berasal dari kelompok umur 0-19 tahun dan 20-39 tahun. masing – masing 41 dan 37,8 dari jumlah total penduduk
Dilihat dari struktur umur penduduk kota Medan dihuni lebih kurang 1.359.447 jiwa yang berusia produktif 15-19 tahun dan jumlah ini
diperkirakan meningkat mencapai 1.395.432 jiwa pada tahun 2010 .
Dengan demikian kota Medan secara relatif memiliki tenaga kerja yang cukup yang
dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan baik jasa, perdagangan maupun industru manufaktur.
Petumbuhan tenaga kerja di kota medan cukup tinggi sebagai akibat dari naiknya pertumbuhan penduduk dan mobilitas urbanisasi pendududk dari
pedesaan ke perkotaan dengan berbagai kepentingan misalnya untuk mencari pekerjaan. Selama kurun waktu tahun 2002-2006 pertumbuhan rata
– rata tenaga kerja yang belum ditempatkan tahun sebelumnya sebesar 46,50 per tahun yang terdaftar naik 57,62 pertahun , tenaga kerja yang
telah di tempatkan naik sebesar 244,42 pertahunnya dan yang belum di tempatkan naik 32,20 pertahun.
2.1.2 Perkembangan Kota Medan Secara Umum
PP no 47 tahun 1997 , telah menetapkan kota medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional PKN, yaitu sebagai pusat yang mendorong kawasab
sekitarnya sebagai pintu gerbang nasional dan internasional, sebagai simpul transportasi nasional, sebagai simpul distribusi dan kolektor untuk barang dan
jasa dan pusat jasa pemerintahan. Terkait denagan pengembangan kota meddan yang merupakan bagian
wilayah MEBIDANG, maka salah satu kawasan tertentu dalam lingkup nasional yang penataan ruangnya di prioritaskan dan termasuk juga dalam
kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia , Malaysia Thailand Grouth Tringle IMT – GT.
Sejak tahun 1862, terihat adanya dua kutub pertumbuhan fisik kota medan,yaitu pertumbuhan pelabuhan laut belawan dan pusat kota medan
sekarang yang menjadi pusat perkantoran dan perdagangan kota
1 .
kota Medan terlibat dengan konsep pengembangan kota metropolitanisasi dengan
kota dan kabupaten yang ada di sekitarnyayang dikenal dengan sebutan mebidang Medan,Binjai, Deli Serdang. Kota medan menjadi kota inti
sedangkan kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang merupakan kota satelit. Pengembangan wilayah perkotaan mebidang secara dekonsentrasi
diarahkan pada pengembangan pusat – pusat pelayanan dan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi di kedua koridor medan – binjai dan lubuk pakam dikembangkan sebagai kota mandiri dan penyeimbang perkembangan kota Medan. Pada
tahun 1990 , wilayah mebidang telah di deliniasi meliputi kota Medan kota Binjai dan 11 kecamatan di kabupaten Deli Serdang yang luas totalnya
mencapai lebih kurang 1.200 km
2
dengan jumlah penduduk 3,3 juta jiwa tahun 2001.
Dalam pengembangan wilayah mebidang maka pengelolaan kota memerlukan kerja sama daerah sebagaimana tertuang dalam UU 32 tahun
2004 yaitu : 1. Beberapa daerah dapat mengadakan kerja sama antar daerah yang diatur
dengan keputusan bersama. 2. Daerah dapat membentuk Badan Kerja sama Antra Daerah.
Berdasarkan perkembangan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas . Maka lokasi yang tepat untuk mendirikan gedung kantor sewa yang
bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi daerah pusat bisnis. CBD di WPP-D dan perkantoran pada WPP-B dan WPP-
E. Pembangunan kota Medan saat ini relatif melambat. Namun prospek
bisnis kantor sewa kedepannya masih menguntungkan , walaupun dewasa ini persaingan semakin ketat dengan berminculannya sejumlah gedung kantor
baru. Meski persaingan semaki ketat . bisnis sewa perkantoran masih menjanjikan, karena selain pertumbuhan ekonomi semakin membaik kota
Medan juga masih menjadi incaran para investor untuk menanamkan modal ataupun berinvestasi. Seperti yang dikutip dari ketua umum Asosiasi Pengelola
Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran Sumatera Utara AP4SU, Paulus Tamie
2.1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan