Strategi Public Relations PT. Telekomsel Region Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia pada abad 21 ini mengalami proses perubahan pesat khususnya dalam bidang komunikasi Public Relations yang semakin nyata keberadaannya. Pada negara-negara maju Public Relations sudah digunakan hampir diseluruh perusahaan, baik kecil maupun besar. Suatu opini yang berkembang di dalam masyarakat akan mempengaruhi suatu perusahaan atau organisasi baik dari dalam maupun dari luar, dan membina hubungan baik antara Public Relations dengan Public internal dan eksternal juga akan mempengaruhi opini yang menyebar dimasyarakat. Setidaknya opini publik terhadap suatu perusahaan atau organisasi tersebut diakui oleh masyarakat.

Dengan merasa diakui oleh masyarakat maka perusahaan atau organisasi semakin berusaha untuk tidak mengecewakan mereka dan disini diperlukan sebuah badan khusus yang menangani masalah tersebut baik publik internal maupun publik eksternal sehingga pekerjaan dari badan-badan yang lain tidak terganggu, dimana orang yang berada dibadan khusus tersebut merupakan seorang Public Relations yang dapat menjembatani atau menjadi penyambung lidah tentang apa yang diinginkan oleh perusahaan ataupun sebaliknya.

Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi yang baik bersifat komersial maupun organisasi yang non komersial. Praktisi Public Relations senantiasa dihadapkan pada tantangan dan


(2)

2

harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Kebutuhan akan Public Relations merupakan salah satu element yang menentukan kelangsungan suatu organisasi atau lembaga secara positif. Arti penting Public Relations sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa di era globalisasi dan banjir informasi seperti saat ini.

Public Relations sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan karena dengan adanya seorang Public Relations dalam sebuah perusahaan dapat membentuk suatu citra yang baik, yang dibentuk melalui komunikasi yang dibuatnya dari informasi yang disebarkan atau dipublikasikan. Maka dalam kegiatannya, Public Relations perlu bekerja keras dengan mencari dan memberikan informasi kepada masyarakat, agar perusahaan mereka tumbuh subur, karena dengan kepercayaan dan sokongan publiklah perusahaan tetap berjalan.

Dalam hal ini Public Relations harus mempunyai suatu strategi dalam menyusun suatu program mulai dari perencanaan pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi khalayak, pemilihan media dan sebagainya, mengapa harus demikian? karena seorang Public Relations mempunyai tugas yang cukup banyak dan berat maka dari semua hal yang dijelaskan tadi harus benar-benar disiapkan untuk menangani berbagai masalah mulai dari masalah perusahaan atau organisasi maupun masalah terhadap khalayak luar, Public Relations harus bisa mengatasi berbagai masalah secara cepat, akurat dan benar tanpa ada sedikit celah atau membuat suatu citra negatif.


(3)

3

Apabila suatu masalah tidak dapat diatasi dengan cepat dan benar maka celaka bagi Public Relations disini, apabila citra negatif sudah tersebar luas di masyarakat maka Public Relations akan sulit memperbaiki citra negatif teresebut apabila tidak segera di klarifikasi. Citra dalam praktisi Public Relations merupakan suatu pesan yang harus dicerna terlebih dahulu sebelum pesan tersebut untuk disebarkan pada khalayak, inilah yang disebut dengan citra sebuah pesan dapat memberikan suatu gambaran atau image terhadap suatu organisasi khususnya atau cerminan setiap individu.

Menurut Frank jefkin, menyimpulkan secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya . Citra perusahaan adalah citra dari studi organisasi secara keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal, hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stailitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab social, dan komitmen mengadakan riset.

Media relations sebagai instrument PR untuk membentuk suatu pencitran dalam perusahan atau organisasi tersebut, sangat tergantung pada berita/informasi yang disampaikan, maka salah satu kegiatan Public Relations dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan mereka aadalah melalui kegiatan yang berhubungan dengan Pres yakni dengan


(4)

4

membina hubungan baik dengan kalangan pres yang mengelola media cetak (suratkabar/ majalah) dan media elektronik (tv/radio).

Menurut Frank Jefkins, dalam buku Public Relations, menyebutkan mengenai peranan press relations (Hubungan Pers) adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang informasi Public Relations yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan menciptakan pengertian publiknya sehingga timbul kesepakatan opini antara perusahaan dan masyarakat.

Untuk membangun citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dimata wartawan, maka perusahaan dalam hal ini public relations harus membangun suatu hubungan baik yang mutualisme untuk menunjang penciptaan image baik perusahan di kalangan wartawan. PT. Telkomsel Regional Jawa Barat juga mempunyai hubungan yang baik dengan Pres atau Media Relations termasuk para pemimpin dan wartawan surat kabar, majalah, radio dan televisi dengan memberikan penghargaan pada Pres terutama pada wartawan yang telah bekerja sama dalam memuat pemberitaan tentan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat khususnya berita di Jawa Barat, dengan menyelenggarakan kegiatan press awards yang diadakan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dan telah diagendakan penyelenggarannya setiap setahun kegiatan ini sudah berjalan selama 15 kali dalam 15 tahun ini kegiatan press awards yang dilaksanakan pada setiap bulan agustus .

Press Awards ini diadakan karena sebagai suatu bentuk apresiasi atau penghargaan pada wartawan yang telah memuat suatu berita, terutama tentang perusahaan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat.


(5)

5

Jadi dalam hal ini PT. Telkomsel Regional Jawa Barat sangat peduli atas karya tulis dan foto jurnalistik mereka (wartawan) karena dengan pemberitaan yang dimuat wartawan dapat memberikan suatu opini pada masyarakat.

Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat telah melakukan hal yang semestinya dilakukan oleh seorang Public Relations. Sebab penting sekali dalam sebuah kegiatan kehumasan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Dengan melakukan hubungan ini akan terbentuk suatu citra yang baik dimata wartawan karena kedua belah pihak diuntungkan.

Kegiatan Press awards ini dapat dirasakan manfaatnya oleh PT. Telkomsel Regional Jawa Barat sebagai suatu tindakan yang menguntungkan karena wartawan sebagai publiks eksternal perusahaan memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra perusahaan. Bila hubungan antara salah satu publik eksternal tersebut mengalami ketidakharmonisan maka akan berpengaruh kepada pencapaian keberhasilan suatu perusahaan.

Dari latar belakang di atas maka dapat dibuat sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Sejauhmana Strategi Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung ?


(6)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Dari rumusan Masalah yang masih luas, supaya penelitian lebihspesifikasi dan terarah maka dibuat indikator masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana rencana kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.

Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung?

2. Sejauhmana pesan kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.

Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung?

3. Sejauhmana media kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.

Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung?

4. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Persepsi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung ?


(7)

7

5. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap kognisi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung?

6. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Sikap PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung ?

7. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung ?


(8)

8

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Bertolak dari latarbelakang dan identifikasi masalah yang telah di kemukakan, Maksud penelitian adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan Fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat tentang Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dalam Program Press Awards PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung .

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui rencana kegiatan Press Awards. Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.

Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

2. Untuk mengetahui pesan kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards

PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.


(9)

9

3. Untuk mengetahui media kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards

PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

4. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap

Persepsi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

5. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap

kognisi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

6. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap

Sikap PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

7. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap

Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.


(10)

10

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan Penelitian yang dilakukan adalah sebagai pengembangan ilmu komunikasi secara umum, Ilmu Humas (Hubungan Masyarakat) secara khusus dan juga membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis mengenai Strategi Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel

Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan secara praktis dari penelitian itu aadalah sebagai berikut: a. Peneliti

Sebagai dasar menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas terutama dalam hal penarapan materi kuliah yang telah didapatkan oleh penulis sehingga penulis mendapatkan gambaran yang jelas secara langsung sejauhmana kesesuaian antara teori dan praktek, bagi keilmuan kehumasan khususnya dan bagi ilmu komunikasi secara umum.


(11)

11

b. Universitas

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum yaitu mahasiswa/mahasiswi ilmu komunikasi. Penelitian ini juga berguna untuk literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

c. Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dalam membetuk citra dengan menjalin hubungan kerja sama dengan para wartawan media cetak Bandung,dengan penelitian ini PT. Telkomsel Regional Jawa Barat bisa mengetahui seberapa besar citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan wartawan media cetak Bandung.


(12)

12

1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (flammed multi media strategi) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda (Efffendy, 2000 : 300)

Sebagai Pola kegiatan, dimana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian. secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manufer, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan, maka seorang Public Relations dalam menjaga citranya membentuk suatu strategi yang berupa perencanaan seperti hal membentuk citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan publik termasuk wartawan.


(13)

13

Konteks komunikasi penelitian ini adalah konteks komunikasi organisasi. Adapun definisi komunikasi organisasi menurut Wayne (2000) sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana yang berjudul Komunikasi Organisasi bahwa:

Komunikasi organisasi adalah sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu oraganisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. ( Wayne, 2000)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.


(14)

14

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.

Teori Komuikasi kelompok yang digunakan adalah teori ABX Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi. Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungannya.

Dalam pembentukan citranya peneliti menggunakan model pembentukan citra, dari teori diatas adanya suatu kesinambungan antara pendapat teori komunikasi kelompok dengan model pembentukan citra ini yang dalam proses komunikasi kelompok adanya suatu perubahan mulai dari perilakunya anggotanya kelompok mulai perilaku, persepsi. Menurut Frank jeffkins yang dikuti oleh Soemirat dan Ardianto menyebutkan bahwa citra adalah kesan yang diperoleh


(15)

15

berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan (Soermirat dan Ardianto, 2002:14)

Cara memperoleh image atau citra yang baik:

1. Menciptakan Public Understanding ( pengertian Publik).

Pengertian belum berarti persetujuan atau penerimaan,persetujuan belum berarti penerimaan dalam hal ini publik memahami organisasi atau perusahaan atau instansi apakah itu dalam hal produk atau jasa, aktivitas-aktivitasnya, reputasinya, perilaku manajemennya.dansebagainya

2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi kita). Publik percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan intansi adalah benar adanya,apakah itu dalam hal kualitas produk atau jasanya, aktivita-aktivitanya yang positif, reputasinya baik, perilaku manejemennya dapat diandalkan.

3. Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam betuk material maupun spiritual (dalam bentuk pendapat atau pikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita.

4. Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap organisasi kita) jika ketiga tahapan diatas dapat terlalui, maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap organisasi kita yang mencapai keuntungan dan kepuasan bersama.


(16)

16

Penelitian ini menggunakan model pembentukan citra dari Jhon.S.Nimpoeno, yang mengasumsikan citra sebagai proses yang tergambarkan melalui persepsi, kognisi, dan sikap seperti yang dikemukan oleh Jalaludin Rakhmat bahwa :

Proses Psiko dinamis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen persepsi ,kognisi, motivasidan sikap konsumen terhadap produk.Keempat komponen itu sendiri diartika sebagai mental representation citra dari stimulus (rakhmat, 1985: 9-10)

Adapun model pembentuakan citra yang dijelaskan oleh Jhon.S.Nimpoene adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Model pembentukan Citra

Pengalaman Mengenai Stimulus

Kognisi

Stimulus

(rangsang) Presepsi Sikap Respon

Motivasi


(17)

17

1.5.2 Kerangka Konseptual

Melihat dari teori di atas dapat dikatakan bahwa masalah penelitian dengan teori yang dipakai dapat dikatakan saling mendukung antara masalah penelitian dengan teori tersebut.

Masalah penelitian ini dapat dilihat dengan penjelasan teori tersebut serta aplikasi teori. Dalam Penelitian ini, teori komunikasi kegiatan ini bersifat informal yang dimana teori tersebut mengaplikasikan sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu kegiatan press award yang diikuti oleh para wartawan Bandung yang dimana Telkomsel mengadakan kegiatan press awards, untuk membuat serta merubah sikap suatu para individu wartawan melaui kegiatan ini untuk membentuk suatu pencitraan TELKOMSEL dikalangan wartawan. Pembentukan sikap yang diaplikasikan dari komunikasi kelompok dapat dianalogikan dengan model pembentukan citra pada gambar 1.1 diatas memperlihatkan bahwa lembaga digambarkan sebagaimana input-output.

Proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi kognisi, motivasi dan sikap.

Sikap adalah persepsi seseorang dalam melakukan kegiatan atau berkomunikasi, sikap terbagi dalam berbagai unsur yakni: deskriptif, spontan, profesionalisme .


(18)

18

Jika diaplikasikan dalam penelitian, empat komponen dalam model pembentukan citra yaitu: persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap diartikan sebagai citra yang di berikan individu (wartawan media cetak Bandung) terhadap pesan atau stimulus yang disampaikan dalam acara press award . Jika pesan yang disampaikan mendapat perhatian dari wartawan media cetak bandung maka para peserta press award PT. Telkomsel Regional Jawa Barat akan berusaha mengerti tentang pesan tersebut.

Adapun arti dari keempat komponen dalam model pembentukan citra tersebut adalah :

1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan

2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus 3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan

4. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek,ide, situasi, atau nilai ( Soemirat dan Ardianto, 2002:116)


(19)

19

1.6 Hipotesis

Hi= Ada pengaruh antara Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional

Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan Wartawan Bandung

Ho= Tidak Ada pengaruh antara Strategi Public Relation PT. Telkomsel

Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan Wartawan Bandung.

1.7. Operasional Variabel

Operasional Variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran yang dapat di ukur. Sedangkan variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah di beri nilai. (Rakhmat, 2001:12)

Untuk itu dapat dijabarkan indikator dari variabel teori diatas yaitu:

Variabel X : Strategi Publik Relations melalui Program Press Awards Indikator 1 : Rencana kegiatan Press Awards

Alat Ukur : 1.Rancangan Kegiatan 2. Konsep


(20)

20

Indikator 2 : Pesan kegiatan Press Awards Alat Ukur : 1. Gaya pesan kegiatan

2. Bentuk Pesan yang disampaikan Indikator 3 : Media kegiatan Press Awards Alat Ukur :1. Bentuk Media

2. Fungsi Media

Variabel Y : Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Indikator 1 : Persepsi wartawan mengenai PT. Telkomsel Regional Jawa Barat

Alat Ukur : 1.Memahami perusahaan

2.Penerimaan perusahaan dimata wartawan

Indikator 2 : Kognisi wartawan mengenai PT. Telkomsel Regional Jawa Barat

Alat Ukur : 1. Ingatan 2.Pengertian 3.Pemikiran

Indikator 3 : Sikap wartawan terhadap PT. Telkomsel Regional Jawa Barat

Alat Ukur : 1.Kesadaran 2.Perasaan


(21)

21

1.8 Populasi dan Sampel

1.8.1 Populasi

Menurut Sugiyono dalam bukunya Statistika Untuk Penelitian mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari ; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Ruslan,2004:133).

Sedangkan menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial mengatakan bahwa populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik.(Silalahi,2006:233).

Populasi dalam penelitian ini adalah para wartawan media cetak Bandung yang hadir di acara Press Awards PT. Telkomsel Regional Jawa Barat sebanyak 20 orang wartawan media cetak Bandung


(22)

22

Tabel 1.1

Data Mitra Wartawan Bandung

No Nama Harian

1 Eva Pikiran Rakyat

2 Dadang Hermawan Pikiran Rakyat

3 Yatty Chahyati Radar Bandung

4 Rinny Rosaliany Galamedia

5 Ati Supriatin Galamedia

6 Efrie Christianto Galamedia

7 Darajat Aryanto Tribun Jabar

8 Asep Mulyana Bisnis Indonesia

9 Arif Budianto Seputar Indonesia

10 Irvan Cristianto Seputar Indonesia

11 Raka Zaipul Seputar Indonesia

12 DeniDenaswara Tribun Jabar (foto)

13 Mudazir Seputar Indonesia (foto)

14 Deni Sahbudin Galamedia (foto)

15 Lukman Gusmanto Bisnis Indonesia (foto)

16 Yurri Erfansyah Republika (foto)

17 Rachman Radar Bandung (foto)

18 Ramdhani Radar Bandung (foto)

19 Andrian Fauzi Detik Bandung

20 Dadang Sutarjan PR online


(23)

23

1.8.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono,2002:57).

Menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial, sampel aadalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah representative atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi,2006:234).

Dalam penelitian ini, untuk penarikan sampel peneliti menggunakan teknik Total Sampling.Menurut Ulber Silalahi, mengemukakan bahwa:

Total sampling merupakan total sampel dari jumlah populasi yang sudah ada dan pasti menurut data yang diambil oleh peneliti. Orang yang diteliti sebagai anggota atau bagian dari sampel adalah sampel yang sudah menjadi bagian populasi . Ini mencangkup pengumpulan informasi dari anggota populasi yang secara cepat atau sedapatnya untuk memberikan informasi tentang suatu hal (Silalahi,2006:251)

Sesuai dengan populasi penelitian maka besarnya sampel ditentukan dalam penelitian ini adalah berjumlah 20 orang wartawan


(24)

24

1.9 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik analisis korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menetukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2006:69).

Metode survei adalah metode pengumpulan data primer denagn

memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian (Ruslan, 2004:22)

Menurut Husein Umar, korelasional adalah teknik analisis yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi, perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan bukan sekedar deskripsi (Umar,2002:45).

Sedangkan menurut Ulber Silalahi, dalam bukunya Metode Penelitian Sosial mengemukakan bahwa ;

Penelitian korelasional adalah penelitian yang mempelajari apakah perubahan nilai dalam suatu variabel ada hubungannya dengan perubahan nilai dalam variabel lain. Ada tidaknya hubungan tersebut dihitung berdasarkan koefesien korelasi. Jadi, penelitian korelasi bukan menjelaskan sebab akibat. Artinya meskipun dua atau lebih variabel menunjukan asosiasi ( perubahan dalam satu variabel berhubungan dengan perubahan dalam variabel lain) tidak dengan sendirinya bahwa antara dua variabel tersebut menunjukan hubungan sebab-akibat karena perubahan nilai dalam variabel (Silalahi,2006:30)


(25)

25

1.10 Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh para responden sendiri ( Manasse Malo, 2003:6.12). Dalam teknik ini, responden mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperoleh data yang dibutuhkan.

Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan kepada wartawan media cetak bandung yang hadir di acara press awards. Dalam peneliti ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup (pertanyaan tertutup) yang merupakan pertanyaan yang didalamnya responden memiih satu atau lebih dari kategori-kategori spesifik yang telah ditetapkan (Silalahi,2006:273).

Teknik dalam penyebaran angket ini dilakukan dengan cara responden yang peneliti temui diberikan angket untuk diisi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui percakapan yang sistematis dan terorganisir (Silalahi, 2006: 287). Sedangkan menurut Burgin wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara (Burhan Burgin, 2001:133).


(26)

26

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada wartawan media cetak Bandung yang hadir di acara Press Awards. Hasil wawancara ini dijadikan sumber informasi mengenai masalah yang diteliti dengan tujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau informasi.

3. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah mencari data-data penunjang yang relevan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku-buku, literatur, majalah, surat kabar, buku catatan kuliah dan dari data company pofile perusahaan.

4.Internet Searching

Internet Searching atau pencarian secara online adalah pencarian dengan menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat atau software pencarian tertentu pada server yang tersambung dengan internet yang tersebar diberbagai penjuru dunia. ( Sarwono,2005;229 ) Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online dengan mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti.


(27)

27

1 .11 Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, selanjutnya data tersebut diolah dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penyeleksian data, dilakukan untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data yang sudah terkumpul.

2. Melakukan uji validitas dan reliabilitas pada angket yang telah disebar sebelumnya apabila valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur, sedangkan reliabilitas menunjukan pada adanya konsistensi dan stabkitas nilai hasil skala pengukur tertentu. 3. Pengkodean data, Mengkode data berarti memberikan kode-kode tertentu

kepada masing-masing nilai dari setiap variabel.

4. Tabulasi yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel induk kemudian kedalam tabel tunggal.

5. Dalam menganalisa penelitian menggunakan skala likert dengan perhitungan persentase.

Untuk menguji hipotesis digunakan program SPSS dan untuk menganalisa pengaruh variabel x terhadap y digunakan teknik analisa korelasi rank Spearman :


(28)

28

Rumus Rank Spearman :

Dimana : di2 = [ r(Xi)-r(Yi)]2 Keterangan :

Rs= korelasi rank Spearman. di = selisih antara 2 ranking. n = jumlah sampel.

( Kriyantono,2006:174)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian L.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang di lakukan bertempat di PT. TELKOMSEL REGIONAL JAWA BARAT Bandung, Jalan Asia Afrika no 133-137 lantai 9 gedung CCSL Bandung 40112.

L.2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini aadalah dari bulan 1 maret sampai dengan 5 juli 2010

6 di2 Rs =


(29)

29


(30)

30

1.13 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan pada penelitian ini dapat di jelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Adapun di bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, teknik penulisan, analisis data, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi & waktu penelitian, sistematika penulisan, rencana penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan tentang keilmuan penulis yaitu ilmu komunikasi. Selain itu dalam bab ini dibahas juga mengenai bentuk-bentuk komunikasi, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, dan tinjauan kehumasan.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung

BAB 1V PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis melalui software computer dengan menggunakan program SPSS.


(31)

31

BAB V PENUTUP


(32)

32


(33)

Tabel 1.2 Tabel Waktu Penelitian

29


(34)

Tabel 1.2 Tabel Waktu Penelitian

29

No Kegiatan Bulan

Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

Pengajuan Proposal

Acc judul

Persetujuan Pembimbing

Pengambilan data /

wawancaradiperusahaan

2 Pelaksanaan Penulisan draf Bab I

Seminar UP

Penulisan draf Bab II, Bab III

Penulisan draf Bab IV,Bab V

3 Penelitian Lapangan

Pegumpulan/ Analisis data penelitian

4 Penulisan/ Bimbingan skripsi

Penulisan Bab I, II, III, IV

Acc dan pengesahan

5 Pelaksanaan sidang


(35)

iv

ABSTRAK

Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat

Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung Oleh :

Nama : Nur Friza.Ermawan NIM : 41806038

Skripsi ini dibawah bimbingan: Drs.Manap Solihat, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian survei dengan teknik koresional, sedangkan dalam teknik pengumpulan data penelitian metode yang digunakan penulis adalah angket, wawancara, dan studi pustaka. Populasi dari penelitian ini adalah para wartawan media cetak bandung yang menjadi mitra Telkomsel Regional Jawa barat. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Total Sampling.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara Rencana kegiatan Press Awards. Public Relations PT. Telkomsel dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,884. Adanya pengaruh yang signifikan antara Pesan kegiatan Press Awards dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,713. Adanya pengaruh yang signifikan antara Media kegiatan Press Awards dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,777.Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan Persepsi PT. Telkomsel dimata Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,728. Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan Kognisi PT. Telkomsel. Dimata Wartawan Media Cetak Bandung, memiliki nilai korelasi sebesar 0,740. Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan sikap PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, memiliki korelasi sebesar 0,629.

Penulis menarik kesimpulan bahwa Strategi Public Relation PT. Telkomsel Melalui Program Press Awards PT.Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung sudah dinilai cukup.

Saran dari penulis kepada pihak Public Relations dalam melaksanakan strategi press awards dalam membentuk citra Telkomsel Regional Jawa barat adalah dengan meningkatkan hubungan yang baik dan harmonis di lingkungan eksternal, baik dengan konsumen maupun dengan mitra kerjanya khususnya wartawan sebab dalam hal ini sebuah perusahaan butuh wartawan sebagai media penyampaian informasi pada publik.


(36)

iv


(37)

v

Public Relation Strategy Of PT. Telkomsel (West Java Regional) Through PT. Telkomsel (West Java Regional) Press awards Program On Image PT. Telkomsel (West Java Regional) Among Print Journalists Of Bandung.

By:

Name: Nur Friza.Ermawan NIM: 41806038 This thesis under guidance of:

Drs.Manap Solihat, M.Si

This study aims to identify the public relation strategy of PT. Telkomsel (West Java regional) through PT. Telkomsel (West Java regional) press awards program on image PT. Telkomsel (West Java Regional) among print journalists of Bandung.

The research method used by writer is method of survey research with correlation techniques, while the research data collection techniques, the method used by writer is a questionnaire, interview and literature study. The population of this study is the print journalists who became a partner of PT. Telkomsel. The sampling technique used is total sampling.

Results from this study is that there is significant influence between the plan activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.884. The existence of significant influence between message activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.713. The existence of significant influence between the media activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.777. There is significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with the perception among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.728. The existence of significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with Cognition among print journalists of Bandung, has a coefficient of 0.740. The existence of significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with attitude among print journalists Bandung, has a correlation of 0.629.

The author drew the conclusion that the public relation strategy of PT. Telkomsel (West Java regional) through PT. Telkomsel (West Java regional) press awards program on image PT. Telkomsel (West Java Regional) among print journalists of Bandung has been assessed fairly. Advice from the author to the public relation in implementing the strategy press awards in shaping the image of western Java Telkomsel is to enhance good relations and harmony in the external environment, both with consumers and with business partners, especially journalists, because in this case a journalists as media companies need to deliver information the public.


(38)

31

31

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Umum Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna. (Effendy, 2001:9). Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi.

Hovland 1984 dalam Soemirat dan Ardianto mendefinisikan komunikasi the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (ussuly verbal symbols) to modify, the behavior of other individu . Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimuli untuk mengubah perilaku individu yang lain. (Soemirat dan Ardianton 2002).

Pentingnya studi Komunikasi karena permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia secara kodrat harus hidup bersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Jelasnya, manusia harus hidup bermasyarakat. Masyarakat dapat berbentuk kecil, sekecil rumah tangga yang


(39)

32

32

hanya terdiri dari dua orang suami istri, dapat berbentuk besar, sebesar kampung, desa, kecamatan, kabupaten atau kota, propinsi, dan negara.

Pengertian komunikasi yang lain menyatakan komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informaasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Everett M. Rogers dakam Cangara (2003) mendefinisikan komunikasi bahwa, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara, 2003:19).

Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) dalam Cangara (2003) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam. Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat banyak pakar, namun sedikit banyaknya telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1994) dalam Cangara (2003 : 19-20) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa


(40)

33

33

verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (Cangara, 2003 :19-20).

2.1.2.Proses Komunikasi

Proses komunikasi terdiri dari dua cara yaitu: 1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses Komunikasi Secara Primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol). Media lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, syarat, gambar, warna dan sebaginya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sbagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film adalah media yang sering digunakan didalam komunikasi sekunder. Dengan demikian proses komunikasi secara sekunder menggunakan media yang dapat diklarifikasikan sebagai


(41)

34

34

media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media non massa ( non-mass media) (Effendy, 2003.11-16).

2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun.

Penegasan dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah sebagai berikut:

a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

b. Encoding (penyandian): Proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

c. Massage: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

e. Decoding (pengawas sandian): Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

f. Reciever: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.


(42)

35

35

g. Respon (tanggapan): seperangkat reaksi pada komunikan setelah terpa pesan.

h. Feedback (umpan balik): Tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

i. Noise: gangguan tak terencana yang trejadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor kunci dalam mewujudkan komunikasi yang efektif. Komunikator harus mengetahui khalayak yang dapat dijadikan sebagai sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam mengelola suatu pesan dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya menerima dan menanggapi suatu pesan. Komunikator harus mampu mengirimkan pesan melalui media yang efesien dalam mencapai khalayak sasaran.


(43)

36

36

2.1.4 Bentuk Komunikasi

Adapun bentuk-bentuk komunikasi, yang menurut Onong Uchjana Effendy (1991:36) disebut sebagai Tatanan Komunikasi, terbagi menjadi tiga bagian diantaranya dapat diuraikan sebgi berikut:

1. Komunikasi Persona (persona Communication), yakni pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal.

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication), yakni pernyatan manusia didasarkan pada kelompok manusia tertentu atau komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang.

3. Komunikasi massa (Mass Comunications), yakni bentuk komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, betempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.

Uraian di atas menjelaskan dan membagi atas tiga bagian atas bentuk komunikasi diantaranya yaitu komunikasi persona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Dapat disimpulkan juga bahwa ketiga bentuk di atas maka pernyataan-pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal, kelompok tertentu dan harus dikomunikasikan.


(44)

37

37

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut beberapa pakar menjelaskan bahwa fungsi komunikasi di masyarakat akan sejajar dengan pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apabila analisis kita dari analisis makro, analisis mikro, maka pada taraf individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses-and gratifications model atau model penggunaan dan pemuasan .

Secara sederhana model ini menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengan menggunakan media.

Lebih lanjut, Onong Uchjana Effendy (2003:31) menyimpulkan bahwa fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu:

1. Menyampaikan Informasi (to infrom) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi ( to influence)

(Effendy, 2003:31).

Dan dapat diuraikan sebagai berikut pengertian tentang fungsi komunikasi: 1. Menginformasikan (to infrom)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan idea atau pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.


(45)

38

38

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi ( to influence)

Aadalah fungsi mempenngaruhi setiap indivindu yang berkomuniakasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapakan. (Effendy,1997:36)

Dilihat dari fungsi komunikasi dan keberadaannya di masyarakat, komunikasi tidak dapat dihindari oleh seorang individu karena komunikasi merupakan suatu alat yang harus digunakan untuk dapat digunakan untuk dapat menjalin hubungan dengan orang lain

2.2 Tinjauan Umum Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations

Istilah Public Relations (PR) atau hubungan masyarakat (HUMAS) sekarang ini popular di Indonesia. Istilah hubungan masyarakat (HUMAS) di Indonesia lebih indentik dengan nama satu bagian atau biro dalam birokrasi pemerintahan, sedangkan istilah Public Relations (PR) lebih netral dan lebih menunjukan sifat dan watak kegiatan (Yosal, 2004:3).

Menurut Scott Cutlip dan Allan Center dalam Yosal (2004) mendefinisikan Public Relations dengan, upaya terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memeuaskan kedua belah pihak . (yosal,2004:74)


(46)

39

39

Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu organisasi atau perusahaan dari publiknya dan ikut serta terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu manajemen. Public Relations membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. Public Relations secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan (Seitel,1992: 8).

Definisi Public Relations menurut kamus terbitan Institute Of Public Relations (IPR) yakni sebuah lembaga Humas terkemuka di Inggris dan Eropa terbitan November 1987, Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan bersikenambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dan segenap khalayak . Dapat disimpulkan Humas / Public Relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. (Anggoro, 2002 : 1-2)


(47)

40

40

2.2.2 Tujuan Public Relations

Menurut Oxley (1987) dalam Yosal (2004) menyebutkan tujuan Public Relations sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari tujuan organisasi, mengingat Public Relations adalah fungsi manajemen satu organisasi dan Public Relations pun bekerja didalam organisasi itu. Bahkan dalam pandangan Oxley, hal ini harus dipandang sebagai salah satu prinsip Public Relations. Oxley menegaskan bahwa prinsip tujuan Public Relations jelas dan mutlak member sumbangan pada objektif organisasi secara keseluruhan . Sedangkan tujuan kegiatan Public Relations menurut Oxley adalah mengikhtiarkan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya (Yosal,2004:79)

Tujuan Public Relations oleh Lesly dirincikan seperti berikut : 1. Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya 2. Promosi produk dan jasa

3. Mendeteksi dan menangani isu dan peluang

4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Goodwill karyawan atau anggota organisasi

6. Mencegah dan member solusi masalah perburuhan

7. Mengayomi goodwill komunitas tempat organisasi menjadi bagian didalamnya

8. Goodwill para stakeholder dan konstituen 9. Mencegah serangan


(48)

41

41

11. Goodwill pemerintah

12. Goodwill bagian lain industri

13. Goodwill para dealer dan menarik dealer yang lain 14. Mengatasi kesalah pahaman dan prasangka

15. Kemampuan untuk mendapatkan personel yang terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang

18. Goodwill para pelanggan atau para pendukung

19. Investigasi sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan

21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan

Rincian tujuan Public Relations itu ternyata begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan pihak atau publik-publik organisasi (Yosal,2004:17-18)

Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan Public Relations pada intinya adalah good image (citra baik), good will (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual appreciation (saling menghargai), tolerance (toleransi). (Soemirat dan Ardianto 2002: 13-14).


(49)

42

42

2.2.3 Publik Dalam Public Relations

Istilah publik dalam public relations pada dasarnya mengacu kepada khalayak sasaran dari kegiatan public relations. Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu perusahaan atau organisasi. Secara umum suatu perusahaan atau organisasi memiliki delapan khalayak utama, yaitu :

Masyarakat

Calon pegawai atau anggota Para pegawai atau anggota Para investor-pasar uang Para distributor

Konsumen dan pemasok Press

Para pemimipin pendapat umum (Jefkins, 1992:72)

Publik dalam public relations dapat diklasifikasikan menjadi publik internal dan eksternal.

a. Publik internal adalah publik yang berada didalam organisasi/ perusahaan seperti karyawan, supervisor, manajer, pemegang saham, dan direksi perusahaan.

b. Publik eksternal secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti Pres pemerintah, pendidik/ dosen, pelanggan, komunitas, dan pemasok. (Soemirat dan Ardianto 2002: 15).


(50)

43

43

Menurut Kustadi Suhandang dalam bukunya Public Relations perusahaan, untuk menciptakan kegiatan internal Public Relations yang dapat menciptakan hubungan baik antara pihak manajemen dan karyawannya adalah mengadakan program penghargaan. Pengadaan program tersebut bertujuan memberikan sebuah bentuk penghargaan terhadap para pegawai yang menunjukan prestasi atau konditi terbaik, baik dalam kerja sehari-hari maupun dalam kegiatan lainnya yang menguntungkan perusahaan, seyogyanya diberikan hadiah-hadiah atau penghargaan-penghargaan. Hal demikian dapat merangsang para pegawai lainnya (rekan-rekan kerja) untuk berusaha meniru atau berbuat seperti pegawai yang terbaik itu. (Suhandang, 2004:77).

2.2.4 Ciri-ciri Public Relations

Pada umumnya kegiatan Public Relations adalah mengupayakan adanya penciptaan hubungan baik (good will) yang terjadi pada publiknya, dan upaya ini sangat diperlukan dalam berbagai macam bentuk organisasi apapun, baik besar maupun kecil, komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun swasta.

Penciptaaan goodwill yang dilakukan Public Relations terhadap publik-publik yang berkepentingan merupakan hal yang terjadi prioritas kegiatan Public Relations dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Etika, kejujuran atau kebenaran dan kepercayaan merupakan falsafah Public Relations yang sangat mendasar dalam mendukung adanya opini publik terhadap organisasi.


(51)

44

44

Peran Public Relations umumnya mengarah kepada upaya pengendalian manajemen khususnya yang berkaitan dengan komunikasi organisasinya. Biasanya peran yang dilakukan menyangkut pada perumusan gagasan atau ide yang cemerlang yang dapat diajukan pada keseluruhan subsitem yang ada dalam organisasi berkaitan dengan sikap publik, perasaan publik, kebutuhan publik, dan juga aspirasi-aspirasinya. Untuk pencapaian tujuan kegitan Public Relations secara baik, maka para praktisi Public Relations harus memahami secara jelas tentang ciri-ciri Public Relations sebagai suatu bentuk spesialisasi komunikasi sehingga profesi Public Relations ini mempunyai karakter yang spesifik yang dapat berbeda dengan karakter bidang komunikasi lain

2.3 Tinjauan tentang Strategi 2.3.1 Pengertian strategi

Istilah strategi sering disebut rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaan. Suatau rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu.

Berapa waktu yang akan dicakup tentu amat bervariasi. Dimasa lalu para ahli menyebutkan sekitar 25 tahun, akan tetapi dewasa ini jarang sekali perusahaan yang berani menetapkan arahnya untuk 25 tahun kedepan. Sebagian besar membuatnya 5-10 tahun. Alasanya perubahan yang terjadi belakangan ini sulit diterka arahnya. Setiap perubahan saling terkait, sehingga perkiraan terjauh yang dapat diduga menjadi amat terbatas. (Seitel,


(52)

45

45

1992:87). Lebih jauh, Seitel menyebutkan rencana jangka panjang yang menjadi pegangan bagi para praktisi untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah srtategi manejemen sering pula disebut rencana strategis atau rencana panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu kedepan.

Sementara itu, menurut Ahmad S. Adnanputra, MA, MS, pakar Humas dalam naskah berjudul PR strategi, dalam Seitel (1992) yang mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (Plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (Planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen, yaitu pada posisi tertentu atau dimensi yang ingin hendak dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization desination) yang diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam manejemen suatu organisasi bersangkutan, yaitu strategi apa dan bagaimana yang dipergunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga, dan program kerja (action plan) merupakan suatu strategi yang dijabarkan dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula).

Mengacu kepada pola strategi Humas tersebut diatas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra, presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, dalam Seitel (1992) memberika batasan pengertian tentang strategi Public Relations, antara lain berbunyi:


(53)

46

46

Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapi tujuan humas dalam kerangka suatu rencana Public Relations ( public relation plan)

Ahmad menyebutkan yakni Strategi Humas dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat, yaitu sebagai berikut:

1. Komponen sasaran, yaitu pembentukan satuan dan segmen strategi yang akan digarap. Komponen sasaran pada umumnya adalah stakeholder, dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama, mengandung potensi kontrovesial, dan dapat mempengaruhinya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produknya menjadi perhatian sasaran khusus. Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut Target Publik.

2. Komponen sarana berfungsi untuk menggarap kemungkinan tersebut kearah posisi diatas dimensi yang menguntungkan, melalui pola dasar yaitu mengukuhkan terhadap opini yang aktif, mengubah terhadap opini aktif, dan mengkristalisasi terhadap opini pasif.

Jadi pada intinya secara garis besar pengertian Strategi Humas yaitu merupakan suatu proses pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi menyangkut sesuatu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lembaga bersangkutan, hingga pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen kehumasan yang aktivitasnya untuk membuka peluang yang ada secara langsung atau tidak langsung bertujuan menciptakan suatu persepsi atau kesan-kesan yang positif, baik diberikan secara individual maupun penilaian opini publik yang menguntungkan terhadap lembaga, organisasi, nama perusahaan, dan produknya


(54)

47

47

dimasa mendatang yang penuh dengan resiko ancaman persaingan (kompetitif) yang cukup tajam

2.3.2 Komponen Pembentukan Strategi

Dalam pembentukan strategi akan dipengaruhi oleh unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan,kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan yaitu sebagai berikut:

1. Secara makro, berdasarkan dari luar lingkungan perusahaan atau lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsr-unsur kebijakan umum Humas (public Policy), budaya (cultur) yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.

2. Secara mikro, berdasarkan dari dalam perusahaan tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan sumber daya guna lainnya yang dikuasai, sistem pengorganisasian, dan rencana tata program dalam jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.


(55)

48

48

2.4 Tinjauan Tentang Citra 2.4.1. Pengertian Citra

Profesi Humas merupakan profesi yang sangat diandalkan untuk meraih citra perusahaan. Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan. Berbagai carapun dilakukan, misalnya saja dengan membina hubungan yang harmonis dengan publik atau media yang berkaitan dengan lembaga. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan citra dan mendapatkan dukungan publik yang berupa opini publik yang favourable.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian citra adalah 1. Kata benda : gambar,rupa, gambaran;

2. Gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk;

3. Kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.

Sedangkan menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations Technique, menyimpulkan secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya .Dalam buku Essential of Public Relations, Jefkins menyebutkan bahwa citra adalah kesan


(56)

49

49

yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseoarng tentang fakta-fakta atau kenyataan . (Soemirat & Ardianto, 2005:114).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan kesan tentang apa yang telah seseorang jumpai,dan kesan tersebut bisa berupa sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya dan bisa juga kesan yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Misalnya, ketika seseorang berkunjung kesebuah perusahaan atau lembaga pemerintahan, dengan pelayanan atau sambutan yang ramah dan menyenangkan serta dengan ruang kantor yang tertata rapih dan bersih dengan udara yang segar, akan memberikan kesan yang berbeda apabila seseorang itu mendatangi perusahaan/lembaga yang pelayanannya tidak ramah/ kurang sopan serta ruangan kantor yang tidak teratur dan kotor. Jelaslah bahwa orang itu lebih menyenangkan berbeda dikantor yang pelayanannya baik dengan ruangan kantor yang tertata rapih.

Oleh karena itu, citra bagi sebuah lembaga atau perusahan merupakan hal yang sangat berperan dalam menciptakan ketertarikan publik pada lembaga tersebut. Apabila pengalaman yang dijumpai oleh seseorang tentang lembaga tersebut ( citra positif). Karena citra humas atau Public relations yang ideal atau positif adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi apabila pengalaman yang dijumpai oleh seseorang tentang lembaga itu buruk,


(57)

50

50

maka akan buruk pula pandangan atau kesan orang itu terhadap lembaga tersebut ( citra negatif ).

Dengan demikian menurut sifatnya, citra yang akan terbentuk tentang suatu realitas pada khalayak berkaitan dengan perhatian dan penilaian yang diberiakan media massa. Artinya bila media massa memberikan perhatian yang positif mengenai suatu realitas, maka citra yang akan terbentuk cenderung bersifat positif, begitu juga sebaliknya.

2.4.2 Macam-macam Citra

Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu, praktisi Public Relations atau humas kini jauh lebih dituntut untuk mampu menjadikan orang-orang lain memahami sesuatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya.

Untuk mengantisipasi bagaimana cara penanganan dan mencari bentuk pemecahan apabila suatu saat citra tersebut jauh, maka terdapat beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas humas atau Public Relations, yaitu dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Citra Bayangan

Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif membayangkan hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kitapun


(58)

51

51

percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. Tentu saja anggapan itu tidak pada tempatnya, tetapi hal ini merupakan suatu kecenderungan yang wajar, karena hampir semua orang memang menyukai fantasi.

2. Citra yang Berlaku.

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. Serta citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai.

3. Citra Harapan

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu, citra yang terlalu baik juga merepotkan. Namun secara umum yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.


(59)

52

52

4. Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, sebagainya.

5. Citra Majemuk

Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak dinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan, dengan cara mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian seragam,menyamakan jenis dan warna mobil dinas, bentuk took yang khas, simbol-simbol tertentu,dan sebagainya


(60)

53

53

2.4.3 Proses Pembentukan Citra

Solomon, dalam Rakhmat, menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Tidak aka nada teori sikap atau aksi sosial yang tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat memepengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. (Rakhmat,2001)


(61)

54

54

2.5 Tinjauan Tentang Press Awards

2.5.1 Definisi Press

Istilah press muncul setelah J.Guttenberg menemukan mesin cetak yang kerjanya menekan (press) kertas untuk mencetak yang diartikan sebagai persurat kabaran,namun belakangan banyak yang mengatakan media elektronik bagian dari pers tersebut. Istilah pers bila dikaitkan dengan leksikon komunikasi (Djuroto,2004), berarti:

1. Usaha percetakan atau penerbitan.

2. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita.

3. Menyiarkan berita melalui media massa cetak dan elektronik.

4. Orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita.

5. Medium penyiaran berita, yakni media cetak dan media elektronik.

Wartawan merupakan bagian dari lembaga Press, yang dimana wartawan mempunyai peranan dalam menggunakan lembaga ini dalam menjalankan tugasnya sebagai wartawan


(62)

55

55

2.5.2 Definisi Awards

Award adalah Penghargaan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengenali keunggulan dalam bidang tertentu; sertifikat yang unggul. Penghargaan sering ditandai oleh piala, buku, sertifikat, plakat, medali, badge, pin, atau Pita. Penghargaan juga bernilai yang diberikan kepada penerima, misalnya, Nobel untuk kontribusi kepada masyarakat atau Pulitzer Prize untuk sastra prestasi. Penghargaan juga hanya menjadi keunggulan dari pengakuan masyarakat, tanpa ada bukti nyata atau hadiah.Penghargaan dapat diberikan oleh setiap orang atau lembaga, nilai suatu penghargaan juga biasanya tergantung pada status dari pemberi penghargaan. Biasanya, penghargaan yang diberikan oleh sebuah organisasi dari beberapa macam, atau kantor pejabat dalam suatu organisasi atau pemerintah.

2.5.3 Definisi Press awards

Press Awards adalah penghargaan bagi wartawan,penghargaan ini diberikan berdasarkan karya tulisnya yang bagus serta kontribusinya sebagai wartawan terhadap berita yang mereka muat dalam kegiatan jurnalistiknya


(63)

56

56

2.6 Tinjauan Tentang Wartawan Media Cetak

2.6.1 Definisi Wartawan

Pengertian wartawan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang memperkerjakan mencari dan menyusun berita untuk dimuat disurat kabar, majalah, radio dan televisi. (1996:107)

Sedangkan pengertian wartawan menurut Aceng Abdullah adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercatat sebagai staff redaksi sebuah penerbitan. (Abdullah, 199:17)

Pengertian wartawan, menurut Effendy, dalam Kamus Komunikasi, adalah

Wartawan/ jurnalis adalah seorang petugas media massa surat kabar,majalah, radio atau televisi yang profesinya mengelola pemberitaan yakni meliput peristiwa yang terjadi di masyarakat, menyusun kisah berita, dan menyebarkan berita yang sudah tuntas kepada khlayak (1989:195).

Jadi wartawan, pada dasarnya adalah setiap orang yang berurusan dengan warta atau berita.


(64)

57

57

2.6.2. Fungsi Wartawan

Tugas wartawan pada dasarnya hanya berkisar pada tiga fungsi yaitu 1. Peliput, seorang wartawan berfungsi meliput setiap peristiwa yang terjadi

untuk disajikan bahan berita.

2. Penyusun, peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik untuk publik

3. Penyebar informasi, berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu akan menjadi informasi bagi mereka.

( Janus dan Bahasuru, 1996:25)

Wartawan dalam menjalankan tugas dan kewajiban dalam mencari berita sudah tentu akan berinteraksi dengan berbagai kalangan atau golongan dalam masyarakat. Salah satu kalangan yang berhubungan dengan wartawan adalah perusahaan/ instansi. Dalam hal ini perusahaan biasanya diwakili oleh public relations perusahaan, yang dimana dia berusaha untuk menumbuhkan citra positif masyarakat/ image yang baik terhadap perusahaan atau instansi tempat ia bekerja.


(65)

58

58

2.6.3. Jenis-jenis Wartawan

Wartawan dalam kegiatan atau tugasnya sering disebut dengan istilah jurnalistik yang dimana jurnalistik menurut kamus, jurnalistik diartikan kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya ( Assegaff, 1983:9). jurnalistik menurut Kustadi Suhandang dalam buku jurnalistik indonesia menyebutkan, jurnalistik adalah seni atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya (2004:23). Jurnalistik secara umum adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik. Jadi wartawan memiliki media dalam mengaplikasikannya untuk menyampaikan beritanya maka dari itu wartawan dibagi menjadi tiga macam berdasarkan medianya yaitu

a.Wartawan media cetak

Wartawan media cetak adalah wartawan yang mengaplikasikan jurnalistiknya dengan dua factor yaitu verbal dan visual.Verbal, sangat menekankan pada kemampuan wartawan dalam memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjukan pada kemampuan wartawan dalam menata, menempatkan, medesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.


(1)

Moore, Frazier. 2005. Humas ( Membangun Citra dengan komunikasi). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Mondry,M.Sos.2008. Pemahaman Teori dan Praktrik Jurnalistik.Bandung: Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy. 2002. Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik /RSD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Seitel,Frasier. 1992. International Editions, The Practice of Public Relations. New jersdy Prentinee Hall

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung : UNPAR Press

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relations, Kajian, Program, Implementasi. Bandung: Nuansa

Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yosal Iriantara, 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya, bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sumber Lain:


(2)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah, berkat Rakhmat, rezeki dan Hidayah Allah SWT yang berupa kesehatan dan Ilmu pengetahuan yang memadai, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian skripsi yang berjudul Strategi Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung .

Penulisan penelitian skripsi ini merupakan perwujudan tanggung jawab penulis sebagai mahasiswa untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang tanpa disadari telah mempengaruhi penulis dalam cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku. Untuk itu saran dan kritik selalu penulis harapkan dari semua pihak demi kemajuan diri penulis dalam cara berfikir, bersikap dan bertingkah laku.

Untuk itu penelitian skripsi ini penulis persembahkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama masa pertama perkuliahan sampai pada saat penulis menyelesaikan penulisan skripsi dan melalui proses bimbingan, dukungan, serta bantuan dari semua pihak, peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh


(3)

karena itu, peneliti bermaksud menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Kedua orang tua ,adik-adik tersayang yang tidak pernah berhenti mendoakan, memberi perhatian, kasih sayang, dan dorongan baik moril maupun materil. Penulis merasa sangat bersyukur karena memiliki kedua orang tua yang sangat memperhatikan buah hatinya sehingga penulis termotivasi dan selalu berusaha untuk lebih baik lagi agar tercapainya cita-cita penulis untuk membahagiakan kedua orang tua. Melalui kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yth. Bapak Prof. Dr. J.M Papasi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Yth. Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi serta merangkap Dosen Wali bagi Penulis terima kasih atas bimbingan, nasehat dan petunjuknya selama penulis menjalankan studi di Unikom Bandung, Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas. 4. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Terima kasih atas bimbingannya, motivasi, serta arahan kepada penulis selama menjalani studi di Unikom Bandung


(4)

viii

5. Yth. Para dosen dan segenap karyawan di lingkungan Universitas Komputer Indonesia yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas ajaran, nasehat, doa, dan dukungannya selama penulis menjalankan studi. 6. Yth. Ibu Asri Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

Universtas Komputer Indonesia Bandung. Yang telah membantu dalam pembuatan surat pengantar dan surat-surat penelitian.

7. Yth. Ibu Husnita selaku Spe Corporate communications PT. TELKOMSEL Regional Jabar Terima kasih banyak atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian

8. Yth. Bapak Dicky Welan selaku staff Corporate communications PT. TELKOMSEL Regional Jawa Barat. yang selalu memberikan data-data, masukan serta bantuan yang sangat besar dalam penelitian ini

9. Yth. Ibu Rani Iranti Spv Human Recrut Derection PT TELKOMSEL Regional Jawa Barat.

10.Yth. Ibu Okeu selaku staff Human Recrut Derection PT TELKOMSEL Regional Jawa Barat. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Humas PT. Kereta Api (Persero) kantor pusat Bandung.

11.Yth. Ibu lela selaku staff Human Recrut Derection PT TELKOMSEL Regional Jawa Barat. Yang telah membantu dalam proses surat perijinan penelitian di PT TELKOMSEL Regional Jawa Barat


(5)

12.Teman senasib seperjuangan, seluruh rekan-rekan IK-Humas angkatan 2006 terutama anak-anak Bangku TeKa, yang senantiasa mendukung, menghibur, dan sebagai tempat penghilang penat

13.Keluarga besar IK-1 angkatan 2006 terima kasih atas kesolidannnya dan kekeluargaan kalian dalam saling memotivasi serta kepeduliannya dalam suka dan dukanya selama kita masuk kuliah sampai saat ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses menyelesaikan Penulisan Skripsi ini dengan baik. Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Besar harapan penulis semoga amal baik Bapak, Ibu, keluarga tercinta, sahabat-sahabat dan rekan-rekan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya, maupun pihak-pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, Juli 2010


(6)