalakan seperti
pembangunan obyek dan daya tarik wisata baru, disamping itu juga tetap
memperhatikan kemampuan untuk mendorong peningkatan pengembangan
kehidupan ekonomi dan sosial budaya, nilai-nilai agama, adat istiadat, serta
pandangan dan nilai - nilai kehidupan dalam masyarakat.

Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat analisis
Input-Output telah banyak dilakukan. Penelitian yang sudah dilakukan selama ini
terbagi menjadi ; 1) Penelitian terhadap seluruh sektor-sektor perekonomian, 2)
Penelitian terhadap salah satu sektor perekonomian, 3) Penelitian terhadap sektor
agroindustri dan non agroindustri, 4) Penelitian terhadap sektor pertanian dan
industri pengolahan.
Heriawan (2004) dalam disertasinya menganalisis tentang peran sektor
pariwisata terhadap perekonomian di Indonesia. Metode yang digunakannya
adalah Input-Output Indonesia dan SAM. Dalam penelitiannya, dia
mendefinisikan pariwisata adalah sebagai sektor hotel, restoran, angkutan, dan
jasa serta sektor industri kerajinan.
Hasil penelitiannya yaitu; mengenai peranan pariwisata terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) sektoral pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp106.9 triliun
dari total PDB nasional sebesar Rp1 366.5 triliun atau sebesar 7.83 persen. Untuk


 

tahun 2003 Produk Domestik Bruto (PDB) sektoral yaitu sebesar Rp103.6 triliun
dari total PDB nasional sebesar Rp1 921.5 triliun atau sebesar 5.39 persen.
Kemudian untuk nilai total output sektor pariwisata pada tahun 2000
adalah sebesar Rp226.9 triliun atau sebesar 8.40 persen dari total output nasional
yang mencapai sebesar Rp2 701.1 triliun. Kemudian untuk tahun 2003, nilai total
output sektor pariwisata yaitu sebesar Rp220.5 triliun atau sebesar 5.81 persen
dari total output nasional.
Adapun pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja pada
tahun 2000 yaitu sebanyak 7.45 juta orang dari total 89.82 juta orang atau sebesar
8.29 persen. Pada tahun 2003 pengaruh sektor pariwisata terhadap penyerapan
tenaga kerja yaitu sebesar 7.21 juta orang dari total 90.8 juta orang atau sebesar
7.94 persen.
Lumaksono (2011) dalam disertasinya menganalisis tentang dampak
ekonomi internasional terhadap perekonomian indonesia. Metode yang
digunakannya adalah Input-Output dan ekonometrika. Dijelaskan bahwa jumlah
penerimaan devisa pariwisata tergantung dari jumlah kedatangan wisman beserta
rata-rata pengeluarannya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berbeda
antarnegara asal wisatawan. Gross Domestic Product (GDP) merupakan salah
satu faktor utama yang mempengaruhi jumlah kedatangan wisman maupun
pengeluaran mereka selama berada di Indonesia. Semakin sejahtera suatu negara
yang diindikasikan oleh pertumbuhan ekonominya, semakin meningkat jumlah
penduduk negara tersebut yang melakukan perjalanan ke Indonesia.
Naik-turunnya harga pariwisata Indonesia dipengaruhi oleh nilai tukar
mata uang rupiah terhadap mata uang negara asal wisman, indeks harga konsumen
Indonesia maupun indeks harga konsumen negara asal wisman. Penguatan nilai
rupiah terhadap mata uang negara asal wisatawan akan mengurangi minat
wisatawan untuk mengunjungi Indonesia dan menurunkan pengeluaran mereka
selama berada di Indonesia.
Santri (2009) menganalisis mengenai potensi sektor pariwisata untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat Provinsi Bali yang
menggunakan Tabel Input-Output (updating) tahun 2007 transaksi domestik atas
harga produsen, diperoleh hasil sektor pariwisata memiliki peran yang relatif
besar terhadap struktur perekonomian Provinsi Bali. Hal ini dapat dilihat dari
permintaan total sektor pariwisata pada tahun 2007 mencapai 36.00 persen dari
umlah total permintaan seluruhnya. Dalam permintaan akhir, sektor pariwisata
memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 40.25 persen dari total permintaan akhir.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga, sektor pariwisata juga menempati
posisi tertinggi sebesar 30.75 persen dari total pengeluaran rumah tangga terhadap
output domestik. Untuk investasi, sektor pariwisata berada di urutan kedua yaitu
sebesar 8.79 persen dari total investasi provinsi Bali. Dalam struktur ekspor dan
impor, pariwisata juga menempati posisi tertinggi dengan nilai ekspor sebesar
69.30 persen, dan nilai impor 26.29 persen.
Secara keseluruhan, sektor pariwisata memiliki keterkaitan langsung dan
tidak langsung yang tinggi baik sektor pengguna input maupun output, sehingga
dapat dikatakan bahwa sektor ini dapat diandalkan untuk mendorong sektor-sektor
lain baik hulu maupun hilirnya. Pada keterkaitan langsung dan tidak langsung ke
depan nilai terbesarnya ditempati oleh subsektor hotel bintang. Sedangkan pada

9
 

keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, subsektor travel dan biro
yang memiliki nilai terbesar.

Kerangka Pemikiran
Metode analisis input-output digunakan untuk menganalisis mengenai
keterkaitan dan dampak baik dari sektor pariwisata dalam perekonomian maupun
antar subsektor penyusun sektor pariwisata Kabupaten Badung. Analisis inputoutput dapat digunakan juga untuk menganalisis peran sektor pariwisata ataupun
subsektor penyusun sektor pariwisata terhadap pembentukan konsumsi
pemerintah dan rumah tangga, permintaan dan penawaran, investasi, serta nilai
tambah bruto Kabupaten Badung. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan
adalah analisis dampak penyebaran, analisis keterkaitan, dan analisis multiplier.
Perekonomian Kabupaten Badung

Sektor Pariwisata

Peran jasa pariwisata dan Sektor
pendukungnya dalam Perekonomian
Kabupaten Badung
(Analisis Input-Output)

Tabel Input-Output Kabupaten Badung tahun 2009

Analisis Keterkaitan

Keterkaitan dengan sektor lain
(Analisis Penyebaran)

Peran Sektor Pariwisata
terhadap Kabupaten Badung

Pembangunan Sektor Kunci dalam
Peningkatan Perekonomian

Keterangan :

Ruang lingkup penelitian
Sumber analisis
Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional

Analisis Multiplier

10 
 

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung Provinsi Bali, dikarenakan
beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan. Pertimbangan tersebut yaitu; (1)
Tersedianya Tabel Input-Output Kabupaten Badung, (2) Kabupaten Badung
merupakan daerah yang memiliki banyak kawasan wisata utama dari Pulau Bali
yang merupakan tujuan wisata mancanegara, dan (3) Belum pernah dilakukannya
penelitian mengenai peranan sektor pariwisata dalam perekonomian Kabupaten
Badung.

Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
sebagian besar berasal dari Tabel Input-Output Kabupaten Badung tahun 2009
klasifikasi 54 sektor yang diagregasikan menjadi tiga belas dan sembilan sektor.
Data diperoleh dari berbagai sumber dan instansi terkait seperti Badan Pusat
Statistik (BPS) Pusat, Badan Pusat Statistik Badung dan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Badung, serta dari berbagai sumber pendukung lainnya.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel dan
Input-Output Analysis for Practitioners (IOAP).

Metode Analisis
Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor.
Keterkaitan ini terdiri dari, keterkaitan langsung ke depan, keterkaitan langsung
ke belakang, keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan dan keterkaitan
langsung dan tidak langsung ke belakang.
1. Keterkaitan Langsung ke Depan
Keterkaitan langsung ke depan menunjukkan akibat suatu sektor tertentu
terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara
langsung per unit kenaikan permintaan total.
Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

F(d)i =∑
F(d)i

= keterkaitan langsung ke depan sektor i
= unsur matrik koefisien teknis  

(1)

11
 

 

n

= jumlah sektor

2. Keterkaitan Langsung Ke Belakang
Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat suatu sektor tertentu
terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut secara
langsung per unit kenaikan permintaan total.

Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut :
B(d)j = ∑

(2)

B(d)j = keterkaitan langsung ke belakang sektor i
= unsur matrik koefisien teknis
n
= jumlah sektor
3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan
Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan akibat
dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan output bagi
sektor tersebut secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan
permintaan total.
Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut:

F(d+i) )i

n

F(d+i) )i = ∑

(3)

= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan sektor
i,
= unsur matrik kebalikan Leontief model terbuka.
= jumlah sektor

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan akibat
dari suatu sektor yang diteliti terhadap sektor-sektor yang menyediakan input
antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit
kenaikan permintaan total.
Keterkaitan tipe ini dirumuskan sebagai berikut :

B(d+i)j

n

B(d+i)j = ∑

(4)

= keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang
sektor i
= unsur matrik kebalikan Leontief model terbuka
= jumlah sektor

Dampak Penyebaran
Indeks keterkaitan langsung serta keterkaitan langsung dan tidak langsung
ke depan maupun keterkaitan langsung serta keterkaitan langsung dan tidak
langsung ke belakang yang telah diuraikan di atas belum memadai apabila dipakai
sebagai landasan untuk pemilihan sektor-sektor kunci. Indikator-indikator tersebut

12 
 

tidak dapat diperbandingkan antar sektor karena peranan permintaan setiap sektor
tidak sama. Membandingkan rata-rata dampak yang ditimbulkan oleh sektor
tersebut dengan rata-rata dampak seluruh sektor adalah cara untuk menormalkan
kedua indeks tersebut. Analisis ini disebut dengan dampak penyebaran yang
terbagi dua yaitu kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran.
1. Kepekaan Penyebaran (Daya Penyebaran ke Depan)
Konsep kepekaan penyebaran (daya penyebaran ke depan) bermanfaat
untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya
melalui mekanisme pasar output. Konsep ini sering juga diartikan sebagai
kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor-sektor
lain yang memakai input dari sektor ini. Sektor i dikatakan mempunyai kepekaan
penyebaran yang tinggi apabila nilai Sd i lebih besar dari satu. Sebaliknya sektor i
dikatakan mempunyai kepekaan penyebaran yang rendah jika nilai Sdi lebih kecil
dari satu. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kepekaan penyebaran
adalah:
Sdi =
Sdi
n







= kepekaan penyebaran sektor i,
= unsur matrik kebalikan Leontief
= jumlah sektor

2. Koefisien Penyebaran (Daya Penyebaran ke Belakang)
Konsep koefisien penyebaran (daya penyebaran ke belakang) memiliki
fungsi untuk mengetahui distribusi manfaat dari pengembangan suatu sektor
terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya melalui mekanisme transaksi pasar
input. Konsep ini sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk
meningkatkan pertumbuhan industri hulunya. Sektor j dikatakan mempunyai
keterkaitan ke belakang yang tinggi apabila nilai Pd lebih besar dari satu,
j

sebaliknya jika nilai Pd lebih kecil dari satu. Rumus yang digunakan untuk
j

mencari nilai koefisien penyebaran adalah sebagai berikut:
Pdj =
Pdj
n







= kepekaan penyebaran sektor j
= unsur matrik kebalikan Leontief
= jumlah sektor

Analisis Multiplier
Berdasarkan matrik kebalikan Leontief, baik untuk model terbuka (α )
ij

maupun untuk model tertutup (α* ) dapat ditentukan nilai-nilai dari multiplier
ij

output, pendapatan dan tenaga kerja berdasarkan rumus yang tercantum dalam Tabel
2. Hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran dari sisi output,

13
 

pendapatan dan tenaga kerja, dihitung dengan menggunakan rumus multiplier tipe I
dan II sebagai berikut:

Tabel 2 Rumus pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja
Multiplier
Nilai
Output

Pendapatan

Tenaga Kerja

1

Efek awal



Efek puteran pertama

 

Efek dukungan industri

1

 

 

Efek induksi konsumsi

∑  



∑  

 

Efek total

 

Efek lanjutan



1

Sumber: Daryanto, A ; Hafizrianda, Y (2010).

 

 

 

 

- -∑ a    
-∑  

-

 



 

∑  

∑  

∑  

-



 

 

  - -∑ a    
  - -∑  
 

  -

Keterangan:
a = Koefisien Output
= KoefisienPendapatan Rumah Tangga
= Koefisien Tenaga Kerja
= Matrik Kebalikan Leontief Model Terbuka
= Matrik Kebalikan Leontief Model Tertutup

Melihat hubungan antara efek awal dan efek lanjutan per unit pengukuran
dari sisi output, pendapatan dan tenaga kerja, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus multiplier tipe I dan multiplier tipe II berikut:
 

Tipe I =

Tipe II =

Efek 

   Efek P
   

 P

 P
 P

 A

   
   

 
 

 I

 A

 I

   

  I

 K

1. Koefisien Pendapatan ( )
Koefisien pendapatan rumah tangga merupakan suatu bilangan yang
menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang
diperlukan untuk menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan
dirumuskan sebagai berikut:

 

14 
 

=

Dimana:

= keofisien pendapatan sektor i
= jumlah upah dan gaji sektor i
= jumlah output total sektor i

Keofisien Tenaga Kerja ( )
Koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan
besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit
output. Koefisien tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
Dimana:

= koefisien tenaga kerja sektor i
= jumlah tenaga kerja sektor i
= jumlah output total sektor i

Sektor Kunci
Adanya penggunaan input antara yang berasal dari output sektor lain dan
penggunaan input primer seperti tenga kerja dan modal, membuat suatu sektor
produksi menjadi terintegrasi dengan sektor-sektor lainnya dalam suatu
perekonomian. Keterkaitan antar sektor merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki oleh growth pole dalam perkembangan ekonomi. Grwoth pole tersebut
seharusnya lebih mengacu pada suatu sektor yang bisa menyebar dalam berbagai
aktivitas sektor produksi sehingga mampu menggerakkan ekonomi secara
keseluruhan. Sektor semacam ini umumnya memiliki ciri-ciri, (1)
perkembangannya relatif cepat, (2) industrinya relatif besar untuk memberikan
dampak langsung dan tidak langsung, (3) memiliki keterkaitan tinggi antar
industri, dan (4) inovatif (Arsyad, 1999).
Suatu sektor yang memiliki ciri-ciri seperti diatas bisa dijadikan sebagai
sektor kunci dalam pembangunan ekonomi suatu daerah. Hal itu dikarenakan
sektor tersebut paling efektif berperan sebagai motor penggerak dalam
pembanguna daerah secara berkesinambungan. Sehingga sangatlah penting dalam
menentukan sektor mana yang bisa menjadi sektor kunci pada suatu
perekonomian.

Konsep dan Definisi Operasional Data
Konsep dan definisi menjelaskan konsep serta definisi dari pariwisata,
output, transaksi antara, permintaan akhir (pengeluaran rumah tangga,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok,
ekspor dan impor) dan input primer (upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan
pajak tak langsung netto) yang sesuai dengan Tabel Input-Output (Daryanto, A.
dan Hafizrianda, Y., 2010).
1. Pariwisata

15
 

Pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
wisata, yang diantaranya termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata,
serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dalam penelitian ini sektor
pariwisata merupakan sektor yang tersusun dari beberapa subsektor-subsektor
ekonomi yang berhubungan dengan pariwisata di Kabupaten Badung. Hal
tesebut mencakup subsektor hotel, restoran, transportasi dan komunikasi, jasa
biro perjalanan wisata, serta jasa hiburan dan rekreasi.
2. Output
Output adalah seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektorsektor
produksi dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia di suatu wilayah
(negara, provinsi, dan sebagainya) dalam periode tertentu tanpa memperhatikan
asal-usul pelaku produksi maupun usahanya. Sepanjang kegiatan produksinya
dilakukan pada wilayah yang bersangkutan maka produksinya dihitung sebagai
bagian dari output wilayah tertentu. Oleh karena itu, output sering dikatakan
sebagai produk domestik. Unit usaha yang produksinya berupa barang
outputnya merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang yang
bersangkutan dengan harga produsen per unit barang tersebut. Unit usaha yang
bergerak di bidang jasa, outputnya merupakan nilai penerimaan dari jasa yang
diberikan kepada pihak lain.
3. Input Antara
Input antara adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang
digunakan habis dalam proses produksi. Komponen input antara lain terdiri
dari barang tidak tahan lama dan jasa yang dapat berupa hasil produksidalam
negeri atau impor. Barang tidak tahan lama, adalah barang yang habis dalam
sekali pakai, atau barang yang umur pemakaiannya kurang dari satu tahun.
Contoh dari input antara adalah bahan baku, bahan penolong, jasa perbankan
dan sebagainya, sedangkan balas jasa untuk pegawai (upah dan gaji)
dimasukkan ke dalam input primer. Penilaian dari barang dan jasa yang
digunakan berdasarkan transaksi atas dasar harga pembeli, yaitu harga yang
dibayarkan pada saat menggunakan barang dan jasa tersebut.
4. Input Primer
Input primer adalah balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi yang
terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Input primer
disebut juga nilai tambah bruto dan merupakan selisih antara nilai output
dengan input antara.
a. Upah dan Gaji
Upah dan gaji mencakup semua balas jasa dalam bentuk uang maupun barang
dan jasa kepada tenaga kerja yang ikut dalam kegiatan produksi selain pekerja
keluarga yang tidak dibayar.
b. Surplus Usaha
Surplus usaha adalah balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas
pemilikan modal. Surplus usaha terdiri dari keuntungan sebelum dipotong
pajak penghasilan, bunga atas modal, sewa tanah dan pendapatan atas hak
kepemilikan lainnya. Besarnya nilai surplus usaha sama dengan nilai tambah
bruto dikurangi dengan upah dan gaji, penyusutan dan pajak tak langsung
netto.

16 
 

c. Penyusutan
Penyusutan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang digunakan
dalam proses produksi. Penyusutan merupakan nilai penggantian terhadap
penurunan nilai barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi.
d. Pajak Tak Langsung Netto
Pajak tak langsung netto adalah selisih antara pajak tak langsung dengan
subsidi. Pajak tak langsung mencakup pajak impor, pajak ekspor, bea masuk,
pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya. Subsidi adalah bantuan yang
diberikan pemerintah kepada produsen. Subsidi disebut juga sebagai pajak tak
langsung negara.
5. Permintaan Antara
Permintaan antara merupakan permintaan barang dan jasa untuk memenuhi
proses produksi. Dengan kata lain, permintaan antara menunjukkan jumlah
penawaran output dari suatu sektor ke sektor lain yang digunakan dalam proses
produksi.
6. Permintaan Akhir
Permintaan akhir merupakan permintaan akan barang dan jasa selain
permintaan untuk sektor produksi juga terdapat permintaan untuk konsumsi
akhir. Permintaan akhir terdiri dari pengeluaran konsumsi rumah tangga,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukkan modal tetap bruto,
perubahan stok, dan ekspor-impor.
(i) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri dari pembelian barang dan jasa
yang dilakukan oleh rumah tangga dan badan-badan yang tidak mencari
untung, dikurangi nilai netto penjualan barang bekas dan barang sisa. Akan
tetapi, pembelian rumah baru oleh rumah tangga dimasukkan sebagai
pembentukkan modal tetap sektor usaha persewaan tanah dan bangunan (real
estate). Barang dan jasa juga mencakup konsumsi yang dilakukan di dalam dan
di luar negeri.
(ii) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran konsumsi pemerintah mencakup pengeluaran barang dan jasa
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk konsumsi kecuali
yang sifatnya pembentukkan modal, termasuk pengeluaran untuk kepentingan
angkatan bersenjata (pertahanan).
(iii) Pembentukkan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Pembentukkan modal tetap bruto mencakup semua biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan, pembuatan atau pembelian barang-barang modal baru baik
dari dalam maupun impor. Barang modal dapat terdiri dari
bangunan/konstruksi, mesin dan peralatan, kendaraan dan angkutan, serta
barang modal lainnya.
(iv) Perubahan Stok

17
 

Perubahan stok juga merupakan pembentukkan modal (tidak tetap) yang
diperoleh dari selisih antara stok barang pada akhir tahun dengan nilai stok
barang awal tahun. Stok biasanya dipegang oleh produsen yang merupakan
hasil produksi yang belum sempat dijual oleh konsumen sebagai bahan-bahan
(inventory) yang belum sempat digunakan. Perubahan stok dapat digolongkan
menjadi: (1) perubahan stok barang setengah jadi yang disimpan oleh
produsen, termasuk perubahan ternak dan unggas serta barang-barang strategis
yang merupakan cadangan nasional, (2) perubahan stok bahan mentah dan
bahan baku yang belum digunakan oleh produsen, (3) perubahan stok di sektor
perdagangan yang terdiri dari barang-barang dagangan yang belum terjual.
(v) Ekspor dan Impor
Ekspor dan impor merupakan kegiatan atau transaksi barang dan jasa antara
penduduk di suatu daerah, dengan penduduk di luar daerah tersebut, baik
penduduk kota lain maupun luar negeri. Ada dua aspek penting dalam ekspor
dan impor yaitu transaksi ekonomi dan penduduk. Transaksi ekonomi meliputi
transaksi barang, jasa pengangkutan, jasa pariwisata, jasa komunikasi, jasa
asuransi, dan berbagai jasa lainnya. Transaksi ini melibatkan seluruh penduduk
yang meliputi badan pemerintahan pusat dan daerah, perorangan, perusahaan,
dan lembaga lainnya, termasuk dalam transaksi ekspor adalah pembelian
langsung di pasar domestik oleh penduduk daerah lain. Sedangkan pembelian
langsung di pasar luar daerah oleh penduduk domestik dikategorikan sebagai
transaksi impor.
7. Margin Perdagangan dan Biaya Transportasi
Margin perdagangan dan biaya transportasi adalah selisih antara transaksi pada
tingkat harga konsumen atau pembeli dengan tingkat harga produsen. oleh
karena itu, selisih nilai transaksi mencakup: (1) Keuntungan pedagang, baik
pedagang besar maupun pedagang eceran, (2) Biaya transportasi yang timbul
dalam menyalurkan barang produsen sampai ke tangan pembeli akhir.
8. Sektor Pertanian
Kegiatan yang dilakukan di sektor ini meliputi pengolahan lahan untuk
bercocok tanam dan kegiatan pengolahan hasil-hasil pertanian. Subsektor yang
termasuk ke dalam sektor ini antara lain subsektor peternakan, kehutanan dan
perikanan yang kegiatannya meliputi pemeliharaan dan penangkapan ikan,
peternakan, kehutanan, dan perikanan yang dilakukan secara sederhana yang
masih menggunakan peralatan tradisional.
9. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Pertambangan dan penggalian mencakup seluruh usaha kegiatan penambangan,
penggalian dan penggaraman oleh rakyat. Pada dasarnya usaha kegiatan sektor
ini dimaksudkan untuk memperoleh segala macam barang tambang, mineral
dan barang galian berbentuk padat, cair dan gas, baik yang terdapat di dalam
maupun di permukaan bumi. Sifat dan tujuan pengusahaan benda-benda
tersebut adalah untuk menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian
sehingga memungkinkan untuk dimanfaatkan, diproses lebih lanjut, dijual
kepada pihak lain, ataupun diekspor ke luar negeri.
10. Sektor Industri Pengolahan

18 
 

Sektor industri pengolahan meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan
meningkatkan mutu barang dan jasa. Proses produksi dapat dilakukan secara
mekanik, kimiawi ataupun proses lainnya dengan menggunakan alat-alat
sederhana dan mesin-mesin. Proses tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan
industri, perusahaan pertanian, pertambangan, dan perusahaan lainnya.
11. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
Sektor listrik meliputi kegiatan pembangkit dan distribusi tenaga listrik baik
yang diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun non
PLN. Cakupannya termasuk pula tenaga listrik produksi sampingan yang
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan perkebunan